Saturday, February 2, 2013

PKS dan Islam ?


Sejak Partai Keadilan didirikan dan kemudian berganti nama Partai Keadilan Sejahtera tampil dipanggung politik, kata teman saya bahwa dia bersama keluarga menjadikan Partai itu sebagai pilihan dalam setiap PEMILU. Mengapa ? alasannya  sangat sederhana bahwa Partai itu didirikan berdasarkan idiologi Islam. Kedua, digerakan oleh kaum terdidik. Ketiga, tidak mengkultuskan individu seperti partai lainnya. Dia tidak pernah membaca secara lengkap program kerja PKS dan juga tidak pernah ikut diskusi pencerahan programnya. Baginya yang awam ini, cukuplah bila Partai itu beridiologi Islam. dia akan patuh karena idiologi. Bukan karena kadernya, bukan karena pemimpinnya. Dia percaya kepada pemimpin seperti dia mempercayai imam sholat. Selagi bacaannya benar dan dia bersih maka gerakannya akan dia ikuti. Tugas umat setelah memilih pemimpinnya adalah kembali kepada ketaqwaanya kepada Allah dan berserah diri kepada Allah. Itulah indahnya sebuah perjuangan karena  Agama. Para umat ( rakyat) tidak perlu  didokrin soal cara berjuang, cara membangun, cara bermimpi, cara berlaku. Tida perlu. Agama yang mereka peluk dan yakini sudah menjadi bagian dari gerak dan nafas hidup mereka. Menjadi  dokrin kehidupan sosial , politik, ekonomi  dan budaya bagi mereka. Jadi , bila idiologi benar akan melahirkan pemimpin yang benar maka sampailah kejalan yang sebenarnya.

Namun,...pada tahun 2008 dalam Musyawarah Nasional di Bali, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan diri sebagai partai terbuka. Dia tidak percaya apa yang dia  ketahui itu. Namun begitulah kenyataannya. Ada apa ? mengapa sebegitu cepatnya PKS berubah?para elite partai PKS punya dalil agama yang kuat untuk meyakinkan umat bahwa menjadikan PKS partai terbuka tidak haram. Dibenarkan dalam agama. Dia bingung. Mungkin yang lain juga bingung. Karena sudah berbeda dengan cerita awal berdirinya partai. Namun dia tidak ingin terjebak dalil agama yang membolehkan PKS menjadi partai terbuka. Baginya, Partai adalah tempat beribadah. Tempat taarub orang beriman untuk meninggikan kalimat Allah. Tak ubahnya dengan masjid. Baitulallah.  harus bersih dan suci dari segala bentuk ( lahir maupun batin). Yang ada hanya Allah dan Rasul. Titik. Benar bahwa Islam adalah project sosial untuk menjaga keseimbangan umat yang pluralis. Hasil perjuangan Islam adalah untuk semua umat bahkan alam semesta atau istilahnya adalah terbuka untuk siapa saja Namun bukan berarti pluralis dibenarkan dalam ibadah. Sholat berjamaah tidak mungkin kita satu shap dengan orang bergama lain. Dalam berzikir tidak mungkin kita minta orang beragama lain meng aminkan. Tidak mungkin. Didalam tubuh PKS harus semua orang islam . Pemimpinnya harus berkualitas ulama. PKS harus menjadi Partai tertutup atau partai haram bagi pemeluk agama lain.

