Saturday, May 31, 2014

Membela kaum duafa

William Gonçalves, seorang Professor di Universitas Negara Rio De Jeneiro, mengatakan, “Lula adalah rakyat. Ia mengerti perasaan mereka dan berbicara dengan bahasa mereka.” Demikian ungkapan singkat penuh makna tentang Lula Da Silva,President Brazil. Mengapa ? Mayoritas rakyat Brazil adalah miskin. Lula lahir dari keluarga miskin, bahkan sangat miskin. Dia tidak pernah menamatkan Sekolah Dasar. Sejak usia 12 tahun dia hidup dijalanan. Ketika remaja hidup sebagai buruh berupah murah di pabrik pengolahan Tembaga dan kemudian bekerja diperusahan otomotive dan karena itu jarinya putus.  Kecelakaan kerja itu adalah titik awal bangkitnya darah perjuangan untuk membela kawan kawannya yang tertindas oleh kapitalisme. Karena perjuangannya itu , Lula akhirnya terpilih sebagai Presiden pada tahun 2002. Pertama kalinya dalam sejarah Brazil dipimpin oleh Presiden berhaluan kiri dan dari latar-belakang kaum duafa. Begitu menjadi Presiden, Lula tidak mengubah kehidupannya. Ia tetap berpenampilan sederhana. Lula terpilih dua kali sebagai Presiden Brazil. Masa pemerintahannya dianggap sangat sukses. Tak heran, tingkat penerimaan rakyat terhadap pemerintahan Lula mencapai 80%. Walau Lula tidak fasih bahasa inggeris namun dia berhasil menempatkan Brazil sebagai negara yang disegani dalam perundingan perdagangan dan investasi international. Ditangannya Brazil menjadi negara emerging market yang paling tinggi pertumbuhannya dan terhormat dengan tingkat korupsi yang paling rendah serta berhasil mengangkat 19 juta rakyat dari kubangan kemiskinan. Ketika jabatan dua periode Lula Da Silva berakhir , rakyat mengkawatirkan masa depan Brazil tanpa Lula. Rasanya sulit mendapatkan capres yang akhlaknya bisa seperti Lula.

Apa yang dilakukan oleh Lula tak beda dengan yang dilakukan Nestor Kirchner dalam memakmurkan negerinya. Caranya adalah dengan tidak melanjutkan apa yang pernah dilakukan pendahulunya, justru dengan melakukan strategi berbalik dengan komitmen kampanyenya “returning  to a republic of equals” (kembali ke sebuah republik yang egaliter). Langkah Kirchner di Argentina sebetulnya selaras dengan agenda reformasi di Indonesia, yaitu reformasi militer, pemberantasan KKN, dan reformasi birokrasi. Hanya bedanya, Kirchner sangat komitmen dengan tekadnya. Kirchner berhasil menjungkalkan para petinggi militer yang dalam sejarah Argentina begitu ditakuti dengan drama tanpa darah, menyingkirkan para birokrat yang jelas-jelas tidak terpuji. Karena dalam pakem manapun di muka bumi ini, tidak akan terjadi perubahan paripurna jika di dalamnya masih mempertahankan orang-orang yang korup, terlebih dalam sebuah struktur pemerintahan. Justru jika masih ada orang-orang kotor dalam pemerintahan sedikit apapun, akan menjadi sarana kursus gratis bagi orang-orang yang masih bersih untuk berubah menjadi orang kotor dalam waktu singkat. Tak ubahnya seperti yang dilakukan oleh Jokowi di DKI. Dia melanjutkan agenda reformasi yang tak pernah dilaksanakan sungguh sungguh oleh gubernur sebelumnya. Dia mereformasi birokrasi lewat lelang jabatan, menjadikan KPK dan BPKP mitra kerja dalam proses pengambilan keputusan anggaran. Sehingga tindak korupsi dari awal sudah diadakan pencegahan secara efektif. Membuat transference lelang  pengadaan lewat e-budgeting dan e-procurement dan pada waktu bersamaan memastikan penerimaan pajak daerah bersih dari korup melalui program pajak online.

Kirchner menjadi amat populis dimata masyarakat pinggiran, karena agenda terbesarnya bukan agenda politik, melainkan agenda sosial, dengan memberantas kemiskinan, betul-betul menjadi martir bagi kaum pinggiran. Caranya adalah menolak bantuan dari pihak-pihak kreditor seperti IMF yang memberi pinjaman hanya untuk menutupi hutang, bukan mendorong kebangkitan ekonomi domestik. Melalui pinjaman dari Venezuela, Kirchner memfokuskan pengembangan ekonomi domestik, pemberian kredit terjangkau bagi usaha kecil dan menengah. Sikap konsisten inilah yang membuahkan keberhasilan meningkatnya volume ekspor Argentina berkali lipat.Hal ini tak ubahnya yang dilakukan oleh Jokowi di DKI yang focus kepada perbaikan nasip rakyat miskin lewat kartu jakarta pintar, kartu jakarta sehat,program kampung deret, relokasi warga yang tinggal dibantaran kali dan waduk ke Rumah Susun dengan harga sewa yang terjangkau. Revitalisasi Pasar Tradisional menjadi pasar yang modern namun terjangkau sewanya bagi padagang kecil serta bisa menampung lebih besar pedagang khususnya pedagang kaki lima. Jokowi juga meningkatkan modal Bank DKI agar lebih besar perannya membantu usaha kecil di DKI. Singkatnya pembrantasan kemiskinan benar benar menjadi agenda utama jokowi. Agenda Jokowi jadi capres , saya yakin tak beda dengan agenda dari Lula Da Silva dan Kirchner yaitu reformasi  birokrasi dan pengentasan kemiskinan.Itulah sebabnya Jokowi menolak koalisi transaksional, walau itu datang dari partai yang berhaluan agama.

