Both sides will strengthen communication between the agencies in charge of maritime affairs, enhance institutionalized arrangements, implement the projects supported by China-Indonesia Maritime Cooperation Fund (MCF), carry forward fishery cooperation such as the National Fish Barn project and utilize great potential of marine economy. (Joint press statement Xi Jinping & Jokowi).
Kedua belah pihak akan memperkuat komunikasi antar instansi yang membidangi kelautan, meningkatkan pengaturan kelembagaan, melaksanakan proyek-proyek yang didukung oleh China-Indonesia Maritime Cooperation Fund (MCF), memajukan kerjasama perikanan seperti proyek Lumbung Ikan Nasional dan memanfaatkan potensi besar kelautan. ekonomi. (Pernyataan pers bersama Xi Jinping & Jokowi).
Tahukah anda. Bahwa harta karun Laut China Selatan (LCS) itu bukan minyak atau gas. Tetapi ikan. Meskipun hanya 2,5 persen dari luas permukaan laut planet ini, Laut Cina Selatan menghasilkan 12 persen tangkapan ikan dunia. 3,2 juta kapal penangkap ikan terdaftar di dunia beroperasi di sana. Sekitar 2.500 spesies ikan menghuni perairannya. Nilai bisnis selama ini dari ikan di LCS mencapai diatas Rp. 15 ribu triliun per tahun. Memang sangat besar potensi ekonominya.
Yang dikawatirkan China yang punya kemampuan dana dan tekhnologi menangkap ikan di laut dalam di ZEE adalah Ekosistem di LCS terdegradasi oleh reklamasi lahan, dan pembangunan pesisir. Terumbu karang, bakau, dan lamun di Laut Cina Selatan diperkirakan menurun 1,6–3% per tahun (Burke et al., 2006, Vo et al., 2013, Juinio-MeƱez, 2015). Penurunan ini dapat dikaitkan dengan pembangunan pesisir, seperti vietnam, Indonesia, malaysia, Philipina yang masih menerapkan standar tradisional ditengah populasi yang terus meningkat.
Kalau ini tidak ada solusi maka lambat laun, potensi ikan di LCS akan berkurang, dan mungkin tahun 2048 sea food tak lagi tersedia diatas meja makan. Dalam pertemuan billateral dengan Xijinping. Jokowi meminta China, lebih focus kepada kerjasama inklusif, bukan hanya sekedar LCS. Artinya, China harus mau terlibat dalam memperbaiki ekosistem LCS lewat pembangun maritime yang berkelanjutan.
” Lue beri kita duit untuk memperbaiki ekonomi nelayan pesisir. Dengan itu, nelayan bisa bekerja secara modern untuk sama sama kita jaga LCS. Caranya? Ya mari kita buat lumbung ikan bersama sama. Bukan hanya untuk indonesia dan ASEAN tetapi juga untuk dunia. Dengan demikian penangkapan ikan bisa terarah untuk kepentingan bersama tanpa merusak ekosistem. Kalau engga, ya lue engga bisa larang kita nangkap ikan di bawah 20 mill dari pantai. Itu teritorial kami.” Kira kira itu saran jokowi kepada Xijinping.
Xi bisa maklumi itu. Selama ini China tidak bisa melarang kemesraaan negara ASEAN dengan AS. Karena mereka meliat China dengan kekuatan modal dan tekhnologi bisa menangkap ikan di ZEE dalam skala raksasa dan nelayan ASEAN termasuk Indonesia tetap miskin. Bagi China saran Jokowi ini sangat strategis. Karena akan memastikan negara yang berada di LCS akan mendukung LCS sebagai kawasan damai, dan tidak akan provokasi pertahanan bersama yang diajukan AS.
Atas dasar itulah China sepakat memperbaharui kerja sama di bidang kelautan untuk mendorong perekonomian kedua negara. Kerja sama maritim tertuang dalam dokumen pengaturan eksekutif yang ditandatangani secara sirkuler pada 26 Juli 2022. Kerja sama tersebut meliputi pengelolaan pesisir terpadu, mitigasi dan adaptasi pesisir dan pulau-pulau kecil, pengembangan ekonomi biru. Juga mencakup transfer tekhnologi bidang kelautan, misalnya melalui pendidikan formal dan profesional, seminar bersama, simposium, lokakarya, pelatihan dan pertukaran ahli. “ Ya kalau mau damai, berbagilah.Jangan makan sendiri..” kira kira itu diplomasi Jokowi kepada Xijinping. " sekalian utang kita dihibahkan aja.Mau ya Koh Ping" kata
No comments:
Post a Comment