Friday, February 25, 2011

Tujuan....

Uang adalah uang. Pada sosialisme uang adalah alat kekuasan mengendalikan kerumunan orang banyak untuk berkiblat pada satu bendera Partai. Pada kapitalisme , uang adalah alat untuk orang banyak berbaris tertip didepan mandor menerima upah. Sosialisme memaknai uang sebagai cara menipu rakyat lewat subsidi. Kapitalisme memaknai uang sebagai cara menipu konsumen lewat marketing mix. Walau caranya berbeda memaknai uang namun tetaplah uang sebagai alat kekuasaan. Lantas apa jadinya bila sosialisme dan kapitalisme berkonspirasi. Disebelah sana sosialime diusung untuk memastikan orang ramai datang kepada bendera Partai dan disisi lain kapitalisme di usung untuk membujuk investor datang membawa uang. Teman saya di China pernah mengatakan bahwa kesalahan terbesar china paska Mao adalah membuat sosialisme bersenggema dengan kapitalisme.

Sosialisme dan kapitalisme, dua duanya sudah jelas predator dan bayangkanlah bila sang predator berkumpul ? sendiri saja sudah mimpi buruk apalagi kalau temenan. Demikian teman saya menyimpulkan. Betapa tidak?. China yang sosialis komunis sangat takut inflasi namun kini mulai meradang karena inflasi yang sulit dikendalikan. Inflasi bagaikan kudis ditubuh. Sekali digaruk memang enak namun lama kelamaan ia tetaplah penyakit ditubuh. Tak sedap dipandang dan juga tak sedap aromanya. Namun inflasi tak bisa dihindarkan sebagai ” cara” hebat menipu rakyat untuk berproduksi dan sekaligus cara hebat merampok. Ini teori akhir zaman yang dihalalkan. Buah kapitalisme. Itulah sebabnya Amerika marah besar ketika china menolak kurs bebas ( floating rate ), karena kemajuan China tak lain karena penipuan smart untuk menggiring ratusan juta rakyat berproduksi.

China memang smart, menurut teman tapi bagi saya tepatnya adalah culas. Mereka menggunakan sosialisme untuk propaganda kekuasaan agar tetap kekal dan dalam waktu bersamaan menjadikan kapitalisme untuk menipu rakyat dan juga dunia luar. Ketika orang luar marah soal management mata uang yang brengsek , china berkelit soal perlunya sosialisme komunisme menjaga stabilitas harga dan kurs. Teman saya sempat berkata soal ini ” Ibarat wanita yang lemah yang mudah ditaklukan dan dilupakan namun sekali dirangkul justru lebih banyak pria yang lupa akal sehat.” Begitulah perumpamaan ketika pria mencoba merangkul wanita, ketika kapitalisme mencoba merangkul sosialisme. Mungkin yang cocok untuk idiologi china adalah bukan sosialis komunis , bukan kapitalsi tapi pragmatis. Tidak ada sesungguhnya kapitalis dan juga tak sesungguhnya sosialis.

Sukses china dalam pragmatisme , menimbulkan inspirasi hebat bagi Obama untuk menerapkan konsep ekonomi pragmatis. Kini kebijakan Amerika , tentu juga Indonesia dibidang Ekonomi tak ubahnya dengan China. Sebagaimana legenda perkawinan yang didasarkan kepada kepentingan pribadi , maka perkawinan sosialis dan kapitalis bukanlah cara untuk lahirnya kebahagiaan. Tapi cara yang sangat melelahkan dalam kompromi yang tiada akhir dan pasti akan berujung kepada perceraian. Hanya soal waktu. Bila perpisahan terjadi pasti menimbulkan luka. Yanga korban adalah anak. Sang ibu menyalahkan ayah yang brengsek. Dan si bapak juga menyalahkan si Ibu yang binal dan boros. Namun yang pasti perpisahan terjadi, prahara datang, penderitaanpun tak terelakan bagi anak anak. Itulah yang kini dirasakan oleh Mesir, Tunisia, Libia, dan lainnya Yang berharap perpisahan membuahkan kebahagiaan tapi apa yang bisa diharapkan oleh sang anak? Bila ayah dan ibunya dua duanya adalah predator ? Ikut ibu atau atau ayah sama saja

