Friday, August 9, 2019

Bencana, PLN?

Dalam rapat kerja dengan DPR, Plt Dirut PLN mengatakan bahwa tidak bisa menjamin di kemudian hari tidak akan terjadi lagi. Karena kejadian blackout itu adalah musibah. Biang persoalan adalah karena sistem interconnection transmisi Jawa Bali. Kelemahan sistem ini adalah memerlukan biaya yang cukup mahal dengan perencanaan matang dan disiplin tinggi. Bila terjadi gangguan hubung singkat pada penghantar jaringan, maka semua pusat pembangkit akan tergabung di dalam sistem dan ikan ikut menyumbang arus hubung singkat ketempat gangguan tersebut. Jika terjadi gangguan pada unit-unit mesin pusat pembangkit, maka akan mengakibatkan jatuhnya sebagian atau seluruh sistem. Perlu menjaga keseimbangan antara produksi dengan pemakaian. Jadi benar benar sophisticated.
Pertanyaannya adalah mengapa kita masih menggunakan jaringan interkoneksi yang renta itu.? Bukankah PLt Dirut PLN mengatakan tidak bisa menjamin dikemudian hari tidak akan terjadi lagi blackout. Artinya menagement transmisi interkoneksi itu memang beresiko terhadap gangguan, terutama faktor manusia. Oh masalahnya, karena PLN kekurangan pembangkit listrik di Jawa-Bali. Makanya interkonesi di pertahankan. Ok lah. Tapi tidak bisa secara permanen. Harus ada perencanaan untuk menggantinya. Dan lagi kalau hanya karena faktor kekurangan pembangkit, mengapa tidak dibangun pembangkit listri sesuai demand di setiap provinsi di Jawa-Bali. Toh pasar mendukung. Apalagi industri banyak di jawa. selama ini industri kekurangan listrik.
Dengan tanpa interkoneksi, kalau terjadi masalah di transmisi dampak pemadaman hanya terbatas. Tidak merembet ketempat lain. Ya sama dengan di Sumatera. Menurut saya apa yang dikatakan PLt Dirut di depan DPR, itu benar benar mengindikasikan ketahanan nasional kita sangat renta. Betapa tidak? haya karena jaringan SUTET putus maka sebagian jawa dan ibukota dalam gelap gulita. Semua bisnis stuck karena jaringan komunikasi tumbang.

Bayangkan kalau sampai 2 hari lampu padam. Itu bisa menimbulkan chaos. Perampokan dan kerusuhan yang sulit di bendung. Apalagi tidak ada sistem komunikasi yang tidak menggunakan listrik. Teman saya mengatakan bahwa kalau ingin menumbangkan indonesia , cukup hancurkan jaringan SUTET. Selesai urusan. Karena 70% penduduk dan sumber daya ekonomi ada di Jawa. Para teroris udah meihat kelemahan republik ini, yaitu jaringan SUTET. Renta sekali keamanan negeri ini. Sangking rentanya Menteri dan direktur PLN engga berdaya. Pasrah kapan saja kejadian blackout bisa saja terjadi lagi. Padahal masalah sudah diketahui, tetapi membiarkan diri dipasung oleh masalah. Entahlah. Saya kehilangan kata kata soal ini.

No comments:

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...