Wednesday, December 30, 2009

Bumi dan kita

Bumi telah berevolusi dalam lingkungan radioaktif tinggi, dan Matahari secara konstan melepaskan partikel berenergi tinggi dari permukaannya yang didominasi medan magnet sebagai angin Matahari. Sepanjang solar maksimum (saat Matahari berada pada fasa yang sangat aktif), Bumi bisa jadi harus menerima limpahan energi ledakan dari Matahari yang 100 milyar kali lebih kuat dibanding bom atom Hiroshima. Ledakan inilah yang dikenal sebagai solar flare. Memang , di masa depan, bencana itu bisa jadi datang ketika Matahari kehabisan bahan bakar dan mengembang sebagai bintang raksasa merah. Saat itulah zaman kehancuran bagi kehidupan di Bumi akan dimulai. Tapi untuk tiba di masa itu.. kita masih harus menunggu milyaran tahun lagi.

Pada 2012 , efek yang mungkin terjadi adalah pada Listrik dan Satelis. Satelit memang berada di garis depan ketika partikel berenergi memasuki atmosfer secara tiba-tiba. Kita akan merasakan efek membahayakan dari kejadian tersebut. Akibat aktivitas sinar-X dan elektron di ionosfer, komunikasi akan terganggu. Selain itu pada area di ketinggian, akan terbentuk arus listrik yang disebut elektrojet. Elektrojet terbentuk pada ionosfer saat partikel-partikel ini memasuki atmosfer Bumi. Nah, dengan arus listrik, muncul juga medan magnet. Walau bergantung pada intensitas badai Matahari, namun arus yang sampai ke Bumi dapat menyebabkan terjadinya kelebihan muatan pada jaringan listik di dunia. Maka system (A/C maupun D/C ) tenaga listrik di bumi akan konslet ( overload). Membuat aktifitas yang menggunakan listrik mati total.

Memang secara phisik tidak sampai menghancurkan manusia. Tapi secara psikis dipastikan ada. Mengapa ? Dapat dibayangkan bila sistem komunikasi yang saat ini didukung oleh satelit sampai putus. Hampir semua clearing house transaksi keuangan dan perbankan menggunakan ini sebagai tulang punggung jaringannya akan terhenti. Kalaupun dapat menggunakan jaringan pendukung seperti Fiber optic yang kini sudah melilit bumi namun system network access nya kan menggunakan listrik. Maka dapat dipastikan dunia keuangan yang berbasis M2, M3, dst nya yang sebagian besar dikendalikan oleh IT akan hang. Credit card, SWIFT, Telex, Global Payment Cash Management akan terhenti. Kemana mana kita terpaksa bawa emas untuk belanja, ya kan. Soalnya akuntasi bank engga jalan.

Perhari total transaksi pada setiap financial center seperti Singapore , Hong Kong , NY mencapai diatas USD 1 triliun. Melibatkan jutaan transaksi. Ini semua akan terhenti secara total. Electronic shock banking ini akan membuat berbagai strategy portfollio investasi di bursa uang dan modal kacau balau. Lebih dahsyat dari crisis global moneter yang pernah ada. Belum lagi akibat terhentinya sistem pembayaran pada perdagangan export import. Para pebisnis raksasa yang biasa berkantor jangkung akan kesulitan untuk naik kekantor. Karena lift padam. Mereka harus naik tangga darurat, itupun kalau sangggup. Maklum saja hampir sebagian besar kantor jangkung rata rata diatas 40 lantai. Belum lagi haru bergelap ria karena lampu padam.

Transfortasi seperti kereta bawah tanah dan kereta listrik , pesawat terbang , Bus, kendaraan pribadi, kapal laut. tak bisa difungsikan. Dirumah , kita harus mulai mau menerima kenyataan bila listrik. Kulkas, TV, Mesin Cuci , Computer dan lain sebagainya tak bisa digunakan. PDAM tidak bisa mengalirkan air karena tenaga pendorong air yang menggunakan energy listrik tak berfungsi. Tempat hiburan yang biasanya menghias kota dimalam hari akan sunyi senyap karena listrik padam. Tidak ada dibumi yang tak tergantung dari tenaga listrik dan semuanya akan terhenti. Diperlukan waktu 4-10 tahun untuk recovery ini. Bayangkanlah berapa kerugian materi yang akan diderita. Tapi anehnya orang tidak peduli dan menganggap hal tersebut tidak akan terjadi.

Jadi , walau secara phisik memang tidak menimbulkan kerusakan bagi manusia kecual orang yang hidupnya menggunakan alat pacu jantung akan almarhum. Namun dengan terhentinya kegiatan sosial masyarakat yang terbiasa manja alias modern akan berdampak kepada kejiwaan, Stress.. Karena yang tadinya tak terbatas menjadi sangat terbatas.Pada titik inilah Allah berkerja dengan keperkasaannya agar kita sadar untuk tidak lagi memanjakan raga kita. Saatnya kembali untuk menciptakan keseimbangan antar jiwa dan raga. Caranya stop hidup rakus dan peliharalah bumi ini dengan sebaik baiknya agar kita pantas disebut sebagai rahmat bagi alam semesta, bukan perusak.

Thursday, December 17, 2009

Price ?

Apakah yang membentuk harga ? secara tradisional harga terbentuk karena adanya permintaan riil. Dari sinilah terjadi transaksi permintaan dan penawaran dalam bentuk harga. Tapi di era sekarang harga bukan hanya ditentukan oleh mekanisme tradisional tapi sudah masuk kewilayah yang tak ada hubungannya dengan aktivitas riil. Jadi ada dua jenis permintaan dalam suatu komoditi yaitu (1) permintaan fisik di mana sisi riil perekonomian digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan (2) permintaan investasi untuk bergeraknya asset dilantai bursa sebagai bagian dari monetery system global.

Pada saat sekarang data metal di London Metal Exchange (LME) , dimana persediaan untuk logam meningkat tajam selama kurun waktu 20 tahun.. Almunium meningkat 75% ,Nikel naik 6%, seng meningkat 6 kali sejak awal krisis suprime 2007, Lead meningkat lima kali lipat pada periode yang sama. Atau rata rata dalam dua puluh tahun telah terjadi peningkatan persediaan sebesar 70%. Begitupula dengan minyak. Lihatlah apa yang terjadi kini. Seharusnya ketika stok tinggi harga menurun.Tapi kenyataannya yang terjadi adalah harga logam rebound. Ini sebagai suatu fakta bahwa kenaikan harga dunia lebih disebabkan oleh tinggi permintaan investasi dibursa, bukan permintaan riil.

Para pemain bursa percaya akan create price untuk mendulang yield besar. Juga tak jelas apakah benar persediaan itu juga riil. Tapi ini hanyalah maya yang diangkat dari kemungkinan masa depan. Dari created inilah harga bergerak naik sesuai apa yang pemain inginkan. Para pemain ini terdiri dari lembaga keuangan kelas dunia dan fund manager handal. Didukung oleh money broker terlatih dan system clearing settlement yang canggih. Akhirnya memaksa orang lain percaya akan harga tersebut. Ini akan terus bergerak naik. Dari metode seperti ini tidak ada manfaat yang berdampak langsung bagi kegiatan produksi riil. Para buruh dan petani tetap mendapatkan upah yang tidak mungkin naik sama dengan kenaikan harga komoditi. Ini hanya mempertebal kantong para pemain.

Cobalah hitung berapa asset riil perusahaan tambang batu bara yang ada di Indonesia dan bandingkan dengan surat hutang serta nilai saham yang dijual dibursa. Anda akan terkejut, nilai asset rielnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan hutang dan nilai sahamnya dibursa. Mengapa ini bisa terjadi ? karena ketika saham dan obligasi dilepas dibursa maka yang dijadikan dasar menghitung adalah future atas provent reserve ( cadangan deposit yang tersedia ) dan indicate resource ( Sumber deposit yang tereka). Ini masih didalam perut bumi namun sudah tercatat sebagai persediaan setelah melalui securitisasi asset. Orangpun menjadikan ini bagian dari persediaan yang mempengaruhi harga batu bara.

Yang kita sedihkan adalah keberadaan system keuangan global sekarang ini memberikan ruang bagi tumbuh suburnya rekayasa harga dan persediaan dibursa. Ini adalah sistem yang sangat culas. Jadi sama dengan kenaikan harga dan persediaan apartement di Jakarta tidak berkaitan dengan kekurangan kebutuhan apartement. Apakah kenaikan harga produk pertanian sekarang ini menyiratkan kurangnya produk pertanian ? Ini semua adalah permainan dilantai bursa. Tak mungkin bisa dipahami oleh petani dan buruh. Mereka hanya sadar bahwa harga kebutuhan sehari sehari semakin meningkat dan tak pernah turun lagi.Sementara nilai uang semakin jatuh untuk memastikan upah riil mereka dirampas oleh system yang culas.

Memang kini arena bermain tak lagi dibidang surat berharga pasar uang tapi sudah bergeser kepada pasar komoditi dengan derivative covertable bond berbasis harga future saham dibursa. Hanya soal waktu, cara ini pasti akan berakhir pada kejatuhan seperti kisah Enron dan Lehman Brothers. Hanya soal waktu...semoga ini disadari oleh pengambil kebijakan negeri kita untuk lebih berhati hati atas perusahaan tambang yang mencoba melakukan raising fund lewat modus operandi seperti ini. Juga lebih baik kita tidak usah terlibat dalam kegiatan investasi saham maupun obligasi berbasis tambang dan komoditi. Saatnya untuk menggunakan produk koperasi syariah yang lebih adil dan riil

Sunday, December 13, 2009

Arus investasi

Dari informasi yang saya dapat bahwa saat sekarang ini beberapa Fund Manager world class sudah berdatangan ke Indonesia untuk memanfaatkan peluang investasi. Rose Mont, Sollberry, Tronton Infrastructure LLC, Founder China Part One (FCP) juga tahun depan rencananya akan membuat perusahaan patungan bersama Danareksa. Sebelumnya Black Stone, Rose Wood, North Star , China Investment Corporation juga sudah masuk ke Indonesia. Bahkan beberapa saat yang lalu ada Gabungan Fund Manager Group besar dari luar memberikan presentation di Depkeu. Semua mereka antusias. Positip kah ini ? Semua itu adalah Institusi yang biasa berhubungan Financing scheme dan piawai untuk itu. Positipkah ini ?

Ada tiga hal yang saya lihat sebagai Indikasi yang mendorong tingginya minatnya institusi keuangan tersebut masuk ke Indonesia.

