Thursday, December 22, 2022

Digitalisasi?

 


Saya sangat mendukung rencana reformasi birokrasi berbasis digital itu. Sebenarnya kalau anda pernah baca buku, Digital government principles and best practices. Munculnya Internet sebagai kekuatan teknologi dan sosial utama pada 1990-an memiliki dampak transformatif pada hubungan antara pemerintah dan warga negara. Mengakhiri pemerintahan yang monolitik dan tidak efisien. Karena itu perlu mendefinisikan kembali hubungan antara sektor publik dan pemilih menggunakan teknologi baru ini. Itulah yang disebut reformasi.


Apakah kita serius untuk melakukan reformasi birokrasi menju digitalisasi ? Untuk tahu seriusnya itu maka kita perlu tahu apa saja yang diperlukan untuk digitalisasi itu. Maklum digitalisai itu bukan hanya bicara konten aplikasi tapi juga infrastruktur telekomunikasi. Tanpa backbone internet maka digitalisasi itu hanya omong kosong dan hanya bentuk lain dari penjajahan model baru. Nah mari kita lihat peta ekosistem bisnis saat sekarang yang terkait dengan digitalisasi itu.


Backbone internet itu terbagi tiga Tier ( tingkat ). Tier 1 adalah jaringan utama yang menghubungkan internet ke seluruh dunia.    Siapa yang menguasai ? AT&T, CenturyLink, Cogent Communications, Deutsche Telekom, Global Telecom and Technology (GTT), NTT Communications, Sprint, Tata Communications, Telecom Italia Sparkle, Telia Carrier, dan Verizon. Asing semua. 


Bagaimana Indonesia ? Tier 2 adalah local backbone. Ini penyedia jaringan nasional ( Fiberoptic ) dengan route ke Tier 2. Tier 3, agent yang memberikan akses kepada Tier 2 terhubung dengan Tier 1. Nah Indonesia itu hanya ada pada Tier 2 saja. Dan route ke Tier 1 tidak langsung, tetapi melalui Tier 3. Kalau bicara nation interest ya harus juga bicara tentang infrastruktur internet. Tanpa itu,  Indonesia  tidak punya kedaulatan digital. Apa jadinya kalau sistem digital kementrian keuangan dijebol asing atau mendadak diputus oleh mereka. Macetlah sistem pemerintahan. 


Apakah indonesia mampu?  90% trafic internet sekarang tergantung kepada SeaMeWe-3. Apa itu SeaMeWe-3? adalah kabel optik bawah laut yang menghubungkan internet kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat. Proyek ini dibangun oleh konsorsium France Telecom dan China Telecom, serta diadministrasikan oleh Singtel. Walau Indonesia melalui Telin anak perusahaan PT. Telkom ikut dalam konsorsium Asia-America Gateway namun pemanfaatnya sangat terbatas dan sampai kini belum beroperasi karena kendala teknis.  Keterlibatan Konsorsium hanya sebatas user off taker  dan izin melintasi kabel bawah laut Indonesia.


Visi Indonesia dibidang digital hanya visi receh.  Hanya ojol, pinjol ,  unicorn, game online termasuk judi online dan jualan quota internet. Bukan berorientasi kepada kedaulatan digital yang melindungi kepentingan nasional. Nah apa jadinya kalau reformasi birokrasi berbasis digital yang infrastruktur dikuasai Asing. Itu sama saja kita tempatkan leher di Guillotine untuk dipancung asing. 


Apa solusinya ? 


Saran saya agar pemerintah jadikan PT. Telkom ( bumn) sebagai private company atau perusahaan tertutup, dengan cara buy back saham di bursa lokal maupun New York. Kemudian beri penugasan kepada Pt. Telkom sebagai provider infrastruktur IT dengan skema SWAP saham kepada pihak asing yang gelar Fiberoptik (FO). Dengan demikian negara punya akses mengendalikan provider dan kita berdaulat terhadap sistem digital.


Tuesday, December 20, 2022

Membuat petani first class?



World bank dalam laporannya mengatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir ini harga beras indonesia lebih mahal dari negara ASEAN. Data bulan juni 2019, menurut Food and Agriculture Organizations (FAO) , harga internasional beras ekspor kualitas bawah (varitas white rice 25% broken) dari Thailand sekitar Rp 5.395. Kemudian, harga beras kualitas sama dari Vietnam sekitar Rp 5.324/kg. Sedangkan, menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga beras dalam negeri kualitas bawah I yang termurah yakni di wilayah DKI Jakarta Rp 8.200/kg.