Latar belakang Lula Da Silva, Jokowi tidak berbeda. Jokowi, dia lahir dari keluarga miskin. Keluarganya tinggal dipinggiran kali dan tiga kali dalam hidupnya merasakan bagaimana pedih dan sedihnya digusur oleh pejabat kota. Karena kemiskinan keluarganya sedari kecil dia sudah di didik hidup mandiri,seperti berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Dalam usia 12 tahun dia sudah punya keahlian menggergaji. Keahlian ini dia dapat dari Ayahnya. Tamat SMA dia berhasil melanjutkan ke Gajah Mada. Jurusan/Fakultas  yang dipilihnya tak jauh dari bisnis keluarganya yaitu Kehutanan atau yang berhubungan dengan kayu. Setamat kuliah, dengan gelar insinyur di bekerja di BUMN. Tapi itu hanya bertahan 1,5 tahun. Jokowi tak ingin potensinya habis hanya karena ingin hidup mapan di BUMN.Seterusnya dia menempa dirinya dalam dunia wiraswasta sebagai produsen  furniture. Usaha ini di rintisnya 9 tahun dalam jatuh bangun sampai dia berhasil mengeksport produknya kemanca negara. Suksesnya sebagai pengusaha tidak membuat dia memanjakan diri dan keluarga tapi membuat dia terpanggil untuk berbuat lebih bagi orang banyak dengan menerima jabatan publik sebagai walikota. Sukses sebagai walikota Solo mengantarkannya sebagai Gubernur DKI. Kini belum usai jabatannya, dia diminta oleh PDIP sebagai Calon Presiden. Baik di Solo maupun di DKI , dia focus kepada program sosial untuk rakyat miskin dan kelak bila dia terpilih sebagai presiden dia akan berlaku sama seperti yang dilakukan oleh Lula dan Kirchner. Mereka orang partai tapi ketika mereka terpilih sebagai president maka mereka bukan lagi orang partai tapi milik rakyat. Jokowi membuktikan itu di Solo dan DKI  , tak ada satupun kasus kKN antara dia dengan Kader PDIP.

Pilihlah pemimpin karena dia akrab lahir batin dengan rakyat miskin. Yang mengenal rakyat bukan dari laporan statistik atau bacaan buku tapi mengenal rakyat lewat dialogh langsung , mendatangi rumah mereka yang kumuh ,merasakan apa yang mereka makan, dengan itu jiwa dan akal akan menyatu untuk lahirnya program cinta bagi semua. Ingat bahwa berpikir besar dengan agenda besar tidak akan menghasilkan apa apa kecuali bicara besar. Tapi berpikir sederhana namun berbuat dengan cinta besar maka akan menjadi karya besar walau tanpa bicara besar...Firman Allah SWT dalam surat Al-Qoshash ayat 6, “Dan kami (Allah) akan menolong kaum dhu’afaa di muka bumi dan menjadikan mereka pemimpin dan orang-orang yang akan mewarisi (bumi).” Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya kemenanganmu adalah bersama-sama dengan kaum dhu’afaa.”

Monday, May 26, 2014

Neoliberal: New Concept ?

Saya tidak mempermasalahkan bila PKB bergabung dengan PDIP sebagai mana hal yang sama dilakukan oleh Nasdem dan Hanura. Mengapa? PKB didirikan oleh Gus Dur yang dikenal sebagai pejuang pro demokrasi era Soeharto. PKB tidak ada hubungan struktural dengan NU dan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai lembaga sudah mengambil sikap yang tegas yaitu khittah yang secara sederhana berarti bahwa NU sebagai Ormas tidak bersinggungan langsung dengan politik praktis. Kalau dibaca anggaran dasar PKB  maka jelaslah asas PKB adalah Pancasila, bukan islam.Jadi berkoalisinya PKB dengan PDIP itu atas dasar  platform politik. Makanya ketika pra syarat koalisi yand ditetapkan PDIP / Jokowi adalah tidak ada bagi bagi kekuasaan kecuali program kerjasama maka semua setuju. Mengapa ? Ya karena platformnya sama. Siapapun yang duduk di kabinet pasti akan menjalankan platform tersebut. Jadi tidak penting siapa dari partai apa. Yang penting yang berkualitas. Makanya ketika PKS merapat dan berharap korsi, langsung ditolak oleh PDIP. Begitu juga ketika PAN merapat ke PDIP yang menginginkan Hatta sebagai Wapres langsung ditolak oleh PDIP.  Begitupula dengan Golkar. Ya  karena PKS, PPP, PAN , Golkar mempunya platform ( asas) yang berbeda ( walau banyak kesamaannya ) dengan PDIP. Jadi wajar saja kalau PKS,PAN, PPP, Golkar meminta jabatan di kabinet agar program partainya dapat dikawal. Namun perundingan belum tuntas,Prabowo bergerak cepat untuk menarik mereka bergabung dalam koalisi gemuk.Maka yang terjadi , terjadilah. Inilah yang sangat saya sesali karena saya pemilih PKS.