Islam tidak menawarkan konsep ekonomi sebagai solusi tapi akhlak sebagia solusi membangun peradaban. Pada Islam, harta bukanlah milik manusia tapi milik Allah. Dari sini islam mengatakan dengan tegas bahwa uang adalah alat bukan tujuan. Uang adalah alat untuk beribadah kepada Allah. Tujuannya adalah mencintai Allah. Dari prinsip inilah konsep Ekonomi dan Sosial islam dibangun berdasarkan syariat yang ditetapkan oleh Allah dan diajarkan oleh Rasul. Princip inilah yang ditentang habis oleh sosialis mapun kapitalis yang percaya bahwa uang dan harta adalah alat untuk mempertahankan kekuasaan pribadi , kelompok., bukan mencari keridhoan Allah. Kasihan anak ( rakyat ) yang menderita karena salah bunda mengandung atau bukan salah bunda mengandung ?

Friday, February 11, 2011

Ahmadiyah ?

Ketika Ahmadiyah lahir di India, Mirza Ghulam Ahmad mengeluarkan seruan agar umat IslamIndia taat kepada penjajah Inggris dan mengharamkan jihad melawan Inggris. Padahal saat itu, banyak sekali perwira-perwira tentara Inggris, para penentu kebijakannya, terdiri dari orang-orang Yahudi. Dengan kata lain, seruan Ghulam Ahmad ini sesungguhnya mengusung kepentingan kaum Yahudi Inggris. Kini ketika semua umat islam memusuhi israel, para pengikut Ahamdiyah justru ada yang menjadi tentara Israel. Keliatan cara cara yahudi memecah agama kristen lewat sekte, juga diterapkan pada Islam. Inilah yang harus diwaspadi oleh kita semua. Berbagai Ormas baik yang berlabelkan agama maupun HAM, yang getol membela Ahmadiyah, adalah mereka yang hidup dalam ide ide Yahudi, yang menginginkan kebebasan sekular yang pada waktu bersamaan melecehkan keyakinan orang dalam beragama dan sekaligus merusak aqidah Islam

Sejak kemerdekaan republik ini, keberadaan Ahmadiyah di Indonesia menyimpan problema yang tak sudah. Setelah reformasi , tahun 2008 terjadi kompromi untuk menerima Ahmadiyah sebagaimana tertuang dalam SKB Menteri. Namun tidak mengakui ajarannya yang tersurat dan tersirat dalam " Analisa Tentang Khataman Nabiyyin " mereka " Yang menjadi perbedaan antara kami jamaah Ahmadiyah dengan golongan Islam lain hanyalah satu, kami percaya bahwa nabi yang dijanjikan sudah datang, yakni Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad”. Andai Ahmadiyah patuh terhadap ketentuan SKB Menteri tahun 2008 sebagaimana butir SKB yang dengan tegas ” Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama Islam agar menghentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran agama Islam pada umumnya, seperti pengakuan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW" tentu peristiwa berdarah atas jamaah Ahmadiyah di Pandeglang , Banten itu tak akan terjadi.

Seharusnya sejak SKB itu diterbitkan tugas PEMDA untuk membina jamaat Ahmadiyah agar mematuhi SKB itu tapi nampaknya SKB itu dianggap ompong oleh PEMDA dan juga aparat hukum. Keliatannya ada politik pembiaran dan menyadari efek dari pembiaran ini adalah sebagaimana tertuang dalam SKB Mentri memancing emosi umat islam untuk marah. Kesan ini nampak jelas karena sebelum peristiwa ini terjadi aparat keamanan sudah datang lebih dulu dilokasi. Mengapa mereka tidak mengantisipasi dengan tindakan persuasi sebelum amarah terjadi yang berujung kepada korban kematian yang tidak perlu ? Mengapa ? Inilah pertanyaan termudah dan sulit dijawab oleh aparat hukum dan keamanan. Kalau ini sebuah skenario untuk menjatuhkan citra umat islam dalam politik nasional maka ini jelas sekali permainan yang beresiko tinggi. Harus disadari bahwa mayoritas umat islam di Indonesia beragama berdasarkan simbol spiritual. Nabi Muhammad adalah simbol kehormatan mereka sebagai penganuh agama Islam. Menyentuh simbol ini sama saja dengan membakar api revolusi.

