Dalam literasi agama, tidak ada istilah sumber daya keuangan. Uang bagi agama adalah berkaitan dengan phisik. Misal emas atau perak. Itu alat tukar. Kalau anda pinjam emas ya kembali dalam bentuk emas. Tidak boleh dilebihkan, dan tidak juga dikurangi. Kalau dilebihkan hukumnya, dalam islam adalah Riba. Tetapi di era uang fiat. Uang bukan lagi berkaitan dengan phisik tetapi telah berubah menjadi sumber daya. Dari pengertian itu, maka akad utang piutang berkaitan dengan uang juga berubah. Hukum riba dalam agama tidak bisa lagi diterapkan. Tetapi karena miskin literasi, perubahan konsepsi tentang uang tidak mengubah persepsi agama terhadap uang. Kan kacau jadinya.
Dalam mata uang fiat, uang mencerminkan sebuah sistem moneter dan fiskal, yang bertumpu kepada konsesus dan trust. Contoh perubahan kurs uang, itu bukti keseimbangan antara konsesus dan trust. Kalau trust tinggi, walau utang menggunung namun negara komit dengan konsesus yang dibuat, kurs akan stabil. Utangpun berubah menjadi sumber daya keuangan. Baik negara maupun dunia usaha tidak lagi melihat hubungan antara kreditur dengan debitur sebagagai hubungan superioritas. Tetapi telah berubah menjadi kolaborasi yang equal. Dalam bahasa mesra namanya, gotong royong atau kebersamaan.
Mengapa ? Uang itu bernilai kalau dia berkaitan dengan produksi. Setiap produksi membutuhkan konsumsi. Artinya kalau tidak ada produksi nilai uang akan jatuh dengan sendirinya sehingga konsumsi menjadi sulit dan mahal. Contoh Venezuela. Nah suku bunga adalah alat menciptakan keseimbangan antara uang dan produktifitas. Inflasi adalah alat untuk menstimulasi produktifitas. Kalau anda anggap bunga adalah riba dan inflasi adalah zolim maka anda jadi orang egois atau anti kebersamaan. Apa artinya? Uang itu bukan asset tetapi secara spiritual, uang itu adalah liabilities melaksanakan fungsi dan sistem uang untuk kemakmuran bagi semua.
Jadi kalau negara berhutang, itu bukan berarti negara terjajah. Itu tidak lebih melaksanakan fungsi uang. Contoh, kalau tidak ada program ekspansi di APBN, produktitas turun, yang ada hanya konsumsi. Kurs rupiah akan jatuh walau itu tanpa hutang sekalipun. Tetapi kalau ada program ekspansi fiskal, walau sumbernya berhutang, kurs uang akan stabil. Trust terbangun secara sistem. Jadi jangan kaget berapapun negara berhutang, selalu dipercaya oleh investor. itu dimaknai bahwa negara telah melaksanakan fungsi uang sebagai sumber daya untuk lahirnya peradaban lebih baik.
Paham ya sayang…
No comments:
Post a Comment