Namun bagaimanapun upaya PKS, PAN,PPP  untuk berkoalisi dengan PDIP masih bisa diterima karena asas Islam tidak jauh berbeda dengan nasionalis sosialis atau Pancasila. Mamang ada perbedaan platform antara Nasionalis sosialis dengan Islam namun  jauh lebih banyak kesamaannya sehingga bisa berjalan seiring sejalan. Namun dengan Garindra , ini jelas sulit diterima.Ini sama seperti air dengan minyak. Sulit bisa menyatu. Kalau kita baca literatur politik aliran di Indonesia, platform politik nasionalis semacam Gerindra tidak bisa berkoalisi dengan PAN, PPP dan PKS yang kental dengan garis Islam. Makanya consultant politik ternama di Amerika yang CEO nya pernah menjadi Menteri Keuangan Amerika, juga wakil dari Gbobal Banker meyakinkan saya, bahwa mereka tidak melihat kompetisi politik di Indonesia seperti kompetisi idealisme. Mereka hanya melihat bahwa ini semua hanyalah business. Partai Islam  yang merapat ke Garindra bukanlah karena idealisme membela platform agama tapi untuk mendapatkan posisi harta dan kekuasaan.Ya seperti sharing stock dalam portfollio investasi. Makanya deal tercipta dengan mudah dan meluas, hingga merapatnya Golkar pun karena deal business. Nah dengan adanya Joint venture business group ini maka apa agenda sebenarnya dari mereka ?.Seorang teman yang bekerja sebagai consultant strategic business di Hong kong  mengatakan bahwa saat sekarang ini, setelah adanya crisis global telah terjadi pergeseran nilai tentang neoliberal. Diperlukan kekuasaan dalam business concept yang dibangun atas nama nasionalisme namun orientasinya hegemony capitalism. Bagaimana?

Dengan adanya demokratisasi dan liberalisasi disemua sektor ternyata tidak semua baik untuk tujuan agenda rezim capitalism yang dikelola oleh financial player. Kebebasan pasar juga adalah kebebasan investasi. Ternyata dinegara yang telah tumbuh demokratisasi juga tumbuh semangat bangkitnya keunggulan local dalam business dan investasi. Seperti di Rusia, ketika Komunis tumbang digantikan demokratisasi justru kekuatan lokal berperan lebih besar dibandingkan investor asing. Dalam kompetisi tekhnologi maupun rekayasa pasar , pemain lokal jauh lebih unggul dibandingkan investor asing. Hal ini juga terjadi di Amerika latin yang setelah reform dan kehidupan politik sangat demokratis , mereka berhasil menasionalisasi investasi asing dengan memberikan kesempatan luas kepada kekuatan lokal untuk bersaing dengan platform baru. Dengan UU baru dibidang investasi , justru kekuatan asing sangat lemah untuk bisa bersaing dengan lokal. Sementara Barat ( eropa dan Amerika) justru semakin melemah akibat kemakan oleh arus kompetisi dari negara Asia dan Amerika latin yang begitu dinamis dan kreatif. Puncaknya ketika crisis global, justru yang paling besar korbannya adalah Barat. Rusia dan Amerika latin termasuk Indonesaia aman aman saja walau tidak seindah sebelum krisis. Belajar dari kasus Uni Soviet dan Amerika Latin, dan krisis glonbal , para capitalism melihat perlunya dilakukan adaptasi terhadap pola untuk penguasaan negara-negara yang kaya akan pasar dan SDA. Solusinya adalah  perlunya pemimpin yang otoriter dan Rezim yang kuat untuk memastikan hanya strategic partner yang bisa menguasai SDA dan pasar dalam negeri. Harus ada kondisi yang memungkinkan kekuatan local lemah bersaing dengan asing ( strategic  Parners ).