Apabila negara tetap tidak bisa bersikap tegas terhadap masalah Ahmadiyah ini , maka ini akan sangat berpotensi menimbulkan komplik yang besar dan efeknya dapat menjadi bola panas terhadap isu isu lain yang selama ini rakyat sudah muak. Apalagi apabila karena peristiwa itu, ormas Islam didiskriditkan untuk dibubarkan. Ketahuilah , suka tidak suka, keadaan negara sekarang dalam posisi yang renta terhadap stabilitas., Isu sistem peradilan yang brengsek, aparat hukum yang bejat, hukum yang bisa dibeli terus bergulir liar seakan tak terkendali. Politik semakin memanas. Ditambah lagi kekuatan ekonomi negara terancam oleh kenaikan harga minyak yang akan menggerus ABPN sehingga mengurangi daya dukung APBN terhadap kebutuhan sosial rakyat. Juga kenaikan harga pangan yang tak bisa terus ditahan dengan kebijakan situasional. Belum lagi kesenjangan gaji militer dan sipil yang begitu jauh. Ini benar benar seperti api dalam sekam yang setiap saat bisa meledak tak terkendali dan agama hanyalah sebagai trigger untuk menggiring masa menjadi militan untuk marah.

Ingatlah nasehat Pangeran Joyoboyo ”kalau ingin negara kuat, maka jagalah pangan, jagalah tentara, jagalah islam. Negara boleh gagal mensuplai pangan. Negara boleh punya tentara yang lemah seperti ketika perang kemerdekaan dulu. Tapi, jangan pernah coba coba mengabaikan Islam. Apalagi melecehkan simbol spiritualnya. Memang komunitas islam mudah dipecah tapi bila soal kehormatan rasulnya dilecehkan , mereka cepat sekali bersatu dalam barisan jihad. Kalau sudah begini, semuanya menjadi halal, termasuk darah. Karena ini perintah Allah untuk berjihad membela agama Allah. Dan semua umat islam percaya bahwa mati untuk membela kehormatan agama adalah sahid dan semua orang merindukan sahid, termasuk pendosa sekalipun. Jadi, lupakanlah soal HAM dalam definisi sekular yang subjective. Bila SBY beragama Islam dan Beraqidah, maka dia harus bubarkan Ahmadiyah, Bila SBY cinta demokrasi maka dia harus membela mayoritas Umat Islam yang tidak ingin Ahmadiyah. Demi kebaikan dan keutuhan bangsa, membubarkan Ahmadiyah adalah pilihan bijak.

Sunday, February 6, 2011

elite Islam

Apakah perubahan itu akan terjadi ? Kalaupun terjadi seperti apa ? Apakah hanya mengganti rezim dan setelah itu selesai. ? Kalau itu yang terjadi maka kerumunan orang banyak hanya sebagai martil untuk tampilnya sang tokoh yang ditokohkan? Oleh siapa ? pahamkah orang ramai siapa yang diusung, mengapa diusung, mengapa dia pantas ? Sejak 1965 kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, 1998 kejatuhan Soeharto dan naiknya rezim reformasi. KIta tetap bingung dan tak sudah dengan harapan yang tak kunjung datang. Kini para tokoh agama mengatakan rezim telah melakukan kebohongan. Bukan satu kebohongan yang mungkin bisa dimaaftkan tapi ada sembilan kebohongan. Ketika kita bicara kebenaran, orang lain meragukan. Ketika kita bicara kebaikan, orang lain melecehkan, Ketika kita bicara keadilan orang lain bicara hukum bisa dibeli. Kita benar benar bingung untuk menjadi masyarakat bingung.

