Tuesday, March 31, 2015

Kenaikan harga BBM ?

Per 28 Maret 2015, harga premium di luar Jawa-Bali menjadi Rp 7.300 dari sebelumnya Rp6.800 per liter pada 1 Maret 2015 dan solar bersubsidi dari Rp6.400 menjadi Rp6.900 per liter. Sedangkan Pertamina menetapkan harga premium nonsubsidi di wilayah Jawa, Bali, dan Madura menjadi Rp7.400 dari sebelumnya Rp6.900 per liter. Kenaikan tersebut dikarenakan peningkatan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah dalam periode sebulan terakhir. Namun, pemerintah memutuskan besaran kenaikan harga BBM tidak murni sesuai indeks pasar karena memperhatikan juga kestabilan sosial ekonomi, pengelolaan harga, dan logistik. Sedangkan untuk harga minyak tanah dinyatakan tetap yaitu Rp2.500 per liter.Ada yang bertanya kepada saya bahwa kenaikan harga BBM sekarang ini melanggar keputusan MK soal judicial review UU 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, MK menandaskan perlunya campur tangan pemerintah dalam kebijakan penentuan harga migas. Menurut saya bahwa penetapan harga BBM sekarang sepenuhnya dibawah kendali pemerintah. Tidak sepenuhnya berlandaskan pada mekanisme harga pasar yang berubah sewaktu-waktu. Karena kalau benar-benar mengikuti harga pasar, di Papua harga BBM bisa Rp20.000. Terkait dengan selisih harga rekomendasi dari Pertamina dan harga yang ditetapkan pemerintah untuk BBM jenis premium, bahwa  untuk mencapai harga keekonomian seperti usul pemerintah, perlu proses yang bertahap agar tidak terjadi gejolak di masyarakat. Kalau naiknya langsung Rp 8.000 per liter kan selisih dengan harga sebelumnya besar sekali.  Kementerian ESDM, sedang menyusun strategi agar selisih harga yang ada dapat ditutup kemudian hari jika harga minyak dunia turun.Misalnya harganya turun Rp1.000, tapi pemerintah hanya menurunkan Rp500 agar sisanya bisa digunakan untuk menutup selisih sebelumnya. 

Politikus dari Fraksi PDI Perjuangan, Effendy Simbolon mengatakan, Langkah pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai melanggar hukum. Sebab pemberlakuan harga baru tersebut dilakukan tanpa izin dan bahkan tanpa berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Ra-kyat (DPR) RI. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua MPR yang menegaskan pemerintah melanggar konstitusi karena menyerahkan harga minyak kepada mekanisme pasar.Juga Kwik Gian Kie dengan lantang mengatakan bahwa Jokowi bisa dilenserkan karena kenaikan harga BBM. Benarkah itu ? dengan mekanisme yang saat ini berlaku, DPR tidak memiliki hak secara langsung untuk meminta pemerintah mengkaji hal tersebut. Sesuai Undang-Undang APBN Perubahan Nomor 12 Tahun 2014, tidak ada kewajiban pemerintah untuk meminta persetujuan DPR terkait kenaikan BBM. Harap dimaklumi bahwa APBN-P 2015 adalah tidak terpisahkan dari  APBN 2015 yang disusun oleh SBY. Perubahan harga BBM didasarkan kepada kesepakatan dengan DPR. bahwa periodisasi penetapan harga setiap bulan dengan formula MOPS +Alpha+pajak. Besaran subsidi i 17,9 juta kilo liter ( KL) untuk solar dan minyak tanah 0,85 juta KL. Besaran subsidi Rp.1000 perliter. Berapapun harga pasar, pemerintah hanya memberikan subsidi sebesar Rp.1000. Premium tidak ada lagi subsidi. Jadi harga jual BBM mengikuti trend  harga pasar international namun pemerintah tetap mengendalikan harga untuk bisa terjamin tersedianya BBM, disribusi yang luas dan harga yang terjangkau diseluruh Indonesia.