Apa artinya ini?  Akan ada adjustment regulation untuk investasi di sektor Migas, Pertambangan mineral , Perkebunan Besar dan property, financial, IT, infrastruktur dimana hanya investor yang menjadi strategic partnership yang mampu mengiktui adjustment regulation ini.Tentu concept regulationya sudah dipersiapkan jauh sebelumnya oleh sang creator yang terafiliasi dengan global banker seperti Jp Morgan dll. Dalam pola ini maka jargon nasionalisme sangat kental dikemukakan dalam bentuk retorika dan aturan namun dibalik itu memasung kekuatan lokal untuk mampu bersaing dengan investor asing. Contoh Block Mahakam harus dikuasai Pertamina.Itu aturannya yang sesuai dengan nasionalisme. Tapi untuk itu Pertamina harus menggandeng investor yang sudah ditetapkan kalau tidak Pertamina tidak akan mendapatkan sumber pembiayaan. Ketika Pertamina setuju maka selamanya pertamina bekerja untuk asing. Percis penguasaan MIGAS di Arab Saudi, Kwait, Emirate Arab.  Semua tambang  harus diolah didalam negeri. Akan ada aturan sehinga smelter bisa terbangun, dimana pemilik smelter berhak membeli atas saham pemilik tambang, begitupula sebaliknya. Aturan ini hanya mungkin bagi investor asing untuk membangunnya dan tidak mungkin lokal mampu sebagaimana yang telah diterapkan di Irak dan Kazakstan. Karena membangun smelter sudah sangat mahal , apalagi diharuskan membeli saham dari perusahaan tambang. Jadi singkatnya adalah kekuatan capitalism menggunakan tangan penguasa melalui kelembagaan business untuk memudahkan mereka menguasai pasar dan SDA.

Menurut teman saya, Indonesia sudah digarap sejak empat tahun lalu oleh Top Financial Player Mengapa? Awalnya mereka menjadikan  PDIP dan Garindra sebagai target namun ketika Jokowi di calonkan secara resmi sebagai Capres, dengan tegas Jokowi menolak business concept yang diajukan global banker melalui dubes Amerika. Kini hanya Garindra sebagai mitra Global banker. Membiarkan Indonesia menjadi sangat liberal tidak menguntungkan. Mereka, para capitalism itu, lebih menyukai jika Indonesia market regulated  dan dikuasai negara melalui BUMN, sehingga hanya segelintir investor Strategics (Strategic Partnership) yang menjalin hubungan erat dengan BUMN saja yang diizinkan mengolah sumber daya. Dalam pola ini, ujar teman saya tersebut, akan bermunculan tokoh-tokoh yang menjual isu “Nasionalisme” namun sebenarnya mereka ini tidak lain hanya boneka asing ( settlor ) untuk penguasaan aset secara eksklusif. Dan itulah mengapa Rothschild mendukung Prabowo sebagai Capres. Menjadikan Prabowo sebagai Presiden bagi Global Banker adalah proyek ambisius dan sangat menentukan masa depan global para Top Financial Player , apalagi tahun depan akan ada CAFTA. Tentu tidak sedikit dana digelontorkan untuk membeli semua mereka yang mendukung proyek ini.Nah kalau Jokowi menang maka Indonesia akan sama seperti, Iran, Bolivia dan Venezuela.Tapi kalau Prabowo menang maka masa depan Indonesia akan sama seperti Irak, Kwait, Arab Saudi, Emirate Arab, Kazakhtan, yang sampai kapanpun tidak akan bisa mandiri. Silahkan tentukan pilihan anda.

Saturday, May 24, 2014

Rothschild dan kekuasaan di Indonesia

Mengapa Prabowo ingin jadi Presiden? Tanya saya kepada teman kemarin waktu  bertemu di restoran, Metropolis Hong Kong. Teman ini saya kenal baik  karena bisnisnya ada hubungan dengan Prabowo. Bukan hanya ingin tapi berambisi. Tahu,kan , apa itu ambisi?  Sesuatu yang sangat diharapkan dan untuk itu akan diperjuangkan dengan at all cost. Katanya. Tapi apa motivasinya? Aoakah benar karena  ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara? Tanya saya. Teman itu dengan tersenyum mengatakan kepada saya bahwa motivasi utamanya adalah karena dendam masa lalu. Yang harus diketahui bahwa Prabowo lahir dari keluarga elite dan intelek. Ayahnya Soemitro djojohadikusumo ,dikenal sebagai begawan ekonomi dan Kakeknya, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, anggota BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPA pertama. Jadi baik kakeknya maupun ayahnya adalah bangsawan dan cendekiawan. Walau masa remajanya banyak diluar negeri karena harus mengikuti ayahnya yang buronan politik Orla rezim Soekarno namun ketika berangkat dewasa Prabowo berada diring satu kekuasaan Soeharto. Karena Ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo sebagai arsitek pembangunan Ekonomi Orde Baru , tentu sangat dipercaya oleh Soeharto. Alasan rasa hormat Soeharto kepada Soemitro lah yang meminta agar Putranya , Prabowo menjadi menantunya. Sejak itu Prabowo menjadi menantu dari orang nomor 1 di negeri ini dan berkuasa dengan sangat otoriter.  Karir Prabowo dimiliter sudah dapat ditebak. Ia menjadi raising star.Pangkatnya naik cepat dan mendapat kedudukan terhormat di Militer.

