Wednesday, June 16, 2021

Berniaga dengan Tuhan.

 




Ada anak muda datang kesaya. “ Saya tadi yakin kalau bersedekah, rezeki saya akan bertambah. Ketika saya akan bangkrut, sisa harta saya sedekahkan. Malah mempecepat kebangkrutan saya. Setelah bangkrut saya tidak bisa lagi bangkit.  Dimana salahnya? bukankah ustad berkata kalau berdagang dengan Allah akan bertambah harta. Nyatanya malah sebaliknya.” Katanya


“ Berniaga dengan Allah itu adalah apabila tanah liat kamu olah jadi tembikar. Dijual dan mendatangkan uang. Tanah liat tadinya kotor, berkat akal kamu, ia menjadi sumber kehidupan dan melengkapi kebutuhan orang akan alat makan dan minum. Dengan itu kamu bersyukur akan karunia Tuhan dan Tuhan bersenang hati karena akal kamu berhasil memakmurkan bumi.  Berniaga dengan Tuhan, juga adalah kamu gunakan akal membuat layar agar kapal bisa bergerak jauh, sehingga semakin banyak ikan didapat dibandigkan mancing ikan di pinggir laut. Semakin mudah kamu makmur” Kata saya.


Kalau anda berdagang secara tradisional. Pasar tersedia, barang tersedia. Anda tinggal duduk, orang datang belanja. Ada dapat untug. Laba kecil tentu wajar. Karena tidak ada tekhnologi yang menyertai. Itu artinya anda berniaga dengan Tuhan setengah iman. Tapi kalau anda meproduksi barang atas pasar yang tersedia. Laba lumayang basar. Maka itu artinya anda berniaga dengan Tuhan tetap setengah hati.  


Sementara kalau anda memproduksi barang atau jasa atas pasar yang belum ada dan anda mendidik konsumen untuk berubah membeli produksi/ jasa anda agar kehidupan lebih baik, nah itu ada berniaga dengan Tuhan sepenuh hati. Karena bisnis anda telah menjadi bagian dari kemajuan dan perubahan peradaban yang lebih baik. 


Perubahan peradaban karena adanya orang berniaga dengan Tuhan.  Mesin traktor  pertanian tercipta mengubah cara berproduksi lebih baik. Layar kapal digantikan dengan mesin uap dan akhirnya mesin diesel sehingga bisa mengangkut logistik lebih banyak. 7 samudera menjadi dekat saja. Kemudia ditemukan pesawat terbang, dunia terasa semakin kecil. Tekhnologi internet ditemukan. Dunia tak lagi berjarak. Semua hal ada dalam genggaman. Begitulah hebatnya manusia, menjadi mulia ketika akalnya berfungsi untuk berniaga dengan Tuhah. Ia mengubah kehidupan menjadi lebih baik.


Apa yang miris dalam kehidupan modern sekarang? ketika orang masih berkutat dengan mimpi negara religius, sementara semua barang yang ada di rumah, dikantor dan dibadan, diproduksi oleh orang yang dianggap kafir. Padahal yang dianggap kafir itu adalah orang yang beruntung dalam berniaga dengan Tuhan. Uang yang mereka memilki berlebih telah menjadi stimulus pasar modal. Semakin besar emiten berproduksi semakin besar orang dapat kesempatan kerja dan semakin besar negara dapat pajak agar tanggung jawab sosial dapat dilaksanakan bagi semua. Jadi sayang, kalian bisa berniaga apa saja dengan Tuhan. Gerakan akal dan tekad. Carilah uang sebanyak mungkin. Setelah mendapat,  bersyukurlah, berbagilah lewat mutual simbiosis. Paham ya sayang.


No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...