Friday, February 29, 2008

Hutang Luar negeri

Keberadaan Soeharto sebagai penguasa orde baru tidak terlepas dari pertarungan dua kekuatan besar, yaitu group Barat dengan dikomandani oleh Amerika dan UniSoviet. Atau istilah yang kita kenal dengan “perang dingin”. Naiknya Soeharto dan jatuhnya Soekarno adalah kemenangan Amerika di asia tenggara terhadap pengaruh paham komunis. Konsekwensinya Amerika dan barat harus memberikan dukungan penuh bahgi Indonesia agar tidak terjebak dalam kemiskinan. Karena disadari dari pengalaman revolusi yang terjadi di china , bahwa kemiskinan menyuburkan tumbuhnya paham komonisme.

Makanya , peran ekonom Indonesia lulusan Universtas Amerika atau dikenal dengan Mafia Barclay , juga tidak bisa dilepaskan dari situasi ini. Mereka membawa paham baru tentang paradigma pembangunan yang sebelumnya bertumpu pada kekuatan rakyat atau istilah dikenal Berdikari. Paradigma mereka sederhana bahwa perlunya suatu grand design pembangunan nasional yang mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi dan pemeretaan atau dikenal dengan istilah teori Rostow. Inipun dipakai oleh Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan Singapore , Taiwan, Turki maupun negara lainnya yang tergabung dalam kelompok dibawah pengaruh kekuatan AS-Barat. AS menyadari bahwa Negara yang berhasil mereka bebaskan dari pengaruh komunis ini mempunyai keterbatasan modal dan technologi untuk menggerakan mesin ekonominya. Makanya program bantuan pendanaan dan technology pun merupakan bagian tak terpisahkan dari politik luar negeri AS ketika itu.

Ada tiga kuridor pinjaman yang dilakukan oleh Indonesia , yaitu pinjaman melalui World Bank Group , yang bersifat lunak. Pinjaman ini ditujukan untuk pembangunan infrastructure . Kuridor kedua adalah pinjaman Mutlilateral melalui IGGI, bersifat grand dan sebagian pinjaman lunak (( bunga 2,5% pertahun dengan jangka waktu 25 tahun dan masa tenggang bebas bunga 5 tahun ). Pinjaman ini ditujukan untuk memperkuat liquiditas APBN untuk mensuplai dana ke public dalam rangka menumbuhkan sector riel. Kuridor ketiga adalah Pinjaman Bilateral, yang juga bersifat lunak dan sebagian grand/hibah. Pinjaman ini ditujukan untuk dukungan pendanaan sektoral. Apa yang diterima oleh Indonesia, sama dengan yang diterima oleh Negara lain yang tergabung dalam kekuatan pro AS-barat. Artinya apapun yang diberikan oleh pihak Amerika ( barat ) kepada Indonesia baik modal maupun technology adalah berkaitan langsung dengan politik luar negeri dalam konteks perang dingin. Ini platform hutang luar negeri.

Juga semua menyadari bahwa tidak ada yang gratis. Tujuan politik adalah kekuasaan dan penguasaan resource. Atau istilah yang dipakai oleh Soekarno menyikapi politik barat dan timur ( Soviet ) , Neocolonialisme. Penjajahan tidak dalam bentuk pisik tapi dalam bentuk ideology. Itu sebabnya Soekarno membentuk Gerak Non Blok untuk melindungi negara negara yang baru merdeka terseret dalam arus perang dingin tersebut. Terbukti syah saja bila Indonesia pada rezim Soeharto terjebak dalam kekuatan AS-barat ketika menerima bantuan dari mereka , yang harus menyerahkan
natural resource kepada pihak Amerika ( barat ) atau istilah lain You win you take all. Tapi Soeharto tidak pernah mengorbankian nasionalisme sebagai sebuah kompromi politiknya.

Pihak Amerika memang ampuh dalam strategy global untuk menguasai dunia. Jepang< taiwan, Korea Selatan yang tidak punya cukup natural resource , dimanfaatkan SDM nya untuk menjadi lebah pekerja memenuhi kebutuhan konsumsi Amerika yang rakus. Turki yang letaknya strategis diantara timur dan barat digunakan sebagai pangkalan perangnya. Mexico, brazil, argentina dan Indonesia, Iran, Arab Saudi, yang kaya natural resoucenya , dikuras untuk memenuhi kebutuhan bahan baku mesin industri Amerika (barat),. Untuk mengamankan politik globalnya tersebut Amerika memang memelihara para diktator dan monarki dinegara negara yang berada dibawah pengaruhnya. Juga bantuan militer yang tak terbatas baik persenjataan maupun training.

Setelah ” perang dingin usai ” maka politik luar negeri amerikapun berubah. Kalau tadi penguasaan resource lebih kepada penguasaan politik maka selanjutnya adalah penguasaan pasar melalui system globalisasi. Lewat WTO yang didukung oleh World Bank group memaksa negara pro barat untuk mengakui ini sebagai paradigma baru menuju milinneium pembangunan masa depan yang berkeadilan. Makanya paham demokratisasi dalam jargon Freedomes, Peach, Equality dicanangkan keseluruh dunia. Sejak itulah kampanye domokratisasi melalui agent agent demokrasi yang juga lulusan emarika terus bergrilya membangun kekuatan pro demokrasi diseluruh dunia. Kampanye ini berhasil membuat Unisoviet terpecah menajdi negara negara kecil.

