Saat ini sedang dilakukan Pertemuan OKI ( organisasi Komperensi Islam ) di Dhaka. Perhatian dunia dalam kegiatan ini cukup besar karena ditengah situasi Politik Timur Tengah yang memanas akibat komplik Israel – Palestina, Iran, Irak ,Afganistan. Dunia ingin melihat sejauhmana komitmen OKI dalam perannya mendukung perdamainan didunia ini , khususnya dikawasan yang sedang bertikai tersebut. Negara Non OKI yang dimotori oleh AS-Barat telah menciptakan ketidak seimbangan system ekonomi dan politik dunia sehinga menyebabkan kubangan kemiskinan bagi komunitas negara miskin ( yang sebagian basar adalah negara OKI ) dan komplik di negara anggota OKI. Ini harus disadari agar OKI tidak hanya sebagai forum politik belaka dan hanya bersifat retorika.
Islam adalah agama yang mengalami pertumbuhan yang cepat sejak kali pertama diperkenalkan oleh Muhammad SAW. Data dari Madina Masjid Houston Researh , menyebutkan bahwa dari tahun 1900 sampai dengan 2005, populasi Islam di dunia meningkat dari 12% menjadi 23 %. Sementara Populasi Kristiani meningkat hanya sebesar 2% atau dari 27% menjadi 29%. Yang paling mengejutkan adalah pertumbuhan Umat Islam di Eropa dan AS. Didua negara ini, populasi Islam adalah nomor dua terbesar setelah Kristiani dan diatas populasi yahudi.. Yang pasti, populasi Islam dunia 82% adalah non Arab dan dari 189 negara negara yang ada didunia, 58 nya berpenduduk mayoritas Islam. Inilah fakta bahwa komunitas Islam adalah kekuatan significat dalam percaturan politik global dan juga kekuatan real ekonomi dunia. Artinya kalau ada kemauan kebersamaan maka tidak sulit untuk melakukan penekanan kepada pihak Zeonisme atau Israel untuk menghargai hak hak bangsa Palestina. Makanya tidak berlebihan bila ada tuntutan kepada OKI untuk lebih serius menggunakan kekuatan komunitas Islam dalam upaya menciptakan stabilitas dunia berdasarkan azas islam tentang rahmatan lilalamin.
Dipenghujung tahun 1996, Dalam konferensi tingkat Menlu OKI, president Indonesia , Soeharto menyampaikan Pidato yang sangat monumental tentang perlunya paradigma baru dari keberadaan OKI agar lebih focus kepada kerjasama dibidang Ekonomi dan Pembangunan. Karena disadari semua bahwa yang membuat terjadi pertikaian dan ketidak adilan dunia disebabkan oleh faktor ekonomi. Ini terjadi sejak dari dahulu kala. Berangkat dengan sebuah realitas tentang potensi negara OKI yang sebagian besar menguasai SDM , Natural resource besar didunia. Bila kekuatan komunitas islam ini dapat dikelola dalam barisan yang kuat dalam ukhuah Islamiah maka OKI akan diperhitungkan dalam setiap sikap politiknya untuk menciptakan perdamain dimuka bumi. Sikap Soeharto tersebut sejalan dengan analisis sosiologi ekonomi Max Weber--yang dituangkan dalam karya monumentalnya The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism--agama, tak terkecuali Islam, ternyata memiliki peran besar dalam memajukan ekonomi. Misi penyelamatan manusia oleh agama terutama diwujudkan ke dalam perilaku manusia pada semua tahap dan aspek kehidupan yang sesuai dengan nilai nilai spiritual tentang kejujuran, amanah, keikhlasan, kasih sayang. Ekonomi sebagai salah satu aspek dalam kehidupan manusia, harus sesuai dengan nilai nilai agama.