Mengapa kita kalah bersaing dengan Thailand dan Vietnam. Pertama karena topographi lahan tidak semua rata seperti Thailand dan Vietnam. Kita negara kepulauan yang otomatis biaya logistik jauh lebih mahal dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam. Kedua, lahan sawah yang dimilik petani rata rata 0,5 hektar. Dan sebagian besar mereka adalah penyewa tanah dari tuan tanah. Dengan lahan terbatas dan sewa, sangat sulit petani bisa efisien. Andaikan alat produksi dengan mesin, tetap saja tidak efisien. Jadi cara kerja konvensional itu lebih karena keterbatasan lahan.


Masalah keterbatasan lahan ini sudah dicermati oleh semua kader PDIP. Makanya PDIP paling nyiyir soal janji SBY akan melakukan reforma 9 juta hektar lahan pertanian. Dan disaat PDIP sukses menempatkan kadernya, Jokowi sebagai presiden, program reforma agraris itu menjadi agenda utama PDIP. Tapi setelah 7 tahun JOkowi berkuasa. Apa hasil dari Reforma Agraria itu? masih jauh dari harapan. Kendalanya lebih kepada lemahnya ketentuan yang diatur dalam Perpres No.86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria.


Sebenarnya, andaikan sukses juga reforma agraria itu, masih ada kendala serius untuk memakmurkan petani. Apa itu ? keterbatas lahan dan tekhnologi serta pasar. 70 tahun lalu China melakukan reformasi agrarias yang radikal. Tetapi tidak bisa mengubah kemiskinan jadi kemakmuran. Mengapa? karena jumlah komunitas yang besar dan terbelakang dalam segala hal. Jadi tidak bisa diserahkan kepada petani begitu saja atau diatur dalam tata niaga lewat koperasi. Jadi bagaimana cara china keluar dari benang kusut sektor pertanian? Inilah yang mereka sejak tahun 2008.


Lahan pertanian yang ada pada satu desa, ditentukan apa yang bernilai ekonomi untuk di tanam. Kemudian, lahan perorangan itu disatukan sebagai estate food. Hak akan tanah berubah dalam bentuk penyertaan saham. Dengan lahan yang luas, dalam satu management , tentu tidak sulit bagi petani untuk mendapatkan sumber pembiayaan untuk mekanisasi pertanian dan biaya produksi , SDM. Kemudian pemerintah memberikan insentif membangun pusat stockist dan logistik. Sehingga stok tersedia, logistik terjamin akan mendorong lahirnya industri pengolahan ( agroindstustri).


Kini China telah berhasil memproduksi seperempat biji-bijian dunia dan memberi makan seperlima populasi dunia. Padahal lahan subur mereka hanya 10 persen dari lahan subur dunia. Saat ini, China menempati urutan pertama di dunia dalam hal produksi sereal, kapas, buah, sayuran, daging, unggas, telur, dan produk perikanan. Jumlah petani Cina yang hidup di bawah garis kemiskinan juga turun drastis, dari 770 juta menjadi 5,5 juta selama 40 tahun terakhir. 

Sederhana saja ya caranya. Itu kalau dikerjakan. Menjadi rumit kalau dibahas, apalagi diseminarkan. Karena terbukti sekian puluh tahun kita sibuk membahas nasip petani namun tidak juga berubah. Ada ribuan sarjana pertanian. Petani tetap jadi komunitas yang buram, Kalah dalam segala hal. Yang berubah nasipnya adalah oligarki bisnis dan politisi.

Monday, December 19, 2022

Trasnformasi industri

 





Farmasi kimia itu terutama terdiri dari sediaan obat kimia (Active Ingredients Medicine) dan bahan aktif farmasi (API). Tahukah anda?  bahwa China adalah produsen besar API kimia, yang mampu memproduksi sekitar 1.600 jenis API. China menempati urutan pertama di dunia dalam produksi  massal API, untuk penisilin, vitamin, dan analgesik antipiretik, dan menguasai pangsa pasar global secara signifikan dari API unggulan seperti statin, prils, sartan. China memproduksi 2,709 juta ton API kimia pada tahun 2013. Nilai pendapatan mencapai USD 127 miliar/ tahun atau Rp. 1910 triliun.


Tahukah anda bahwa semua industri pharmaci berkelas dunia ada di China. Mereka relokasi pabrik mereka yang ada di Eropa, Jepang, Korea, AS, ke China. Mengapa? untuk dapatkan supply chain bahan baku. China sediakan ekosistem industri pharmacy di Pulau Hainan. Kini Pulau Hainan sudah seperti Dubai dan mengalahkan Hong Kong. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Krisis bagaimanapun orang tetap perlu obat dan kebutuhan obat semakin tahun terus meningkat.


