Friday, May 9, 2025

Korupsi merusak segalanya...

 



Setelah 15 jam lebih duduk di pesawat dari Hong Kong, akhirnya saya bisa landing di Kagali Airport. Saya didampingi  Wenny. Kami sedang menjajaki off take produksi cabai. Memang unit business Yuan yang produksi sauce chili  dan powder chili  di China akan impor cabai kering sekitar 30.000 ton per tahun dari Rwanda. Berkat Kerjasama perdagangan antara China dan Rwanda yang saling menghapus hambatan non tarif terutama sector pertanian. Impor produk pertanian dari Rwanda jadi murah.


Saat melihat Tugu Peringatan Genosida di Kigali, Wenny termenung. Sepertinya dia membayangkan sesuatu. “ Kalau ingat cerita tahun 94-95 bagaimana sesama mereka saling membunuh dan menghabisi karena alasan politik, dan kini mereka bisa jadi negara modern yang makmur di Afrika dan negara ke empat paling bersih dari korupsi. Dunia harus belajar dari Rwanda arti memaafkan dan perubahan. Because of love, mereka berubah untuk masa depan yang lebih baik. “ Kata Wenny.


Kami Check In di Hotel Marriot. Wenny menatap saya. "Tadinya saya berharap nginap di Hotel de Mille Collines. Ingat kisah dalam film Hotel Rwanda. " Kata Wenny. Hotelnya udah tua, kata saya. Tapi kalau kamu mau lebih meresapi kisah dalam film itu bisa saja kita pindah hotel. Wenny menggeleng dan tersenyum. Artinya dia hanya sekedar bicara dan dia memang bukan orang yang melankolis dengan masa lalu. Sebagaimana rakyat Rwanda yang berusaha berdamai dengan masa lalu dan focus kepada masa depan.


Apa yang menarik dengan Rwanda?. Setelah presiden Bizimungu mengundurkan diri tahun 2000. Parlemen memberikan mandate kepada Paul Kagame sebagai presiden. Tahun 2003, dia memenangkan Pemilu. Sampai kini dia sudah berkuasa 25 tahun melalui 4 kali pemilu. Latar belakang Kagame adalah militer. Dia pendiri Front Patriotik Rwanda (RPF). Dia tampil kepanggung politik di tengah konflik berdarah. Dan berhasil mempersatukan rakyat dan menjamin stabilitas politik untuk perdamaian. 


Namun yang menarik bahwa ketika Kagame berkuasa. Yang pertama kali dia lakukan adalah melaksanakan agenda nasionalisnya yaitu kebijakan "zero tolerance terhadap korupsi". Mengapa ? Korupsi menjadi sumber perpecahan dan ketidak stabilan politik. Korupsi telah menghancurkan segalanya. Artinya dia harus keras kepada elite dan birokrat, yang tentu keras kepada dirinya sendiri. Karena itu dia sukses menciptakan pemerintahan yang efisien, punya integritas dan prestasi berdasarkan kinerja. Dia tidak peduli kalau karena itu dianggap otoriter. 


Selama kekuasaanya memang dia focus kepada pemberatasan korupsi. Pada bulan September 2018, bukan hanya Tindakan korupsi konvensional yang kena jerat hukum tetapi juga state capture atau pengambilan keputusan oleh pejabat dengan tujuan politik pencitraan dan menguntungkan segelintir orang atau pengusaha.  Juga memberikan akses kepada publik melaporkan Tindakan korupsi lewat SMS kepada agent anti korupsi. UU menjamin karahasiaan  dan melindungi pelapor. .


Apa hasilnya ? Pada tahun 2024, tercatat skor CPI Rwanda 57. Secara global ada pada peringkat 43.
Memang di Kagali masih terlihat korupsi receh terutama polantas. Kagame masih focus membenahi korupsi ditataran elite dan birokrasi. Untuk menciptakan rasa nyaman bagi investor dan meningkatkan index easy doing of business. Tentu bagaimanapun Rwanda terus berbenah diri dan punya hope. Menjadi negara dengan tata kelola pemerintahan yang good governance.


Menurut Wenny, yang bahaya dari korupsi adalah tidak terbentuknya Lembaga inklusif. Dan karenanya mematikan innovasi dan kreatifitas. Yang tentu menumpulkan daya saing. Karena korupsi selalu bersanding dengan kolusi dan nepotisme.   Artinya, selagi Lembaga inklusif tidak terbentuk, selamanya tidak akan tercapai kemakmuran walau negara kaya SDA dan punya landasan agama dan budaya yang kuat. Kamu baca aja buku Why Nations Fail karya Daron Acemoglu dan James A. Robinson. Lanjut Wenny. Disitu kamu akan paham betapa pentingnya Lembaga inklusif.


China melewati phase dua kali dalam reformasi birokrasi agar terbentuk Lembaga inklusif. Tahun 1996 era Dengxioping dan Xi Jinping tahun 2013. Karena Xi Jinping punya selogan  “China dream”. Itu bukan sekedar mimpi. Tetapi dengan terbentuknya Lembaga inklusif yang kokoh,  dream wil come true.  Lihatlah hasil yang dicapai oleh Rwanda. Antara tahun 2000 hingga 2023, pertumbuhan PDB rata-rata mencapai 7,4% per tahun.  Tahun 2024 ditengah ketidak pastian ekonomi global, ekonomi masih tumbuh diatas 6%. Mengapa? Itu berkat lembaga inklusif. Pengaruh eksternal terhadap ekonomi  tidak significant. Karena fundamental ekonomi domestic sangat lentur. 


Saya termenung usai makan malam di Cucina Restaurant. Bayangan saya kepada negeri saya. Yang sejak reformasi tidak pernah selesai mengtasi kemiskinan, dengan utang yang terus bertambah yang berkorelasi dengan index korupsi yang terus memburuk. Ada benarnya Wenny. Indonesia gagal membangun Lembaga inklusif namun tak henti bermimpi menjadi negara maju dan makmur. Retorika populis yang bau tuak dan sampah..

No comments:

Korupsi merusak segalanya...

  Setelah 15 jam lebih duduk di pesawat dari Hong Kong, akhirnya saya bisa landing di Kagali Airport. Saya didampingi   Wenny. Kami sedang m...