Thursday, June 2, 2016

Republik Rakyat


Ketika terjadi perdebatan di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI), tentang seperti apa negara yang akan di dirikan.Sebetulnya jepang sebagai sponsor terbentuknya BPUPKI menginginkan agar Indonesia didirikan seperti jepang , yaitu negara kerajaan. Tapi Soekarno dan Hatta yang terlibat langsung dalam diskusi dengan penguasa jepang di indonesia ketika itu menolak dengan tegas. Mereka tidak ingin negara kerajaan. Usai pertemuan itu Soekarno berkata kepada Hatta, saya tidak akan sanggup mengemban amanah yang besar ini. Namun Hatta sebagai sahabat seperjuangan Soekarno meyakinkanya " Kalau bung tidak bersedia maka akan selalu ada orang lain yang akan melakukannya. Tidak perlu ragu ambil kesempatan ini. " Soekarno masih berat untuk menentukan sikapnya. Itu sebabnya dalam rapat BPUPKI, Soekarno tidak menentukan seperti apa negara akan dibentuk. Dalam pidato pembukaaan sidang pertama BPUPKI,,Soekarno hanya menyampaikan visi nya terhadap negeri yang akan didirikan.Dimana negara Indonesia yang akan didirikan haruslah punya visi nasionalisme, demokrasi dan sosialisme.

Namun rapat meraton itu tidak menemukan kata satu. Utusan agama Islam mengotot agar negara yang akan didirikan sesuai dengan syariat islam.Namun pihak agama lain menolak. Belum lagi soal etnis, utusan Kalimantan mempertanyakan " apa kepentingan kami harus bersatu dengan orang jawa? Utusan aceh pun bertanya " mengapa kami harus bersatu dengan orang jawa? kami aman aman saja tanpa adanya Indonesia". Belum lagi masing masing daerah meragukan negara yang akan didirikan nanti hanyalah kepanjangan tangan dari kolonialisme atas nama negara. Sampai akhirnya Soekarno dengan suara lirih berkata kepada semua hadirin " Jika benar semua ini harus diselesaikan lebih dahulu, sampai rumit, maka saya tidak akan mengalami indonesia merdeka, tuan-tuan tidak akan mengalami indonesia merdeka, dan kita semua tidak akan mengalami Indonesia merdeka sampai keliang kubur " semua terdiam. Bayang bayang perpecahan ada di pelupuk mata.

Kemudian Agus Salim tampil berbicara. Semua hadiran mendengar dengan seksama. Karena  Agus Salim di kenal sebagai orang yang di tuakan , cerdas, serta sangat religius. Sikap bijak dan rendah hatinya mampu membuat siapapun menghormatinya. Agus Salim bertanya kepada hadirin, 

"Mengapa kita harus bersatu ? 

Semua hadirin terdiam saling pandang.

Agus Saling menjawab sendiri "Kita bersatu karena Tuhan. Semua kita sepakat kalaulah bukan karena Tuhan tentu kita tidak ingin menyabung nyawa untuk kemerdekaan. " Semua hadirin menganguk. Mereka tidak berbeda pendapat soal ini. "Nah kalau begitu, negara yang akan didirikan ini adalah negara yang didasarkan kepada Ketuhanan. Seperti apakah Tuhan itu ? Bukan satu , bukan banyak tapi ESA. Ia bisa satu , bisa juga lain. Tak penting , karena hanya Allah yang tahu ujudnya. Jadi kita tetapkan  Ketuhanan Yang Maha Esa."

Salah satu peserta bertanya " Kalau negara di dirikan karena Tuhan yang maha ESA,maka negara itu harus menjamin kemanusiaan yang adil. " 

Agus salim mengangguk.

Namun salah satu anggota menambahkan, " Adil yang bukan dasarnya subjective tapi atas dasar akhlak. Apa itu ? Ya beradab. Jadi seharusnya kemanusiaan yang adil dan beradab. "

Semua sepakat.

Nah..."lanjut Agus Salim." Karena Tuhan,  negara didirikan dan dilaksanakan atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Apakah kita sepakat untuk bersatu ? siapkah kita bersatu ? Semua setuju. Maka ditetapkanlah Persatuan indonesia. Ini bukanlah paham nasionalisme seperti yang disampaikan Soekarno. Tapi bersatu karena Tuhan, bukan karena idiologisme darimanapun sumbernya.

Hatta bertanya " Bila kita sepakat bersatu,maka seperti apa bentuk negara yang akan didirikan nanti ?

Salah satu peserta menjawab bahwa "Itu bukan negara kerajaan, bukan kesultanan , bukan khilafah, bukan pula republik seperti negara lainnya. "

" jadi seperti apa negara itu ? Kejar Hatta.

"Bentuk negara itu adalah negara kerakyatan" jawab peserta.

"Siapa yang memimpin ?

" Mereka yang berilmu."

" Apakah cukup yang berilmu ? bagaimana bila dia zolim?

" Tentu dia harus bijaksana."

" Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam kepemimpinan itu. Bukankah kita tidak sepakat negara kerajaan ?

" Dalam bentuk musyawarah."

" Siapa yang boleh ikut bermusyawarah itu ?

"Mereka yang menjadi wakil rakyat ,golongan dan agama."

'Baiklah kalau begitu maka kita sepakat mendirikan negara bentuknya adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan."

Semua hadirin sepakat.

"Lantas apa tujuan negara didirikan ? tanya Hatta.

" Karena dasarnya adalah Tuhan maka tujuannya adalah keadilan."

"Adil itu hanya milik Allah. Kita manusia tidak akan mampu mencapai keadilan itu walau seberapa keras kita ingin mencapainya. Adil apa ? " Kata Agus Salim.

" Keadilan sosial. Artinya keadilan yang sesuai dengan fitrah masing masing orang perorang"Kata Hatta.

" Baiklah kalau begitu akan dirikan negara dengan tujuan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia."

Semua sepakat. Soekarno sebagai pemimpinan rapat menyampaikan ringkasan hasil rapat yang terkenal dengan sebutan Pancasila.

Suasana rapat ketika itu sangat sejuk. Mereka para pendiri negara berdebat dengan cerdas dan didorong oleh cinta dan kasih sayang. Namun setelah falsafah negara ditentukan maka piagam jakarta dibuat dan kelompok islam menambahkan kalimat "melaksanakan syariat islam bagi yang memeluk agama islam.Para peserta tidak begitu pusing soal tambahan kalimat itu dan juga engga pusing ketika disodorkan konsep UUD 45 Prof. Mr. Dr. Soepomo dan indonesia disebut Republik. Karena semua sepakat bahwa UUD 45 akan dirubah bila keadaan negara sudah aman dan mendapatkan pengakuan penuh. Kalaulah mengikuti Pancasila maka negara indonesia berbentuk REPUBLIK RAKYAT.

Ini hanyalah kisah imaginer dari penoropongan batin saya aja..he he he..

1 comment:

Unknown said...

...menunggu kisah peniadaan "melaksanakan syariat islam bagi yang memeluk agama islam"sebuah blessing in disguise.

Putin memenangkan Pilpres Rusia.

  Pemilu Rusia, memilih empat calon presiden, yaitu Putin, Leonid Slutsky, Nikolai Kharitonov, dan Vladislav Davankov. Hasilnya ?  Komisi Pe...