Nah bayangkan. Dari revenue dan ekspor Bahan baku obat itu saja, mengalahkan ekspor dan pendapatan migas dan sumber daya mineral kita. Pabrik saya di Yunnan produksi bahan baku pelarut ( excipien ) beragam jenis obat dari extract banana. Margin laba mencapai 40%. Bandingkan kalau hanya jual banana, margin hanya 15%. Kemajuan China di bidang Pharmasi ada beberapa faktor penyebabnya,


Pertama, Bahan baku obat China itu berasal dari produk pertanian. Mereka dibina dan diarahkan jadi supply chain industri. Cara mengarahkan?, bukan hanya lewat retorika dan regulasi. Tetapi pembinaan dan jaminan pasar lewat insentif bagi industri pengolahan hasil pertanian untuk bahan baku obat. Pemerintah sedikan pusat stockis sehingga petani dapat jaminan pasar dan industri pengolahan dapatkan kepastian bahan baku untuk diolah jadi supply chain industry pharma berskala global.


Kedua, kalau terjadi relokasi industri pharmasi dari AS, Eropa, Jepang, Korea dan lain lain ke China, itu karena mereka perlu bahan baku antara yang siap dijadikan obat. China berkata kepada industri pharmasi berkelas dunia “ Silahkan bangun industri pharmasi disini, soal bahan baku dapat jaminan dari pusat stokis kami. Kapanpun anda perlu, kami siap delivery.” 


Jadi bukan hanya sekedar tunjuk seperti kita di Indonesia “ tuh petani kami banyak. Tuh lahan pertanian luas, Tuh, ada beragam tanaman yang bisa dihasilkan. Tapi semua baru potensi ekonomi, bukan potensi real yang bisa langsung di olah.” Ya siapa yang mau relokasi pabriknya kalau hanya dapat cerita doang.


Makanya jangan kaget walau kita negara paling banyak keaneka ragam hayati, namun  90% bahan baku obat masih impor. Sibuknya hanya jual tambang dan migas. Downstream tambang dan migas pun segala galanya tergantung dengan asing. Jadilah kita budak tekhnologi dan modal asing. Bego ya…Mengapa ? kita selama ini sibuk membahas yang tidak subtansi. Lemot soal “ how to create production and compete in the industrial sector.” Pintar banget kepoan yang engga penting. Bangsa yang sibuk nyinyirin apa saja.


***


China menjadikan IT sebagai industri berawal tahun 2000. Saat itu China membangun jaringan IT untuk mendukung distribusi gas, listrik, dan air secara nasional. Sistem ini sangat ambisius, yaitu untuk memastikan wilayah barat dan timur, wilayah utara dan selatan terhubung dalam satu sistem distribusi yang rumit. Kalau di wilayah barat overload, ya distribusikan ke timur, seperti mendistribusikan air yang berlebih di selatan ke utara yang kering. Nah sistem ini membutuhkan data center, jaringan telekomunikasi dan perangkat lunak databased. Proyek raksasa ini dibiayai dari APBN.


Sama seperti kebijakan nasional lainnya. Bahwa setiap mega proyek harus dipastikan terjadinya transformasi ekonomi. Peluang bagi insinyur China untuk ambil bagi dari mega proyek ini. Sudah bisa ditebak, proyek ini menjadi pemicu lahirnya ekosistem ekonomi baru, yaitu industri infrastruktur Telekomunikasi, Pusat data center, dan aplikasi komputer jaringan. Dari sini terjadilah koloborasi antara operator telekomunikasi milik negara, perusahaan layanan cloud swasta, dan penyedia layanan pusat data internet. Saat itu pasar utama adalah Negara ( APBN).


Sejak itu, IT terus berkembang pesat. Pasar bukan hanya negara ( APBN) tetapi juga masyarakat umum dan bahkan mereka ekspor ke seluruh dunia. Ambil contoh aja. China Telecom mengoperasikan 450+ pusat data on-net di seluruh Tiongkok Daratan dan memiliki track di 180+ pusat data di seluruh dunia. China Telecom memilki kapasitas backbond jaringan global Tier-1 yang mencakup 47 sistem kabel (FO) dan 120+ PoP di 70+ metro di luar negeri. Belum lagi yang lain. Memang raksasa.


Kini setelah 20 tahun berlalu. Tahukah anda, hanya dari Industri perangkat lunak, teknologi informasi dan layanan, pendapatan China pertahun mencapai USD 797,26 miliar atau 3 kali dari pendapatan ekpor nasional sebesar USD 231,54 miliar. Untuk menghasilkan pendapatan sebesar itu kita mengorbankan SDA yang tak terbilang, dan kerusakan lingkungan yang massive. Tapi China, tidak mengorbankan apapun. Bisnis ini hanya kumpulan para insinyur doang, yang kerja lebih banyak diam.


