Monday, September 10, 2012

Silent terror...


Ini terror ! Mengapa disebut terror ? Sebetulnya istilah terror itu  pada awalnya terjadi ketika revolusi francis dimana rakyat menyebut le terreur. Ketika itu pemerintah bentukan revolusi melakukan pembunuhan yang brutal terhadap lawan lawan politiknya. Konon jumlahnya lebih dari 30,000 orang ditebas kepalanya. Selanjutnya berbagai Negara seperti China, Rusia , Italia yang lahir dari revolusi juga awalnya melakukan tindakan terror terhadap lawan lawan politiknya. Kemudian istilah teroris juga dilekatkan pada golongan yang berseberangan dengan pemerintah,  yang melakukan aksi kekerasan menciptakan situasi tidak aman agar membuat pemerintah lemah dan rusak citranya.  Jadi memang istilah teroris berhubungan dengan politik dengan cara cara kekerasan untuk mencapai tujuan. Aksi teror dapat dilakukan oleh rezim , dapat pula dilakukan oleh golongan penentang rezim. Di era modern saat ini, bIla rakyat atau golongan melakukan perlawanan maka daya rusaknya sangat terbatas walau dampak psikologis sangat luas , apalagi di era media massa yang serba bebas saat ini. Tapi bila pemerintah yang melakukannya maka daya rusaknya sistematis dan berspectrum jauh kedepan, dan tindakan ini tidak nampak kepermukaan , ia disebut silent terror.

Apakah silent terror itu? Sebagai analogi tentang ayam dimakan tikus. Dulu waktu saya masih kecil tinggal di Pagar Alam. Dibelakang rumah saya , ada kandang ayam. Ini bukan usaha peternakan tapi hanya karena saya suka piara ayam jago.  Ketika pagi, ayam saya tidak berkokok lagi karena dia sudah mati. Padahal sebelumnya tidak ada tanda tanda ayam itu sakit. Apa pasal. Saya berusaha melihat sekujur tubuh ayam itu untuk mencari tahu penyebab kematian ayam itu. Tidak saya temukan penyebabnya. Ibu saya tersenyum melihat ulah saya. Dengan cepat bunda mengambil ayam yang telah mati itu dan menyibak bulu yang ada dikepala ayam. Bunda memperlihatkan ada lubang menganga dikepala ayam itu. Menurut bunda penyebab kematian ayam adalah tikus. Bagaimana tikus bisa membunuh ayam? Bukankah tikus berukuran kecil dan ayam besar? Bunda menjelaskan bahwa itulah kehebatan dan kecerdasan tikus. Target tikus adalah otak ayam. Ketika ayam mulai tertidur, tikus akan mendekati ayam. Saat itulah proses pembunuhan itu terjadi. Dengan sabar dan tenang , tikus mulai mematuk kepala ayam. Namun yang hebatnya setiap patukan itu diikuti dengan hembusan lembut dari tikus hingga membuat ayam itu tidak merasakan sakit dan terus terlelap. Lambat namun pasti akhirnya kepala ayam berlubang dan dengan cepat diisapnya otak ayam. Matilah itu ayam.

Kini, menurut saya , ulah tikus itu tak lain adalah silent terror terhadap ayam. Tidak dengan kekerasan untuk memangsa seperti harimau atau singa. Tapi dengan kecerdasan kreatifitas, kesabaran, tikus yang kecil mampu membunuh ayam yang besar. Pemeritah itu terdiri dari tidak banyak orang. Mereka disebut elite atau segelintir saja. Tapi dengan kecerdasan kreatifitas, kesabaran mampu membunuh rakyat yang jumlah populasinya sangat besar. Bagaimana caranya ? caranya melalui mind corruption yang melahirkan aturan dan UU dalam platform politik. Rakyat tidak sadar bahwa lewat aturan itu proses pembunuhan sedang terjadi. Bila terasa sakit maka dengan cepat pemerintah akan menghembuskan kata kata dan kebijakan pragmatis yang membuat rasa sakit terlupakan barang sejenak dan akhirnya kembali membuat kita tertidur. Bila kita sudah tertidur maka proses pembunuhan kembali berlanjut. Begitu seterunya sampai tujuan akhir tercapai dimana isi kepala kita dihisap maka matilah kita secara moral. KItapun menjadi komunitas tanpa pilihan kecuali menghamba dan mengekor atas kebijakan yang dibuat pemerintah.

Dalam system demokrasi, memang kebebasan diatas segala galanya dan karena itu memungkinkan daya kritis bisa hidup. Tapi lewat system demokrasi, aturan dan undang undang dibuat hingga daya kritis menjadi tumpul karena terbang dibawa angin konspirasi antara elite dengan pengusaha ( kapitalis) tanpa ada dampak apapun sesuai dengan kehendak rakyat demi tegaknya kebenaran, kebaikan dan keadilan. Aturan yang di create pemerintah adalah melepaskan budaya dan Agama dari politik, Ini sama saja cara tikus mengeluarkan isi kepala ayam untuk dimangsa. Lambat namun pasti proses ini membuat rakyat tidak lagi peduli soal kebenaran, kebaikan dan keadilan. Saat itulah Negara sudah menjadi wahana business untuk memperkaya segelintir orang dan mengabaikan keadilan social bagi semua. Inilah teroris yang sesungguhnya dan lebih canggih dibandingkan terror phisik karena mengakibat banyak orang mati kelaparan, sakit tak mampu berobat, tinggal ditempat yang penuh limbah tambang, lingkungan yang tercemar akibat industry dan perkotaan yang rakus, dan kelangkaan pangan , harga yang melambung mengalahkan pendapatan rasional. Ibarat api, terror phisik hanyalah kembangnya dan terror ketidak adilan adalah api sesungguhnya…

No comments:

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...