Lantas dimanakah kita kini berada ? Ya kita berada didalam masyarakat yang berkompetisi. Yang paling banyak ,dia yang menang. Yang paling banyak , dia yang berhak bicara tentang kebenaran , kebaikan dan keadilan. Yang minoritas harus rela di aneksasi hak hak kebenaran, kebaikan, dan keadilannya. Inilah demokrasi yang menjadi sistem melilit keseharian kita. Kecewakah kita ? Jangan kecewa. Karena ini adalah sesuatu yang sudah dimaklumi oleh Allah. “Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.(A1-Madinah: 66. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(Al-Hadid: 16). Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.(Al-Maidah: 32).

Dalam sebuah hadis qudsi Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman pada han kiamat “ Hai Adam, bangunlah, siapkanlah seratus sembilan puluh sembilan keturunanmu untuk ditempatkan ke dalam neraka, dan satu diantara mereka itu akan ditempatkan ke dalam syurga.” Keika Rasulullah SAW menerirna firman Allah ini kemudian menyampaikannya kepada para sahabat, Rasulullah menangis terisak-isak, demikian pula para sahabat lainnya. lalu beliau bersabda: Angkatlah kepala kamu semua. Demi Tuhan yang menguasai jiwaku. (jika dibandingkan) dengan umat-umat Nabi yang lain, maka umatku bagaikan sehelai bulu putih (yang terdapat) pada kulit lembu jantan yang berbulu hitam.(HR. Tabrani). Itulah satu permisalan dari Allah betapa yang sedikit itu benar benar sedikit yang pantas masuk sorga. Selebihnya adalah kerumunan orang yang suka pragmatisme , yang suka berkata tidak besok ya. Yang suka plin plan atau tak beraqidah.

Apakah kita sedih dengan kondisi kita yang sudah diperingatkan Allah itu. Apakah kita apatis dan tak ingin lagi berjuang menegakkan kalimat Allah untuk kebaikan , kebenaran dan keadilan ? Tidak. ! jangan bersedih. Teruslah melangkah dengan aqidah untuk tetap istiqmah bahwa pertolongan Allah itu pasti akan datang ” Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang orang yang sabar ( QS. Al Baqarah : 249). Mungkin lewat sistem demokrasi sang mayoritas bisa menang karena sebagian besar orang ramai itu tidak ber aqidah sehingga tidak bisa memilih yang benar. Tapi juga harus disadari bahwa orang ramai hanya gelembung diatas samudra yang mudah pecah dihalau kapal kecil. Bila kekuatan yang sedikit terorganisir dengan baik , beraqidah lahir batin, maka gerombolan orang ramai itu dapat ditarik dalam barisan aqidah. Inilah ladang ibadah tak ternilai untuk berjihad.

Mungkin ada yang skeptis dengan narasi saya diatas tapi fakta sejarah , segelitir tokoh islam militan berhasil menarik jutaan rakyat yang patuh dibawah jajahan Belanda selama ratusan tahun untuk bangkit melawan. Ingat ! Hanya segelintir pemuda yang beraqidah , mampu menciptakan revolusi. ” Ya, jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima robu Malaikat yang memakai tanda ( QS. Ali Imran 125). Ya selagi kita bersabar dengan terus memperkuat aqidah, memperdalam ilmu, memperluas wawasan untuk selalu siap menanti situasi kondisi yang tepat , maka saatnya datang ,bergeraklah, Jangan dipikirkan jumlah yang sedikit karena pertolongan Allah pasti akan datang. Percayalah. ! sorga hanya untuk para elite, juga pejuang Allah hanya untuk para elite.

Thursday, February 3, 2011

Salahkah Presiden ?


Coba bayangkan bila anda sebagai Direktur Utama perusahaan, anda tidak punya kebebasan mengangkat Direktur tanpa kompromi dengan pemegang saham. Anda tidak punya kebebasan menentukan SATPAM tanpa persetujuan dari pemegang saham. Anda tidak berhak menentukan Budget tanpa persetujuan pemegang saham. Anda tidak berhak buat aturan perusahaan tanpa persetujuan pemegang saham. Anda tidak berhak mengangkat kepala cabang, tanpa persetujuan pemegang saham. Dan secara berkala orang yang bekerja untuk anda itu harus berhadapan dengan para pemegang saham sebagai cara mengawasi jalannya perusahaan. Auditor dipilih oleh pemegang saham dan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Harap dicatat lagi, pemegang saham yang saya maksud itu hanyalah nominee bukan real share holder tapi haknya lebih tinggi dibandingkan real share holder. Sementara anda dipilih bukan oleh nominee tapi dipilih oleh real share holder. Nah, bayangkanlah, apakah anda nyaman duduk sebagai DIRUT?. Apakah anda pantas disalahkan bila anda salah?. Apakah anda pantas berbangga bila anda berhasil?

