Friday, January 31, 2025

Proyek atau Program ?

 



Saya sering ditanya oleh nitizen pembaca blog saya. Apa sih  perbedaan antara proyek dan program. Banyak dari mereka yang memiliki kesan bahwa program hanyalah proyek yang sangat besar, dan bahwa ada banyak kesamaan antara proyek dan program. Memang dalam program terdapat proyek. Tapi proyek belum tentu program. Yang jelas, proyek bersifat jangka pendek. Hanya sebatas bangun. Sementara Program, bersifat jangka Panjang dan berdampak luas. Kalau proyek outcome nya efektifitas dan efisiensi. Kalau program outcome nya multiplier effect. Paham ya.


Bangun rumah murah untuk rakyat miskin. Kalau disebut proyek,  dana dialokasikan oleh  APBN, entah dari utang atau hibah. Harus ada kontraktor. Tanpa itu, engga jalan tuh proyek. Tapi kalau disebut program, maka yang diperlukan adalah riset tekhnologi material bangunan yang murah dan metode kontruksi yang mudah. Revitalisasi Kawasan kumuh dan desa agar cadangan lahan tersedia murah. Skema investasi tidak populis alias gratis. Tetapi berbasis stimulus agar rumah terjangkau oleh masyarakat paling miskin. 


Dengan adanya program Rumah Murah, industry material bangun berkembang. Industri kontruksi berbasis CKD berkembang, sehingga kontraktor kelas UKM bisa kerjakan. Jumlah tenaga kerja sangat besar. Nah ketika proyek ini selesai. Kita sudah punya industry material dan CKD serta UKM yang berpengalaman dalam hal kontruksi. Mereka bisa kompit di market. Bukan hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri. Tenaga kerja akan terus teserap walau proyek rumah pemerintah selesai.


Makan siang gratis. Kalau disebut dengan proyek, maka kita selalu sibuk bicarakan anggaran. Uang habis, hasilnya kita tekor. Tapi kalau bicara program, yang kita pikirkan bagaimana MSB gizi itu jadi stimulus berkembangnya usaha kelas menengah bawah. Yang dilakukan adalah perbaiki tata niaga pertanian, peternakan, perikanan. Sehingga stok bahan makanan tersedia efisien dan menjadi market undertaker bagi petani. Create Skema pembiayaan Koperasi untuk catering yang mudah dan murah. Sehingga masyarakat kelas bawah dilibatkan langsung. Yakinlah, lewat program ini,  dana akan datang sendiri terutama dari CSR dalam dan luar negeri.


Memang kalau bicara program, membutuhkan perencanaan yang precisi. Detail yang menyeluruh. Kerja keras dari seluruh ASN lintas kementrian dan Lembaga. Perlu sosialisasi dan dukungan real publik.. Belum lagi pengawasan yang ketat dari setiap step. Evaluasi secara berkala. Engga mudah memang. Butuh waktu memang. Repot memang. Engga bisa, hari ini ngomng, besok kerjakan. 


Makanya jangan kaget. Kita hanya dengar ributnya soal  proyek daripada membahas program. Itu engga repot. Ya, tinggal ajukan proposal ke Menteri keuangan. Kalau alokasi anggaran tersedia. Proses tender bisa dilakukan. Hari ini ngomong besok kerjakan. Yang jadi masalah, anggaran cekak. Bingung kan ? Padahal, YMP tidak pernah bicara proyek. Yang ada hanya program. Sementara kapasitas dan kompetensi ASN dan Menteri terlatih dan berteman dengan pemburu rente. Engga ada uang, ya engga ada proyek. 

No comments:

Proyek atau Program ?

  Saya sering ditanya oleh nitizen pembaca blog saya. Apa sih   perbedaan antara proyek dan program. Banyak dari mereka yang memiliki kesan ...