Sebagai anak bangsawan dan cendekiawan, dan tumbuh berkembang sebagai menantu Presiden ,secara psikologis telah membuat Prabowo menjadi orang yang sangat tinggi pride nya. Rasa bangga dirinya sangat tinggi. Dia tidak pernah siap untuk dilecehkan atau dikecilkan oleh orang lain. Chaos Mey 1998 yang membuat Soeharto harus lengser dan sampai kini masih menjadi awan gelap siapa dibalik chaos itu.Siapa yang paling bertanggung jawab atas chaos mey 1998? Yang pasti setelah itu Prabowo diberhentikan oleh Panglima Abri. Mungkin seumur negeri ini hanya Prabowo satu satunya Perwira Tinggi TNI yang diberhentikan oleh TNI. Namun kebijakan TNI tetap berlaku umum bahwa masalah internal TNI hanya TNI yang tahu. TNI tidak pernah membocorkan alasan pemberhentian Prabowo.Ini sudah menjadi tradisi militer,tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara lain. Namun yang pasti pemberhentian itu berkaitan dengan dokrin TNI patuh kepada pemimpin Nasional  yang juga menjadi kehormatan bagi seluruh prajurit TNI. Justru karena pemberhentian sebagai Pati TNI itu membuat Prabowo sakit hati dengan atasannya.Namun dia tidak berdaya untuk melawan karena memang tidak punya nyali seperti Khadapi sang kolonel yang mengkodeta Raja Idris di Libia. Prabowo memilih untuk menerima dan menjauh dari hiruk pikuk politik. Dia pergi ke Yordan membantu usaha adiknya (Hashim djojohadikusumo). Kebetulan Raja Yordania, Abdullah II adalah sahabat Prabowo dulu waktu ikut training di Fort Banning yang dikenal sebagai lembaga pendidikan militer paling bergengsi di Amerika Serikat yang khusus mencetak pasukan ahli teror kota dan perang kota.

Menurut teman saya bahwa Hashim lah yang memotivasi Prabowo untuk mendirikan partai dan mencalonkan diri sebagai Presiden. Ini diajukan oleh Hashim setelah dia dijebak Sandiaga Uno dan Edwin Suryajaya ( Adik dari Edward Suryajaya,Bendahara Golkar) lewat skema Hostile Takeover dan akhirnya kalah dengan terpaksa melepas bisnis Tambang Batu Baranya di PT.Adaro. Kasus ini sempat digelar di Pengadilan Singapore dan akhirnya Hashim kalah. Hashim dendam dengan kekalahan ini. Prabowo juga dendam dengan dia tersingkir sebagai Pati TNI, dan karenanya setuju dengan ide Hashim. Mungkin faktor dendam lebih dominan.Demikian teman saya menyimpulkan. Sejak partai Garindra didirikan, Hashim bertindak sebagai financial resource bagi Prabowo.  Tahun 2009 pasangan Mega- Prabowo tidak berdaya menghadapi SBY yang didukung oleh ARB. Hashim tahu bahwa kekalahan Mega-Prabowo sama dengan kekalahannya atas Adaro. Semua karena ada harimau besar dibalik ARB yaitu Nathaniel Philip Rothschild ( Nat). Nat adalah anggota dari keluarga terkaya Yahudi. Buyutnya bernama Mayer Amschel Bauer Rothschild  merupakan penggerak utama Zeonist dan pendana terjadinya migrasi besar besaran bangsa Yahudi dari seluruh dunia kembali ke Tanah Palestina, dan akhirnya terbentuklah negara Israel. Nat sendiri dikenal sebagai konglomerat Tambang terbesar didunia. Buyutnya juga adalah pendiri Bursa emas di london dan pendiri the Fed ( Bank central Amerika). Nat didukung oleh sumber pendanaan Yahudi dari hasil menguras SDA diseluruh dunia,seperti AbuDhabi Investment Council, Schroders Investment Management Limited, Standard Life Investments, Taube Hodson Stonex LLP, Artemis Investment Management LLP, dan Robert Friedland. Menurut cerita kalangan fund manager dunia, sumber pendanaan Nat itu assetnya lebih besar dari GNP Amerika. Jadi benar benar real power.