Soeharto menyadari, paska perang dingin , dia sudah diasingkan oleh AS-Barat. Dia juga tidak lagi mudah mendapatkan bantuan Pinjaman lunak. AS mulai memaksa Soeharto untuk menerima paham demokratisasi atau menghapus semua kebijakan subsidi kepada rakyat yang selama ini dibiayai dari bantuan luar negeri. Melepas semua kebijakan yang anti globalisasi dibidang investasi, perdagangan, Tourisme, telekomunikasi, keuangan yang pro kepada pengusaha lokal. Bantuan AS-Barat yang selama ini dikaitkan dengan stabilitas keamanan regional telah beralih kepada keharusan indonesia menderegulasi semua sektor yang anti demokratisasi dan globalisasi. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Soeharto tentang Paket kebijaksanaan, tak pernah memuaskan amerika ( barat ). Sementara negara Asean berlidung dibalik Soehato atas tekanan Amerika tersebut. Puncaknya kekesalan Amerika ( barat ) kepada Seoharto ( juga asean ) adalah dijatuhkanya bom nuclear dalam bentuk gelobang hedge fund yang membuat mata uang Asia tenggara tumbang, termasuk Indonesia dan akhirnya asia dilanda krisis ekonomi yang parah. Ongkos ledakan nuclear ini sangat mahal sampai membuat Robin Gobin tersingkir sebagai Menteri Keuangan Amerika dan membuat Smith barney masuk dalam kubangan hutang long term investmen debt sebesar USD 100 billion dan akhirnya dimerger dengan Solomon.

Cara Soeharto untuk mengundang IMF adalah satu cara untuk menguji system yang dibangun oleh AS-Barat. Karena IMF merupakan satu lembaga didunia yang bertugas sebagai the last lending resource untuk menstabilkan perekenomian negara negara anggota. Seperti sebelumnya berhasil mengatasi negara negara yang hancur paska perang dunia kedua. Tapi ternyata IMF datang dengan memaksa Soeharto untuk mengikuti demokratisasi dan globalisasi secara utuh. Ini tidak sepenuhnya diterima oleh Soeharto, yang tidak ingin mengorbankan nasionalisme. LOI dengan IMF tidak diimplemetasikan. Dia justru mengancam IMF dan Amerika, dengan rencananya menempatkan future option delivery beberapa blok minyak yang sudah dan belum digali untuk dijadikan financial guarantee mendukung kebijakan fixed rate. Beberapa lembaga keuangan international yang tergabung dalam combine collateral ( against fedsystem ) bersedia sebagai underwriter dengan dikomdani oleh Dutch Bank. Ini terbukti berhasil dilakukan oleh china sebagai alternatif financial resource. Sebetulnya ancaman ini ampuh memaksa Amerika dan IMF harus mengikuti Soeharto. Perundingan pernyelesaian krisis sudah didepan mata, sama seperti korea selatan, thailand, malaysia. Apa yang diminta oleh Soeharto adalah agar IMF bertanggung jawab memberikan bantuan lunak selama 25 tahun tanpa bunga untuk menutupi BLBI dan mengembalikan kepercayaan masayarakat terhadap perbankan. Karena suka tidak suka kebijakan hutang luar negeri bukanlah kebijakan rakyat Indonesia tapi kebijakan politik luar negeri AS untuk mengamankan stabilitas regional dari ancama komunis. Dan indoensia sudah membayar lunas dengan terciptanya kawasan asean yang aman, termasuk bersedia mengambil alih Timor timur dengan ongkos yang mahal dari ancaman partai Fretelin yang pro komunis. Jadi kalau kini terjadi krisis maka amerikalah yang harus bertanggung jawab. Tapi, sayang sekali, sebelum semua itu terwujud, Soeharto sudah jatuh oleh kekuatan pro demokrasi. AS lebih kuat menguasai publik indonesia.

Sejak kejatuhan Soeharto dan digantikan oleh pro demokrasi, IMF bebas berbuat apa saja , sampai memaksa pemerintah Habibie, Goes Dur, untuk menerima LOI IMF. Yang lebih parah lagi adalah menyetujui penyelesaian BLBI melalui Obligasi REKAP dan menjadikan BPPN bukan sebagai penyehat tapi pengobral asset ,yang akhirnya jatuh kepihak goup asing. Para pemimpin Pro demorkasi tidak ada satupun yang bermental negarawan. Mereka terjebak dalam permainan politik tingkat tinggi , dan nyatanya janji IMF untuk melakukan recovery Obligasi rekap tidak kunjung datang , sampai akhirnya dibubarkan oleh Megawati. Dan indonesia masuk dalam jebakan hutang luar negeri yang tak kunjung dapat diatasi , hingga mengganggu kekuatan APBN memberikan dukungan sosial bagi kesejahteraan rakyat.