Yang lebih hebat adalah dari tersedianya instrastruktur IT ini, terjadi proses transformasi ekonomi. China menuju lompatan jatuh ke depan. Terjadi dalam sagala hal, dari sejak proses produksi, bisnis process, sampai kepada pasar. Pasar domestik yang begitu besar, yang tadinya tidur, kini bangkit dan telah menggeser ketergantungan china terhadap pasar ekspor. Benar benar mandiri dalam segala hal.


Apa yang dapat kita pelajari dari proses China membangun itu ? begitu besar belanja APBN kita, tetapi itu tidak menjadi peluang  transformasi ekonomi dari SDA ke Industri. Justru APBN besar itu melahirkan mindset korup dan tumbuhnya komprador untuk bancakin APBN dan sumber daya, yang akhirnya menguntungkan asing saja. Ekonomi sampai kini tetap saja bergantung SDA, karena SDM otaknya engga jauh dari selangkangan.



Tuesday, December 13, 2022

Mereka marah dan sakit hati kepada rezim

 



Bayangkanlah, anda investasikan uang pensiuan pada produk link asuransi. Berharap dari asuransi itu bisa sebagai penyangga hidup masa pensiun anda. Apalagi suami sudah meninggal dan anak anak untuk tempat bersandar tidak semua mapan. Ternyata uang itu lenyap karena kasus yang tidak anda pahami. Atau anda punya tabungan. Uang itu anda investasikan sebagai sumber pasif income. Ternyata kandas tersangkut kasus.  Penyelenggaranya dipidana dan uang semua disita negara. Coba  bayangkan, disaat bangkrut dan uang ludes, rasa keadilan tidak didapat. Saya yakin anda pasti marah dan kecewa. Bukan hanya anda yang kecewa, tetapi juga anak, kakak, istri ,suami, orang tua, sedara, semua mereka pasti berempati.  Jadilah mereka komunitas kecewa dan marah.


Kita yang tidak termasuk korban, bisa saja menganggap mereka yang korban itu karena kebodohannya, sehingga pantas mereka jadi korban. Tapi satu hal kita lupa. Bahwa mereka percaya kepada produk investasi itu karena otoritas diam saja. Kalau memang bermasalah dari segi skema dan legalitas, mengapa sampai ribuan nasabah baru otoritas bertindak. Pastilah otoritas tidak mau dipersalahkan. Mereka maha benar dengan segala akibatnya. Termasuk hal sita aset dari invetasi yang bermasalah itu.


Deretan investasi bermasalah, baik yang berlisensi maupun yang tidak. Diantaranya adalah PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha ada 29000 nasabah. KSP Indosurya ada 23.000 nasabah. OSO Sekuritas, 7.500 nasabah. Minna Padi mencapai 4.000 orang nasabah. Jiwasraya ada 7 juta orang dan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1913 ada 12 juta orang. Total korban ada sebanyak 19.063.500. Masih ada lagi yang lain. Penyelesaian hukum atas kasus itu baik lewat pengadilan pidana mapun perdata, yang jadi korban adalah nasabah.


Secara hukum pemerintah tidak salah. Semua sudah ada aturannya. Tapi secara politik itu jelas ada. Kebencian kepada rezim, akan diaminin oleh mereka semua. Wajar sikap ini. Karena  proses hukum membuat mereka kecewa. Andaikan jumlah korban dari semua investasi itu sebanyak 19.063.500. Turunannya bisa 4 kali lipat atau 76 juta. Itulah yang ikut menderita dan merasakan empati.


Tahun 2008 ketika kasus Century. Nasaban penuh percaya diri. Karena pemerintah bersedia bailout. Namun tahun 2009 setelah Pemilu, mereka marah luar biasa. Mengapa ? Mereka semua benci dengan SBY, bahkan mereka sangat antipati dengan PD. Itu karena janji Pemerintah akan bailout nasabah Century dan Antaboga gagal dilaksanakan. Tahun 2014, Suara partai Demokrat 10,19, padahal tahun 2009 suara partai Demokrat mencapai 20,81. Walau banyak faktor menurunnya suara Demokrat, tetapi gerakan silent korban Century itu sangat massive dan efektif sekali. Apapun alasan atau pembenaran, restruktur atau apalah tidak penting lagi. Mereka maunya, bayar! Kalau engga, maka mereka punya cara sendiri membalas. Orang sakit hati itu tidak bisa dilipur dengan jargon politik.


Wednesday, December 7, 2022

Ketahanan pangan.