Pada September 2012 Hashim kalipertama bertemu dengan Nat di restoran Belvedere yang berada di Holland Park, London. Pertemuan keduanya 'dicomblangi' dari teman Hashim yaitu Robert Friedland seorang konglomerat tambang AS dan pemegang saham terbesar dibeberapa lembaga keuangan di Eropa dan Amerika. Setela itu Hashim bergabung dengan Nat. Penyebabnya karena Nat bertikai dengan sohibnya ARB di Bumi Resource PLC yang listed di Bursa London.Nat menguasai saham Bumi Resouce PLC melalui anak perusahaannya bernama Vallar. Awalnya ARB dimanfaatkan oleh Nat untuk menguasai tambang batu bara di Indonesia dan karenanya Nat mendukung SBY sebagai Capres tahun 2004,dimana ARB dibelakang SBY. Keliatannya awal pertikaian antara ARB dan Nat terjadi ketika ARB telah menjadi Ketua Umum Golkar dan bermitra dengan China Investment Corporation ( CIC). ARB tidak lagi sebagai loyalis Nat karena sudah di back up oleh CIC. Dia ingin bersama CIC menguasai Tambang Batu bara di Indonesia dan mendepak  Nat di Bumi Resouce PLC, dan tentu ingin menguasai Freeport karena PT. Bumi Resource juga adalah pemegang saham Freeport. Itu sebabnya ARB menggunakan Golkar sebagai kendaraan untuk menjadi Presiden RI.  Nat tidak bisa menerima sikap ARB tersebut. Maka perang tidak bisa dielakan. Awalnya ARB tersingkir dari Bumi Plc namun ARB melawan. Setelah 13 bulan peperangan berlangsung, berakhir dengan ARB berhak menguasai kembali PT.Bumi Resource namun harus membayar sebesar 501 juta dollar AS. Mungkin karena inilah ARB harus rela mendukung Prabowo sebagai Capres. Actual winner is Rothschild Family.

Ya bagi ARB dan Hashim, kekuasaan formal tidaklah penting, yang penting adalah UANG. Dengan uang maka kekuasaan bisa diperalat. Ingat apa kata Mayer Amschel Bauer Rothschild "Give me control of a nation's money and I care not who makes it's laws". Kini Hashim dan ARB akan menjadi settlor dari Rothschild  untuk mendukung Prabowo jadi RI-1. Bersamanya juga ada barisan Partai berbendera Islam yang ikut bergabung untuk menjadi icon melawan kekuatan idiology kaum Marhaen (sosialis nasionalis). Rothschild membeli jiwa mereka semua dengan uang dan mereka loyal karena itu...tentu untuk kepentingan Rothschild, bukan kepentingan nasional apalagi kepentingan agama. Teman saya dengan sinis berkata kepada saya "  Yea I do know about the Rothschild’s. So what. What the hell is your point? You don't think that having control of the money is more power than making laws? If you control all the money do you not have the maker of laws at your disposal? The only thing you would fear is a socialist in power. Makanya PDIP harus tidak boleh berkuasa, kemenangan Jokowi adalah nightmare bagi capitalism...

Wednesday, May 7, 2014

Jebakan APBN...

Siapapun yang akan jadi Presiden maka dia harus menghadapi masalah yang disebut dengan jebakan APBN.  Mengapa saya katakan jebakan APBN? Karena APBN kita tersandera oleh dua hal yaitu pertama , kewajiban membayar cicilan  hutang dan bunga.Sebagian besar pinjaman berupa obligasi ( BOND) yang tidak bisa di reschedule pelunasannya atau di moratorium.Karena meminjam kepada pasar uang sama dengan shark loan. Kedua, anggaran belanja pegawai dan belanja rutin yang semakin membesar karena dampak dari adanya pemekaran wilayah dan beban subsidi yang terus membesar. Sementara dari sisi penerimaan, sesuai UU negara tidak lagi secara langsung berperan menguasai resource SDA  tapi digantikan dengan mekanisme perpajakan dan bagi hasil. Karena memang konsep APBN setelah reformasi menempatkan negara hanya sebagai service provider yang berhak atas fee dari kegiatan modal. Akibatnya penerimaan negara sangat tergantung dari kegiatan produksi dunia usaha khususnya yang mengelola SDA. Kegiatan produksi ini tentu berhubungan dengan ekonomi global. Maklum sebagian besar produksi SDA di export. Apabila ekonomi global suram maka ekonomi kita semakin suram karena terpaksa hutang harus ditambah untuk menutupi sisi penerimaan yang tekor. Namun bila ekonomi global cerah maka penerimaan pajak meningkat, ekonomi  makin tumbuh dan hutang harus terus ditambah untuk memacu pertumbuhan. Karena penerimaan pajak baru didapat akhir tahun dan awal tahun harus hutang dulu agar bisa bayar biaya pembangunan.

Prabowo punya agenda untuk memangkas pengeluaran sampai dengan 30% dan meningkatkan penerimaan dengan renegosiasi Revenue Sharing Contract soal Migas dan KK untuk Tambang mineral. Dengan agenda tersebut dia bisa mengalokasikakn 30% penghematan pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur ekonomi. Dapat dibayangkan bahwa 30 % dari Rp.2000 Triliun APBN itu sama dengan Rp. 600 Triliun.Ini jumlah tidak sedikit untuk mempercepak pembangunan trans java, jalur kereta Api Sumatera , jembatan selat sunda, dll. Dari hasil re negosiasi dengan pengusaha tambang dan migas diharapkan akan memperkecil celah korupsi dan penyelewenang penerimaan negara seperti modus operandi transfer pricing dll. Tentu karena itu penerimaan negara akan bertambah lebih besar lagi untuk mendukung program ekonomi pro rakyat miskin dan melunasi hutang. Tapi ada yang dilupakan oleh Prabowo bahwa pengurangan 30% APBN dengan alasan penghematan itu juga akan memangkas anggaran DAU untuk daerah otonom yang berjumlah 530 yang terdiri dari 33 provinsi, 498 kabupaten, 93 kota, 5 kota administrative dan 1 kabupaten administrative. Masing masing daerah tersebut dipimpin oleh kader dari partai yang berbeda beda. Tentu mereka tidak akan senang apabila DAU dikurangi karena akan berdampak kepada prestasinya sebagai kepala daerah.Apalagi mereka sudah sudah terlanjur janji waktu Pilkada. Suara partai yang terdistribusi di parlemen juga tidak akan menyetujui rencana pemotongan anggaran ini.