Mengapa PKS berubah? Apakah karena sejak berdirinya tidak merasa mendapatkan tempat dihati publik Indonesia yang mayoritas Islam ? Sehingga diperlukan strategi baru dan yang dipilih adalah Partai Terbuka. Tanya saya. Bila perjuangan karena Allah maka ukuran PKS bukanlah jumlah suara yang dapat diraihnya dalam PEMILU. Ukurannya adalah niat ikhlas berjuang kaerna Allah dan soal hasil bukan urusan manusia untuk menentukan menang atau kalah. Rasul 10 tahun di kota Makkah mensyiarkan Islam dan hanya 10 orang saja yang beriman, itupun hanya dari lingkungan terdekat rasul. Selebihnya jangankan beriman bahkan menjadikan Rasul sebagai musuh dan target untuk dibunuh. Namun rasul tak pernah berkeluh kesah dan tak pernah berubah pikiran menjadi kompromis atau pragmatis. Tak pernah. Rasul tetap istiqamah dengan perintah Allah. Menurut cerita pernah Umar bin Al-Khattab R.A, memegang sehelai kitab Taurat. Melihat keadaan ini beliau pun bersabda: “Demi Allah sekiranya Nabi Musa masih hidup bersama-sama kamu sekarang ini, tidak halal baginya melainkan mesti mengikut ajaranku. Beliau tetap pada pendiriannya walau dianggap oleh sebagian orang ketika itu bahwa beliau tukang sihir dan pembohong.

Dalam berjuang perlu konsisten dengan idiologi. Green Party  yang merupakan kumpulan pejuang lingkungan hidup secara mendunia, dan di Eropa mereka eksis sebagai partai yang selalu oposisi dengan pemerintah. Sejak tahun 1980 didirikan mereka tidak pernah berubah dari idiologinya demi terciptanya keseimbangan lingkungan walau jumlah suara mereka di Parlemen sangat kecil. Setidaknya mereka bisa masuk parlemen dan ikut menjadi pemain dalam system demokrasi. Didalam arena itu walau dikalahkah oleh suara mayoritas namun suara mereka tidak lagi sayup terdengar namun lantang dan legitimate untuk didengar. Sampai kini mereka tetap istiqamah sebagai partai tertup. Hanya para pencita lingkungan yang berhak ada didalam. Para pemimpin partai punya standar kualitas yang sama yaitu mereka yang mencintai lingkungan hidup dan peduli kepada pelestarian alam untuk bumi yang lebih baik. Itulah yang membuat saya sedih ketika PKS menyatakan sebagai Partai terbuka. Hanya karena strategi untuk mendapatkan suara lebih banyak. Kata orang bijak, “ sedikit jalan bergeser maka berubahlah haluan.” Padahal kemenangan perjuangan umat islam tergantung ridho Allah. Ridho Allah hanya akan didapat bila kita tetap istiqamah dan tawakal.

Berbagai skandal yang menimpa kader PKS , katanya wajah sedih,  kita bisa saja berkata bahwa ini bagian dari konspirasi partai sekular yang tidak ingin Partai beraliran Islam tampil eksis. Mereka ingin Partai beraliran Islam kandas tersandung ketentuan minimum perolehan suara. Namun faktanya satu demi satu mereka masuk bui. Walau belakangan terbukti bebas murni namun dimata masyarakat sudah cacat. Apalagi  wartawan photo berhasil memotret kader PKS dalam rapat paripurna DPR sedang asyik nonton Video Porno lewat Tablet cellular. Dan terakhir Luthfie Hasan Ishak (Presiden PKS) dijadikan tersangka kasus suap Impor Sapi. Yang lebih menyedihkan adalah pelaku yang ketangkap tangan oleh KPK adalah sahabat terdekat dari Luthfie yang ketika ditangkap sedang bersama wanita belia bukan muhrim  berusia 19 tahun. Mungkin bila kader Golkar, PDIP, PD melakukan skandal demi skandal orang tidak peduli. Rakyat sudah mati rasa karena ulah elite partai itu yang memang sudah cacat sejak lahir. Namun bila partai yang mengusung Islam sebagai bendera, apalagi cikal bakalnya adalah tarbiah maka moral atau akhlak para kader adalah segala galanya. Mungkin hanya segelintir saja yang tak bermoral namun yang sedikit itulah yang merusak barisan. Ingat kalahnya umat islam dalam perang Uhud. Mengapa bisa terjadi? Ya karena orientasi bukan lagi karena Allah tapi karena harta...

No comments:

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...