Itulah analogi yang mungkin tepat untuk jabatan presiden dalam sistem ketata negara kita sekarang ini. Inilah sistem yang di create oleh rezim reformasi, yang mengharuskan president mendapatkan persetujuan dari DPR untuk menentukan Gubernur BI, ketua MA, Ketua MK, Kapolri, Dubes, Pangab, KPK .Gubernur, Bupati, Lurah di pilih langsung oleh rakyat. Bahkan untuk jabatan menteripun, walau president punya hak prerogatif ,tetap harus mempertimbangkan kepentingan dari Partai yang eksis. Dengan kondisi itulah , seorang president harus menempatkan dirinya sebagai salah satu kekuasaan dari system kekua saan di negeri initanpa hak absolut kekuasaan. Tidak seperti Imam Sholat yang satu tanpa dipersekutukan. Tidak seperti seperti Soeharto yang INPRES nya lebih ditakuti dibandingkan UU. Tidak seperti Soekarno yang kata katanya lebih ditakuti dibandingkan UU.

Banyak tindak korupsi yang di hukum ringan dan kadang membuat pelaku koruptor bak selebritis. Itu semua karena sistem peradilan tumpul di atas namun tajam ke bawah. Ini diluar kendali dari presiden. Karena hak kekuasaan lembaga peradilan tidak ditangan president. President hanya bertugas sebagai manager untuk memastikan procedure jalan sesuai UU., Kalaupun terjadi kesalahan prosedure maka kembali lagi kepada hak Lembaga peradilan yang bukan wewenang President. Contoh, president minta adanya pembuktian terbalik tapi seketika Polri bilang ” tidak bisa ” karena dasar hukumnya tidak ada. Walau presiden punya hak mengusulkan UU namun yang buat UU, ya DPR, bukan president. 

Pembangunan Ekonomi hanya bicara tentang pertumbuhan makro ekonomi. Karena memang wewenang president sesuai UU yaitu menjaga makro ekonomi, yang tertuang dalam APBN. Soal hutang , Presiden tidak bisa menentukan sendiri tanpa kuridor UU APBN yang mengatur pagu hutang , di mana defisit APBN yaitu maksimum 2,5% dari GNP. Soal Mikro itu ada ditangan Daerah sesuai undang undang otonomi daerah , UU Perimbangan Pendapatan Pusat daerah. Tidak ada lagi kanwil Kementrian di setiap daerah. Itu semua sudah diserahkan kepada Pemda, seperti Dinas perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Kehutanan, Dinas Kependudukan. Dan lain lain. Soal Privatisasi, juga tidak atas dasar kemauan president. Karena itu sesuai amanat UU Pebendaharaan negara dimana negara tidak bisa lagi  menjamin resiko atas financing BUMN lewat hutang . Nah pelepasan saham adalah pilihan yang dibenarkan lewat UU atau kemitraan atas dasar B2B dengan pihak investor asing. Kita marah karena sebagian besar sumber daya alam kita dikuasai oleh Asing. Inipun tidak bisa disalahkan kepada presiden karena TNC masuk ke SDA itu berdasarkan UU yang dibuat oleh DPR. President tidak bisa melarang asing masuk karena itu melanggar UU.

Kita marah kepada presiden yang lemah terhadap Iran sehingga tidak mau bergabung dengan pasukan liga Arab atas dasar keputusan OKI untuk menjatuhkan Bashar al-Assad. Ini tidak bisa di salahkan Presiden karena berdasaran UUD , politik luar negeri kita adalah politik bebas aktif dan hanya terlibat mengirim pasukan ke luar negeri untuk tujuan damai dibawah PBB. Sikap Presiden terhadap Palestina juga atas dasar ketentuan UUD dimana dalam mukadimah UUD 45 berbunyi " Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Itu sebabnya Indonesia tidak pernah mengakui negara israel.