Yang jadi masalah adalah rekomendasi pemerintah untuk mereformasi pengadaan BBM tidak didukung oleh DPR. Pemeritah hanya diizinkan merubah tata niaga impor namun formula harga ( MOPS) dan penetapan subsidi BBM tidak boleh berubah. Karena perhitungan harga subsidi dan formula harga sudah dikunci oleh UU APBN Nomor 12 Tahun 2014. Padahal hal yang sangat penting dilakukan adalah mengubah metode harga patokan BBM. Jangan hanya MOPS yang dijadikan patokan harga keekonomian BBM, tapi kombinasikan dengan penilaian harga minyak dari Argus Media. Tujuan dari kombinasi patokan harga keekonomian BBM ini untuk mengurangi harga keekonomian BBM. Kombinasi penilaian harga MOPS dan Argus Media telah terbukti dapat mengurangi penilaian harga minyak di Singapura. Kombinasi yang digunakan untuk patokan harga keekonomian BBM adalah 50% MOPS dan 50% Argus Media. Metode seperti inilah yang telah digunakan di India, Thailand, dan Philipina. Negara-negara tersebut merupakan negara-negara yang harus mengimpor BBM untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Jika hanya menjadikan MOPS sebagai satu-satunya patokan harga keekonomian BBM untuk negara-negara pengimpor BBM sangatlah riskan dari terjadinya manipulasi harga yang akan dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk menaikkan penilaian harga MOPS. Tahun 2016 dimana APBN disusun oleh Pemerintahan Jokowi langsung maka DPR akan kembali dilibatkan, dimana setiap kenaikan harga BBM harus persetujuan DPR. Semoga metode ini dapat diterapkan ditahun depan agar konsumen diuntungkan dan harga lebih transfarance.

Saturday, March 28, 2015

proxy War

Kemarin malam saya bertemu dengan teman pedagang minyak  dari Singapore. Dia mengatakan bahwa kunjungan Jokowi ke Beijing dan Jepang, sangat beresiko. Karena pertemuan itu sebagai tindak lanjut dari kebijakan Jokowi untuk ambil bagian mengontrol Selat Malaka dengan menjadikan Sabang-Aceh dan Lampung  sebagai Checkpoint. Waktu kebijakan itu disampaikan di Beijing dalam Pertemuan APEC, pihak Amerika dan china tidak begitu perhatikan secara serius.Karena mereka sadar bahwa Jokowi mewarisi keadaan keuangan Negara yang defisit. Kekuatan Parlemen pasti akan menghadang Jokowi untuk mengalokasikan anggaran untuk membangun fasilitas Checkpoint itu. Para elite politik sebagian besar tidak mau ambil resiko dengan merombak APBN yang anti subsidi konsumsi. Tapi apa yang terjadi? Perubahan APBN terjadi begitu mudah dan cepat. Entah mengapa DPR bersatu untuk meloloskan APBN – P yang diajukan Pemerintah Jokowi. Padahal dalam perubahan APBN itu bukan hanya angka yang berubah tapi juga politik anggaran berubah 180 derajat. Indonesia mulai bersikap kepada kemandirian dengan jelas dan siap menghadang resiko. Tapi resiko itu tertuju kepada pemerintahan Jokowi. Teman saya berkata “parlemen sengaja meloloskan APBN-P karena yakin Jokowi tidak akan mampu menghadapi resiko dan itu cara mudah menjatuhkannya ditengah jalan “  Namun yang membuat para elite terkejut adalah setelah ketok palu,peran TNI mulai nampak significant dalam program pembangunan.TNI tidak lagi di barak militer tapi ambil bagian dalam operasi territorial  untuk swasembada pangan dan kedaulatan di Laut.

Pada saat sekarang Pemerintah Jokowi tidak main main dengan program Berdikari nya. Berkat pemotongan anggaran subsidi untuk konsumsi  ,pemerintah punya ruang fiscal yang besar dan bebas digunakan untuk tersedianya infrastruktur pelabuhan international sebagai check point. Indonesia siap dengan kondisi terburuk atas kebijakan luar negerinya yang berkaitan dengan geopolitik atas laut China Selatan. Program swasembada pangan dalam tiga tahun bukan hanya ambisius tapi ini berkaitan dengan konsep perang semesta dimana kekuatan logistic pangan menentukan kalah menangnya Negara menghadapi serangan hegemoni pihak luar. Pada saat sekarang kekuatan dunia hanya dua yaitu China dan Amerika. Jepang adalah Proxy Amerika dikawasan asia facific, khususnya berhadapan dengan China. China dan Jepang (Amerika) sadar bahwa pemerintah Jokowi serius dengan kebijakan geopolitik nya khususnya menjadikan selat malaka dan sunda  sebagai kartu truft. Keadaan ini menempatkan Jepang dan China dalam posisi tidak punya pilihan banyak. Namun Indonesia memberikan solusi damai bahwa baik China maupun jepang bisa menjadikan Indonesia sebagai mitra eklusif namun dengan prinsip kemitraan yang sejajar. Atau keduanya bisa bersatu dalam Poros maritime sebagai satu kuridor yang disediakan Indonesia. Sehingga menjadikan kawasan luat china selatan menjadi kawasan yang damai bagi semua.

