Kerajaan Inggris mengalami krisis yang semakin mengerikan. Daya rusaknya terhadap fundamental ekonomi inggris setara dengan krisis tahun 2008. Berawal krisis keuangan dan akhirnya menuju krisis struktural. Harga pangan naik dan mulai terasa mahal bagi kelas menengah. Saya tidak akan mengkaji lebih jauh dari segi moneter dan fiskal. Saya hanya mau cerita dari perspektif politik dan bisnis saja.
Anda tahu kan Dubai? Tahu dong. Itu negara tajir di Timur Tengah. Negara super modern dan kosmopolitan dengan kemewahan ala abad 21. Apa yang membuat Dubai begitu tajir dan cepatpertumbuhan ekonominya ? sederhana saja. Kalau anda punya barang antik atau barang berharga seperti permata atau baru berharga, anda bisa jual di Dubai tampa perlu dokumen asal usul barang. Kebayang dong, Dubai jadi wilayah cuci uang yang efektif. Tapi bukan hanya sekedar tempat cuci uang, mereka juga sediakan underlying yang properly.
Dubai juga melengkapi dirinya sebagai boutique investment. Mereka create investment opportunity yang legetimate dan visioner. Terutama property dan infrastruktur. Disamping itu Dubai menyediakan kanal instrument pasar uang dan modal yang memungkinkan bisa diakses secara private banking oleh investor di seluruh dunia. Uang mengalir derah ke Dubai, dan dari sanalah Dubai mendulang fee dan pajak tak terbilang.
Nah apa yang terjadi pada Dubai, juga sebenarnya itulah yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi Kerajaan Inggris sebelumnya sekian dekade. Berdasarkan UU Trustee , inggris menjadi tempat penyimpanan uang haram dari seluruh dunia. Inggris juga punya wilayah persemakmuran dan wilayah bebas pajak. Seperti Singapore, Hong Kong, BVI dan lain lain. Wilayah ini menjadi satelit London Financial Center. 2/3 uang haram di dunia dikelola oleh fund manager di London. Maka jadilah Inggris sebagai tempat para elite oligarchi uang pengatur dunia. Untuk lebih jelas anda bisa baca buku Butler to the World. How Britain Helps the World's Worst People Launder Money, Commit Crimes, and Get Away with Anything oleh Oliver Bullough.
Lantas mengapa akhirnya Inggris tumbang juga ekonominya? Kelas menengah Inggris semakin tercerahkan untuk jadi orang soleh. Standar moral mereka tinggi setinggi tingkat kesejahteraan mereka. Gerakan good and faith itu meluas. Apalagi Inggris menampung migran berasal dari Timur Tengah, yang sebagian besar mereka adalah oposan di negaranya. Oposan ini ikut mempengaruhi perubahan mental orang inggris. Otomatis, kebijakan kerajaan tidak lagi pro para gangster pasar uang.
Sejak Brexit, Britania Raya menarik diri dari Uni Eropa pada tanggal 31 Januari 2020. Inggris jadi negara sholeh. Lucu ya bro, Dubai berubah dari negara soleh menjadi negara tempat berkumpulnya para gangster uang, justru inggris berubah jadi negara suci uang haram. Apa yang terjadi ? sejak tahun 2020, eksodus uang haram keluar dari inggris lebih dari USD 10 trilion. Bukannya hanya dari inggris, termasuk juga dari negara persemakmuran. Kemana pindahnya ? ya ke Dubai.
Kini rakyat Inggris sadar, ternyata mereka makmur selama ini karena Kartel uang haram dari Rusia, NY, Ukania, Kolumbia, Argentina, Afrika, termasuk dari Indonesia. Ternyata jadi negara sholeh itu engga mudah. Karena paradox. Dunia ini sudah dari sononya brengsek. Mau gimana lagi. Janji Tony Blair mantan PM Inggris akan bawa uang untuk invest di IKN Indonesia terpaksa gagal total.
No comments:
Post a Comment