Dengan mengetahui sistem kekuasaan dinegeri ini, saya berharap kita lebih bijak bersikap. Kebobrokan negara kita bukanlah kerja tangan seorang presiden.Ini kesalahan UU. Kebobrokan UU. UU dan aturan lah yang harus dirubah. Contoh Gerindra, mengajukan gugatan kepada MK soal BHP ( Badan Hukum Pendidikan ) dan berhasil. PGRI mengajukan gugakan soal anggaran pendidikan lewat MK dan berhasil. Gugatan atas UU Air di MK yang berhasil dimenangkan oleh publik. UU Energi yang berhasil di revisi akibat ada gugatan di MK. UU Koperasi yang berhasil di revisi karena gugatan di menangkan oleh aktifis pejuang koperasi. Dan banyak lagi yang dapat kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik kalau kita paham dimana kesalahan. Inilah demokrasi, Inilah civil society. Bagaimanapun itu membuktikan bahwa rezim demokrasi liberal berdiri atas dasar pragmatisme. Apapun baik untuk rakyat maka UU dapat dirubah.

Para cerdik pandai, tokoh agama, siapapun yang peduli untuk perbaikan negara ini harus mampu berbuat untuk satu proses perubahan yang berkelanjutan untuk kebenaran, kebaikan dan keadilan. Tak elok bila energi kita habis untuk larut dalam amarah ,benci karena provokasi media massa, apalagi terfocus kepada seorang president yang notabene tidak punya kekuasaan by system untuk melakukan perubahan seperti apa mau kita. Kalau ada aturan yang kurang berkenan kita bisa ajukan kepada MK agar UU itu di rubah. Kalau ada janji pemilu Presiden tidak bisa di laksanakan maka cari tahu UU atau aturan yang sehingga presiden tidak bisa berbuat sesuai janjinya. Kemudian dorong kekuatan sipil untuk merubah UU tersebut lewat MK agar presiden bisa bekerja sesuai yang kita mau. Ya demokrasi liberal memang efektif bagi masyarakat yang terdidik baik dan punya standar moral atas dasar berpikir terbuka. Bagi masyarakat yang tidak terdidik baik dan punya standar moral yang tidak bisa berpikir terbuka maka demokrasi liberal memang mimpi buruk dan terkesan membingungkan, dan kalau bicara seperti ayam berkotek yang tidak tahu dimana kepalanya...Ingat selagi president tidak korupsi, tidak melanggar UUD dan UU, tidak selingkuh maka tak ada satupun yang bisa menjatuhkannya.

Wednesday, February 2, 2011

Mesir

Apa yang membuat AS gamang dengan krisis politik di Mesir sekarang tak lain karena tak ingin kehilangan hegemoni terhadap Mesir. Bagi AS Mesir sangat penting sebagai satelit untuk menghadapi kelompok Islam garis keras di Timur Tengah yang menginginkan tegaknya syariat Islam dalam kehidupan sosial politik maupun ekonomi. Sejak rezim Husni Mubarak berkuasa tak terbilang jumlah bantuan AS kepada Mesir. Setiap tahunnya lebih dari USD 1 miliar dana dari Washington mengalir ke Mesir untuk mendukung program rezim Husni Mubarak. Bukan itu saja, Israel juga memberikan bantuan luas kepada Mesir dalam bidang tekhnologi dan intelligent guna menghadapi kelompok radikal Islam. Bahkan sebagian petinggi Militer Mesir merupakan agent dari CIA dan pernah dididik di pusat pelatihan militer dan intelligent di AS.