Walau China dan Jepang telah memberikan commitment terhadap proposal Indonesia namun realisasinya masih butuh waktu paling cepat 3 tahun. Selama masa itu apapun bisa saja terjadi. Karena baik China maupun jepang ( amerika ) punya proxy di Indonesia. Mereka bisa saja dari kalangan LSM, Ormas baik berbasis secular maupun Agama ( Islam) yang menjadi pressure group untuk melemahkan pemerintah Jokowi sehingga program unggulan Jokowi kandas ditengah jalan. Sehingga Indonesia kembali seperti sebelumnya, yang anti kamandirian dan bergantung dengan belas kasihan dari principal. Benarkah begitu ? Tanya saya. Teman saya memberikan analogi tentang Yaman. Mengapa Yaman akhirnya diserang oleh koalisi Arab? Karena  pemberontak Houthi ketika berhasil merebut kota Aden sebagai pusat pelabuhan international Yaman,ingin mengontrol lalu lintas perdagangan minyak.  Maklum bahwa Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat dan ini sangat strategis karena terletak di sepanjang rute laut utama dari Eropa ke Asia, Laut Merah jalur tersibuk perdagangan.Jutaan barel minyak melewati perairan ini setiap hari di kedua arah, ke Mediterania melalui Terusan Suez dan dari kilang minyak di Arab Saudi ke pasar yang haus energi Asia.  Iran ingin menjadikan Pemberontak Houthi sebagai proxy mereka untuk mengontrol Negara Arab lewat lalulintas minyak. Amerika tahu bahwa dibelakang Iran ada China ( dan Rusia). Ini sudah menggangu kepentingan geostrategic dana geopolitik Amerika yang didukung oleh TNC minyak. China ingin memastikan hegemoni dikawasan Timur Tengah demi keamanan suplai minyaknya.

Mengapa sampai Arab Saudi dengan dukungan partisipasi lebih dari 10 negara yang merupakan aliansi negara-negara Arab dibawah Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council/GCC sampai terlibat? bukankah ini beresiko mengundang Iran masuk dalam wilayah komplik? Ini bisa jadi perang besar. Dampaknya sekarang sudah dirasakan dengan naiknya harga minyak dipasaran dunia. Menurut teman saya , bagi Amerika ini soal masa depan ekonomi dan bisnis multibillion dolar dari para konglomerasi minyak asal Amerika dan Israel. Apalagi kekuatan Al Qaeda sebagai proxy Amerika di Yaman untuk melawan kekuatan Houthi yang merupakan cabang Zaidi Syiah Islam semakin tidak berdaya. Karena Haouti didukung mayorita rakyat Yaman yang berpenduduk 26 juta itu. Rakyat Yaman muak dengan kemewahan Negara tetangganya Aran Saudi sementara mereka kelaparan. Pemerintah Yaman yang proxy Amerika mendapatkan batuan dana dari Amerika dan Saudi namun rakyat Yaman tidak mendapatkan berkah apapun dari keberadaann Aden sebagai pelabuhan laut minyak,dengan lalu lintas perdagangan minyak tersibuk. Untuk Indonesia, China atau Amerika , tidak perlu mengirim  pasukan  tapi cukup mengirim dana kepada proxy yang ada di Indonesia maka kampanye anti pemerintah akan terus bergaung lewat media massa yang menciptakan opini kebencian kepada pemerintah, dan lewat LSM, ormas untuk turun kejalan menjadi pressure group. Jokowi menyadari itu semua. Itu resiko yang sudah diperhitungkan.

Kini program  Jokowi adalah program TNI. Tidak ada kekuatan sipil yang bisa berbuat banyak menjatuhkan presiden tanpa dukungan TNI. Proxy War ini sudah lama diperingatkan TNI tapi rezim reformis tidak peduli dan baru kini TNI ambil bagian menghadapi proxy war. Karena sudah ada peritnah Presiden.Sekeras apapun pressure pada akhirnya akan menjadikan mereka terpidana karena makar atau tindakan anarkis.Dan kalau sampai karena itu Amerika atau China melakukan direct attack maka Rakyat bersama TNI  siap melakukan perang semesta, dan karenanya kita harus swasembada pangan. Tidak ada perang semesta bisa unggul bila logistik pangan kurang. 