Pertama : Indonesia masuk negara urutan ke 18 sebagai negara yang mempunya GNP terbesar di dunia. Juga indonesia memiliki kelompok midle class terbesar nomor 5 didunia dengan jumlah 30 juta orang, yang penghasilannya diatas USD 25,000 pertahun.. Jumlah populasi ini mengalahkan Singapore, Malaysia, Thailand dan sebagian negara Eropa. Ini merupakan potensi yang tak terbantahkan sebagai peluang business yang beroriteasi kepasar. Maklum saja aktifitas uang hanya ada dimana uang banyak berputar. Ini hukum uang. Disamping itu Indonesia merupakan salah satu negara dengan regulasi pasar uang dan moda terbebas didunia.

Kedua : Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Penghasil CPO terbesar didunia dan merupakan raksasa penghasil batu bara disegani didunia. Soal MIGAS kita masuk salah satu produsen terbesar didunia. Banyak lagi sumber daya alam yang kesemuanya memiliki potensi besar. Ditengah kebutuhan industri dunia akan sumber daya alam dan semakin terbatas resource dunia maka potensi ini juga menjadi tak terbantahkan untuk terjadinya kegiatan investasi berskala global.

Ketiga : Regulasi investasi paling maju dan liberal dibandingkan dengan negara lain seperti China, Thailand dan Malaysia. Kemungkinan ditahun tahun kedepan akan ada deregulasi untuk membuat kegiatan investasi semakin bergairah dan liberal. Dengan keadaan ini maka ruang indonesaia adalah ruang bagi terjadinya kegiatan investasi.

Ketiga hal tersebut bukan hanya sebatas indikasi tapi memang begitulah kenyataannya. Lantas bagaimanakah wajah indonesia kedepan ? Teman saya yang bekerja sebagai analisis Keuangan di Hong Kong mengatakan “ Mungkin dimasa mendatang orang asli indonesia akan bernasip sama dengan penduduk Aborigin di Australia atau Indian di AS yang harus menjadi second class di negeri nenek moyangnya sendiri. Karena laju kekuatan arus globalisasi dan modernisasi pembangunan sangat sulit diikuti oleh penduduk mayoritas Indonesia yang sebagian besar masih terbelakang soal pendidikan. Disamping itu budaya asli Indonesia tidak mengajarkan untuk bersaing dalam kompetisi global.

Ungkapan teman saya ini membuat saya termenung. Mungkin ada benarnya. Karena kalau melihat tipikal investor yang masuk ke Indonesia itu bukan real investor. Mereka adalah broker yang legimite. Mereka datang tidak membawa uang tapi membawa Knowledge tentang bagaimana memanfaatkan financial resource yang ada untuk kegiatan investasi di Indonesaia. Sementara dana untuk investasi itu berasal dari dana pensiun yang ada didalam negeri maupun di luar negeri. Ini adalah investor portfollio. Uang mereka cepat datang dan cepat pula pergi. Setiap kegiatan investasi mereka didukung oleh exit starategy yang pada akhirnya bila untung mereka nikmati dan bila terjadi krisis maka yang korban adalah financial resource dalam negeri. Dan selalu mereka akan tampil. sebagai penyelamat setelah pemerintah mem bail out , ya tentu dengan skema financing baru lagi.

Hal tersebut diatas bukanlah hal yang baru. Peristiwa krisis tahun 1998 dan kemudian tahun 2007 cerita berulang. Negara ditempatkan sebagai pencuci piring dan akibatnya terjebak dengan beban APBN syarat hutang untuk kembali mempersilahkan financial resource masuk dengan modus yang sama.... setiap krisis, terjadi penurunan asset dan ketika ditawarkan kepada investor , selalu institusinya itu itu juga

Thursday, December 3, 2009

Crime expert

Ada yang baik untuk ditiru dari AS soal penegakan hukum. Yaitu hukum tentang Partiot Act.Hukum ini ditujukan untuk menghalangi lintas uang dari hasil kejahatan dalam arti luas, termasuk korupsi. UU ini berkata tegas tentang hak penguasa ( pemerintah ) melalui bank centralnya untuk memblock setiap aliran dana yang dicurigai berasal dari kejahatan. Bank memang adalah gerbang dan sekaligus jalan toll untuk berpindahnya dana dari satu tempat ketempat lain. Juga jalur aman untuk mengalihkan kepemilikan hukum atas uang namun tetap dibawah kendali dari pemilik sebenarnya.

UU Patriot Act ini juga dipaksakan untuk diadobsi oleh seluruh negara yang menjadikan mata uang dollar sebagai cadangan devisanya. Termasuk Indonesia. Itu juga dasar dibentuknya PPATK. Walau sebetulnya UU ini lahir akibat adanya ledakan gedung kembar di NY yang diyakini akibat ulah teroris dan UU dibuat untuk menangkal aliran dan sindikat teroris namun cakupan hukumnya menjadi luas termasuk tindak pidana korupsi. UU Partiot Act sebagai master law untuk lahirnya UU tentang pencucian uang( Money Loudry . Yang unik dan tentu juga dahsyat sebagai cara penangkal pelaku korupsi adalah adanya ketentuan dari Bank untuk melakukan judgement atas suatu transaksi perbankan yang dikatagorikan “suspect”. Protokol untuk ini adalah KYC ( knowing your customer).

Adanya ketentuan KYC sebagai protokol judgement untuk “suspect “maka sebetulnya perbankan ( bank central) adalah lembaga yang paling purity untuk sebagai gerbang keadilan. Maklum saja tidak ada satupun uang hasil korupsi yang tak disetor ke bank. Walau hasil korupsi itu didapat dalam bentuk hard cash namun pada akhirnya tetap saja akan disetor ke bank. Pihak pelaku dapat saja menggunakan nama orang lain atau keluarganya atau perusahaan atau apa saja tapi dengan ketentuan KYC maka bank akan dengan sangat cepat mengetahui penempatan dana itu “suspect “ atau tidak “

Pihak bank (bank central ) dapat melaporkan setiap nasabah yang di “suspect” kepada otoritas ( PPATK atau Financial intelligent Service) untuk dilakukan tindakan pencekalan lewat ketentuan blockir dana. Nah, pada tahap inilah nasabah masuk dalam ketentuan hukum tentang “Pembuktian terbalik.”. Dana nasabah akan dilepas dari kondisi block menjadi unblock apabila dia sendiri dapat membuktikan bahwa asal usul dana tersebut clean and clear dari segala tindak pidana kejahatan. Inilah hebatnya hukum ini yang tidak tidak ditemukan dalam system hukum anglo saxon maupun eropa continental apalagi system hukum Indonesia. Tapi menjadi ada karena tekanan AS untuk membasmi sindikat teroris.

Adanya aliran dana sebesar Rp. 11 triliun yang dilakukan oleh Pejabat Bank Century keluar negeri dan juga ada ratusan Certificate doposito asli tapi palsu karena memakai nama orang lain tapi kepemilikan ( billyet deposito ) dipegang oleh pemilik sebenarnya adalah bentuk dari kejahatan sistematis. Pejabat otoritas ( PPATK ) tidak bekerja dengan efektif mengawasi transaksi yang mencurigakan karena system pengawasan perbankan oleh BI mandul karena moral yang brengsek. Itu juga satu bukti alasan mengapa hakim tidak bisa menerima tuntutan jaksa yang menginginkan agar dana bank century ( Robert Tantular ) yang ada di luar negeri ditarik ke Indonesia.

Seharusnya kini BI mau melaporan seluruh aliran dana bank century dengan berbagai skema transaksi kepada PPATK agar dapat dilakukan tindakan hukum menguasai dana yang dilarikan keluar negeri itu lewat pengadilan. Tapi , apakah ini mungkin ? Karena kalau ini dilakukan maka bukan tidak mungkin financial intelligent service yang tergabung dalam Partriot Act diseluruh dunia akan mem block dana yang berasal dari Bank Century dan bukan tidak mungkin link money itu berujung kepada pihak “tertentu “ dan Robert Tantular hanyalah kambing hitam saja. Entahlah...

Tuesday, December 1, 2009

Sketsa tentang Bursa.

Kita boleh berbeda dalam segala hal tapi tujuan kita sama. Ya kan ?, Begitu cerita dibuat diputaran pilkada, Pilpres, Pileg sampai ke pada pemilihan lurah dan RW. Cerita ditampilkan menghias panggung, diatas kilatan lampu berderet artis tenar. Semua memukau. Jelaslah sudah dan tak perlu diragukan. Demokrasi memang piawai bercerita. Tak ada dokrin yang laku jual, Tak ada kiyai yang laris mendatangkan massa. Semua berakhir pada satu pandangan bagi semua. Bahwa kita punya tujuan yang sama : Kekayaan.

Biang persoalan dari runtuhnya akar budaya gorong royong, tepo seliro, cinta tanah air, bela negara hanya karena moral ilmu ekonomi : culas. Soal heroik masa lalu , sudah dikalahkan oleh pentas sejuta bintang di televisi. Soal pancasila sudah dipinggirkan oleh cinta blackberry. Soal cinta ibu pertiwi , tenggelam oleh cinta di Cottage Pantai Ancol bersama PSK. Disini berlaku soal harga sebagai sebuah transaksi yang lumrah. Market place berada dimana mana. Dari tempat remang remang di lounge executive, di gedung DPR, di gedung Departement, sampai ditempat cyber , telphone cellular, market place tersedia. Kemana mata diarahkan, market place tersedia dan transaksi terjadi.

Uang dikejar, tak peduli bila sang waktu memakan jasad. Wajah lelah bertaburan dimana mana dari pejabat tinggi sampai lurah, Dari pedagang saham sampai pedagang asongan. Dari first lady sampai the second lady. Wajah lelah ini dihias oleh kosmetik yang mahal. Jas yang mahal. Mobil yang mahal.Rumah yang mahal. Semua mahal dan itulah moral ekomomi yang sesungguhnya. Uang ditebar, kesedihan, kekecewaan, kesenangan, kegalauan bercambur baur menjadi satu , hingga tak ada ruang lagi yang bisa diselesaikan dengan Bismillah. Tak ada ruang lagi untuk berdialogh dengan Allah di keheningan malam. Taffakur menjadi hablur karena semua tak ada lagi yang gratis.

Mari berhitung hari, sahabat. Begitu terdengar suara berbisik. Ketika hak angket DPR bergulir dari road show keberbagai elite politik. Tak ada satupun elite politik yang dimintai dukungan bersih lahir batin. Mereka sudah menjadi icon dari sebuah propaganda. Marketing tools untuk lakunya produk dipasar. Produk tak melulu soal barang yang dipahami oleh si Dulah kuli tani. Atau Si Somad, pedagang tempe goreng dipojok jalan. Produk pada tataran elite menjadi komoditi ekslusip untuk diperdagangkan di lingkungan elite pula. Ini produk dengan harga tak jelas namun pasti high value. Layaknya bursa saham. Ada yang menggoreng harga lewat transaksi culas untuk mendapatkan laba secara culas.