Renegosiasi Migas dan Tambang tidak akan bisa merubahnya secara significant. Mengapa ? karena sesuai UU investor Migas dan Tambang boleh menjadikan konsesi sebagai harta perusahaan sehingga bisa digadaikan ke bank untuk menarik pinjaman. Jadi apabila Prabowo ingin merubah secara significant kontrak Migas dan Tambang maka akan berdampak sistemik. Maklum hampir semua perusahaan tambang dan migas menggadaikan konsesinya ke bank, baik didalam maupun  luar negeri. Ingat apabila kebijakan yang pada akhirnya mengorbankan sektor Perbankan maka pemerintah tersebut pasti oleng dan bukan tidak mungkin jatuh ditengah jalan.  Amerika saja tidak berkutik dan  tunduk atas permintaan pasar mem bail out perbankan akibat kebijakan moneternya yang salah. Jadi Agenda Prabowo hampir tidak mungkin bisa dilaksanakan. Bagaimana dengan Jokowi? Jokowi mengikuti kebijakan atau platform PDIP yaitu TRISAKTI (berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, berkepribadian secara sosial budaya) yang hampir sama dengan Prabowo. Namun mungkin Jokowi akan berusaha realistis sebagaimana cara dia mengelola DKI. Yang terdengar agendanya adalah mengurangi subsidi secara bertahap. Selama lima tahun subsidi sudah harus hapus semua.  Mengurangi subsidi juga mengurangi anggaran belanja rutin, dan dialihkan dananya untuk pembangunan insfrastruktur ekonomi. Tapi berdasarkan UU , tidak bisa subsidi di hapus. Kecuali UU dirubah dan juga UUD dirubah. Ini akan sulit sekali karena harus berhadapan dengan lebih dari 500 anggota DPR yang terdiri dari beberapa partai. Tidak mudah. Jadi baik program Prabowo maupun Jokowi tidak akan berhasil. Karena pemerintah sebelumnya mampu menciptakan jebakan yang mematikan. Sehingga siapapun yang berkuasa harus tunduk dengan platform yang sudah ada.

Mengkinkah Prabowo atau Jokowi melakukan langkah revolusioner,seperrti melakukan moratorium KK Freeport atau nasionalisasi Migas?  Mungkin saja , asalkan didukung oleh militer sepeti di Bolivia dan Venezuela. Namun apakah dia  mampu menahan kelangkaan barang dan jasa apabila terjadi embargo ekonomi akibat kebijakannya itu. Ingat hampir 90% barang dan jasa berasal dari import. Atau bila tidak ada embargo ekonomi tapi embargo berhutang , apakah dia mampu menyediakan dana akibat defisit Anggaran ? Saya yakin tidak ada satupun elite politik yang berani mengambil resiko bila sudah menyangkut financial resource. Pernah teman mengatakan kepada saya bahwa dalam satu rapat kerja dengan DPR tahun 2006, SMI dengan santai menjawab tekanan anggota DPR” Ya sudah kalau begitu kita siap siap saja APBN difisit tanpa ada solusi pendanaan” Semua anggota DPR terdiam dan akhirnya “manut” menerima semua proposal SMI, dan itu semua rekomendasi dari IMF dan World Bank. Mengapa ? semua elite politik takut dengan chaos economy karena pasti berujung bau amis darah. Dan lagi semua anggota DPR memang pejuang tapi kekuatan mereka hanya sebatas perut. Kalau kempes perutnya , istiqamah nya langsung luntur untuk berdamai dengan realita. Jadi jangan berharap kepada Capres karena janji Pemilunya. Pilihlah karena pribadinya yang tidak berhutang, keluarga harmonis, tidak punya kasus,rendah hati dan merakyak. Dari pribadi yang bersih dan jujur itulah kita berharap dia bisa berbuat sesuatu walau sangat kecil sekali bisa berbuat banyak. Tapi ada harapan...Siapapun yang terpilih sebagai presiden akan menghadapi jebakan APBN dan Nothing choice kecuali ikut dengan platform SBY yang sudah diterapkan selama dua periode dia berkuasa. Bagaimananpun tentap SBY yang pemenang..dan itu adalah CAPITAL ...

Saturday, May 3, 2014

Krisis di Ukraina...

