Friday, July 24, 2020

Vaksin COVID-19 China tidak komersial



China sudah selesai melakukan uji klinis ( uk) fase pertama dan kedua atas vaksin Covid-19. Vaksin ini dikembangkan bersama oleh tim riset militer dan perusahaan biofarmasi China. Apa yang terjadi pada uji klinis ? sekitar 87 persen dari 108 peserta melaporkan setidaknya satu reaksi buruk dalam tujuh hari pertama setelah vaksinasi. Efek samping sistematis yang paling umum dilaporkan secara keseluruhan adalah demam (50 atau 46%), kelelahan (47 atau 44%), sakit kepala (42 atau 39%), dan nyeri otot (18 atau 17%). Menurut data yang dirilis oleh para peneliti pada 22 Mei dalam jurnal ilmiah The Lancet, para peneliti mengklarifikasi bahwa " peristiwa efeks sampingan ringan hingga sedang, dan tidak ada kejadian buruk yang serius yang tercatat dalam 28 hari setelah vaksinasi."

Sebagaimana vaksin pada Diphtheria, Tetanus dan Pertussis (DTP) yang digunakan untuk anak-anak dan balita, ada sering terjadi efek samping ringan. Tetapi tidak significant. Begitu juga dengan vaksin Covid-19. Artinya kalau ada efek samping, itu bukan bukti kuat bahwa vaksin gagal melindungi orang. Untuk selamat dari penyakit mematikan seperti COVID-19, vaksin dengan respon kekebalan yang kuat dapat diterima oleh kebanyakan orang meskipun disertai  efek samping dengan demam dan lainnya dalam jangka waktu terbatas.

Sebuah laporan CNN pada bulan Mei mengutip para ahli medis AS yang mengatakan bahwa hasil yang dikeluarkan oleh tim peneliti Tiongkok bukanlah tanda keselamatan yang baik dan mereka merekomendasikan agar para peneliti CanSino untuk menghentikan upaya mereka. Namun para sukarelawan Tiongkok yang berpartisipasi dalam fase satu dan dua uji klinis juga keberatan dengan laporan media Barat yang terlalu mempermasalahkan efek samping dari vaksin yang dikembangkan Tiongkok. Seorang sukarelawan berusia 18 tahun untuk Ad5-nCoV Huang Shiyue mengatakan kepada Global Times bahwa untuk sebagian besar sukarelawan dalam kelompoknya, demam biasanya hilang dalam waktu 48 jam dan efek samping lainnya telah hilang 14 hari setelah injeksi.

Huang merasa pusing dan mengalami peningkatan denyut jantung serta diare setelah suntikan, tetapi pulih dalam waktu seminggu. "Tim peneliti memberi tahu kami secara terperinci tentang kemungkinan reaksi merugikan sebelum kami disuntik sehingga kami tidak terlalu khawatir karena semua orang mendapat informasi," kata Huang. "Para peneliti terus melacak dan melakukan kontak online dengan setiap sukarelawan tentang reaksi apa pun setelah vaksinasi.” Meskipun skeptis dan pesimisme dari media Barat, para ahli vaksin menyarankan masyarakat untuk tidak panik atas efek samping yang terungkap dalam hasil awal dari vaksin coronavirus yang dikembangkan oleh Cina karena efek samping dalam batas bisa ditoleransi.

China tidak mengkomersilkan Vaksin ini. Negara manapun yang berminat atas vaksin ini, dipersilahkan ikut bergabung dengan China dalam kerjasama. Namun harus  melakukan  Uji Klinis fase tiga. Artinya tiap negara punya hak melakukan uji klinis terhadap masyarakatnya sebelum vaksin itu di produksi. Indonesia , PT Bio Farma (Persero) pada Juli tahun ini mulai melakukan uji klinis ketiga untuk vaksin Covid-19. Pada tahap sekarang sedang uji Lab. Rencana agustus 2020 sudah bisa Uji klinis pada manusia. Akan memakan waktu hingga enam bulan terhitung sejak Juli 2020.  Jika uji klinis ini sukses, pada awal 2021 Indonesia sudah memiliki vaksin untuk virus corona. Cara ini jauh lebih efisien daripada membuat vaksin sendiri.

China membuka formula vaksin itu dan memberikan hak kepada Indonesia ( termasuk negara lain yang berminat ) untuk memproduksi sendiri. Bagaimana dengan bahan baku? vaksin ini dibuat dari mikroorganisme patogen virus Corona. Metode itu dinilai lebih murah dan mudah dibandingkan dengan pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya.  Diperkirakan harga jual vaksin akan sangat murah. Karena tidak komersial, terutama biaya riset tidak ada, dan tanpa paten. Dampak dari vaksin temuan perusahaan bioteknologi China, Sinovac Biotech Ltd, (SVA), maka rumor mengatakan bahwa COVID-19 akan mendatangkan bisnis vaksin multimiliar dollar, kini terbantahkan. 

Namun issue negatif atas vaksin ini akan terus bergaung, terutama datang dari media barat yang mewakili kepentingan perusahaan pharmasi yang akan siap meluncurkan vaksin dengan harga komersial. Tetapi kembali kepada konsumen. Mau terima vaksin dengan paten atau tanpa paten. Tugas pemerintah harus memastikan vaksin itu tidak berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan efektik menangkal Covid-19.

No comments:

Negara puritan tidak bisa jadi negara maju.

  Anggaran dana Research and Development ( R&D) Indonesia tahun   2021 sebesar 2 miliar dollar AS, naik menjadi 8,2 miliar dollar AS (20...