Kini , kita memang tidak lagi meminjam melalui program multilateral, Tapi kita justru masuk dalam jebakan mematikan dengan menjadikan 114 A SEC Act sebagai financial resource untuk menutupi difisit anggaran melalui penerbitan Global Bond berbunga commercial. Dapatkan anda bayangkan, negara miskin seperti indonesia ini, harus menanggung hutang berbunga komersial ??? Karena pinjaman bersifat komersial maka team and condtion yang ditetapkan oleh underwriter seperti Lehman Brother, dll tentulah bersifat komersial pula, seperti , misalnya pemerintah harus mendukung semua perusahaan yang teafialite dengan resource 144 A SEC act. Tahukah anda ? 144 A SEC act menjamin segala kerahasiaan yang berkaitan dengan settlement, investor ( pembeli surat hutang ). Artinya , kita ini tidak akan pernah tahu ada apa dibalik syarat penjualan Surat Hutang tersebut ( beda dengan World bank atau IGGI./CGI yag transfarance ), namun yang kini kita rasakan bahwa tidak ada kebijakan ekonomi yang pro rakyat miskin atau nasionalis.

Soeharto dibesarkan oleh Soekarno. Bahkan dalam memoarnya Soeharto mengatakan bahwa dia adalah pengagum Soekarno dan sekaligus sebagai guru ,bapak yang selalu dihormatinya. Apa yang menyamakan Soekarno dan Soeharto ? nasionalisme yang kuat. Keduanya sangat bangga dengan tanah airnya. Bila akhirnya berseberangan maka itupun karena cara mereka untuk mencintai bangsanya. Soerkano maupun Soeharto memang tdak luput dari banyak kekurangan dan kesalahan namun semua itu tidak bisa mengurangi jasa mereka sebagai bapak pemersatu bangsa ini untuk berdaulat dan dihormati oleh bangsa lain. Dalam pertemuan dengan salah satu pejabat otoritas moneter Singapore dan SWISS, saya pernah menanyakan secara pribadi tentang keberadaan dana Soeharto di negara mereka , apa jaawabanya ” Itu hanya propaganda murahan. Tidak ada satupun rekening yang terbubung dengan Soeharto sebagai pribadi. Kamu kan tahu, yang paling berharga didunia ini adalah nyawa. Nah, Soeharto tidak pernah percaya dengan luar negeri untuk kesehatannya. Dia hanya percaya dengan dokter dalam negeri. Apalagi soal uang. Memang ada rekening atas nana putra putrinya tapi itu hanya rekening business legal yang jumlah tidak berarti bila dibandingkan dengan rekening pengusaha lainnya. ” Yang pasti Sorharto mengantikan Soekarno ,berhasil melakukan koreksi dengan memanfaatkan isu international bukan untuk hanyut dalam komplik perang dingin tapi memanfaatkannya untuk kesejahteraan rakyat.

Era kini, pemerintah memang berganti dan rezim demokrasi membawa angin perubahan tentang kebebasan berpolitik tapi negara masuk dalam cengkraman Mutinational Corporation dibidang financial, technology, industri, mining dan distribusi. Sementara hutang terus digali untuk membayar kewajiban dari hutang yang ditimbulkan oleh kebijakan politk luar negeri AS-Barat pada rezim Soeharto dan juga kebijakan yang ditimbulkan oleh IMF dengan janjinya yang tak kunjung dipenuhi.

Kita tidak pernah belajar dari Korea dan Jepan serta Malaysia yang bersatu ketika krisis terjadi , dengan berbaris rapat menghadapi musuh bersama : As-Barat). Kita justru ribut didalam negeri dan saling berebut kekuasaan. akhinrya AS-Barat leluasa masuk dengan perangkap kepada para amatir politik untuk merebut kekuasaan.

Jadi, kini saatnya kita bangun barisan yang sama untuk menyatakan musuh bersama : As-Barat dan lawan siapa saja yang pro barat dan anti nasionalisme. Saya rasa slogan pejuang kemerdekaan kita ” Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai...ada baiknya kita gunakan kini , tapi kita butuh pemimpin yang negarawan bukan amatir.

2 comments:

Edy Djuwito said...

ass. Yang mengerti persoalan sedalam ini sepengetahuan saya tidak terlalu banyak, saya mengajak seluruh masyarakat terutama yang membaca Blog ini untuk mencerna dan menelaah secara jernih ajakan apa yang disampaikan oleh Bapak Erizeli Bandaro, pilihan saya adalah berdiri pada posisi yang sama , dan saya yakin pada suatu saat nanti kami bertemu pada muara yang sama, ... pesan Qur'an : "Orang Beriman itu pantang untuk berputus asa", wass

rossa stanley loan said...
This comment has been removed by a blog administrator.

Jebakan hutang membuat kita bego

Politik Global dulu jelas. Seperti adanya block barat dan timur dalam perang dingin. Arab-israel dalam konflik regional di timur tengah. Dim...