Tuesday, March 4, 2008

Yahudi di AS

“Tahukah , kamu,? “ kata teman saya yang warga negara AS. Dia nampak geram dengan berita televise yang berceritakan kebrutalan tentara Israel membordir wilayah palestina dengan alasan memburu pendukung Hamas. “ Dari 10 orang Amerika , 7 membenci Israel. Kami muak dengan mereka yang membuat bangsa kami nampak tolol dimata international. Bahkan kami sempat bertanya , mengapa Israel tidak marah kepada bangsa Jerman yang terbukti pernah mengirim orang yahudi ke kamar gas beracun untuk dieksekusi secara massal. Mengapa membunuhi bangsa palestina ? Mengapa ? “ lanjut teman saya ini sambil menggeleng gelengkan kepala.

Untuk diketahui bahwa Yahudi berbeda dengan Zionisme.. Orang-orang Yahudi menentang eksistensi Rezim Zionis Israel dan tidak bersedia mendukungnya. Sebanyak 65 persen warga Yahudi di AS menolak Israel dan membencinya. Jadi ada pembedaan antara Yahudisme sebagai sebuah agama dan Zionisme. Sebab Zionisme mengorbankan agama untuk kepentingan Israel dan Zionisme. Akan tetapi umat Yahudi, misalnya yang tinggal di wilayah kuno kota Jerussalem hidup berdampingan dengan para pengikut agama yang lain. Mereka tidak ada kaitannya dengan Rezim Zionis Israel, bahkan menyebut Israel sebagai rezim pendudukan, anti agama dan bobrok

Kelompok yahudi di AS adalah komunitas minoritas atau bahkan jauh dibawah komunitas negero. Tapi keberadaan mereka sangat menentukan arah kebijakan politik luar negeri AS. Mengapa ? Sederhana saja. AS negara kapitalis dan yang berkuasa adalah uang. Bukan mayoritas suara. Yahudi yang segelintir itu menguasai 60 % Industri keuangan di dunia dan 90% di AS. Mereka juga pemilik jaringan media massa di AS seperti CNN, dll. Disamping itu hampir 80% Industri consumer goods dimiliki oleh mereka, termasuk jaringan usaha ritelnya. Juga industri raksasa yang menguasai produksi obat obat , dikuasai oleh kelompok Yahudi. Dibidang Persenjataan mereka menempatkan diri sebagai pemasok utama untuk memenuhi ambisi pentagon menguasai teknologi mutakhir dibidang persenjataan. Dengan ini semua, maka tidak berlebihan , walau mereka segelitir namun mereka menguasai sendi sendi kehidupan AS.

Infiltrasi dan kekuasaan zionisme di berbagai struktur pemerintahan AS, termasuk di jantung gedung putih, adalah masalah yang berkali-kali dibicarakan di lembaga-lembaga politik dunia. Kekuasaan atas media massa, struktur politik, militer dan sosial di AS, dan pada akhirnya infiltrasi serta kekuasaan zionisme di dalam sistem perekonomian AS, adalah sesuatu yang selalu muncul di dunia sebagai faktor saling pengaruh-mempengaruhi antara AS dan rezim zionis. David Luchins, wakil ketua Asosiasi Kerjasama Yahudi Ortodoks AS, dalam hal ini berkata, “Kami bukan sebagai kelompok minoritas, tetapi bagian dari mayoritas dimana segala sesuatu yang kami inginkan, pasti akan berlaku.”

Oleh sebab itulah, dengan mempelajari sejarah 55 tahun pendudukan Palestina dan deklarasi keberadaan ilegal rezim zionis, kita lihat bahwa semua presiden AS tanpa terkecuali, pasti melakukan pertemuan dan dialog dengan para pemimpin Yahudi dan pemimpin Israel. Dokumen-dokumen terpercaya juga menunjukkan bahwa pertahunnya 1/5 dari seluruh bantuan luar negeri AS diberikan kepada rezim zionis. Selain itu, berbagai kedutaan dam konsulat luar negeri AS selalu memiliki diplomat-diplomat yang bertugas mempelajari berbagai jalan perluasan hubungan dengan warga Yahudi Amerika, dalam rangka menjaga interes negara mereka. Di kalangan para diplomat asing, beredar pemeo terkenal sebagai berikut; “Jika Anda ingin memperoleh mediator yang handal di AS untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan negara Anda, maka Anda dapat memanfaat kan pengaruh warga Yahudi Amerika.”

Zionisme yang merupakan sebuah gerakan politik itu, mengumumkan kewujudannya pada tahun 1897. Bersamaan dengan dimulainya perang dunia pertama, ada hubungannya dengan kepentingan kekuatan-kekuatan besar dunia dengan gerakan Zionisme menjadi pemicu penandatangan deklarasi Balfour yang berakhir dengan terbentuknya rejim Zionis di tanah Palestin. Pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggeris yang ketika itu disandang oleh Arthur James Balfour, mengeluarkan pernyataan yang berisi keterangan mengenai pembentukan “tanah air bangsa Yahudi” di Palestin. Kebanyakan para pemimpin Zionis saat itu adalah orang-orang liberal yang tidak mempercayai agama Yahudi. Mereka pada awalnya tidak memandang Palestin sebagai negeri yang akan menjadi milik orang-orang Yahudi.

AS sebagai tempat Zionism berkembang, pertama kali diperkenalkan di tahun 1942 dan selanjutnya mendapat dukungan luar biasa dari warga AS keturunan yahudi yang sudah berada disana berabad abad.. Seperti slogan mereka “Dukungan kepada zionisme bukan berarti hijrahnya seorang Yahudi atau perolehan kewaraganegaraan asing. Tetapi, untuk menciptakan Amerika yang lebih baik, kita harus menjadi Yahudi yang baik, dan untuk menjadi Yahudi yang baik, kita harus menjadi seorang zionis.” Efektifitas slogan seperti itu dalam menarik keanggotaan dari masyarakat Yahudi Amerika, telah membuka peluang yang amat luas bagi terbentuk dan terlembaganya masyarakat Yahudi Amerika. Dengan demikian, terbentuklah masyarakat Yahudi AS; dan Amerika pun dipilih sebagai tempat yang dianggap paling sesuai untuk pusat aktifitas mereka menciptakan negara baru yang bernama Israel.

Kini para pemimpin Yahudi dapat berkata kepada dunia “Hari ini, kita masyarakat Yahudi Amerika, telah berhasil, baik di dalam negeri mau diluar negeri, merealisasikan sesuatu yang tidak pernah diimpikan oleh nenek moyang kita. Melanjutkan perjuangan mereka, kini putra-putra mereka telah berhasil memperoleh kekuatan yang sedemikian besar di Amerika. Ini semua adalah berkat kerjasama lembaga-lembaga Yahudi zionis di AS dengan dukungan masyarakat Yahudi di Eropa. . Tidak ada satupun kekuatan social maupun ekonomi yang lepas dari kekuatan kita. Tidak ada budaya yang aman dari pengaruh kekuatan kita. Kitalah penakluk dan penguasa sejati di planet bumi ini. Saatnya hancurkan musuh abadi kita, Islam...

No comments:

Putin memenangkan Pilpres Rusia.

  Pemilu Rusia, memilih empat calon presiden, yaitu Putin, Leonid Slutsky, Nikolai Kharitonov, dan Vladislav Davankov. Hasilnya ?  Komisi Pe...