 



Tadinya orang yang tinggal di daerah khatulistiwa seperti nusantara ini, tidak makan beras. Tetapi makan umbi umbian dans Sagu. Itu mudah menanamnya dan tidak perlu irigasi segala. Populasi belum banyak. Jadi wajar saja orang makan dari yang tersedia di alam. Tetapi bertambahnya populasi dan berkembangnya pengetahuan dari luar. Orang mulai menggunakan cara bercocok tanam. Masuknya peradaban China, orang Indonesia belajar cara menanam padi. Bukan hanya cara menanam tapi juga mengubah kebiasaan dari makan umbian ke makan nasi. Begitulah cara manusia bertahan diatas sumber daya terbatas dan survival. Jadi Malthusian Theory tentang “ Population Growth and Food Production” , oleh Thomas Malthus, yang ramalannya tentang kelaparan terbukti sangat dilebih-lebihkan. 


Julian Cribb, dalam “The Coming Famine “ , menjelaskan bahwa kekurangan pangan global tidak dapat dihindari jika umat manusia tidak segera memikirkan kembali cara makan, bertani, dan menangkap ikan. Artinya tekhnologilah sebagai solusi untuk mengatasi bertambahnya populasi dan terbatasnya sumber daya. Kalau bicara tekhnologi tentu juga bicara tentang perubahan pola makan dan jenis apa yang dimakan. Donald Carlson, menulis dalam “ Food Security Secrets Review - Is it Really RIGHT For You? mengajarkan kepada kita agar ambil bagian dari ketahanan pangan. Yaitu dengan cara mengubah kebiasaan makan dan membangun pertanian berbasis industri seperi estate food. Namun imenurut Cribb, itu semua hanya mungkin bila pemerintah meningkatkan perhatian kepada research pertanian dan social engineering masyarakat yang berbasis keanekan ragaman makanan.


Tapi jangan sampai pula kebiasaan makan itu lahir dari propaganda bisnis yang tidak punya pijakan sains yang kuat. Anthony Warner’s dalam “Ending Hunger – the Quest to Feed the World Without Destroying it” punya pandangan kuat soal fenomena ini. Ia menantang mitos bahwa makan makanan organik membantu mengatasi kemiskinan atau melindungi lingkungan. Ini sejalan dengan pendapat dari  Norman Borlaug, sang biologiwan, agronom, filantrop, dan peraih anugerah Penghargaan Perdamaian Nobel untuk tahun 1970, ia dijuluki sebagai "Bapak Revolusi Hijau”


Warner merekomendasikan agar orang beralih ke pola makan yang tidak terlalu bergantung pada produk hewani. Dia percaya bahwa konsumsi produk hewani menyumbang hampir 15% dari emisi rumah kaca dan tumbuh dengan cepat, diperkirakan menjadi dua kali lipat pada tahun 2040 berdasarkan tren saat ini. Dia merekomendasikan untuk mengubah pola makan menjadi lentil, kacang-kacangan, buncis, dan makanan nabati lainnya. Selain itu, sikap yang lebih terbuka terhadap modifikasi genetik makanan, yang dapat meningkatkan hasil dan kepadatan nutrisi.


"Pertanian saat ini membebani udara, tanah, air, tanah, dan setiap makhluk di Bumi. Produksi makanan memiliki lebih banyak dampak negatif terhadap planet ini daripada aktivitas manusia lainnya.” Kata Warners memperingatkan. Berdasarkan hal ini ia berpendapat ada kebutuhan mendesak untuk perubahan, dengan intervensi pemerintah dalam sistem pertanian. Tapi Cribb kecewa karena anggaran pemerintah untuk riset ketahanan pangan negara ketiga terus menyusut. Akibatnya, hasil panen tidak mengalami peningkatan significant. Mengapa ?


Ketahanan pangan juga harus mencakup kehandalan sistem rantai pasokan ( pupuk, bibit, anti hama, peralatan). Sehingga antar negara dan wilayah terhubung satu sama lain dengan harga yang efisien. Ini masalah bisnis. Kalau ketahanan pangan masih dikelola secara tradisional, itu jelas tidak efisien dan bikin frustrasi petani. Bayangkan saja, harga beras international USD 440/ton. Itu sama dengan harga CIF Rp. 7000 /kg termasuk logistik. Sementara harga beras di Indonesia di heler saja harganya Rp. 10.500. Dengan pengolahan yang tidak efisien, engga mungkin Indonesia jadi supply chain pangan secara global. Dalam negeri saja tidak feasible kok..


