Saturday, May 6, 2023

BUMN sedang dihabisi

 




Meneg BUMN rencana akan merger 4 BUMN karya. Itu sebagai solusi atas BUMN yang berkinerja buruk. Sebelum nya Pemerintah  kerjaannya main tebas aja kalau ada BUMN yang merugi dan tidak berkembang.  Jadi kesimpulannya VISI BUMN itu ya laba. Negara punya mindset bisnis terhadap rakyatnya.  Kapitalis sekali. Padahal apapun bisnis yang orientasinya hanya laba, pasti bisnis proses nya korup dan managemennya pozi. Ya moral hazard. Mengelola bisnis itu perlu visi yang kuat atau entrepreneurship vision. 


Visi adalah energi yang memberikan seorang wirausahawan berkemampuan untuk bekerja dan berhasil. Dari visi itu berdampak kepada etos kerja, tentang tekad mencapai hasil dari segala kemungkinan kini dan besok. Menetapkan norma, harapan, pada setiap misi. Visi adalah bingkai tempat budaya berada. Nah apa sih VISI BUMN itu ? agent of development. Atau bahasa mesranya membantu tugas pemerintah mensejahterakan rakyat lewat produksi. 


Tadinya saya sangat berharap dengan Etho. Dia berlatar belakang sebagai pengusaha, tentu dia punya talenta sebagai entrepreneurs. Salah satu yang utama dari seorang entrepreneurs adalah visi. Apa sih visi itu ? adalah energi vital yang menggerakkan wirausahawan. Visi itulah yang membuat mereka berani : berani menjelajah, berkreasi, berinovasi. Berani menantang, berani bersikeras, berani terus mendorong, berani memiliki tekad untuk berhasil atas dasar niat baik dan mulia bagi kepentingan stakeholder. 


Kalau hanya sekedar cari untung. Ya lihatlah Pertamina. Disuruh bangun kilang yang diproduksi hanya fuel, sementara petrokimia diserahkan kepada swasta. Padahal petrokimia itu cuan besar, bisa sebagai strategi cross subsidi atas penugasan bangun kilang BBM yang low profit. PLN sejak tahun 2013 sampai kini kinerja keuangannya terus mengalami penurunan. Baik Pertamina maupun  PLN hidup dari beban subsidi negara. Yang lucunya beban subsidi itu terus membesar dari tahun ke tahun. Tidak ada upaya serius transformasi bisnis yang sehingga beban subsidi terus menurun. Visinya memang nguras APBN. Engga ada niat bantu pemerintah.


BUMN karya itu sebenarnya mereka kontraktor. Engga ada pengalaman sebagai developer. Sebelumnya 60% market mereka adalah non pemerintah. Sebelumnya baik baik saja. Tapi sejak ada penugasan dari pemerintah bangun insfrastruktur lewat skema KPBU, semua kena debt trap. Salah dari awal. Sudah jelas visi kontraktor beda dengan visi Developer. Kontraktor bertumpu kepada skill profesional bidang rekayasa kontruksi. Developer bertumpu kepada skill investment value lewat leverage. Jelas beda. 


Tapi segudang ahli di Meneg BUMN, Menteri keuangan, dewan komisaris engga paham visi sebagai agent of development. BUMN dikelola bukannya untuk membantu beban pemerintah malah menguras APBN lewat PMN. Lewat rmerger restruktur utang dilakukan. Dan skemanya yang dikorbankan bank, BUMN juga. Nanti ujungnya kalau bank BUMN bermasalah, APBN lagi yang jadi korban. Miskin visi adalah mental malas dan maling. Sibuk memoleh diri lewat pencitraan doang. Sudah saatnya dilakukan reformasi BUMN kalau telat, habis BUMN dibancakin.

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...