Saturday, March 21, 2015

Indonesia unggul...

Sejak tahun 2009 Negara emerging market mencatat pertumbuhan tinggi dibandingkan Negara lain. Mengapa? Karena kebijakan suku bunga tinggi di negera emerging market mengakibatkan arus dana dari Amerika yang bunga rendah mengalir deras. Likuiditas pasar uang Negara emerging market melimpah. Hal ini mengakibatkan mata uang negara emerging market stabil. Namun kemelimpahan likuiditas itu mulai terancam ketika the FED berniat akan mengurangi pembelian obligasi ( QE) atau dikenal dengan istilah tapering off. Karena itu tahun 2013 bulan agustus Morgan Stanley merilis hasil risetnya bahwa negara emerging market sangat renta (fragile ) dengan kebijakan moneter Amerika. The fed belum memutuskan namun hanya wacana tapering saja sudah  melemahkan beberapa mata uang di lima ( Five ) negara emerging market yaitu Brazil, India, Turki , Indonesia, Afrika Selatan. Morgan Stanley dua hari lalu merilis laporan bahwa Indonesia dan India keluar dari kategori fragile five atau lima ( five ) negara yang mata uangnya rawan terkena dampak kebijakan moneter The Fed. Ekonom Morgan Stanley menilai Indonesia dan India sudah berhasil mereformasi ekonomi dengan meninggalkan model ekonomi lama yang boros dan anti produksi. Indonesia telah mengambil langkah positif di mana Presiden Jokowi dalam lima bulan pertamanya menjabat telah berhasil mengalihkan  subsidi bahan bakar minyak (BBM) kesektor produksi dan menekan defisit anggaran ke 1,9 persen dari PDB. Ketika ada gejolak pada rupiah maka pemerintah melakukan reformasi struktural dengan mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan.

Kebijakan mengurangi CAD ini akan terus berlanjut dan terfocus. Dalam waktu dekat akan dikeluarkan pemerintah paket kebijakan baik untuk neraca dagang ataupun jasa. CAD jelas menjadi konsern pemerintah karena salah satu penyebab rupiah tertekan adalah defisit pada neraca transaksi berjalan yang terus terjadi sejak triwulan terakhir 2011. Pada 2014, CAD Indonesia sebesar 2,95 persen dari PDB. Untuk tahun ini karena impor belanja infrastruktur akan melonjak maka defisit masih akan berada pada level sekitar 3 persen dari PDB. Namun Ekonomi akan tumbuh karena orientasi kesektor rill.  Benarkah ? Masa depan ada di ASEAN dan itu ada pada Indonesia. Bagaimana dengan Negara lain ? Negara lain seperti Jepang , Korea, Taiwan tak bisa lagi diharapkan sebagai lahan investasi. Karena kemampuan produksi mereka selama ini tidak punya value apapun setelah China tampil di pasar dunia dengan harga murah. Dalam 20 tahun belakangan ini terbukti Negara tersebut justru menjadi beban bagi Negara konsumen seperti Eropa dan AS. Harga produk  industry mereka telah bubble hingga pada batas irasional. Telah mengakibatkan inefisiensi nasional bagi AS dan tentu beban ekonomi dalam jangka panjang kalau dukungan kemitraan tetap dipertahankan. Namun memberikan dukungan pasar berkelanjutan kepada China juga tidak bijak. Karena system ekonomi yang berbeda telah mengakibatkan Negara inportir dirugikan dari segi mata uang.  China sebagai peluang mengembangkan dana , juga hal yang rumit. Karena regulasi cross border transfer fund yang ditetapkan pemerintah China  telah membuat cost of fund semakin mahal. Maklum saja, bahwa investor tidak bisa bebas memindahkan dananya keluar negeri.

