Wednesday, August 6, 2014

Timur Tengah ?

Ada hal yang menarik ungkapan seorang teman bahwa memang etnis yahudi itu seperti  kerikil didalam sepatu. Bila mereka miskin, mereka selalu mengeluh dan menyalahkan pemerintah. Bila mereka kaya , mereka menindas yang miskin. Bila mereka pintar mereka akan menghasut orang miskin untuk melawan penguasa dan orang kaya. Itu Karl Max adalah asli Yahudi. Etnis Yahudi dimanapun berada mereka tidak pernah bisa menyatu dengan budaya lokal. Mereka menentang Gereja. Tentu ini mengganggu kemapanan politik di Eropa. Itu sebabnya pada 1799 ada wacana dari para penguasa di Eropa untuk merelokasi etnis yahudi.Tujuannya tentu memindahkan masalah sosial di Eropa ke suatu tempat. Andaikan usulan Theodore Herzl yang dikenal sebagai bapak Zeonis didukung pendanaan oleh inggris maka Negara Israel tidak akan berdiri ditanah Palestina karena etnis yahudi akan bermukim di salah satu wilayah di Uganda atau Argentina. Namun karena Haim Weizmann , seorang Yahudi Rusia , mempunyai ide merelokasi  etnis Yahudi ke Palestina, sejarah menjadi lain. Apalagi idenya didukung pendanaan tak terbatas dari Baron Rothschild, yang dikenal sebagai Konglomerat banker Yahudi. Weizmann dan Rothschild , mencoba mendekati Inggeris yang dia tahu sedang dalam kesulitan keuangan akibat perang. Baron Rothschild, mengajukan proposal membeli tanah Palestina yang merupakan koloni inggeris untuk pemukiman bangsa Yahudi. Jadi ini sama seperti pengusaha minta kawasan atau block city untuk dibangun perumahan exclusive. Inggris menyetujui deal business ini.

Pada 2 November 1917 di tanda tangani "Deklarasi Balfour". Inggeris memberikan hak akan tanah Pelastina kepada Yahudi dengan satu syarat bahwa Yahudi tidak boleh menggangu kehidupan beragama non Yahudi. Agar legitimasi deal ini kuat maka Deklarasi Balfour dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 antara Ottoman Turki dan sekutu. Inti dari perjanjian ini adalah pembagian wilayah milik Dinasti Ottoman. Para kepala suku Arab bersenang hati karena perjanjian itu. Kelak kepala kepala suku inilah yanga akan jadi Raja di Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Yordania dll.Jadi dari awal keberadaan yahudi yang di Palestina adalah bagian dari kesepakatan berdirinya negara negara Arab paska jatuhnya kekuasaan Khilafah Ottoman Turki. Soal "Palestina tanah yang dijanjikan" hanyalah jargon propaganda agar orang miskin dari Etnis Yahudi yang tersebar di Eropa mau direlokasi. Untuk diketahui bahwa 70% etnis yahudi yang direlokasi ke Palestina itu adalah berasal dari Rusia yang sudah dianggap sampah oleh Tsar. Yang sangat disesali inggris adalah ketika Amerika berada dibalik agenda terbentuknya negara Israel. Padahal awalnya tidak ada rencana mendirikan negara israel, yang ada hanyalah memberikan pemukiman bagi etnis yahudi. Ternyata agenda Baron Rothschild keluar dana , tidaklah gratis. Dia punya agenda tersendiri dan ini didukung penuh oleh Truman, Presiden Amerika ketika itu, yaitu mendirikan negara israel. Walau rencana Truman tidak sepenuh didukung oleh elite politik Amerika yang ditandai mundurnya Marshall sebagai Menlu, sebagai bentuk protes atas persetujuan Truman berdirinya negara Israel namun tahun 1947 Negara israel berdiri, Amerika adalah negara pertama yang mengakui Isreal sebagai negara yang kemudian diikuti oleh Rusia, China, Inggris sehingga Israel legitimate sebagai negara yang bernaung dibawah PBB.

