Wednesday, February 2, 2011

Mesir

Apa yang membuat AS gamang dengan krisis politik di Mesir sekarang tak lain karena tak ingin kehilangan hegemoni terhadap Mesir. Bagi AS Mesir sangat penting sebagai satelit untuk menghadapi kelompok Islam garis keras di Timur Tengah yang menginginkan tegaknya syariat Islam dalam kehidupan sosial politik maupun ekonomi. Sejak rezim Husni Mubarak berkuasa tak terbilang jumlah bantuan AS kepada Mesir. Setiap tahunnya lebih dari USD 1 miliar dana dari Washington mengalir ke Mesir untuk mendukung program rezim Husni Mubarak. Bukan itu saja, Israel juga memberikan bantuan luas kepada Mesir dalam bidang tekhnologi dan intelligent guna menghadapi kelompok radikal Islam. Bahkan sebagian petinggi Militer Mesir merupakan agent dari CIA dan pernah dididik di pusat pelatihan militer dan intelligent di AS.

Karenanya tidak usah terkejut bila krisis politik di Mesir membuat Gedung Putih sibuk luar biasa. Kontak dengan aliansinya di Eropa terus berlanjut dalam upaya menemukan solusi yang tepat atas krisis politik di Mesir. Walau AS menyerukan agar Pihak keamanan tidak melepaskan peluru kepada para demontran namun AS tidak bersikap jelas kepada rezim Husni Mubarak yang merupakan bonekanya. AS tak ingin terjadi pengambil alihan kekuasaan secara paksa lewat people power seperti di Filipina atau lewat Revolusi. AS inginkan reformasi melalui jalur hukum atau lewat pemilu yang akan dipercepat pada bulan septermber tahun ini. Dan Husni Mubarak diminta tidak lagi mencalonkan diri dalam pemilu tersebut namun tidak menutup kemungkinan untuk ikut kembali. Karena sampai dengan bulan September Husni Mubarak tetap berkuasa dan segala hal dapat terjadi selama kurun waktu itu.

AS lewat CIA juga membina beberapa tokoh oportunis Ikhwanul Muslimin untuk menjadi pemecah gerakan umat islam. Tokoh tokoh seperti inilah yang akan di dukung habis habisan untuk tampil kepusat kekuasaan menggantikan rezim Husni Mubarak pada pemilu yang akan datang. Dengan alasan demokratisasi , AS bisa dengan culas menciptakan berbagai intrik untuk menampilkan tokoh yang diinginkannya kepanggung kekuasaan untuk melegitimasi sistem demokrasi sekular. Hal seperti ini berhasil dilakukan AS pada Indonesia di tahun 1998 dengan mengorbitkan elite islam melakukan reformasi yang sesuai kehendak AS dan akhirnya menjadikan penentangnya sebagai musuh, sebagai teroris yang harus diburu dan dipenjarakan. Tapi Rakyat Mesir, tidak mudah percaya dengan tawaran AS lewat reformasi. Mereka butuh revolusi sebagai solusi.

Kenyataan sejarah bahwa Mesir adalah tempat dimana berdirinya Ikhwanul Muslimin., yang didirikan pada tahun 1928 di kota ismailiyah dengan pendirinya yaitu Hassan Al Banna. Visi dari Ikhwanul Muslimin adalah Quran dan hadith dengan misi mendirikan negara islam , dengan menentang segala kekuatan Barat yang ingin menjajah. Dalam perkembangannya, walau Ikhwanul Muslimin beraliran sunni namun telah menjadi embrio lahirnya gerakan islam diseluruh dunia, termasuk syiah. Apa yang terjadi kini adalah bersatunya sunni dan syiah serta lainnya untuk misi besar yaitu melawan sistem sekular dan monarkhi absolut. Inilah yang dibaca oleh AS dan Barat terhadap situasi yang berkembang di Mesir , yang menimba pengalaman dalam komplik Arab Israel. Apa yang diupayakan oleh AS kini terhadap Mesir adalah mempertahankan Mesir sebagai bonekanya. Mempertahankan Mesir sama seperti Islam Sunni di negara arab lainya yang menjadi american follower.

Dengan situasi tersebut diatas kita melihat krisis politik di Mesir akan menjadi wahana pertarungan antara pro AS versus pro syariat Islam. Ini akan menjadi pertarungan yang panjang. Sama seperti di Irak paska kejatuhan Sadam Husein, sama seperti di Afganistan paska kejatuhan Taliban, sama seperti Libanon. Semua itu biang persoalannya terletak pada geopolitik AS yang menempatkan aqidah islam sebagai ancaman dan geostrategis AS untuk mengamankan sumber pendapatan dari bisnis minyak di Timur Tengah. Karena dapat dibayangkan bIla gerakan islam berhasil di Mesir maka bukan tidak mungkin akan menjalar ke Arab Saudi, Emirat Arab, Kwait yang kesemuanya adalah boneka AS.

Kepada Allah kita berdoa , semoga rakyat mesir tetap istiqamah berjuang untuk meninggikan kalimat Allah demi tegaknya kebaikan, kebenaran dan keadilan sesuai Al Quran dan hadith. Semoga Rakyat Mesir dapat belajar dari kebodohan elite poltik islam di Indonesia yang tergoda dengan bujuk rayu AS untuk menerima sistem sekular sebagai cara membangun bangsa namun tetap terjajah by sistem.

No comments:

Negara puritan tidak bisa jadi negara maju.

  Anggaran dana Research and Development ( R&D) Indonesia tahun   2021 sebesar 2 miliar dollar AS, naik menjadi 8,2 miliar dollar AS (20...