Vietnam juga bukan hal yang bagus untuk investasi jangka panjang. Karena lemahnya menajement moneter serta system politik yang tidak demokratis adalah salah satu hal yang membuat investor berpikir lebih jauh untuk masuk secara penuh. Thailand, memang tempat yang  bagus karena produktifitas mereka yang tinggi namun itupun dalam komoditas yang terbatas. Pasar dalam negeri Thailand pun sangat jenuh untuk dikembangkan karena proteksi pemerintah berlebihan melindungi industry dalam negeri. Disamping kekuatan devisa mereka yang renta karena didukung oleh export barang dan jasa yang tak bisa dikembangkan lebih jauh. Malaysia dan Singapore , tak bisa diharapkan terlalu jauh untuk investasi jangka panjang. Karena mereka sudah over capacity. Disamping itu lingkungan strategis mereka sudah tidak exciting lagi karena Indonesia tidak lagi menjadikan Negara mereka sebagai channeling barang ataupun jasa.  Indonesia adalah Negara di ASEAN yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi paling stabil ! Karena stabilitas sangat penting untuk menghitung probability jangka panjang terhadap investasi. Dan yang lebih penting lagi pertumbuhan itu bukan melulu dipicu oleh hutang. Tapi lebih dipicu oleh keunggulan strategis yang didukung oleh kemelimpahan sumber daya alam Indonesia.  Sektor moneter Indonesia dinilai sangat likuid dibandingkan Negara lainnya. Pasar obligasi sangat kuat. Pasar SBI juga likuid dan menjadi incaran investor jangka pendek. Potensi ekonomi Indonesia yang ada sangat besar namun kapasitas produksi masih rendah. Untuk PMA masih dibawah 50%. Artinya terbuka luas untuk peningkatan produksi lebih besar. Peluang itu ada disemua sektor.  Upah yang sangat murah dibandingkan China dan jumlah orang muda paling banyak di bandingkan negara ASEAN. Lingkungan strategis yang berhadapan dengan Facifik merupakan pontesi yang tak habis habisnya.  

Jokowi membaca peluang ini dan dia bergerak cepat membangun infrastruktur agar peluang itu dapat diraih. Agar peluang itu tidak hanya sebagai potensi terpendam saja. Bagaimanapun peluang ini tidak hanya membuat segelintir orang makmur tapi bagi semua, khususnya petani dan nelayan. Saya yakin kebijakan Pemerintah Jokowi kembali kedesa dan kelaut adalah strategi yang tepat sebagai landasan kokoh menuju negara industry maju yang mandiri, berdaulat dan terhormat. Indonesia harus belajar dari China yang cepat tumbuh akhirnya terjebak dengan pasar International yang stuck. Sementara pasar dalam negeri masih butuh waktu untuk mengambil peran. Indonesia harus belajar dari AS yang cepat tumbuh menjadi hegemoni ekonomi dunia akhirnya terjerembab akibat bubble moneter. Indonesia harus belajar dari Eropa yang tidak becus mengendalikan kebutuhan pertumbuhan dengan daya dukung ekonomi nasional hingga terjebak dalam hutang yang tak terbayar. Indonesia harus belajar dari Mesir , Tunisia, Libia, Syiria yang tumbuh namun gagal swasembada pangan sehingga terjadi gejolak politik. Indonesia harus belajar dari Asia Tengah yang hanya jadi resource asing yang miskin kontribusinya terhadap petumbuhan domestic. Indonesia harus belajar dari Jepang, Korea dan Taiwan yang tumbuh namun tak bisa menjaga keseimbangan ekonomi dalam negeri akhirnya stuck menuju spiral crisis. Indonesia harus belajar dari kegagalan negara lain agar unggul dalam putaran waktu.

Sunday, March 15, 2015

Indonesia tidak akan jatuh!