Dari lantai bursa peradilan, lahirlah makelar kasus, Dari lantai bursa project, lahirlah makelar project. Dari lantai bursa uang, lahirlah money broker. Semua itu adalah berkah tak terhingga bagi yang disebut dengan makelar. Hidup mereka bergelimang harta tanpa indentitas apalagi kantor mentereng. Dari para makelar inilah rekening offshore banking penuh padat. Namun semua itu terjadi dan akan selalu hadir sebagai sebuah creativitas komunitas elite karena berawal dari lantai bursa politik yang melahirkan makelar politik. Dari makelar politik inilah isu dicreate, tak penting bila karena itu institusi negara ditertawakan , diejek, dipermalukan dihadapan publik.

Tak ada yang perlu ditakutkan apalagi kekawatiran akan lahirnya chaos. Karena pada akhirnya semua itu bergerak kepada satu tujuan yang sama; Kekayaan. Kompromi pasti terjadi untuk saling berbagi. Kita tak pernah ribut soal berbeda pendapat kecuali pendapatan kita berbeda. Ya kan. Soal Si Dullah buruh tani, dan Si Somad pedagang tempe dijalan itu, mereka tak perlu pula dirisaukan. Mereka diperlukan untuk lahirnya data statistik tentang kemiskinan agar bursa SUN tetap laku dijual dan bursa demokrasi tetap hidup. Ya ,kan....

Sunday, November 29, 2009

Dubai

Dubai, adalah negara bagian dari Uni Emirat Arab. Beberapa tahun belakangan ini , masyarakat dunia terpesona dengan pesatnya kemajuan Dubai. Kota gurun yang sepi, berkat kekuatan petro dollar dari Arab, negara ini disulap menjadi kota super modern. Kehebatan pembangunan property di Dubai mengalahkan Hong Kong dan New York. Hampir berbagai project marcusuar yang ada di negara lain, terpaksa harus menerima kalah dengan Dubai. Ketika berkunjung kesana , saya dapat merasakan geliat uang dan ambisi. Hampir setiap kesempatan saya mendengar pembicaraan tentang arus investasi masuk keberbagai project ambisius.

Dubai adalah sebuah icon dari wajah Arab. Teman saya sempat berbisik ketika masuk kesuatu tempat mewah ” Andaikan konstitusi PBB mengizinkan invasi kenegara lain maka seluruh negara Arab sudah menjadi negara bagian AS. Negeri ini hanya punya lambang dan bahasa selebihnya adalah kepentingan AS. ” Teman ini tidak berlebihan karena hampir sebagian besar penasehat investasi di Dubai adalah orang AS atau perusahaan consultant investasi dari New York. Memang Dubai di design oleh AS dan Eropa sebagai salah satu financial center mata uang dollar. Tujuannya adalah mengendalikan financial resource yang dikuasai oleh negara negara arab. Abu dabhi sebagai ibu kota Emirat Arab merupakan kota pelabuhan minyak terbesar di Timur Tengah. Negara ini memiliki devisa lebih dari USD 100 miliar.

Apakah Emirat Arab diuntungkan dari situasi tersebut diatas? Kenyataannya tidak. Sekali lagi tidak ada yang dikejar oleh investor di Dubai melainkan kepentingan jangka pendek. Selama proses pembangunan besar besaran yang dilakukan oleh Dubai World , berbagai lembaga keuangan di AS , Eropa berperan penuh sebagai vehicle mengalirnya dana warga kaya arab keberbagai kegiatan investasi dan salah satunya pada Dubai world yang mengeluarkan SUKUK atau Surat Hutang berbasis Syariah. Namun minggu lalu dunia terkejut ketika SUKUK yang dikeluarkan Dubai World dinyatakan gagal bayar atau penundaan pembayaran hutang pokok ( standstill) sampai tahun 2010. Pasar keuangan regional maupun international goncang.

Keadaan ini memaksa Abu dabhi untuk berencana mem bail out kewajiban Dubai World. Maklum saja karena Dubai World adalah BUMN yang dimiliki oleh Dubai. Resiko gagal bayar ini akan merusak kepercayaan investor kepada Dubai. Nilai surat Hutang Dubai World mencapai USD 60 miliar. Namun total investasi yang kini ada , menurut analisis tidak lebih 50%. Artinya terjadi penurunan nilai akibat krisis global. Yang pasti diuntungkan adalah para kontraktor, Asset Manager, Consultant , banker, yang sebagian besar berkantor pusat di London dan New York. Mereka sudah mendapatkan fee didepan sebelum proyek itu usai. Dan kini mereka memaksa Pemerintah Dubai untuk membayar semua kewajiban itu. Mungkinkah ?.

Dari peristiwa gagal bayar SUKUK Dubai World ini ada indikasi suatu skenario besar untuk membuat produk obligasi berbasis syariah ( Islam ) kehilangan trust di market. Yang tadinya orang begitu yakin bahwa inilah produk yang tahan resesi dibandingkan produk obligasi umum ( riba ). Namun dengan kejadian ini publik jadi tahu bahwa produk syariah juga tak ada bedanya dengan riba. Makanya saya dapat memaklumi pendapat teman yang bekerja sebagai analis keuangan di Dubai " Hampir tidak mungkin Pemerintah Dubai dan Abu Dhabi bersedia mem bail out SUKUK itu. Keliatannya ini akan menjadi mimpi buruk bagi kreditur dan investor yang sebagian besar berasal dari arab sendiri.

Gaya Arab tak beda jauh dengan Indonesia, memang selalu ikhlas berkompromi soal syariah. Termasuk membuat produk riba berlabelkan islam. Dunia mereka hanyalah uang dan kepentingan. Akidah tak begitu penting. Seperti halnya produk SUKUK yang dimaksud bukanlah produk syariah murni. Hanya memakai nama islam tapi esensinya tetap riba. Karena ketentuan mengenai penghasilan tetap, tak ada bedanya dengan bunga.

Wednesday, November 25, 2009

Siapa yang diuntungkan ?

Publik menantikan hasil laporan PPATK terhadap aliran dana bail out itu. Publik yakin akan menemukan pihak pihak yang diuntungkan dari bail out itu. Saya yakin bahwa laporan PPATK tidak akan menemukan satu sen pun dana ke pihak ring kekuasaan. Tidak mungkin. Kenapa , ? Dana Rp. 6,7 triliun itu dikeluarkan berkaitan dengan LPS dan aliran dananya sudah dibenarkan sesuai undang undang. Yang harus diketahui adalah aliran dana kejahatan yang dilakukan oleh Century hingga bank itu harus di bail out oleh LPS. Hal ini akan membuka borok sebetulnya siapa yang bermain. Karena bukan tidak mungkin ini adalah hasil konspirasi yang berlangsung lama antar oknum yang dekat dengan penguasa dan pihak Century sendiri. Jadi semacam mutual simbiosis.

Karena bila memperhatikan laoran BPK , ternyata masalah kebobrokan Bank Century sudah berlangsung lama. Bahkan sebelum terjadi merger , dimana bank bank yang tergabung itu adalah bank yang brengsek dan penuh dengan unsur penipuan. Upaya merg er pun tidak sesuai dengan aturan BI atau lebih upaya penyelamatan bank bermasalah yang dipaksakan. Segala upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa campur tangan dari Bank Indonesia. Saya sempat berpikir mungkinkah pejabat BI sampai mau melakukan konspirasi untuk merampok uang negara secara sistematis ? Seburuk itukah moral mereka ? Kegalauan saya ini dijawab oleh teman saya yang bekerja sebagai banking lawyer. Dia katakan bahwa ini terjadi lemahnya otoritas BI dalam bidang pengawasan karena tekanan dari penguasa.

Karena keterlibatan BI dalam konspirasi kejahatan ini maka berbagai transaksi yang direkayasa sengaja diloloskan oleh BI , termasuk pemindahan hasil kejahatan itu ke bank bank diluar negeri melalui trustee regional di offshore financial center. Karena sudah berlangsung lama dan terstuktur sedemikin canggihnya maka hampir tidak mungkin dapat terlacak secara hukum. Data dari hasil penelurusan PPATK disinyalir dana dibawah kendali Robert Tantular di Hong Kong mencapai Rp. 11 triliun. Ternyata dakwaan yang diberikan kepada Robert Tantular sangat lemah karena kurangnya dukungan bukti dari BI hingga hakimpun tidak bisa memberikan hukuman secara maksimal. Inipun terkesan sebagai upaya agar pemerintah tidak punya kekuatan hukum untuk menguasai rekening tersebut.

Kekuatan konspirasi ini sanga luar biasa. Seakan sudah didesign dengan sempurna termasuk bagaimana mengakali hukum dan berkelit dari kejaran hukum demi menghindari efek sistemik. Publik hanya akan melihat kasus ini sebagai catatan gelap dari pemerintahan yang brengsek. Tak ada bedanya dengan orde baru yang mencatatkan pelarian dana hasil kejahatan perbankan mencapai USD 65 miliar atau Rp. 650 triliun , yang sampai kini tak satu sen pun dapat dikuasai negara. Hal inilah yang membuat kita kadang miris bila melihat betapa bejatnya moral pejabat negara. Bisa dengan mudah berargumen soal yang salah menjadi benar. Semua pihak otoritas yang terlibat dalam kasus century berkeyakina mereka tidak melanggar hukum. Namun kenyataanya ada uang negara ( LPS ) yang dikorbankan dan juga ada ratusan nasabah yang berluim dibayar depositonnya.

Kini kita menyaksikan sebuah akrobat politik untuk sekedar meyakinkan kepada Publik bahwa DPR peduli dan akhirnya memang tidak ada kasus yang sesungguhnya. Karena dari awal mereka sadar bahwa semua sudah dikompromikan untuk sekedar menentramkan publik , bahwa ini sistem yang kita jalankan. Semua selesai ketika semua pihak berkelit berdasarkan delik hukum. Maka keadilan menjadi jauh dan jauh untuk kita jangkau. Bukan tidak mungkin sesudah Century akan ada lagi Century lainnya yang akan menyusul dengan modus lain.

Ini pelajaran mahal betapa peran BI begitu sangat penting sebagai pengawas ditengah sistem liberalisasi sektor keuangan dewasa ini. Sudah seharunya ditengah era demokratisasi dewasa ini BI harus benar benar independence dan professional agar tangan tangan politik tidak bermain untuk menjadikan bank sebagai vehicle , sebagai financial resource untuk membiayai program kampanye dan menjadi pemenang dengan culas.