Tapi kalau sudah dikelola dengan pendekatan industri seperti negara maju, maka sistem rantai pasokan mutlak diterapkan. Mengapa ? Paparan oleh N. Chandrasekaran, G. Raghuram dalam buku  “ Agribusiness supply chain management” , menyebutkan bahwa di dunia sekarang ini, perusahaan bersaing dalam rantai pasokan. Dengan banyaknya faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman, rantai pasokan yang dirancang dengan baik adalah suatu keharusan. Mereka yang memiliki kemampuan untuk membangun rantai pasokan yang khas dan menjadikannya sebagai aset strategis yang bisa tumbuh berkelanjutan.


Krisis inggris.

 



Kerajaan Inggris mengalami krisis yang semakin mengerikan. Daya rusaknya terhadap fundamental ekonomi inggris setara dengan krisis tahun 2008. Berawal krisis keuangan dan akhirnya menuju krisis struktural. Harga pangan naik dan mulai terasa mahal bagi kelas menengah.  Saya tidak akan mengkaji lebih jauh dari segi moneter dan fiskal. Saya hanya mau cerita dari perspektif politik  dan bisnis saja.


Anda tahu kan Dubai? Tahu dong. Itu negara tajir di Timur Tengah. Negara super modern dan kosmopolitan dengan kemewahan ala abad 21.  Apa yang membuat Dubai begitu tajir dan cepatpertumbuhan ekonominya ? sederhana saja. Kalau anda punya barang antik atau barang berharga seperti permata atau baru berharga, anda bisa jual di Dubai tampa perlu dokumen asal usul barang.  Kebayang dong, Dubai jadi wilayah cuci uang yang efektif. Tapi bukan hanya sekedar tempat cuci uang, mereka juga sediakan underlying yang properly. 


Dubai juga melengkapi dirinya sebagai boutique investment. Mereka create investment opportunity yang legetimate dan visioner.  Terutama property dan infrastruktur. Disamping itu Dubai menyediakan kanal instrument pasar uang dan modal yang memungkinkan bisa diakses secara private banking oleh investor di seluruh dunia. Uang mengalir derah ke Dubai, dan dari sanalah Dubai mendulang fee dan pajak tak terbilang.


Nah apa yang terjadi pada Dubai, juga sebenarnya itulah yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi Kerajaan Inggris sebelumnya sekian dekade. Berdasarkan UU Trustee , inggris menjadi tempat penyimpanan uang haram dari seluruh dunia. Inggris juga punya wilayah persemakmuran dan wilayah bebas pajak. Seperti Singapore, Hong Kong, BVI dan lain lain.  Wilayah ini menjadi satelit London Financial Center. 2/3 uang haram di dunia dikelola oleh fund manager di London. Maka jadilah Inggris sebagai tempat para elite  oligarchi uang pengatur dunia.  Untuk lebih jelas anda bisa baca buku Butler to the World. How Britain Helps the World's Worst People Launder Money, Commit Crimes, and Get Away with Anything oleh Oliver Bullough.


Lantas mengapa akhirnya Inggris tumbang juga ekonominya? Kelas menengah Inggris semakin tercerahkan untuk jadi orang soleh. Standar moral mereka tinggi setinggi tingkat kesejahteraan mereka. Gerakan good and faith itu meluas. Apalagi Inggris menampung migran berasal dari Timur Tengah, yang sebagian besar mereka adalah oposan di negaranya. Oposan ini ikut mempengaruhi perubahan mental orang inggris. Otomatis, kebijakan kerajaan tidak lagi pro para gangster pasar uang. 


Sejak Brexit, Britania Raya menarik diri dari Uni Eropa pada tanggal 31 Januari 2020. Inggris jadi negara sholeh. Lucu ya bro, Dubai berubah dari negara soleh menjadi negara tempat berkumpulnya para gangster uang, justru inggris berubah jadi negara suci uang haram.   Apa yang terjadi ? sejak tahun 2020, eksodus uang haram keluar dari inggris lebih dari USD 10 trilion. Bukannya hanya dari inggris, termasuk juga dari negara persemakmuran. Kemana pindahnya ? ya ke Dubai. 


Kini rakyat Inggris sadar, ternyata mereka makmur selama ini karena Kartel uang haram dari Rusia, NY, Ukania, Kolumbia, Argentina, Afrika, termasuk dari Indonesia. Ternyata jadi negara sholeh itu engga mudah. Karena paradox. Dunia ini sudah dari sononya brengsek. Mau gimana lagi. Janji Tony Blair mantan PM Inggris akan bawa uang untuk invest di IKN Indonesia terpaksa gagal total. 



Monday, December 5, 2022

Realita di balik layar


“ Mau tahu , siapa penipu terhormat ? Tanya teman. Saya mengerutkan kening. Karena mana ada pula penipu yang dihormati. Dalam kebingungan ini, teman saya menjawab sendiri pertanyaannya “ Artis “. Semakin hebat dia bermain memerankan tokoh yang diinginkan oleh sutradara , semakin terpukau kita menonton adegannya. Setelah film usai , kita semua sadar bahwa kita baru saja ditipu oleh sekelompok team yang terdiri dari sutradara, penulis scenario, cameraman , visual effect dll. 


