Judul diatas adalah pertanyaan sederhana yang saya sampaikan kepada profesor china waktu saya berkunjung ke Wuhan. Jawabnya yang membuat saya tersekat “ karena untuk melayani mereka yang membayar pajak. Ibarat ayam, pembayar pajak itu harus di manjakan agar terus bertelur. Mereka engga boleh dibuat stress karena lingkungannya tidak nyaman. Dari telurnya itulah peternak bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Negara juga sama. Kehidupan ekonomi yang terus tumbuh telah pula meningkat jumlah kelas menengah dan perusahaan sebagai pembayar pajak. Kalau tidak disediakan infrastruktur yang efisien dan efektif mereka akan stuck dan bukan tidak mungkin mereka mencari tempat lain yang bisa membuat mereka nyaman. Kalau itu terjadi yang rugi adalah negara. Karena kehilangan potensi penerimaan pajak dan tentu semakin terbatas ekspansi sosial kepada mereka yang tidak mampu.
Di china tingkat tax Ratio sebesar 8% saja. Jauh lebih rendah dari kita yang sebesar 11%. Kalau di Indonesia jumlahnya pembayar pajak penghasilan sekarang berkisar 8 juta. Bandingkan dengan jumlah penduduk sebesar 260 juta. Itu kecil sekali komunitas pembayar pajak. 8 juta itu adalah mereka yang melek dunia tanpa batas. Mereka suka piknik ke manca negara. Sehingga tahu mana tempat yang nyaman dan mana yang tidak. Kalau mereka investasi atau bekerja ke luar negeri dengan alasan meningkatkan value bisnis nya, negara tidak bisa melarang. Ini era globalisasi. Makanya pemerintah yang sadar bahwa mereka adalah sumber penerimaan maka potensi mereka itu di bina dengan memberikan layanan infrastruktur ekonomi yang nyaman. Apabila lingkungan bisnis yang tercermin dengan rasio Easy doing business indeks tinggi maka itu artinya lingkungan bisnis semakin sehat. Mereka yang pengusaha, profesional akan menjadikan Indonesia untuk berkembang.
Tentu apabila 8 juta wajib pajak itu Happy karena infrastruktur ekonomi bagus maka sumber pajak akan meningkat, sebagai akibat meningkatnya aktifitas bisnis dan jasa. Dampak berganda dari kehadiran mereka akan memberikan peluang bertambahnya angkatan kerja, peluang usaha UKM juga meningkat, termasuk pariwisata. Jadi kalau karena infrastruktur ekonomi itu ongkos jasa jadi mahal maka janganlah baper. Mengapa ? Karena target market nya bukan anda yang tidak termasuk 8 juta wajib pajak. Kalau jalan toll mahal, jangan mengeluh. Gunakan jalur jalan non toll yang gratis. Kalau naik pesawat mahal. Jangan mengeluh karena pesawat itu di gunakan untuk wajib pajak yang 8 juta itu. Kalau ongkos kereta cepat itu mahal, jangan mengeluh karena itu bukan anda sebagai target. Naik kereta reguler saja yang memang untuk anda. Murah. Kalau BMW mahal, naik angkutan umum saja yang murah. Karena pasar BMW bukan untuk anda.
Lantas dimana keadilan? Mereka yang 8 juta itu mengeluarkan 25% dari penghasilan nya untuk mengongkosi APBN yang butuh melayani anda yang butuh semua fasilitas infrastruktur ekonomi dan sosial dengan gratis. Itulah keadilan sosial yang sebenarnya. Lewat sistem, negara meng create seni berbagi yang terstruktur agar orang kaya mudah meningkatkan hartanya dan orang miskin tertolong. Makanya pandai-pandai lah berterima kasih. Caranya? Tahu dirilah dan bersyukur. Jangan baper kalau ongkos toll mahal. Itu untuk mereka yang memang bisa membayar. Bukan anda yang mau semua gratis
No comments:
Post a Comment