Saturday, November 21, 2009

TIKUS


Tentu kita semua sudah tahu apa itu tikus. Dalam bahasa inggeris disebut ”rat ” atau dalam bahasa latin disebut ”rattus ”. Tidak ada satupun orang senang bila melihat tikus. Namun bagaimanapun tikus tergolong makhlulk mamalia atau sama dengan kita. Secara biologis tidak ada perbedaan antara tikus dan manusia. Makanya berbagai riset ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pharmasi selalu menggunakan tikus sebagai ”percobaan ” sebelum obat dikonsumsi kepada manusia.

Ada tiga hal yang membuat tikus menimbulkan masalah bagi manusia. Yaitu pertama, tikus cepat berkembang biak.. Dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran. Kedua, tikus memakan apa saja dan tak berhenti mengerat. Binatang ini juga termasuk yang mampu melakukan kanibalisme. 3. Tikus, tak suka berpoduksi yang bermanfaat bagi manusia seperti lebah atau ulat sutra. Pekerjaannya hanyalah merusak lewat memakan apa saja. Ketiga sifat inilah yang membuat lingkungan manusia tidak aman bila ada tikus. Banyak sawah petani hancur karena dimakan tikus. Banyak perabotan rumah tangga rusak karena dikerat oleh tikus.

Tikus juga termasuk binatang yang berinteligensia tinggi dikelasnya. Artinya, tikus termasuk rat (hewan pengerat) lebih pandai dan cerdik terutama dalam adaptasi terhadap lingkungan hidup maupun dalam mencari makanan. Tikus memiliki kemampuan “belajar” dimana mereka dengan mudah mampu membedakan mana saja yang biasa dihadapi, dialami dan dilakukan dengan mana yang asing buat mereka. Namun demikian hewan ini termasuk hewan yang pemalu/penakut apalagi bila melihat sesuatu yang asing dalam wilayahnya. Sebagai contoh, bila seekor tikus terkena perangkap yang dipasang atau mati karena memakan umpan yang disediakan, sementara tikus lain melihat tikus tersebut, maka mereka tidak akan mendekati perangkap apalagi memakan kembali makanan umpan tersebut. Ini menunjukkan bahwa menangkap tikus menggunakan perangkap memerlukan keterampilan khusus, karena tikus ini tidak mudah tergoda oleh perangkap yang sering kita gunakan.

Makanya tak berlebihan bila para koruptor itu disamakan dengan tikus. Karena kemampuan inteligensia diatas rata rata manusia biasa. Koruptor suka makan apa saja dan tak peduli bila itu harus mengorbankan temannya sendiri. Hebatnya koruptor itu cepat sekali berkembang biak pengaruhnya dalam bentuk budaya dan sikap terhadap orang lain. Keluarga , anak, teman serta lingkungan akan cepat sekali menjadi komunitas untuk mengikuti budaya korup ini. Sebagaimana tikus yang rakus menyimpan makanan yang dicurinya, maka koruptor juga rakus menyimpan hasil korupnya dibank bank luar negeri. Simpanan itu tidak akan dimakannya kecuali dipandangi untuk terus ditumpuk selagi ada kesempatan untuk dikorup.

Untuk membasmi Tikus tidaklah mudah.Walau pagar sawah dibuat tinggi 30 cm namun tikus mampu melompat setinggi 90 cm. Walau KPK dibuat namun koruptor mampu melewati diatas kekuatan KPK. Walau parit disediakan sebagai perangkab tidak ada gunanya karena tikus mampu berenang selama 72 jam. Walau aturan hukum ketat menjerat koruptor tak ada gunanya karena koruptor mampu menembus celah celah hukum sampai ketingkat puncak kekuasaan. Cina menerapkan hukuman mati bagi koruptor namun sampai kini masih saja setiap hari rata rata 5000 koruptor dihukum mati.

Lantas bagaimana mengatasi tikus atau koruptor itu ? Caranya adalah ciptakan lingkungan besih. Tikus tidak bisa hidup dilingkungan yang bersih. Itu sunatullahnya. Begitupula, koruptor tidak bisa bidup dilingkungan orang yang berakhlak tinggi , menghormati hak orang lain, gotong royong dalam keberasamaan serta menjadikan agama sebagai jalan hidup untuk kedamaian dan keselamatan. Kita memang harus menerima kenyataan karena kita hidup dari generasi yang kotor. Sudah seharusnya kita memulai gerakan untuk hidup bersih lewat pendidikan kepada anak anak kita agar kelak lahir generasi yang bersih. Itu saja.

Monday, November 9, 2009

Mafia ?

Mafia itu hanya ada di Italia. Kata mafia sendiri diambil dari bahasa Sisilia Kuno , Mafiusu. Konon katanya berasal dari kata arab ”mahyusu” yang artinya tempat perlindungan. Para penegak hukum telah menjadi tempat berlindung yang aman bagi para pelaku kejahatan baik tradisional maupun sistematis. Hebatnya cara perlindungan ini telah menjelma sebagai sebuah organisasi yang tak nampak. Namun terorganisir dengan baik. Keberadaan makelar kasus adalah bagian dari organisasi system perlidungan itu sendiri. Hingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa inilah negeri yang penegak hukumnya hidup mewah dari para kriminal

Mafia peradilan sudah lama menggrogoti sistem peradilan nasional. Sistem peradilan kita yang tidak efektif dan mekanisme yang tidak jalan telah melahirkan demoralisasi sehingga muncul keadaan ini. Praktek ini tidak hanya melibatkan instansi atau aparat penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan, melainkan juga sebagian advokat atau penasihat hukum. Lebih menyedihkan lagi, sekarang ini, saksi ahli pun diduga bisa dibeli oleh pengacara agar bisa memberikan kesaksian sesuai pesanan mereka.

Mengapa sampai terjadi ada istilah mafia peradilan ? Tak lebih karena sistem hukum yang banyak bolongnya ( Lophole ). Yang tahu percis dimana ada bolong itu , ya tentu aparat hukum, yang terdiri dari Pengacara, Polisi, Jaksa dan Hakim. Siapa yang membuat hukum itu , ya DPR yang mengesahkan UU berdasarkan usulan dari Pemerintah. Jadi kalau ditanya lingkaran Mafia peradilan maka tak bisa dilepaskan oleh sistem hukum itu sendiri. Keberadaan Makelar kasus tak bisa dipungkiri sebagai akibat dari system yang banyak bolongnya itu, yang memungkinkan uang mengalir deras kekantong aparat hukum.

Kalau SBY ingin membrantas mafia peradilan maka yang harus dilakukannya adalah mereformasi Kejaksaan, Polri. Ini harus menjadi agendanya. Perseteruan antara KPK dan Polri harus dijadikan momentum untuk mereformasi POLRI, Kejaksaan. KPK , MK, MY adalah anak kandung reformasi, Tidak ada yang salah dari lembaga ini. Jangan sampai buruk rupa cermin dibelah. Jangan sampai karena segelintir oknum yang salah, lembaga ini dibubarkan atau dipasung kekuasaannya demi melahirkan keseimbangan dengan lembaga yang sudah ada. Bagaimanapun KPK adalah lembaga yang harus lebih kuat dari POLRI dan Jaksa. KPK anggotanya dipilih oleh DPR dan mendapatkan kekuasaan memberantas korupsi karena UU dan Tap MPR No. XI tahun 1999.

Kita akan melihat nanti kemana arah perseteruan antara KPK dan POLRI ini. Apabila ada revisi terhadap kekuasaan KPK lewat DPR yang diusulkan oleh Pemerintah maka tahulah kita bahwa amanah reformasi telah dikhianati secara sistematis. Tapi kalau perseteruan ini melahirkan reformasi total terhadap POLRI dan Kejaksaan maka SBY akan dicatat dalam sejarah sebagai pemimpin yang berhasil menempatkan lembaga peradilan sebagai pengawal keadilan dan kebenaran untuk lahirnya kebaikan bagi seluruh rakyat. Pemimpin yang berniat baik kepada rakyat dan berjihad dengan sikapnya akan mendapatkan rahmat dari Allah. Dan kita bisa berharap ditengah awan gelap ekonomi dunia saat ini, kita akan ” bisa” melewatinya dengan baik karena ridho Allah ada pada pemimpin yang amanah...

Friday, October 30, 2009

Kita bisa !

Kalau Tiongkok bisa, kitapun Bisa. Itulah ungkapan motivasi president kepada kita semua. Bahwa ”kita bisa ” untuk memacu investor menanamkan dananya dibumi pertiwi. Tiap negara punya cara sendiri untuk menarik investor tapi lebih daripada itu keunggulan suatu negara ditentukan bukan oleh sumber daya alamnya tapi oleh kemampuan negara menciptakan system dimana terjadinya keseimbangan antar pelaku ekonomi dan akhirnya keadilan bagi siapa saja. Kita bisa dan pasti bisa. Karena sedari awal ketika negara ini didirikan , platform untuk unggul dalam putaran waktu sudah ditetapkan tapi karena waktu pula kita tersilaukan oleh pemikiran dari barat dan akhirnya kita "tak pernah bisa "

Hampir semua investor asing yang menanamkan dananya di China diberbagai bidang, Industri bila ditanya alasannya berinvestasi di China maka jawabannya selalu sama ” Bahan baku yang murah dan cepat didapat serta SDM yang tersedia dan murah untuk semua level. ” Yang jadi pertanyaan adalah kalau semua didapat dengan murah mengapa mereka tidak menjual mahal seperti harga barang yang sama diproduksi di AS. ? Hal ini bagi penganut paham kapitalisme dimana berkorban semurah murahnya dan menjual setinggi tinggi nya maka akan bingung atau terasa aneh. Tapi begitulah sebuah system yang dicreate oleh Pemerintah China membuat produsen harus menjual murah barangnya demi memanjakan konsumen. Atau mereka akan tesingkir oleh kompetisi terbuka.

Apakah yang membuat ekonomi pasar dapat berkeja efektif di China? Ternyata kuncinya adalah keadilan distribusi modal.. Dimana negara menjamin distribusi modal secara efektif bagi siapa saja. Distribusi modal itu tidak melulu dalam bentuk uang atau kredit bank tapi bisa juga dalam bentuk barang dan jasa. Industri hulu sebagai bahan baku industri disubsidi oleh negara. Begitupula Infrastruktur business sebagai pendukung kelancaran barang dan jasa juga di subsidi oleh negara. Pusat riset dan pendidikan di subsidi agar dapat menghasilkan SDM yang berkualitas. Negara sangat berkuasa untuk mengendalikan dengan ketat agar memungkinkan siapapun ( termasuk asing ) dapat menikmatinya secara adil Dengan kondisi ini maka investor asing yang menanamkan dananya di China terpaksa harus menyesuaikan harga produksinya untuk dilempar kepasar. Atau pengusaha lain akan menggilasnya.