Film yang hebat menguras emosi anda. Tokoh utama film itu menjadi idola anda. Begitu sederhananya sebuah tayangan ilusi membentuk persepsi anda. Tapi dibalik film itu ( behind of scene ) tentu bukanlah hal yang sederhana. Dikerjakan lewat proses yang rumit. Film lahir dari ide,  novel atau cerita roman. Gagasan itu dituangkan dalam bentuk skenario yang detail. 


Semua aspek teknis seperti lokasi shooting, penentuan artis pemeran utama dan piguran, izin produksi, anggaran, market, promosi, direncanakan dengan baik dan dalam pelaksanaanya diperlukan skil mengorganisir semua sumber daya  itu dan dikendalikan dengan ketat.


Film , drama, teater adalah alat propaganda social engineering dan kemudian berkembang juga dalam Politic engineering. Acara kolosal yang melibatkan ratusan ribu orang seperti acara Nusantara Bersatu di GBK dari relawan Jokowi, gerakan bela ulama  412, 212 dan gerakan relawan Anies capres juga menerapkan standar seperti sebuah film dikerjakan. Tujuan juga sama seperti film, yaitu menarik penonton sebanyak mungkin untuk tampilnya tokoh utama ke panggung dan…menghasilkan uang.


Dalam buku, the Propaganda Industry: A Conversation With Sheldon Rampton. Kita bisa pahami bila penipuan itu sudah jadi industri yang mendatangkan uang. Film adalah seni penipuan terbaik yang dilahirkan oleh abad 20 dan di abad 21, ia sudah masuk ke kantong anda lewat gadget hape, Youtube channel, tiktok. Untuk itu semua kita harus membayar dan berterima kasih kepada artis yang telah berhasil memancing emosi kita. Artispun kita hormati dan kagumi. Tapi tidak banyak orang sadar bahwa artis  tanpa sutradara sampah. Sutradara tampa modal, nothing.


***


Cara berpikir kita itu lucu dan menggemaskan. Sama seperti melihat anak kecil diberi mainan. Saat dia suka, jangan coba dilarang. Ngamuk dan nangis dia. Kalau dia tidak suka, jangan pula dipaksa, nangis dia. Hanya terkait soal suka dan tidak suka. Makanya di Indonesia apapun konten sosial media, hanya ada fitur suka ( like). Engga ada fitur dislike ( tidak suka). Cara berpikir seperti kanak kanak dan menggemaskan. Udah jelas facebook mengawali “ Apa yang sedang anda pikirkan” Eh postingnya tentang apa yang dirasakan dan dikeluhkan. Kan lucu.


Semua suka konten Sambo. Berita ter framing yang begitu massive membentuk persepsi pertama, tentang dugaan“ perselingkuhan” antara Putri dengan ajudan atau supir. Kedua, keborbokan polisi dalam melakukan proses penyidikan dan penyelidikan. Jangan coba coba balik kan persepsi itu, pasti ditolak. Tapi tidak banyak yang berpikir di luar berita itu. Kalaulah mau sedikit kritis” Apa iya hanya kasus pembunuhan mengakibatkan lebih dari 90 perwira kena kasus obstruction of justice?


Semua tahu Anies sedang safari Politik ke seluruh Indonesia. Berita begitu massive dan terstruktur ( Love and hate ), sehingga membuat Anies semakin populer. Mengapa? karena konten tentang politik identitas, dan anti tesis Jokowi telah membentuk persepsi orang untuk terus membicarakan Anies. Cobalah lihat fakta“ Emang siapa Anies,? politisi bukan, pimpinan partai bukan, kader juga engga , pengusaha juga bukan. Seleb bukan. Cendikiawan jauh.” Mengapa begitu besar magnitnya?


Kalaulah mau kritis, persepsi anda akan berubah. Masalah Sambo, bukan sekedar pembunuhan Josua, tetapi ada agenda lebih besar dari itu yang sedang dipertaruhkan. Bukan sekedar pencalonan Anies sebagai presiden. Tapi ada agenda lebih besar dari sekedar pencalonan Anies itu. Kedua kasus itu bukan pula sekedar agenda doang, tetapi ini berkaitan dengan sumber daya ekonomi yang sedang direpebutkan oleh kelompok politik di Indonesia. Siapapun yang menang, anda akan jadi korban.


