Monday, September 21, 2020

Penyakit dan kita.


Dulu tahun 1982, awal tahun tinggal di Jakarta. Saya sakit perut. Benar benar sakit. Oleh teman saya di bawa ke RS Pelni naik bajay. Sampai di UGD saya tunggu lebih dari 30 menit tidak ada dokter yang datang memeriksa saya. Tak lama kemudian, perawat bilang bahwa teman yang antar saya udah pulang duluan. Jadi siapa yang tanggung jawab. Padahal perut saya sakit seperti melilit. Tapi saya tidak menjerit. Badan saya berkeringat karena menahan rasa sakit. Akhirnya dokter periksa juga. Katanya saya usus buntu. Harus operasi. Saya bilang saya engga ada uang. Sayapun dibiarkan saja. Engga diladenin lagi. Ya sudah saya berdiri dari tempat tidur. Saya jalan keluar dari RS tanpa ada yang tegur saya. Saya naik bajay pulang.


Saya ingat dulu waktu kecil kalau saya sakit perut ibu saya minumkan susu encer ( Cap Beruang). Saya beli susu cap beruang di warung. Saya minum dua kaleng. Tak lama kemudian, ada dorongan besar dari perut saya. Seperti hendak muntah. Saya pergi ke kamar mandi. Sayapun muntah. Banyak sekali dan berbau. Setelah itu perut sakit hilang. Tapi perut masih terasa kembung. Badan masih panas. Ingat waktu kecil. Kalau badan saya panas. Ibu saya kasih saya biji pepaya campur madu. Sayapun beli pepaya. Saya ambil bijinya dan saya campur dengan madu. Dalam hitungan jam, sayapun BAB. Banyak sekali. Setelah itu benar benar perut saya lega. Rasa lapar datang. Panas turun drastis. Selesai.


Seumur hidup saya belum pernah di opname karena penyakit serius. Saya pernah di vonis jantung coroner. Sembuh dengan konsumsi jamu. Hasil medical check up, jatung saya clean. Bahkan walau saya perokok, hasi check up paru paru saya bersih. Karena sebulan sekali saya konsumsi kulit jeruk. Belakangan saya tahu di China ada kulit jeruk herbal. Itu saya beli stock untuk 5 tahun. Karena makin lama disimpan makin bagus khasiatnya. Saya pernah kena radang tengah otak. Sembuh tampa operasi. Saya konsumsi blackseed. Rempah rempah yang biasa istri saya pakai kalau masak rendang. Kalau kena radang sehingga panas. Saya konsumsi air kelapa muda dicampur dengan kuning telur ayam kampung. Hanya hitungan jam panas bisa turun.


Setiap hari saya konsumsi bawang putih yang difermentasi dengan madu. Itulah cara saya menjaga daya tahan tubuh. Mengapa saya ceritakan ini? Tuhan itu maha pengasih penyayang. Kalaulah untuk sehat orang harus kaya. Tentu Tuhan tidak adil. Untuk sehat engga perlu mahal. Obatnya ada disekitar anda. Dan itu tidak mahal. Mengapa SOP kesehatan itu mahal? Karena kesehatan sudah jadi bisnis. Ada RS yang butuh return investasi. Ada paramedis yang harus dibayar. Dan ada pedagang harus kaya raya dari industri obat dan alat kesehatan. Ada industriawan yang harus dapat laba dari biaya riset dan promosi yang mahal. Ada pejabat dan politisi yang butuh rente dari industri pharmasi.


Penyakit yang akhirnya membuat anda sekarat, itu datang dari jiwa yang rapuh. Makanya sebetulnya penyakit itu “pesan cinta dari Tuhan” agar kita kembali kepada Jiwa yang tenang. Berhentilah rakus! bukan hanya dalam soal perbuatan tetapi termasuk juga dalam pikiran. Dan kematian adalah pembelajaran agung dari Tuhan kepada kita semua. Bahwa kita itu fana. Tubuh hancur namun jiwa kita kembali kepadaNya.  Mengapa harus memanjakan tubuh? Peliharalah jiwa. Itulah hakikat kita sebagai manusia. Paham ya sayang.

No comments:

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...