Secara presentase tidak ada pengurangan laba atas system ini tapi justru memanjakan konsumen mendapatkan barang dengan harga murah.Negarapun mendulang pajak tak terbilang oleh produksi yang melimpah dan konsumi yang meningkat. Semua pihak yang terlibat dalam proses produksi berorientasi kepada kepentingan konsumen tanpa mengurangi kualitas sama sekali. Itulah yang disebut dengan ekonomi pasar yang berkeadilan.Produsen untung dan konsumen senang Bila konsumen dibela maka buruh yang juga konsumen akan mendapat imbal hasil yang lebih baik. Atau index pendapatan dan pengeluarannya selalu positip. Mereka dapat menabung untuk keperluan jaminan sosialnya. Dari data , terbukti walau upah yang diterima oleh buruh china jauh lebih kecil dibandingkan buruh di AS, Eropa, Jepang, Korea namun index kesejahteraan buruh China jauh lebih tinggi. Di China ,tidak ada standarisasi harga seperti MC Donald. Hebatnya mekanisme pasar juga membuat flexible harga sesuai dengan Pendatan kotor wilayah di china. Semakin tinggi semakin mahal, semakin rendah semakin murah.Benar benar adil.

Itulah strategy China untuk menjamin pasar manja dan pada gilirannya publik yang di untungkan. Sebetulnya kita telah menerapkan itu ketika Era Soeharto Dimana BUMN sebagai alat negara untuk menjamin distribusi bahan baku dan uang bagi siapa saja. Tidak ada diskriminasi atau pengotakan yang miskin dapat dan yang kaya tidak. Namanya system maka harus mampu melahirkan dampak berganda dan berspektrum luas untuk memperkokoh fundamental ekonomi rakyat secara keseluruhan. Secara strategy sudah benar tapi yang kurang adalah pelaksanaannya yang tak terkendali akibat KKN hingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi Yang harus diperbaiki adalah SOP-nya bukan merubah strategy dengan menjual BUMN kepada Asing. Di China ketika reformasi Deng, SOP dirubah dengan penekanan anti korupsi dan cost and reward .

Seharunya Era setelah kejatuhan Soeharto , pemerintah melakukan reformasi BUMN lewat perbaikan SOP dan penajaman target sesuai dengan grand strategy nasional untuk kepentingan rakyat luas. Menjual BUMN ( industri strategis ) dan mem privatisasi layanan Publik adalah pemikiran tak visioner ( oportunis ). Tidak ada istilah terlambat. Tak ada salahnya kembali kepada hakikat UUD 45 pasal 33 secara murni dan melaksanakan law enforcement secara adil agar ”kita bisa” meniru China atau bisa lebih baik dari Chinauntuk menuju lompatan jauh kedepan.

Thursday, October 22, 2009

Siti Fadilah Supari

Siti Fadilah Supari. Itulah namanya. Dia seorang wanita dan berkarir sebagai dokter setelah menamatkan Fakultas Kedokteran UI.. Sebelum menjadi menteri Ia dikenal luas sebagai periset spesialis Jantung /penyakit jantung. Pernah bertugas sebagai Kepala Pendataan dan Penelitian (Pusdalit) Rumah Sakit Jantung, Harapan Kita.. Peraih S3 dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Jakarta, 1996. Yang menarik tentang Siti Fadilah Supari adalah naluri keibuanya lebih dominant dibanding naluri politisi dalam menghadapi semua masalah yang berkaitan dengan beban tugasnya sebagai menteri. Ketika pertama kali dilantik, dia sudah langsung berkata kepada publik tentang rencana kerjanya untuk menjadikan Rumah Sakit dan kesehatan bukan sebagai komoditas komersial tapi misi sosial. Untuk itu dia bertekad hati untuk membangun sistem pelayanan rumah sakit yang murah.

Dia tidak pernah berpikir jauh bila akibat dari tekadnya akan menghadapi perang terbuka dengan kekuatan globalisasi , TNC dibidang industri pharmasi. Mereka menguasai pengaruh hampir disemua lembaga multilateral. Karena ini menyangkut businss triliunan dollar. Tekad menjadikan Rumah sakit dan kesehatan sebagai misi sosial itu terus dijalankannya tanpa peduli dengan segala tekanan. Ketika upayanya menghadapi tantangan dari system kekuasaan didalam maupun diluar negeri, naluri keibuaannya makin bangkit untuk melawan dibatas akal sehatnya. Lembaga Multilateral seperti WHO , dikritik kerasnya sebagai sumber reproduksi virus H5N1 untuk menguntungkan sindikat industri pharmasi kelas dunia. Tidak sampai pada kritis tapi berlanjut dalam perundingan tingkat global hingga terjadi reformasi ditubuh WHO. Ini luar biasa. Dia sudah menjadi negosiator yang andal. Diplomat yang ulung

Sebagai Ibu, dia berjuang layaknya Cut Nyak Dien yang tahu betul siapa dalang kemunduran bangsanya. Dalam setiap kesempatan dia berkata lantang kepada siapapun tentang kejahatan sistematis industri pharmasi yang berlindung dibalik Lembaga Multilateral. Dalam satu forum dia pernah berkata bahwa Amerika paling takut dengan kaum muslimin tapi kita takut duluan. Putri Kiai ini menggunakan kesempatannya mengemban amanah bangsa tidak hanya sebatas jabatannya sebagai menteri kesehatan tapi lebih daripada itu dia tampil sebagai negarawan yang melawan segala hegemoni asing untuk menganeksasi bangsanya. Baginya globalisasi adalah bentuk lain dari penjajahan cara baru. Dimana hegemoni negara kuat menindas negara yang lemah

Dalam satu forum pada acara peluncunran bukunya yang berjudul “Saatnya Dunia Berubah; Tangan Tuhan di Balik Flu Burung”. Dia berkata dengan lantang “Tatanan globalisasi yang seperti sekarang ini adalah globalisasi yang hegemonik. Globalisasi negara kuat menindas negara yang tidak kuat. Ini tidak sehat untuk dunia. Maka solusinya harus adil, harus transparan dan harus setara.”Diapun menambahkan penjajahan berbentuk globalisasi ini sudah masuk secara total dalam bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi negeri kita. Hal ini tidak bisa dilepas dari ideologi kapitalistik. Oleh karenanya perlawanan harus dilakukan secara ideologis pula. Dan umat Islam punya senjata yang luar biasa. “Sebetulnya ideologi Islam yang paling lengkap,” katanya dengan tegas.

Sebagai sebuah perjuangan yang panjang. Dia telah melewatinya dengan gagah berani. Dia tidak peduli karena sikapnya dia tidak populer diantara teman temannya, juga atasannya.. Dia tidak peduli bila pada akhirnya dia harus tersingkir dari arena. Tak ada kekalahan bagi petarung seperti dia. Tidak ada. Namanya akan abadi bagi pejuang keadilan dalam tatanan global. Lagi , seorang srikandi , seoran Cut Nyak Din tersungkur ditanahnya sendiri oleh kekuatan asing.

Monday, October 19, 2009

Pemimpin

Setiap pria ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Itu kata Allah. Artinya pria memang didesign untuk memikul tanggung jawab besar sebagai bagian dari fungsi rahmatan lilalamin. Walau jenis pemimpin itu berbagai ragam namun minimal pringkat pemimpin harus dicapai oleh setiap pria yaitu pemimpin rumah tangga. Rasul mengatakan bahwa ”bukan termasuk kaumku bagi yang tidak menikah”. Ini sebagai ujud sunattullah bagi siapa saja yang bersahadat kepada Allah dan Rasul. Dalam pada itu Rasul menempatkan seseorang itu dalam wahana terlatih untuk menjadi pemimpin apa saja. Maka rumah tangga adalah ajang pelatihan itu. Karakter kepemimpinan harus dimiliki oleh setiap pria untuk pantas disebut sebagai kepala keluarga.

Sifat sabar, jujur, tekun , kerja keras, pengasih penyayang, cerdas dan rendah hati serta berbagai sifat mulia lainnya haruslah dimiliki oleh setiap pria yang berumah tangga. Setiap pelanggaran salah satu sifat ini maka akan menghadapi aksi yang tidak nyaman dari istri atau anak anaknya. Kadang sikap tidak nyaman itu membuat rumah seperti neraka dan kerinduan tak lagi melekat untuk bertegur sapa dalam canda. Banyak rumah tangga hancur dalam silang sengketa yang tak jelas siapa salah atau benar. Namun begitulah harga dari kepemimpinan yang tidak qualified. Tapi bagi yang berhasil mengikuti sunah rasul untuk menjadi pemimpin yang baik dirumah tangga maka hasilnya rumah akan menjadi sorga dunia. Allah memberikan sertificate ” Sakinah Ma wadah wa rahman”

Untuk mendapat certificate tertinggi dari Allah berupa ”Keluarga Sakinah Ma wadah Wa rahman ”itu ternyata tidak harus seorang professor atau doktor atau ekonom atau insinyur. Orang biasa saja dan pendidikan terendah pun bisa mendapatkan certificate itu dan menikmati curahan nikmat dunia tak tertandingi. Lantas apa kunci dari kekuatan kepemimpinan itu. ? Jawabannya adalah Ikhlas ! Apapun yang suami lakukan dirumah dan diluar rumah semata mata beribadah kepada Allah untuk mengemban amanah dari Allah sebagai kepala keluarga. Begitulah indahnya Islam mengajar proses lahirnya kepemimpinan dalam masyarakat. Dimulai dari keluarga dan berkembang sampai kepada tetangga, rukun tetangga, rukun warga , lurah , kecamatan, kabupaten , provinsi dan akhirnyua sampai di tingkat nasional.

Kepemimpinan itu adalah proses yang tidak datang dadakan. Dia lahir dari tengah masyarakat dan teruji dari tingkat rumah tangga sampai kepada masyarakat luas. Karena yang dihadapi adalah manusia dan alam. Yang tidak hanya dapat diselesaikan dengan hitungan angka statistik dan probability analisis untuk mengambil keputusan. Tapi suatu analisa yang berasal dari nurani terdalam tentang cinta dan kasih sayang. Maka Allah lah yang akan mengajarkan manusia untuk melewati batas akal melihat masa depan membangun visi. Hingga dia mampu berkata untuk sepatah kata yang meyakinkan orang lain percaya dan mengikuti sebagai sebuah inspirasi untuk lahirnya aspirasi kolektif. Dia bisa tampil keras seperti Umar BIn Khatap namun dapat juga lembut bagaikan Ali bin Abithalip, namun dia seorang demokrat sejati seperti Abubakar Sidik dan ekonom yang handal seperti Ustman.