OKI harus memperkuat kerjasama dalam bentuk kelembagaan dibidang ekonomi. Setidaknya dalam bentuk penyediaan clearing settlement untuk traksaksi keuangan dan perdagangan yang berbasis syariah. Dalam transaksi keuangan antar negara OKI tidak perlu lagi melalui Bank International for Settlement yang di create sesuai kebijakan dari AS sebagai pemegang mayoritas saham. Dalm hal perdagangan Dunia , OKI dapat menyediakan sendiri clearing perdagangan untuk komoditas unggulan seperti Crude oil, Agriculture. OKI juga dapat menyediakan portal otorisasi payment settlement berbasis syariah untuk pengganti credit card ( VISA, MAstercard ) dan Debit Card ( Cirrus ) yang jelas jelas bertentangan dengan ajaran islam. Dari penyediaan system clearing settlement ini , maka komunitas islam yang ada dinegara OKI akan menjadi kekuatan dahsyat untuk diperhitungkan dalam ekonomi global dan dapat berperan active untuk mempengaruhi kebijakan APEC, AFTA, WTO , World Bak maupun IMF agar lebih peduli tentang keadilan ekonomi global.
Dikalangan negara OKI adalah tiga kelompok dalam menyikapi masalah ketidak adilann system ekonomi dunia, Kelompok pertama adalah kelompok yang bersedia berkerjasama untuk melawan kekuatan AS-Barat. Kelompok ini di motori oleh Iran, Malaysia , Indonesia ( dulu ketika zaman Soeharto). Kelompok kedua, adalah kelompok yang lebih memilih berkerja sama dengan AS-Barat Dalam kelompok ini , Arab Saudi, Kwait, Emirat Arab, Turky dll. Kelompok ketiga adalah kelompok yang tidak peduli sama sekali dan lebih suka bicara politik tanpa tindakan nyata. Semoga dalam konferensi OKI sekarang ini dapat dihasilkan suatu kebijakan bersama berdasarkan semangat ukhuah islamiah untuk menyatakan perang terhadap system ekonomi AS-Barat yang telah menyebabkan kemiskinan dan ketidak adilan ekonomi terus terjadi. Mampukah OKI ? Semua tergantung sikap pemimpin Negara negara OKI, apakah mereka lebih mencintai agamanya dengan berjuang untuk misi rahmatan lilalamin atau tunduk dibawah tekanan dari AS-Barat ? Yang harus disadari bahwa tidak ada system apapun didunia ini yang dapat menjamin kesejahteraan dan keadilan melainkah system yang dibawa oleh ALquran dan Hadith. Tidak ada satupun pemimpin di dunia ini yang bisa menyelesaikan masalah dunia yang sudah carut marut tanpa dukungan dari ALLAH.
Islam adalah agama yang mengalami pertumbuhan yang cepat sejak kali pertama diperkenalkan oleh Muhammad SAW. Data dari Madina Masjid Houston Researh , menyebutkan bahwa dari tahun 1900 sampai dengan 2005, populasi Islam di dunia meningkat dari 12% menjadi 23 %. Sementara Populasi Kristiani meningkat hanya sebesar 2% atau dari 27% menjadi 29%. Yang paling mengejutkan adalah pertumbuhan Umat Islam di Eropa dan AS. Didua negara ini, populasi Islam adalah nomor dua terbesar setelah Kristiani dan diatas populasi yahudi.. Yang pasti, populasi Islam dunia 82% adalah non Arab dan dari 189 negara negara yang ada didunia, 58 nya berpenduduk mayoritas Islam. Inilah fakta bahwa komunitas Islam adalah kekuatan significat dalam percaturan politik global dan juga kekuatan real ekonomi dunia. Artinya kalau ada kemauan kebersamaan maka tidak sulit untuk melakukan penekanan kepada pihak Zeonisme atau Israel untuk menghargai hak hak bangsa Palestina. Makanya tidak berlebihan bila ada tuntutan kepada OKI untuk lebih serius menggunakan kekuatan komunitas Islam dalam upaya menciptakan stabilitas dunia berdasarkan azas islam tentang rahmatan lilalamin.