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah hingga level Rp 15.000 per dollar AS akan menghantam permodalan lima bank nasional.  _Penyataan tersebut didasarkan pada hasil stress test yang dilakukan OJK terhadap perbankan di Indonesia, Karena itu  OJK sudah memanggil manajemen bank yang kinerjanya berpotensi terganggu oleh pelemahan rupiah. Namun secara keseluruhan keadaan Perbankan nasional masih sehat. Membaca berita ini saya hanya tersenyum. Mengapa? Karena sudah bisa ditebak bahwa kondisi perbankan nasional kita sangat renta dengan gejolak mata uang akibat dari factor eksternal.Perbankan kita masih tertinggal dari Negara ASEAN apalagi dengan Negara maju. Berturut 3 bank besar ASEAN adalah milik Singapura yaitu DBS bermodal US$ 26,5 miliar, UOB US$ 19,2 miliar, dan OCBC dengan modal US$ 18 miliar. Pada sisi kapitalisasi pasar, bank terbesar di ASEAN adalah DBS asal Singapura dengan nilai US$ 33,1 miliar dan diikuti oleh OCBC dengan nilai US$ 27,7 miliar. Termasuk dari sisi aset, 3 bank Singapura ini pula juga menempati 3 besar di ASEAN, yaitu DBS dengan aset US$ 318,4 miliar, OCBC dengan aset US$ 268,1 miliar, dan UOB dengan aset US$ 225,2 miliar. Perbankan Indonesia, hanya 3 bank yang masuk listing 15 Bank di ASEAN yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Central Asia (BCA). Dari sisi permodalan, Bank Mandiri peringkat (8) modal US$ 7,3 miliar, diikuti BRI (10) modal US$ 6,5 miliar, dan BCA (13) modal US$ 5,3 miliar, bahkan gabungan ketiga bank ini masih dibawah modal DBS. Berkaitan dengan kapitalisasi pasar, BCA peringkat (6) senilai US$ 19,4 miliar, diikuti Bank Mandiri (8) senilai US$ 15,1 miliar, kemudian BRI (10) dengan nilai US$ 14,7 miliar. Jadi memang perbankan Indonesia belum terlalu kuat sebagai penyangga perekeonomian Nasional dengan APBN Rp.2000 triliun dan GNP mendekati USD 500 miliar.

Menurut data riset bahwa dari total kredit sektor perbankan sebesar Rp 3.045,51 triliun ( data juli 2013) ,30%nya atau Rp. 1000 Triliun disalurkan kepada perusahaan publik ( emiten) yang jumlahnya 479. Ingat, hanya 479 perusahaan menguasai 30% atau Rp.1000 Triliun sumber dana permodalan nasional lewat system perbankan. Bagaimana kualitas pemberian kredit kesektor tradable (sektor yang dapat menghasilkan devisa (baik dari jasa maupun barang) dan dapat meningkatkan standar hidup (living standard) masyarakatyang bedampak langsung kepada penyerapan angkatan kerja) ? Hanya sekitar 25%. Artinya sebagian besar kredit perbankan disalurkan kesektor nontradable atau yang tidak berdampak kepada penyerapan angkatan kerja secara tetap ( hanya musiman) seperti property dan konsumsi produk impor. Makanya selama 10 tahun belakangan kita menciptakan ekonomi balon. Membesar tapi engga ada isi. Kemakmuran semu. Bagaimana peran Perbankan nasional terhadap masayarakat bawah? Walau BI membuat ketentuan minimum 20% dana perbankan harus disalurkan untuk kredit usaha kecil tapi belum sepenuhnya tercapai dan sebagian besar kredit konsumsi bukan produksi. Padahal Jumlah UMKN saat ini mencapai 56,5 juta unit, dan 98,9 persen adalah usaha mikro, sedangkan jumlah koperasi di Indonesia mencapai 200.808 unit.

Perhatikanlah data tersebut diatas . Apakah perbankan kita benar benar melaksanakan fungsinya sebagai agent of development? Pastinya tidak. Perbankan kita bukan sebagai problem solving terhadap melemahnya sector riel tapi justru sebagai trouble maker untuk sector riel. Mengapa ? Karena lebih dari 50% saham perbankan kita dikuasai oleh Asing. Artinya lebih Rp 1.551 triliun dari total aset perbankan Rp 3.065 triliun dikuasai asing. Bagaimana kita bisa berharap mereka membela kepentingan nasional dan peduli kepada program wong cilik?  Melemahnya rupiah terhadap dollar akan berdampak terhadap bank yang portfollio kreditnya sebagian besar kepada debitur sector nontrabable. Sama dengan jatuhnya perbankan di Amerika yang terjebak dengan kredit nontrabable. Kadang bila system keuangan nasional tidak bekerja untuk keadilan social maka diperlukan cara smart untuk memperbaikinya. Dan cara ini sangat keras dan pahit dirasa bagi orang yang sudah menikmati kenyaman dari cara cara yang tidak adil. Bagaimanapun Bank BUMN tetap kuat karena ada Rp. 300 Triliun dana fiscal parkir di bank BUMN untuk disalurkan.Ini likuiditas yang murah dan mampu membuat mereka bertahan ditengah badai. Dan asing atau afiliasi asing disektor perbankan, siap siap tambah modal untuk selamat dari Hit kurs melemah atau mereka keluar ..ada banyak pengusaha swasta nasional yang mau ambil alih bank mereka