Karena “Kepemimpinan” selalu berkaitan dengan kualitas-kualitas tinggi dalam moral dan karakter. Kualitas-kualitas, seperti visionary, empowering, authentic, resonant, heroic, transformational, dan puluhan ciri lain. Hal itu adalah hasil tempaan yang lama dan penuh jerih payah melalui keterlibatan penuh dedikasi di dalam komunitas yang melahirkan nature kepemimpinan itu. Maka, kepemimpinan juga dilekatkan dengan ide-ide dan perbuatan-perbuatan besar dan cinta besar yang membawa perubahan, sekalipun harus lama bertekun, bergerak melawan arus, dan berkorban untuk itu. Tapi di era sekarang , pemimpin dipilih karena pengaruh corong Iklan di TV/Media massa dan panggung. Maka calon anggota kabinet yang dipilihpun tak lagi melihat qualifikasi yang diidealkan untuk seorang pemimpin. Yang dikenal hanyalah istilah professional dan partisan layaknya mengelola Transnational Corporation. No money , no deal. No bargain position, no share.

Thursday, October 8, 2009

Bodoh dan Malas

Kemarin saya bertemu dengan teman dari Singapore. Teman ini sedang melakukan proses pengambil alihan perusahaan tambang di Indonesia. Investornya dari China lewat Asset Management di Hong Kong. Yang membuat saya tertarik dan akhirnya termenung adalah kehebatan warga singapore melihat peluang. Ketika era broker komoditi tak lagi dapat diandalkan karena semakin terbukanya informasi barang dan jasa untuk diaccess langsung oleh pembeli / penjual maka mereka beralih kepada broker jual beli perusahaan. Business ini bukanlah hal yang mudah saat sekarang. Karena membutuhkan ketajaman penciuman peluang , penguasaan geostrategis business, Networking yang berhubungan dengan tekhnology, market, financial. Yang menarik lagi adalah mereka kaum muda yang professional.

Akibat krisis global, pertumbuhan ekonomi Singapore sekarang memang melambat. Bahkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Tapi keadaan ini tidak berpengaruh besar bagi kelompok menengah Singapore. Mereka terlibat aktif memanfaatkan peluang business di hampir seluruh negara. Para Fund Manager raksasa senang berhubungan dengan pengusaha broker singapore dalam program pengambil alihan perusahaan ( Take Over /TO) di Indonesia karena analisa yang akurat dan penguasaan exit strategy ( paper work ) yang hampir 0,001 persen tingkat error nya. Itulah kelebihan mereka. Samahalnya di tahun 70 an sampai 1998 , importir dari manca negara lebih suka beli komoditas dari Singapore walau mereka tahu komoditas itu berasal dari Indonesia atau Malaysia.

Lantas mengapa pelaku TO itu dapat mendulang sukses? Mengapa itu tidak mampu dikerjakan oleh pelaku dari Indonesia sendiri ? Jawabannya sederhana yaitu access financial resource. Sama seperti dulu mengapa Singapore menguasai perdagangan komoditas asal indonesia. Ya karena penguasaan mereka terhadap Access market. Eksportir indonesia kaya raya karena dukungan perbankan dalam negeri dan broker singapore. Tapi yang lebih untung adalah pengusaha singapore sebagai broker. Sementara perbankan singapore mendapatkan luberan dana dari Indonesia dengan murah untuk ditabung atau deposito. Begitupula halnya dengan program TO. Perbankan kita yang berdarah darah membiayai pembangunan project namun akhirnya di ambil alih oleh Asing lewat broker TO singapore. Dan biasanya dana dari hasil penjualan itu dititipkan ke perbankan singapore. Tetap saja dalam kondisi apapun singapore berjaya.

Hampir sebagian besar perusahaan strategis di Indonesia yang masuk bursa tak lepas awalnya dari keterlibatan pelaku broker TO Singapore. Ciri khas mereka selalu sama. Enhancement company melalu financial engineering, , kemudian refinancing lewat Obligasi atau perbankan dan terakhir lepas saham di bursa (IPO). Ditahap terakhir inilah mereka mendulang yield tak terbilang. Jangan berharap perusahaan dibawah program TO ini kelak peduli dengan CSR ( Corporate Social Responsibility ) secara significant. Itu hanya lipstick dan hanya ada dalam brosur perusahaan untuk meningkat company image. Tak lebih.

Jadi kalau banyak perusahaan tambang yang strategis masuk bursa maka itulah ujud dari cerita lama berulang. Singapore selalu pandai memanfaatkan kebodohan dan kelemahan Pengusaha Indonesia yang selalu ingin hidup senang tanpa kerja keras namun culas. Dan yang lebih lagi adalah pengusaha indonesia tidak mau tahu soal nasionalisme atau cinta tanah Air. Bagi mereka money is the real god. Makanya betul kata teman saya “ Singapore tidak akan pernah miskin selagi tetangganya ‘bodoh ,malas dan culas “.

Friday, October 2, 2009

China dan kemajuan

Tanggal 1 oktober, hari nasional China diperingati dengan sangat meriah. Puncak acara itu diadakan di Lapangan Merah. Parade militer dengan menampilkan keunggulan China dalam menguasai tekhnologi perang dan barisan militer professional , tak ada kesan lagi bahwa negeri ini pernah dijajah oleh Asing dan pernah hancur karena perang dunia kedua. Pada abad sekarang, China dapat menunjukan kepada dunia bahwa mereka memang pantas dihormati dan disegani. Putaran G20 untuk menyelesaikan masalah akibat financial global crisis hanya bisa dilakukan dengan keterlibatan china secara penuh. Kalau dulu timur tidak dipandang sebelah mata namun kini kekuatan dunia terpusat dua poros, Beijing –Washington.

China adalah negara yang berhasil membangun negerinya tanpa dikendalikan oleh AS ,seperti Jepang dan Korea. Negeri ini bangkit karena akar budaya yang menanamkan percaya diri yang tinggi atas nilai nilai budaya sebagai sebuah komunitas yang unggul dalam peradaban dunia. Namun ada hal yang menarik bahwa China gemar meniru yang baik dari negara /bangsa lain dan menerapkannya sesuai dengan budayanya sendiri. Bukan meniru buta dan bangga akan itu seperti layaknya negara yang menjadi American Follower. Bagi China , apapun yang baik untuk rakyat walau berasal dari negera lain maka itu harus dipelajari. Setelah dipelajari maka harus dikembangkan dengan membuang yang buruk dan meningkatkan yang baik.

Demikianlah ketika china meniru kapitalis tapi hanya mengambil sisi yang baik dari kapitalis dan membuang yang buruk. Seperti Capitalis memberikan hak pemodal untuk meningkatkan value resourcenya. Ini diterima oleh China. Tapi tujuan capitalis untuk mempermainkan pasar dan membunuh pesaing lewat modal, dibuang oleh Pemerintah lewat perlindungan penuh kepada yang tak mampu bersaing. Negara digaris depan mencipatakan keadilan pendistribusian modal lewat pendirian bank yang semuanya milik pemerintah. Pemerintah menciptakan keadilan mendistribusikan produk hulu dengan memberikan hak monopoli kepada BUMN menguasai business hulu. Agar business hilir dapat berkembang, terutama bagi dunia usaha kecil. Privatisasi layanan public dilakukan dengan hati hati dan hanya dilaksanakan dalam satu komunitas yang tingkat penghasilannya sudah diatas rata rata.

Yang jadi pertanyaan oleh kalangan akademis adalah bagaimana China bisa menggerakan rakyatnya dalam jumlah 3 kali penduduk AS atau 5 kali penduduk Indonesia untuk tampil unggul dalam persaingan global dan menjadi mesin pertumbuhan yang efektif. Kebanyakan negara, jumlah penduduk sebagai kendala meng eskalasi pertumbuhan ekonomi. Tapi bagi China jumlah penduduk sebagai peluang dan sekaligus keunggulan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Kemajuan China disegala bidang, hampir dipastikan karena keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan pemerintah yang solid lewat partai komunis. Apakah yang membuat hingga rakyat china dapat menjadi mesin ekonomi yang efektif ?

Ternyata jawabannya adalah strategy pembangunan sumber daya manusia yang tepat. Sejak kemerdekaannya, para pemimpin china punya konsep yang jelas untuk membangun SDM. Dan ini berlanjut secara berkesinambungan dari satu president ke president berikutnya. Beda dengan kita yang ganti president, ganti strategy. China strategy tidak pernah berubah. Yang berubah hanyalah taktik pengembangan SDM yang harus disesuaikan dengan situasi kondisi zaman.Mari kita lihat cara china membangun SDM rakyatnya dari satu president ke president berikutnya.

Era Mao ( 1966 ) ketiika revolusi kebudayaan, Mao berhasil menggiring lebih dari separuh rakyat China menamatkan SLA. Program ini termasuk salah satu dalam agenda revolusi Mao. Pada Era Mao , kualitas tidak begitu diperhatikan. Yang diutamakan adalah menjaring sebanyak mungkin rakyat bisa melek hurup dan melek berhitung. Revolusi Kebudayaan, jumlah siswa masuk sekolah dasar meningkat separuh darti sebelumnya, sekolah menengah pertama naik empat kali lipat, dan sekolah menengah meningkat 14 kali lipat. Kebanyakan yang sekarang jadi elite China berasal dari program pendidikan era Mao. Program ini hampir tidak mungkin diterapkan tanpa revolusi. Dan Mao berhasil untuk itu. Revolusi kebudayaan berhasil menghancurkan paham feodal yang menghambat pendidikan.

Era Deng ( 1978 ) , Reformasi Deng dijalankan secara systematis. Pendidikan dijadikan prioritas utama. Pendidikan diarahkan untuk menguasai iptek dan menciptakan sytem pendidikan yang berbasis caracter building. Kualitas gurupun ditingkatkan. Reformasi pendidikan era Deng memang banyak yang memberhentikan guru yang tak berkualitas namun menarik guru yang berkualitas dengan standard gaji professional. Hal ini disadari oleh Deng ,bahwa reformasi ekonomi ( Ekonomi terbuka ) tidak akan berhasil membuat China sebagai tuan dinegerinya sendiri bila tidak menguasai iptek. Deng berhasil membangun basis reformasi ekonomi ya pro kapitalis dengan basis pendidikan SDM yang kuat.

Era Jiang Zemin ( 2000) , pendidikan diarahkan lebih kepada efektifitas metode belajar dan mengajar. Tidak ada lagi pemaksaan orientasi pendidikan yang terkomando lewat hapalan atau paket. Era ini, adalah pendidikan diarahkan kepada menciptakan pendidikan yang tepat sesuai umur dengan memasukan dimensi memanusiakan manusia. Proses ini merupakan taktik untuk melahirkan masyarakat yang creative dan mampu bekerja sama dengan siapapun untuk menghasilkan yang terbaik hingga mampu pula bersaing di segala bidang dikancah international. Program ini bukan hanya keputusan president tapi merupakan hasil musyawarah kolektif dari seluruh pemimpin china kala itu.