Sebagai pengusaha Minyak, Rothschild melihat Timur Tengah melihat masa depan gilang gemilang. Dia tahu bahwa Timur Tengah adalah lumbung dollar hitam sangat raksasa. Menguasai minyak sama artinya menguasai dunia. By design dia menempatkan Amerika sebagai pengendali Timur Tengah melalui berdirinya Negara Israel. Walaupun saat sekarang negara negara Arab minus Libanon dan Siria dibawah kendali Amerika. Namun israel masih dipertahankan. Amerika perlu menciptakan rasa tidak aman di Timur Tengah, dan itulah peran Israel yang paling utama. Issue agama bahwa Yahudi adalah musuh umat islam dikekalkan oleh Amerika agar peran Israel sebagai anjing pengembala bisa optimal. Negara Arab seperti Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Yordania , harus mendekat kepada Amerika agar aman dari serangan Israel. Kemudian setelah Revolusi Islam Iran, peran Amerika semakin besar memberikan rasa aman kepada raja raja Arab dari gelombang revolusi Islam Iran, yang mengancam kekuasaan raja raja Arab. Kemudian agenda Arab Spring yang ditandai gelombang tuntutan demokratisasi di Timur Tengah, semakin membuat takut para raja raja Arab, semakin mereka tergantung dengan Amerika. Konplik di Siria akan terus dipelihara dan pada waktu bersamaan Amerika juga menciptakan hantu seperti ISIS yang akhirnya membuat negara negara Arab semakin takut dan menghamba kepada Amerika. Jadi,  rasa tidak aman inilah yang terus diciptakan oleh Amerika di Timur Tengah, termasuk konplik Palestina-Israel. 

Ada dua hal yang memastikan instabilitas di Timur Tengah dan karenanya Amerika dianggap sebagai the second god bagi negara negara Arab ? Pertama, melalui politik adu domba yang sehingga barisan persatuan Arab jadi pecah. Itu bisa dilihat seperti kasus terdapatnya faksi HAMAS dan AL FATAH  didalam tubuh perjuangan Palestina yang satu sama lain punya pandangan berbeda untuk menuju kemerdekaan Palestina. Kedua, memelihara konplik dengan Iran. Issue yang dikembangkan adalah program Nuklir Iran mengancam perdamaian di Timur Tengah.Tentu dibalik Iran ada China dan Rusia yang siap siaga menangguk diair keruh namun sampai kini Amerika tidak pernah menyerang Iran walau berbagai kecaman dan embargo dilakukan oleh amerika dan sekutunya. Ya, Iran tidak akan diserang dan Issue program nuklir Iran akan terus diperlihara oleh Amerika. Karena tujuan Amerika bukanlah memusuhi Iran tapi memberikan rasa takut dan rasa tidak aman bagi para raja raja Arab yang sudah hidup bergelimang kemewahan dunia. Baik israel maupun iran, tidak pernah saling serang dan tidak pernah bertemu di front peperangan secara langsung namun kedua negara ini ada dibalik semua konplik Timur Tengah. Keadaan ini akan terus dipertahankan Amerika agar geostrategisnya terhadap Timur Tengah dan kepentingan konglomerasi business oil and gas tetap terjaga. Maklum saja ¼ cadangan minyak dunia ada di negara Arab dan Amerika merupakan konsumen oil dan gas terbesar di dunia. Mesin industri Amerika dan pertumbuhan ekonominya sangat  bergantung dengan minyak dan gas.

Andaikan minyak dan Gas habis di Timur Tengah maka habislah geostrategis Amerika di Timur Tengah. Palestina akan menjadi negara merdeka karena Amerika akan closed file dengan israel. Status Israel akan kembali seperti Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 antara Ottoman Turki dan sekutu, yaitu Israel harus berubah menjadi distrik dibawah sistem pemerintahan Palestina. Amerika akan closed file dengan negara negara Arab. Maka gelombang revolusi akan melanda diseluruh negara negara arab dan memaksa para raja harus hengkang untuk digantikan oleh kekuasaan ditangan Rakyat. Makkah dan Madinah akan dibawah kekuasan unilateral  negara negara Islam dunia, sehinga tidak ada lagi  quota haji dan visa haji. Siapapun bisa bebas pergi menunaikan ritual haji. Jadi tunggulah Minyak habis agar Palestina bisa merdeka secara utuh ditanah yang tadi miliknya dan kita bisa pergi ke Makkah tanpa visa dan tanpa quota...Bilahkah itu akan terjadi? Hanya Allah yang tahu...

1 comment:

Unknown said...

Pak Erizeli... bagus tulisannya as always... bikin tulisan mengenai prospek energy alternatif pengganti migas dong Pak... Apakah mungkin energi alternatif/terbarukan berkembang di dunia yg sarat kepentingan migas?

Jebakan hutang membuat kita bego

Politik Global dulu jelas. Seperti adanya block barat dan timur dalam perang dingin. Arab-israel dalam konflik regional di timur tengah. Dim...