Kalaulah logika itu dipakai, maka persepsi anda pasti akan berbeda dengan konten berita yang keliatan sederhana itu. Tetapi orang Indonesia itu memang lucu dan menggemaskan. Mereka euforia bicara tentang politik, tapi pada waktu bersamaan mereka lupa bahwa mereka sedang dihabisi.


Sunday, December 4, 2022

Utang yang mengkawatirkan.




Saya tidak pernah kawatir utang selagi utang itu berfungsi bukan hanya liabilities tapi juga sebagai leverage untuk meningkatkan pertumbuhan. Contoh Anda berhutang Rp. 1 juta agar omzet anda meningkat USD 2 juta dan aset meningkat Rp 1,5 juta. Itu artinya rasio penjualan terhadap utang 2 kali. Rasio aset terhadap utang 1,5 kali.  Dengan rasio itu anda berkembang karena waktu. Itulah gunanya utang. Nah bagaimana dengan situasi Indonesia ? Saya hanya akan hitung utang luar negeri aja, engga usah utang dalam negeri (SBN Rupiah).


Total utang luar negeri Pemerintah dan BI pada kwartal 3 tahun 2022 mencapi USD 394,6 miliar. Sementara utang luar negeri swasta dan BUMN mencapai USD 204,1. Kalau ditotalkan utang pemerintah dan BI serta swasta/BUMN maka utang luar negeri Indonesia USD 598,7 miliar atau dengan kurs Rp. 15.600/USD maka total utang luar negeri mencapai Rp. 9340 Triliun. Ini mendekati Rp. 10.000 triliun. Mari kita hitung indikator ekonominya.


Rasio utang terhadap PDB. Pertama, terhadap utang pemerintah dan BI . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga akhir 2021, total PDB Indonesia mencapai Rp 16.970,8 triliun. Rasio utang luar negeri terhadap PDB   adalah 36%. Apa artinya? lebih 1/3 PDB kita berasal dari utang luar negeri. Kedua, terhadap utang luar negeri Indonesia ( Plus swasta/BUMN). Rasio utang luar negeri terhadap PDB adalah 55%. Apa artinya ? lebih separuh PDB kita berasal dari utang luar negeri. 


Kemampuan leverage atas utang. Mari perhatikan peningkatan PDB. PDB Indonesia tahun 2014, USD 891 miliar. Tahun 2021, USD 1,2 triliun atau naik usd 300 miliar atau 33% dari tahun 2014. Artinya peningkatan PDB USD 300 miliar,  itu hampir sama dengan jumlah peningkatan utang. Secara tidak langsung, utang itu tidak menciptakan leverage value. Mengapa ?  Karena penambahan utang kita sebagian besar untuk bayar utang. Bukan untuk produksi. Hanya sebagian kecil saja untuk produksi. Itu ditandai dengan angka defisit APBN terus melebar. Tahun 2014 defisit APBN sebesar Rp. 226 triliun, tapi tahun 2022 sebesar Rp 732,2 triliun. 


Engga percaya ? Mari kita lihat debt service ratio terhadap bayar bunga dan cicilan utang. Data dari Bank Indonesia tahun 2020. Perhatikan. umber : Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, Bank Indonesia.  Dari sisi pembayaran ULN meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek tahun 2018 (25,11%), tahun  2019 (26,90%) dan tahun 2020 (27,86%). Kwartal 3 tahun 2022, 16,90%. Artinya hampir 1/4 pendapatan devisa ekspor habis untuk bayar bunga dan utang jangka pendek.


Kalau diihat dari pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-afiliasi, tahun 2018 (54,05%), 2019 ( 54,12%), 2020 ( 52,59%). Tahun 2022 kwarta 39,38%. Artinya hampir separuh devisa ekspor habis untuk bayar bunga dan cicilan.  Berdasarkan Debt Services Framework (DSF) IMF dan Bank Dunia ditetapkan batas (threshold) atas yang aman untuk rasio debt services terhadap ekspor adalah sebesar  25 persen. Makanya sebagian besar cadangan devisa untuk belanja impor dari utang.


Jadi kalau berdasarkan indikator tersebut diatas, sebenarnya kita  sedang tidak baik baik saja. Siapapun yang jadi presiden nanti tahun 2024, engga mudah mengatasi hutang itu. Karena konsekwensinya APBN akan terus defisit dan utang bukan lagi alat leverage pertumbuhan tetapi kebutuhan untuk hidup. Engga berhutang ya bangkrut. Solusi ? tingkatkan rasio pajak dan lakukan transformasi ekonomi ke arah industrialisasi.

Modal sosial.

  Teman saya di AS sempat telp saya. Minta bantuan bayar sewa apartement. Karena rumahnya disita bank. Dia kena PHK, dan tak mampu bayar cic...