Era Hu Jintao (2003) hingga sekarang meneruskan konsep pendidikan dari president sebelumnya namun meningkatkan mutu pendidikan luar sekolah kejuruan dibidang industri dan management. Tujuanya agar pendidikan formal maupun informal dapat berdiri sejajar untuk berbuat bagi kemajuan China. Tidak ada lagi diskriminasi dan kesempatan diperluas bagi siapa saja. Memperhatikan cara china membangun negaranya, utamanya sektor pendidikan, kita patut merenungkan kata kata Jhon Adam ( president ke dua AS)’ Aku ingin berjuang keras untuk rakyat agar kelak anak anakku bisa belajar matematika, dan cucuku kelak dapat belajar science , cicitku dapat belajar filsafat dan seni. ”

Pendidikan itu memang harus disesuaikan dengan sosial ekonomi suatu negara dan zamannya. Kita tidak bisa membayangkan betapa beratnya tantangan Mao ketika harus membunuh jutaan kelompok feodal yang selalu menginginkan rakyat bodoh. Kita tidak tahu bagaimana beratnya beban anggaran yang harus dipikul Deng ketika awal reformasi. Dia harus menanggung anggaran pendidikan yang besar. Karena itu dia harus menutup hampir semua pusat riset tekhnologi militer dan memangkas anggaran pertahanan walau situasi masih diliput perang dingin. Tapi para pemimpin China, telah berbuat dengan keyakinannya untuk masa depan negaranya. Kini rakyat China dapat tersenyum dan berterimakasih kepada pemimpinnya. Itu terlihat jelas dalam parade hari nasional china di lapangan merah. Ribuan anak sekolah mengusung photo berukuran raksasa president yang terdahulu maupun yang kini berkuasa. Bagaimana dengan kita ?

Kebutuhan listrik

Era sekarang segala galanya diukur oleh indeks prestasi. Mahasiswa bangga bila IP nya tinggi. Apalagi dapat menyelesaikan studynya dalam waktu yang sangat singkat. Tak penting bagaimana meraihnya. Bila kenyataan begitu banyak mahasiswa selesai kuliah menjadi beban. Bukannya memberikan contribusi positip bagi masyarakat. Ilmu sebagai fundamental membangun tak nanpak kecuali semuanya tertuang dalam IP. Semakin tinggi IP nya semakin baik sarjana itu. Prestasi diatas kertas sudah menjadi budaya untuk menentukan kelas seseorang. Sebuah realitas hidup dalam cermin bukan realitas. Negara yang dikelola oleh Sarjana seperti itu, juga mengandalkan IP dalam bentuk angka ekonomi growth. Prestasi gemilang untuk dijual dan dihormati agar tetap terpilih dan dihormati.

Ditengah kebanggaan negara memacu pertumbuhan ekonomi nasional, ditengah kebanggaan menjadi negara yang tergabung dalam G20, ditengah kebangagaan negara paling demokrasi, ditengah kebanggaan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di ASEAN yang dilanda krisis global, kini diseluruh wilayah harus merasakan pemadaman listrik bergilir. Sebuah realitas bahwa pembangunan selama ini tak lebih hanya berbicara diatas kertas. Pejabat tampil plamboyan digedung megah namun miskin visi. Diera globalisasi dan kompetisi kebutuhan listrik adalah harga mati yang harus dibela sampai mati oleh rezim manapun. Tapi dinegeri kita itu tak nampak.

Padahal disadari oleh semua pihak bahwa selain sektor industri, berbagai kegiatan dalam kehidupan kita pun tidak lepas dari perlunya ketersediaan tenaga listrik. Kegiatan rumah tangga, pendidikan,ekonomi,serta kegiatan yang lain yang menunjang kehidupan kita sehari-hari sangat tergantung pada listrik. Jika ketersediaan tenaga listrik berkurang, berbagai kegiatan sehari-hari tidak akan berjalan optimal. Konsekuensinya, target pertumbuhan ekonomi 6% dan pertumbuhan industri di atas 5% tampaknya sulit tercapai. Tapi dengarlah para pemimpin kita dengan gagahnya berkata ” Kalau Tiongkok atau Malaysia bisa kitapun bisa ”

Kondis kelistrikan di Indonesia sangat buruk. Indonesia berada pada urutan ke-11 dari 12 negara sekawasan. Rasio elektrifikasi saat ini sekitar 64,3% dan rasio desa berlistrik sebesar 91.9%. Artinya lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka masih ada 34 % wilayah Indonesia tidak berlistrik. Walau rencana kelistrikan adalah tercapainya rasio elektrifikasi 67,2% pada 2010,dan 93% pada 2025. Keliatannya sulit dicapai. Masalahnya kini, kemampuan PLN dalam mengimbangi konsumsi listrik yang ada masih minim. Hal ini disebabkan oleh ketidak mampuan financial capability PLN untuk membeli energy. Juga sumber pendanaan untuk membangun Power Plant baru semakin sulit dan mahal. Kendala ini diketahui tapi tak pernah diselesaikan kecuali asik mengumbah janji “akan diselesaikan tahun sekian…”

Masalah kebutuhan dana investasi untuk negeri ini bukan hanya listrik tapi begitu banyak infrastructure yang dilanda krisis dan semua itu hanya soal waktu akan meledak sebagai bukti pemerintah memang tidak qualified mengelola sumber daya dalam negeri untuk kepentingan rakyat banyak. Indonesia membutuhkan dana sebesar Rp. 2000 triliun selama lima tahun agar meraih pertumbuhan ekonomi 7%. Itu artinya setiap hari dibutuhkan lebih dari Rp. 1 triliun. Akankan ini dapat dicapai oleh pemerintah yang doyan bicara dan komplik internal antar elite. Apalagi president yang terlalu banyak berpikir dan telat bertindak.

Bila RA Kartini menulis buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, barangkali sudah saatnya kita menulis drama ekonomi Indonesia dengan judul “Habis BBM Terbitlah Krisis Listrik”. Tanpa upaya serius menyelesaikan krisis listrik dengan cerdas dan tidak kontra-pertumbuhan, drama deindustrialisasi babak berikutnya akan berlanjut.

Monday, September 14, 2009

Berbuat untuk wiraswasta




Berita Kompas hari ini menyebutkan bahwa ada 900,000 sarjana yang menganggur. Memang hampir sebagian besar para orang tua yang menyekolahkan anaknya , mengharapkan agar kelak anaknya dapat menjadi pegawai. Yang pegawai negeri diharapkan jadi pejabat. Yang pegawai swasta diharapkan kelak jadi manager atau direktur. Seakan dunia bekerja adalah dunia yang menjanjikan masa depan cemerlang. Mungkin karena sebagian besar kelompok menengah di Indonesia yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi berlatar belakang pegawai. Para orang tua hanya mengenal dunia “ Work and Reward “ yang serba pasti. Bayangan kehidupan wiraswata yang serba tidak pasti bukanlah tempat aman dan harus dihindari kecuali kesempatan kerja sudah tidak ada lagi. Ini bawaan yang salah dari generasa yang salah.

Para wiraswasta diabad modern ini bukan lagi penyedia kebutuhan pasar tapi mereka pencipta kemakmuran dan perubahan. Sikap mental wiraswasta yang tangguh menghadapi kompetisi, kreatifitas yang tinggi serta kemampuan mengikuti perubahan adalah asset bangsa yang tak terhingga untuk menggiring jutaan rakyat masuk kekelompok menengah. Untuk kemakmuran Indonesia , tidak dibutuhakn 10 juta wirawasta tangguh. Cukup enam juta wirawasta tangguh dengan bekal pendidikan yang cukup , sudah mampu menggiring jutaan rakyat keperingkat menengah. Cobalah hitung,bila 6 juta pengusaha ( 3 persen dari jumlahn penduduk ) professional itu dapat menarik angkatan kerja sebesar 5 orang per satu unit usaha maka jumlah angkatan kerja yang dapat ditampung sebesar 30 juta orang. Andai masing masing pekerja itu mempunyai tanggungan 3 orang maka jumlah yang dapat hidup dari kehadiran wiraswata unggul itu menjadi 90 juta orang atau sama dengan separuh penduduk Indonesia. Pengusaha dengan jumlah karyawan sebanyak 5 orang bukanlah perusahaan besar tapi perusahaan tergolong menengah kecil. Artinya untuk menciptakan kemakmuran kita tidak butuh konglomerat , kita hanya butuh 4 juta pengusaha professional berskala kecil tapi tangguh.

Tentu bukan masalah besar bila ada kemauan besar untuk merubah budaya jongos menjadi juragan Masalahnya sekarang adalah budaya untuk memilih cara aman dan mudah adalah keseharian kita. Budaya berani menghadapi ketidak pastian dan bertarung dalam kompetisi meraih peluang sesuatu yang langka. Mungkin karena ratusan tahun terjajah dan biasa diperintah hingga sangat sulit untuk merubahnya. Padahal dengan system demokratisasi anggaran melalui mekanisme deficit sudah sangat jelas menegaskan bahwa peran pemerintah/negara tidak lagi sebagai undertaker /provider untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat. Pemerintah dalam konteks demokratisasi hanyalah sebagai regulator dan motivator untuk terbentuknya kemakmuran ditengah masyarakat.

Ketika pertumbuhan ekonomi melambat dan angkatan kerja terus meninggkat maka kumpulan para sarjana itu bukannya menjadi asset bangsa melainkan jadi beban negara yang minus kontribusinya. Mereka terpaksa masuk daftar pengangguran dan menjadi masalah social bagi Negara. Maka kitapun marah kepada pemerintah karena gagal menyediakan lapangan kerja untuk para putra kita yang lulus universitas. Seakan pemerintah kita tempatkan sebagai provider untuk ticket meraih masa depan. Padahal pemerintah sendiri adalah bagian yang terpasung dari kehadiran rakyat yang selalu meminta. Dimanapun , negara itu tidak pernah akan besar bila rakyat tidak mampu menjadi pahlawan, baik bagi dirinya sendiri maupun pahlawan bagi bangsanya. Itu hanya dimungkinkan dapat ditempuh melalui wiraswasta.

Di China sekarang tercatat jumlah wiraswata mencapai 80 juta orang. Sebagian besar mereka tergolong usaha kecil menengah. Sejumlah mereka tersebut rata rata menampung 10 orang tenaga kerja per unit usaha atau secara total sumbangan pengusaha menengah kecil tersebut terhadap penyedia lapangan kerja sebesar 800 juta. Artinya mereka mampu menampung seluruh angkatan kerja di china. Hampir 1 milliar penduduk china masuk dalam kelompok menengah dengan penghasilan USD 24,000 per tahun. Jumlah ini akan terus bertambah dengan semakin gencarnya kampanye pemerintah untuk melawan kehadiran pengusaha asing di china agar rakyat china dapat menjadi tuan dinegerinya sendiri disegala bidang. Tapi lihatlah daftar orang terkaya didunia. Dari 100 orang terkaya didunia tidak ada satupun berasal dari China namun peringkat pertama didunia jumlah populasi kelompok menengah adalah china.

