Monday, December 29, 2014

Paradox uang...

Tahun 90 bank bank di Eropa kebanjiran Likuiditas dari hasil surplus perdagangan dan juga aliran dana masuk ( capital inflow ) dari luar negeri dengan alasan mencari tempat yang aman secara politik dan ekonomi. Keadaan semakin betambah runyam karena orang kaya Arab yang mendapatkan berkah petro dollar juga gemar menabung dan malas berbagi. Dana mereka  memenuhi brankas perbankan di eropa. Namun pada waktu bersamaan bank mengalami negative spread. Hampir semua bank mengalami bleeding. Ekspansi moneter yang dilakukan bank central Eropa tidak menolong banyak untuk menyerap kelebihan likuiditas perbankan. Mengapa ini bisa terjadi? ? Karena ini berkaitan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank international for settlement yang berhubungan dengan pengelolaan resiko dan prinsip kesehatan bank. Pengelolaan resiko berkaitan dengan kualitas kredit yang harus bebas resiko. Kesehatan bank adalah kepatuhan memenuhi kecukupan modal ( CAR dan Reserve Requirement). Ini harus dipatuh oleh seluruh .  Dua hal ini tidak mudah dan selalu dilemma. Seperti orang pakai sarung. Ditutup kepala kaki nongol, ditutup kaki,kepala nongol. Posisi likuiditas sudah sampai pada titik meruntuhkan system perbankan di Eropa. Pada situasi inilah , muncul seorang yang bukan ekonom memberikan solusi.  Dia adalah Joseph J. Cassano, seorang sarjana bidang political science dari Brooklyn College.  Berkat idenya dia berhasil menyelamatkan  Ekonomi Eropa dan pada waktu bersamaan meningkatkan likuiditas Amerika. Apa itu ?

Joseph J. Cassano mengajukan ide tentang Credit Default SWAP atau disingkat CDS. Apa yang dimaksud dengan CDS ? CDS adalah jaminan resiko atas kredit. Analogi singkatnya bila bank kelebihan dana , ia bisa membeli kredit dari bank lain atau lembaga keuangan. Resiko atas gagal bayar ini ditanggung oleh asuransi. Besaran premi asuransi yang harus dibayar oleh sipenjual kredit tergantung dari tingkat resiko ( biasanya diukur dari tingkat rating). Usulan ini disampaikan kepada JP Morgan sebagai contraller dari the FED juga pelaksana clearing pasar uang. Usulan ini ternyata diterima oleh Pemerintah Eropa dan juga Amerika. Maka jadilah dia sebagai tools financial market untuk menciptakan pasar yang efisien.  Sejak CDS diperkenalkan , bank bank dan lembaga keuangan (wallstreet ) AS menjual credit, dengan rakus dibeli oleh Bank bank di Eropa. Pelindung resiko terbesar juga adalah AS (misal American Insurance Guarantee). Maklum saja karena AS adalah Negara yang paling innovative menciptakan saluran investasi dan negara yang paling rakus berkonsumsi ( termasuk pemerintah ) serta negara yang paling kuat dukungan system keuangan Nah melalui skema CDS ini produk marketable securities berkembang luas, dari yang real sampai yang sintetik  bertaburan dilantai bursa. Walau settlement untuk CDS itu ada yag physical settlement dan cash settlement namun pada kenyataannya cash settlement lebih digemari tanpa harus tahu apakah CDS itu benar ada phisik dibelakannya.

Sebagian dana hasil penjualan surat berharga itu masuk kesektor riel untuk pembiayaan project perusahaan afiliasi AS yang beroperasi dibanyak Negara ( terbesar masuk ke China, Brazil dan India ). Adapula yang dipinjam oleh pemerintah AS sendiri , disamping memang untuk memenuhi konsumsi rakyat AS yang rakus. Belakangan karena Eropa dan jepang terus kebanjiran likuiditas sementara saluran investasi sector riel melambat akibat fluktuasi ekonomi global seperti  hancurnya bisnis dot.com tahundan 2000, maka AS menciptakan sendiri wahana investasi sector riel melalui kredit perumahan ( mortgage ).  Bahkan aturan ketat soal CDS tahun 2000 dihapus oleh Parlemen AS, dan sejak itu kreatifitas jual beli surat hutang tak bisa lagi dibatasi. Sampai pada puncaknya semua harus dibayar dan modal yang keluar dari brangkas bank itu bukan berbiaya murah. Tahun 2008 ketika system jual beli hutang ( marketable securities) berkatagori AAA itu tidak mampu membayar resiko gagal maka kepanikan terjadi. Hanya butuh beberapa jam saja setelah itu aksi lepas  terjadi besar besaran di bursa. Krisis terjadi. Diawali di AS dan terus menjalar ke Eropa, hanya masalah waktu akan terus menjalar keseluruh dunia. Prinsip bank tidak boleh ambil resiko ternyata dengan instrument CDS yang dianggap aman sesuai kuridor BIS justru menjadikan bank sebagai pesakitan dan akhirnya memaksa negara harus mem bailout.

Banyak orang menganalisa krisis ini dari berbagai perspektif tapi tidak pernah masuk kemasalah esensi dari penyebab krisis itu sendiri. Apa penyababnya ? Penyababnya adalah mindset bahwa kelebihan dana setelah berkonsumsi harus menabung. Mengapa harus nabung ? Mengapa tidak sharing dalam skema yang saling menguntungkan dan menjaga ? Menurut teori ekonomi secular memang tidak ada istilah sharing. Harta adalah milik pribadi dan setiap pribadi berkuasa atas hartanya. Negara tidak bisa mencampuri ini dan justru harus menyediakan alat perlindungan agar harta orang kaya tetap aman. Maka jadilah uang sebagai paradox , bukan sebagai alat kemakmuran tapi menjadi biang krisis dan ketidak-adilan dari masa kemasa. Mari berubah...mungkinkah?

No comments:

Negara puritan tidak bisa jadi negara maju.

  Anggaran dana Research and Development ( R&D) Indonesia tahun   2021 sebesar 2 miliar dollar AS, naik menjadi 8,2 miliar dollar AS (20...