Monday, December 16, 2019

Restruktur bisnis model Garuda


Sebagian besar maskapai penerbangan sedang dilanda kesulitan. British airline and tour operator Thomas Cook menghentikan operasinya pada akhir September 2019. Perusahaan perjalanan yang berusia 178 tahun itu tutup setelah gagal mendapatkan pinjaman penyelamatan senilai £ 200 juta. Bersama maskapai ini,  ikut runtuh juga sejumlah maskapai Low-cost carrier , termasuk Wow Air dan X, di tengah persaingan yang ketat bersama dengan ketidakstabilan politik dan ekonomi. Selama dua dekade terakhir, sejumlah merek maskapai penerbangan terkenal telah menghilang dari lanskap penerbangan. Mereka hilang ditelan merger atau dijual akibat pasar yang sangat kompetitif.

Mengapa ? Karena investasi yang mahal dan sumber pembiayaan yang rumit dan mahal. Sementara harga jual ticket semakin tergerus laba akibat kompetisi. Dengan kondisi memang sulit bagi maskapai penerbangan untuk bisa bertahan. Banyak maskapai penerbangan tetap yakin dengan bisnis model yang bergantung kepada bisnis tradisional jual ticket pesawat, dengan harga murah. Tapi akhirnya gagal mendapatkan laba sesuai kehendak investor. Lantas apa solusinya? Sebetulnya yang merugi dan akhirnya bangkrut itu karena terlambat melakukan perubahan bisnis model. Jadi yang perlu dan segera dilakukan adalah perubahan bisnis model.

Dulu Alibaba adalah perusahaan penyelenggara pameran dagang milik pemerintah Hongkong yang bertujuan menjadikan Hongkong kota konvensi berkelas dunia. Dengan memanfaatkan booming produksi china daratan. Tetapi lambat laun bisnis konvensi jadi menurun karena faktor saingan dari china daratan yang hampir semua kota punya pusat konvensi yang megah. Kadang tarif boot murah dan bahkan ada yang gratis. Menghadapi situasi ini, Pemilik alibaba cepat melakukan perubahan model bisnis. Kalau tidak alibaba akan mati. Caranya ? Alibaba memanfaatkan network bisnis dan database mitra yang sudah ada untuk bergabung dalam ekosistem bisnis. End to end. Dari penyediaan boot sampai aplikasi market place secara global yang dilengkapi dengan ecommerce.

Ide business model itu datang dari Jack Ma. Namun alibaba tidak punya uang cukup untuk membiayai restruktur bisnis model itu. Ma mengundang Masayoshi Son sang kampiun venture capital sebagai angel investor. Apa yang terjadi sekarang, mark cap alibaba USD 542 miliar atau sama dengan separuh PDB kita. Bayangkan 10 tahun lalu nilai alibaba hanya puluhan juta dollar. Kini menjadi perusahaan market place terintegrasi dari penyedia pameran phisik secara berkala dan virtual sepanjang waktu lewat alibabacom, penyedia jasalogistik, epayment, ecommerce.

Kembali ke Garuda, direksi Garuda sudah menyadari pentingnya perubahan bisnis model. Dengan memanfaatkan data base business nerwork untuk menjadi ekosistem business yang terhubung dengan IT. idenya smart menurut saya. Garuda membentuk anak perusahaan, PT. Garuda Tauberes Indonesia (GTI) untuk melaksanakan dan mengembangkan bisnis model itu. Garuda Tauberes didirikan berdasarkan akta No. 4 tanggal 1 April 2019 dari Arry Supratno, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-0018457.AH.01.01 Tahun 2019 tanggal 8 April 2019. Ini memang bisnis start up dengan modal di bawah USD 200,000.

Garuda Tauberes akan membangun aplikasi online terintegrasi yang menghubungkan layanan kargo udara dengan agen pengiriman barang kepada masyarakat (end customers). Juga terdapat platform e-commerce yang menyediakan jasa pemesanan logistik, baik itu untuk kurir, air cargo gateway dan payment.Tauberes merupakan aplikasi yang didesain sebagai one-stop logistic solution yang akan memiliki tiga fitur utama, yaitu Kirim Paket, Kargo Udara, dan Belanja Online.

Dengan dilengkapi fitur tracking antar pulau yang terkoneksi dengan sistem layanan penerbangan (maskapai), platform tauberes ini akan memudahkan para pengguna jasa untuk memonitor pergerakan paket kiriman secara real time. Berbeda dengan aplikasi lainnya, melalui aplikasi ini nantinya paket juga akan dapat dimonitor pada saat di airport dan di pesawat sehingga pengiriman barang akan dapat dimonitor secara keseluruhan. Melalui aplikasi Tauberes tersebut, para pengguna jasa dapat memilih penyedia jasa pengiriman barang yang telah bekerjasama dengan Tauberes.

Saya kawatir anak perusahaan yang masih start up ini ditutup agar memberi peluang lebih besar kepada swasta yang sudah lebih dulu bergerak dibidang unicorn Travel, seperti Traveloka yang terhubung dengan ASTRA. Dan paymen System GoPay yang juga terhubung dengan ASTRA. Kalau itu yang terjadi maka visi besar Garuda untuk melakukan perubahan bisnis model tidak akan tercapai. Dan mungkin ada skenario besar agar Garuda yang merupakan BUMN Airline yang punya network terpadu di bidang travel dan cargo dibonsai  agar hanya focus kepada bisnis tradisionalnya yang engga lagi feasible . 

Saya berharap, jangan sampai niat mempreteli anak atau cucu perusahaan garuda untuk tujuan efisiensi malah network bisnis yang berpotensi membangun ekosistem bisnis dengan future miliaran dollar, peluang itu justru diambil dan dinikmati oleh investor swasta. Saya yakin kalau start up bisnis ini dikembangkan secara serius, dalam jangka menengah bisa membayar utang masa lalu Garuda dan memberikan value besar kepada negara. Belajarlah dari kebangkitan Delta Airline dari kebangkrutan. Dan sekarang sukses. Karena mampu melakukan perubahan bisnis model.

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...