Karenanya tidak usah terkejut bila krisis politik di Mesir membuat Gedung Putih sibuk luar biasa. Kontak dengan aliansinya di Eropa terus berlanjut dalam upaya menemukan solusi yang tepat atas krisis politik di Mesir. Walau AS menyerukan agar Pihak keamanan tidak melepaskan peluru kepada para demontran namun AS tidak bersikap jelas kepada rezim Husni Mubarak yang merupakan bonekanya. AS tak ingin terjadi pengambil alihan kekuasaan secara paksa lewat people power seperti di Filipina atau lewat Revolusi. AS inginkan reformasi melalui jalur hukum atau lewat pemilu yang akan dipercepat pada bulan septermber tahun ini. Dan Husni Mubarak diminta tidak lagi mencalonkan diri dalam pemilu tersebut namun tidak menutup kemungkinan untuk ikut kembali. Karena sampai dengan bulan September Husni Mubarak tetap berkuasa dan segala hal dapat terjadi selama kurun waktu itu.

AS lewat CIA juga membina beberapa tokoh oportunis Ikhwanul Muslimin untuk menjadi pemecah gerakan umat islam. Tokoh tokoh seperti inilah yang akan di dukung habis habisan untuk tampil kepusat kekuasaan menggantikan rezim Husni Mubarak pada pemilu yang akan datang. Dengan alasan demokratisasi , AS bisa dengan culas menciptakan berbagai intrik untuk menampilkan tokoh yang diinginkannya kepanggung kekuasaan untuk melegitimasi sistem demokrasi sekular. Hal seperti ini berhasil dilakukan AS pada Indonesia di tahun 1998 dengan mengorbitkan elite islam melakukan reformasi yang sesuai kehendak AS dan akhirnya menjadikan penentangnya sebagai musuh, sebagai teroris yang harus diburu dan dipenjarakan. Tapi Rakyat Mesir, tidak mudah percaya dengan tawaran AS lewat reformasi. Mereka butuh revolusi sebagai solusi.

Kenyataan sejarah bahwa Mesir adalah tempat dimana berdirinya Ikhwanul Muslimin., yang didirikan pada tahun 1928 di kota ismailiyah dengan pendirinya yaitu Hassan Al Banna. Visi dari Ikhwanul Muslimin adalah Quran dan hadith dengan misi mendirikan negara islam , dengan menentang segala kekuatan Barat yang ingin menjajah. Dalam perkembangannya, walau Ikhwanul Muslimin beraliran sunni namun telah menjadi embrio lahirnya gerakan islam diseluruh dunia, termasuk syiah. Apa yang terjadi kini adalah bersatunya sunni dan syiah serta lainnya untuk misi besar yaitu melawan sistem sekular dan monarkhi absolut. Inilah yang dibaca oleh AS dan Barat terhadap situasi yang berkembang di Mesir , yang menimba pengalaman dalam komplik Arab Israel. Apa yang diupayakan oleh AS kini terhadap Mesir adalah mempertahankan Mesir sebagai bonekanya. Mempertahankan Mesir sama seperti Islam Sunni di negara arab lainya yang menjadi american follower.

Dengan situasi tersebut diatas kita melihat krisis politik di Mesir akan menjadi wahana pertarungan antara pro AS versus pro syariat Islam. Ini akan menjadi pertarungan yang panjang. Sama seperti di Irak paska kejatuhan Sadam Husein, sama seperti di Afganistan paska kejatuhan Taliban, sama seperti Libanon. Semua itu biang persoalannya terletak pada geopolitik AS yang menempatkan aqidah islam sebagai ancaman dan geostrategis AS untuk mengamankan sumber pendapatan dari bisnis minyak di Timur Tengah. Karena dapat dibayangkan bIla gerakan islam berhasil di Mesir maka bukan tidak mungkin akan menjalar ke Arab Saudi, Emirat Arab, Kwait yang kesemuanya adalah boneka AS.

Kepada Allah kita berdoa , semoga rakyat mesir tetap istiqamah berjuang untuk meninggikan kalimat Allah demi tegaknya kebaikan, kebenaran dan keadilan sesuai Al Quran dan hadith. Semoga Rakyat Mesir dapat belajar dari kebodohan elite poltik islam di Indonesia yang tergoda dengan bujuk rayu AS untuk menerima sistem sekular sebagai cara membangun bangsa namun tetap terjajah by sistem.

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...