Dipenghujung tahun 1996, Dalam konferensi tingkat Menlu OKI, president Indonesia , Soeharto menyampaikan Pidato yang sangat monumental tentang perlunya paradigma baru dari keberadaan OKI agar lebih focus kepada kerjasama dibidang Ekonomi dan Pembangunan. Karena disadari semua bahwa yang membuat terjadi pertikaian dan ketidak adilan dunia disebabkan oleh faktor ekonomi. Ini terjadi sejak dari dahulu kala. Berangkat dengan sebuah realitas tentang potensi negara OKI yang sebagian besar menguasai SDM , Natural resource besar didunia. Bila kekuatan komunitas islam ini dapat dikelola dalam barisan yang kuat dalam ukhuah Islamiah maka OKI akan diperhitungkan dalam setiap sikap politiknya untuk menciptakan perdamain dimuka bumi. Sikap Soeharto tersebut sejalan dengan analisis sosiologi ekonomi Max Weber--yang dituangkan dalam karya monumentalnya The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism--agama, tak terkecuali Islam, ternyata memiliki peran besar dalam memajukan ekonomi. Misi penyelamatan manusia oleh agama terutama diwujudkan ke dalam perilaku manusia pada semua tahap dan aspek kehidupan yang sesuai dengan nilai nilai spiritual tentang kejujuran, amanah, keikhlasan, kasih sayang. Ekonomi sebagai salah satu aspek dalam kehidupan manusia, harus sesuai dengan nilai nilai agama.
OKI harus memperkuat kerjasama dalam bentuk kelembagaan dibidang ekonomi. Setidaknya dalam bentuk penyediaan clearing settlement untuk traksaksi keuangan dan perdagangan yang berbasis syariah. Dalam transaksi keuangan antar negara OKI tidak perlu lagi melalui Bank International for Settlement yang di create sesuai kebijakan dari AS sebagai pemegang mayoritas saham. Dalm hal perdagangan Dunia , OKI dapat menyediakan sendiri clearing perdagangan untuk komoditas unggulan seperti Crude oil, Agriculture. OKI juga dapat menyediakan portal otorisasi payment settlement berbasis syariah untuk pengganti credit card ( VISA, MAstercard ) dan Debit Card ( Cirrus ) yang jelas jelas bertentangan dengan ajaran islam. Dari penyediaan system clearing settlement ini , maka komunitas islam yang ada dinegara OKI akan menjadi kekuatan dahsyat untuk diperhitungkan dalam ekonomi global dan dapat berperan active untuk mempengaruhi kebijakan APEC, AFTA, WTO , World Bak maupun IMF agar lebih peduli tentang keadilan ekonomi global.
Dikalangan negara OKI adalah tiga kelompok dalam menyikapi masalah ketidak adilann system ekonomi dunia, Kelompok pertama adalah kelompok yang bersedia berkerjasama untuk melawan kekuatan AS-Barat. Kelompok ini di motori oleh Iran, Malaysia , Indonesia ( dulu ketika zaman Soeharto). Kelompok kedua, adalah kelompok yang lebih memilih berkerja sama dengan AS-Barat Dalam kelompok ini , Arab Saudi, Kwait, Emirat Arab, Turky dll. Kelompok ketiga adalah kelompok yang tidak peduli sama sekali dan lebih suka bicara politik tanpa tindakan nyata. Semoga dalam konferensi OKI sekarang ini dapat dihasilkan suatu kebijakan bersama berdasarkan semangat ukhuah islamiah untuk menyatakan perang terhadap system ekonomi AS-Barat yang telah menyebabkan kemiskinan dan ketidak adilan ekonomi terus terjadi. Mampukah OKI ? Semua tergantung sikap pemimpin Negara negara OKI, apakah mereka lebih mencintai agamanya dengan berjuang untuk misi rahmatan lilalamin atau tunduk dibawah tekanan dari AS-Barat ? Yang harus disadari bahwa tidak ada system apapun didunia ini yang dapat menjamin kesejahteraan dan keadilan melainkah system yang dibawa oleh ALquran dan Hadith. Tidak ada satupun pemimpin di dunia ini yang bisa menyelesaikan masalah dunia yang sudah carut marut tanpa dukungan dari ALLAH.
No comments:
Post a Comment