Keadaan sekarang dengan melemahnya rupiah adalah moment yang tepat untuk terjadinya konsolidasi perbankan nasional dan reorientasi visi dari komersial semata menjadi  agent of development , mitra tangguh pemerintah untuk mencitptakan keadilan social. Berubahlah dengan cara yang benar. Indonesia terlalu kuat  untuk bisa jatuh ( too big to fail ) hanya karena melemahnya rupiah akibat factor eksternal .Mengapa ? Ada tujuh sendi kekuatan atau points of strength yang membuat perekonomian Indonesia terlalu kuat. Pertama, jumlah penduduk yang besar yakni sekitar 240 juta jiwa. Kuantitas sebanyak itu merupakan pasar yang menarik bagi para pelaku usaha. Kedua, sumber daya alam yang berlimpah di sektor pertanian dan pertambangan. Ketiga, Indonesia memiliki bonus demografi hingga 20-30 tahun ke depan, di mana sekitar 50 persen dari jumlah penduduk adalah kelompok usia produktif, yang akan merupakan engine of economy growth. Kekuatan keempat yang dipunyai Indonesia adalah cadangan devisa yang besar. Dengan kekuatan ini,Indonesia bisa merespons setiap perubahan lingkungan baik eksternal dan internal secara cepat. Dalam hal ini, pemerintah dan Bank Indonesia mempunyai crisis management protocol sebagai tindakan pencegahan krisis. Kelima, Indonesia memiliki Bank BUMN yang sehat dengan daya tahan yang kuat. Dengan kondisi yang demikian baik, perbankanpun dipandang mampu menghadapi gejolak yang ada. Keenam, Indonesia memiliki kestabilan politik karena didukung oleh sistem politik yang demokratis. Ketujuh, kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada capaian peringkat layak investasi dari sejumlah lembaga pemeringkat internasional. Apa yang dikawatirkan? saatnya kerja keras. It is time to change or never.

Thursday, March 5, 2015

Rupiah jatuh ...?

Ketika APBN-P disyahkan, ada lebih Rp.300 T dana fiskal yang akan membanjiri likuiditas perbankan. Setelah itu ( 17/2) BI menurunkan tingkat suku bunga acuan 25 basis poin ke level 7,5%. Ya,hukumnya bila bunga rendah, nilai tukar melemah. Karena investor asing akan pindahkan portfollionya ketempat yang lebih menguntungkan. Saya menduga ada scenario competitive devaluation yang akan diterapkan pemerintah , menghadapi rencana pengumuman suku bunga the fed pada tanggal 27 jFebruari 2015. Bahwa depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak akan ditahan oleh Bank Indonesia (BI dan ini sejalan dengan upaya menjaga dan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Benarlah. Akhirnya rupiah tembus Rp.13.000. Yang pada waktu bersama mata uang regional juga mengalami pelemahan terhadap dollar. Keadaan ini tidak akan semakin memperburuk keadaan moneter kita.Karena cadangan devisa aman. Arus modal masih positip. Bahkan selama dua bulan Indonesia mengalami deplasi. Index saham gabungan naik. Ruang fiscal besar , bahkan terbesar sepanjang sejarah APBN. Lantas apa sebetulnya agenda pemerintah membiarkan rupiah melemah? Saat sekarang ini hampir sebagian besar komoditas andalan seperit CPO, Karet, Coklat, Coal mengalami penurunan harga international dan belanja impor dari tahun ketahun semakin meningkat tak terkendali.Dengan melemahnya rupiah akan mendorong gairah ekspor komoditi dan sekaligus melemahkan dorongan impor.