Padahal kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dan letak yang strategis diapit oleh dua benua serta berhadapan langsung dengan pacifik yang merupakan zona paling pesat pertumbuhan ekonominya adalah potensi yang tiada habisnya untuk unggul memanfaatkan peluang usaha disegala bidang. Tapi, kita tidak pernah melihat potensi kita kecuali terus berharap kemudahan dapat datang tanpa harus mengambil resiko


Friday, September 4, 2009

Bantuan atau jebakan ?

“ Kamu yang berbuat , aku bertanggung jawab..on nasip oh nasip, beginilah jadinya..”Ini sepenggal lagu dangdut Rhoma Irama. Penggalan lagu ini yang kini dirasakan China. Setelah melalui 4 kali putara perundingan G20, akhirnya setuju untuk memberikan bantuan dana kepada IMF dalam rangka mengatasi crisis global. Bantuan ini diberikan China melalui pembelian 32 miliar SDR (Special Drawing Rights) atau setara dengan USD 50 miliar. Inilah kali pertama dalam sejarah dimana IMF harus berhutang mendapat dana membantu anggotanya. Amerika yang bikin ulah crisis global tapi China yang harus membantu. Hebat , kan.

Hampir semua negara yagn terkena dampak dari crisis global mendapatkan kucuran bantuan berupa SDR tersebut. Indonesia memperoleh SDR 1,74 miliar atau setara 2,7 miliar dollar AS. SDR (Special Drawing Rights) adalah sebuah kepemilikan aset IMF berdasarkan pada sekeranjang mata uang internasional - dollar AS, yen, euro, dan pound - yang dihitung setiap hari dan para anggotanya dapat mengkonversi ke mata uang lainnya. Dengan demikian maka semakin kukuhlah internationalisasi mata uang. Padahak Global financial crisis karena efek dari internationalisasi mata uang. Tapi ini tidak dilihat sebagai dasar melahirkan sebuah solusi. Justru memperbesar cakupan dan keharusan bagi seluruh negara mengikuti internationalisasi mata uang ini.

Sebagai contoh devisa dollar kita mencapai record tertinggi sepanjang sejarah tapi rupiah masih tetap lemah dan tidak ada pengaruh significant dipasar. Lantas apa arti fundamental ekonomi yang begitu hebat kalau kenyataanya tidak ada pengaruh terhadap kekuatan kurs ? Keadaan ini merupakan pola berpikir tentang stabilitas ekonomi namun lebih memikirkan stabilitas negara pemodal. Betapa tidak? Semua menyadari bahwa kebijakan yang paling berperan dalam menentukan stabilitas kurs adalah kebijakan moneter bukan kebijakan fiskal. Contoh , kebijakan fiskal yang mengurangi subsidi , justru membuat rupiah terdepresiasi akibat inflation effect. Akibatnya harga barang impor menjadi relative lebih murah dibandingkan dengan barang domestik. Tentu hal ini akan terjadi dorongan ( free market effect ) import untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rupiah akan semakin tertekan untuk membayar barang import tersebut.

Skenario program bantuan akibat crisis lewat SDR hanyalah kesepakatan antara China yang deplasi dan Barat yang inflasi. China membutukan pasar international untuk kelebihan produksi dan dunia butuh dana untuk membelinya. Keadaan ini akan semakin meminggirkan daya saing dalam negeri terhadap asing , terutama bagi negara diluar NIC. Harusnya ini disadari oleh pemerintah kita untuk keluar dari internatisionalisasi mata uang agar stabilitas mata uang tidak masuk dalam grey area yang mudah di permainkan oleh pasar. Karena Internasionalisasi rupiah ini dapat mengurangi kemampuan otoritas moneter dalam mengendalikan uang yang beredar, misalnya pemilikan rupiah oleh non residen selain digunakan untuk transaksi kegiatan ekonomi bisa pula digunakan untuk transaksi spekulatif yang bisa memberikan tekanan pada nilai rupiah yang pada gilirannya berpengaruh pada variabilitas nilai tukar rupiah.

Dibeberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan China, Chili, Venezuela, Argentina, Brazil berupaya membatasi internasionalisasi mata uang domestiknya. Diataranya melalui 1) Ketentuan yang membatasi jumlah mata uang domestik yang dapat di bawa ke luar negeri, 2) Ketentuan membatasi atau melarang pemberian “kredit” dalam mata uang domestik baik dari residen kepada non residen. 3) Ketentuan yang mengatur sumber penggunaan dana rekening mata uang domestik milik non residen 4) ketentuan yang mewajibkan penerimaan ekspor dalam valas dan pembayaran impor dalam valas, 4) ketentuan yang mengatur keterlibatan non residen dalam transaksi modal dalam negeri dan 5) Ketentuan yang membatasi transaksi mata uang domestik di luar negeri.

Hal-hal tersebut mendesak dilakukan dalam bentuk UU agar jangan sampai kita baru menyadari setelah seluruh kekuatan daya saing kita sudah hancur karena semua industri dan petani tak mampu lagi berproduksi karena kalah bersaing dengan barang import. Kalau sampai ini terjadi maka chaos economic akan lebih parah dibandingkan tahun 1998. Kalau crisis 1998 melahirkan reformasi maka ini akan melahirkan revolusi perang kelas antara komunitas pedagang ( berjuis/kapitalis ) yang semakin kaya dengan buruh , tani yang kehilangan akses berpoduksi karena kalah bersaing.

Tuesday, September 1, 2009

Kasus Bank Century

Mirror itu artinya cermin. Bila anda berdiri didepan cermin maka wajah dan tampilan anda akan percis sama dengan yang ada cirmin itu. Dalam teknology photo digital cermin itu dapat dipantulkan oleh cahaya ketempat lain , yang tak ada bedanya dengan tamplilan anda didepan cermin. Begitu hebatnya perkembangan tekhnology. Dalam dunia keuangan ada istilah yang dikenal terbatas oleh kalangan fund manager, yaitu mirror asset. Mengapa terbatas? Karena transaksi ini sebetulnya penuh rekayasa dan dipergunakan untuk tujuan yang sophisticated. Tak ada bedanya dengan transaksi Hedge Fund.Tapi namanya hedger sebaik apapun dia , keadaan akan cepat merubahnya menjadi spekulan bila keadaan pasar memungkinkan. Begitupula dengan Mirror asset.

Mirror asset itu adalah tools dalam financial engineering. Dia dipergunakan sebagai credit enhancement. Dari namanya tahulah kita bahwa enhancement itu berarti pembesaran /peningkatan. Seperti balon yang ciut , kemudian ditiup menjadi besar dan ringan untuk dibawa terbang kemanapun. Anda punya kemampuan untuk melaksanakan business tapi terbatas kemampuan financial. Tak ada bank yang mau kasih pinjam untuk mimpi anda tanpa ada jaminan yang cukup. Setidaknya anda herus punya tract record yang qualified serta asset sebagai jaminan. Bagaimana bila jaminan tidak ada , tract record tidak ada. ? Sementara anda yakin sekali bahwa apabila project itu jalan, akan menguntungkan sekali.

Bank tidak ada waktu mendengar keyakinan anda itu. Apalagi mempercayai mimpi anda itu. Pada saat inilah anda dapat masuk ke financial engineering. Professional consultant dibidang Financial akan memberikan solution untuk itu. Maka tools seperti Credit Enhancement itu dapat dipakai. Pihak Asset Manager ( Investment Banker ), venture business akan mendalami exit strategy anda dengan teliti. Bila mereka yakin, maka mereka akan sediakan credit enhancement untuk atas nama anda. Semuanya adalah financial instrument yang liquid berating AAA. Dengan anda memiliki asset dalam bentuk cash back tersebut maka tidak sulit bagi anda untuk melakukan fund raising melalui penerbitan obligasi ( Bond ) atau penarikan loan dari bank. Semua itu diatur oleh team professional yang tahu betul dengan semua aspek untuk memenuhi compliance tersebut.

Sepanjang tools ini dipergunakan dengan professional, tidak akan menimbulkan masalah. Contohnya pihak Asset Manager dan Consultant mengawal ketat proses terlaksananya exit strategy itu dari awal sampai akhir.Sehingga tidak ada satupun pihak yang dirugikan. Artinya anda harus punya commitment untuk keluar dari mirror asset dengan cepat sebelum jatuh tempo financial intrument itu.Caranya adalah menggunakan exit strategy seperti refinancing melalui perbankan atau pelepasan saham ke publik/ penawaran tertutup untuk membayar kewajiban financial anda.. Sehingga tidak ada satupun pihak yang dirugikan. Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa mirror asset dalam bentuk credit enhancement hanyalah tools untuk memenuhi compliance risk management bukan sebagai loan undertaking.

Namanya tools , tentu ibarat pisau bermata dua. Bisa untuk tujuan baik bisapula tujuan buruk ( kriminal). Seperti dalam kasus bank century, keadaannya tidak jauh berbeda. Bank century menerbitkan obligasi dengan menggunakan mirror asset tersebut sebagai collateral. Hasil penjualan obligasi tersebut di transfer keluar negeri. Itulah sebabnya BI meminta agar obligasi ( surat berharga ) tersebut dialihkan ke luar negeri dengan jaminan cash tunai bank century di Dresdner bank Swiss. Tapi ternyata , Cash itu tidak bisa dikuasai untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo. Ya , jelas saja karna cash itu hanya mirror asset ( illegible ) bukan real asset. Sehingga dikatagorikan Obligasi itu bermasalah ( fake). Model mirror asset ini beragam dan derivativenya luas sekali. Seperti dipakai untuk menerbitkan LC/SBLC/BG/MTN/CD/bank Account/CDS, yang kesemua endingnya pay later or never karena illegible.

Itulah sebabnya BI dan DepKeu tak mampu mendeteksi masalah bank century dengan cepat dan akurat. Akibatnya kebobolan dana talangan sampai Rp 6,7 triliun. Karena mirror asset bukanlah hal yang sederhana. Sangat sophisticated. Dia ada tapi tiada karena semua contract non disclosure. Terlaksana karena sebuah konpirasi apik antara asset manager, Clearing house, Lawyer, Investor. Semua sudah terjadi. Yang harus dikejar oleh BPK dan KPK adalah kemana uang hasil penjualan obligasi itu ditransfer ? Apa underlying transfer dana itu ? siapa yang nerima ? Siapa nasabah yang harus mendapat talangan sebesar itu oleh LPS. Bagaimana contrak nya ?( bukan tidak mungkin nasabah ini mendapatkan yield super tinggi, hingga tak pantas ditalangi).

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...