Ketika Deng mereformasi ekonomi china , dia hanya berpikir sederhana bagaimana memberikan candu kepada rakyat agar gila berproduksi. Caranya ? membuat kebijakan monter yang sehingga mata uang China sangat murah dan pada waktu bersamaan produk import menjadi sangat mahal dan produk eksport menjadi sangat murah. Inilah trigger yang memicu pertumbuhan dua digit selama 20 tahun lebih. Kehebatan China adalah meciptakan kondisi melemahnya RMB. Dengan China belanja baja dipasar dunia dengan rakus untuk proyek jalur kereta ribuan kilometer adalah salah satu cara menguras devisanya agar mata uangnya melemah. Artinya cadangan devisa, neraca perdagangan dan aliran modal dikelola dengan smart. Kini China menjadi Negara dengan kekuatan ekonomi nomor dua di dunia.Negara yang mampu membuat apa saja dengan harga sangat besaing.Waktu olimpic 2008, di Beijing ada slogan yang terkenal " nothing is impossible ". Teman saya di China bilang bahwa kata kata itu disimpan oleh elite politik China sejak awal reformasi Deng. Semua elite bilang ke Deng bahwa impossible China bisa mandiri karena semua barang modal impor dan devisa mendekati nol. Deng mengatakan " nothing is impossible" dan Deng benar. Walau China hancur karena revolusi kebudayaan tapi china bisa bangkit dari reruntuhan masa lalu. Deng menanamkan keyakinan kepada semua rakyat bahwa kalau kita yakin bisa maka kita akan bisa lakukan. China dibangun dengan kerja keras dan pengorbanan dari semua lapisan masyarakat atas dasar faith.

Sebetulnya apa yang terjadi pada china juga pernah dialami oleh Indonesia ketika mata uang terjun bebas akibat krismon tahun 1998, yang paling dintungkan adalah produksi yang nol import. Mereka adalah para petani dan pengusaha perkebunan dan tambang. Faktanya yang kini masuk dalam top perusahaan di Indonesia adalah perusahaan yang bersandarkan kepada produksi hasil pertanian itu dan tambang. Semakin melemah rupiah, semakin melimpah pendapatan mereka.Inilah candu yang memaksa orang ketagihan untuk ber produksi. Tapi sayangya peluang itu tidak dikelola dengan smart oleh pemerintah sebelumnya. APBN terus meningkat namun habis untuk belanja rutin, bukan untuk peningkatan modal pemerintah.Utang terus ditambah sementara infrastruktur ekonomi tidak dibangun secara meluas. Sejak tahun 2012 indonesia mengalami defisit primer APBN ( dihitung dari pendapatan dikurangi belanja di luar pembayaran bunga utang.) sebesar Rp 45, 5 triliun, menjadi Rp 96 triliun di tahun 2013, dan pada APBN Perubahan 2014 menjadi Rp 111 triliun. Artinya APBN sudah tidak sehat atau sudah tekor. Mengapa ? pemerintah sudah tak mampu membayar cicilan bunga utang dengan pendapatan yang dimiliki, sehingga akhirnya gali lubang tutup lubang, dimana untuk membayar cicilan bunga utang pemerintah sepenuhnya harus menarik utang baru. Inilah warisan yang diterima oleh Jokowi dari pemerintah sebelumnya. Warisan negara lemah secara fundamental namun tidak pernah digembar gemborkan ke publik. Dengan perubahan APBN 2015 maka segala kemungkinan terburuk akibat deficit primer sudah diantisipasi dengan kebijakan keras, yang diantaranya adalah competitive devaluation.

Bila rupiah terus melemah terkendali maka dunia internasional akan melakukan penyesuaian terhadap Indonesia, khususnya tidak lagi menjadikan Indonesia sebagai target Eksport tapi target investasi untuk berproduksi seperti dulu china. Ini hukum ekonomi. Cara seperti ini akan dikelola oleh pemerintah agar pada akhirnya mendorong pertumbuhan produksi dan membuat produk Indonesia mampu bersaing dengan produk impor dan mungkin hanya masalah waktu bisnis impor sudah tidak lagi feasible. Melemahnya rupiah adalah momentum untuk berproduksi dan menguatnya dollar momentum untuk memasuki pasar amerika yang rakus. Dan kini saatnya ketika china sekarang sudah menurun ekonomi karena mata uangnya semakin menguat, upah buruh sudah mahal (mendekati USD 3 perjam). Perluasan belanja pemerintah berkurang. ini kesempatan terjadinya relokasi industry dari China ke Indonesia. Karena kondisi Indonesia sekarang sama seperti ketika china awal melakukan reformasi ekonomi tahun 80a.Kalau kita tidak manfaatkan maka hanya masalah waktu pengusaha ASEAN dan China akan datang ke Indonesia untuk berproduksi memanfaatkan kondisi rupiah yang melemah..dan kita kembali hanya jadi jongos dan menonton orang sibuk mendulang laba dan kemakmuran..

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...