Dulu  ketika Mursi ( Mesir) menolak proposal dari Amerika tentang aliansi tiga negara Israel, Mesir dan Yordan untuk penyelesaian krisis Palestina, sudah dapat ditebak hanya masalah waktu Mursi akan digulingkan dengan rekayasa politik. Benarlah kaum oposisi yang punya link dengan CIA langsung menyatakan keluar dari koalisi dengan Mursi dan ini terus berlanjut dengan tekanan dari pressure group diluar parlemen yang meminta Mursi mundur, dan akhirnya dimundurkan lewat kudeta militer. Semua tahu bahwa dibalik kejatuhan Mursi ada Amerika dan Israel. Begitupula ketika Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menolak proposal association of agreement yang diajukan oleh Uni Eropa sebagai kelanjutan dari program reformasi Ekonomi Ukraina  untuk bergabung dengan UniEropa. Yanukovych  justru menyetujui kerjasama ekonomi dengan Rusia dan menerima paket bantuan sebesar USD 15 miliar. Tak lama setelah itu terjadi gelombang demontrasi besar besaran di Rusia yang menuntut Yanukovych mengundurkan diri sebagai Presiden. Berbagai issue tentang kebobrokan pemerintahan Yanukovych dikumandangkan luas oleh pressure group agar people power bangkit menjatuhkan pemerintahan. Benarlah, dari waktu waktu gelombang unjuk rasa semakin meluas walau aparat kepolisian dan militer dikerahkan untuk meredam demontrasi tersebut. Bahkan sampai menimbulkan korban tidak sedikit dikubu demonstran. Kecaman international khususnya dari Uni Eropa semakin keras kepada Yanukovych karena melakukan tindakan kekerasan kepada demontran.  Sudah bisa ditebak akhir dari krisis ini, pada 21 Februari, demonstran berhasil menyerbu kediaman presiden yang telah ditinggal pergi oleh  penghuninya. Yanukovych harus hengkang dari negerinya dan memilih Rusia sebagai terminalnya. Rakyat berpesta pora menikmati kemenangan ini.Apakah masalahnya selesai?

Setelah oposisi berhasil  menguasai Kiev, Presiden Rusia Vladimir Putin memprovokasi serangan ke Ukraina melalui latihan militer yang melibatkan lebih dari 100.000 tentara,  di kremia , Ukraina,. Presiden Putin menunjukkan sinyal tentang kekuatan dan  mengirim pesan bahwa Rusia siap untuk berperang dengan Ukraina. Kini Provinsi Crimea di Ukraina sudah praktis dikuasai oleh militer Rusia. Disamping itu Rusia juga memberikan dukungan oposisi pro Rusia untuk memancing terjadinya tindakan separatisme di wilayah Donetsk dan Luhansk.  Presiden sementara Ukraina, Olexander Turchynov, yang dipilih oleh kelompok oposisi  tidak berdaya menghadapi krisis dalam negeri. Disamping memang dukungan penuh dari Eropa dan Amerika yang diharapkan datang, ternyata tidak kunjung ada.  Secara diplomasi Amerika dan Uni Eropa telah berkali kali mengecam tindakan Rusia yang meng Invasi  Ukraina. Bahkan Amerika dan UniEropa berencana untuk melakukan embargo ekonomi terhadap  Rusia. Hanya itu. Yang pasti Ukraina bukanlah Mesir. Uni Eropa dan Amerika bermain api  dengan merekayasa kerusuhan didalam negeri Ukraina hanya untuk mendepak  Presiden yang tida  pro mereka. Seharusnya juga dimaklumi bahwa perluasan kerjasama antara UnieEropa dan Ukraina sesuai association agreement jelas mengganggu kepentingan nasional Rusia di kawasan tersebut. Itu sebabnya Rusia bereaksi keras.

Sederhananya, Rusia tidak akan membiarkan dirinya kehilangan negara-satelit begitu mudah. Mengapa Rusia sangat peduli pada Ukraina dengan proposal ekonominya. Penyebanya adalah pertama,  Rusia kawatir apabila  Ukraina menandatangani perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa akan berdampak buruk bagi ekonomi Rusia. Contoh  akan terjadi arus besar produksi Eropa ke Ukraina dan ini pasti akan berakhir ke Rusia karena antara Rusia dan Ukraina ada perjanjian bebas pajak. Selain itu, kedua, Perang Dingin mungkin telah  berakhir, tetapi sentimen Rusia mengenai supremasi regional tetap  hidup. Dengan Olimpiade Sochi baru-baru ini, dan tahun ini G8 Summit juga dijadwalkan berlangsung di Sochi, Rusia siap menjadikan ini sebagai sarana  publisitas positif di panggung global. Sebuah kesepakatan ekonomi antara Uni Eropa dan Ukraina  akan melemahkan citra Rusia sebagai kekuatan dunia yang tangguh (setidaknya dalam pandangan Putin). Jadi ini soal kehormatan Rusia sebagai negara besar.  Mungkinkah Amerika dan Eropa mampu menekan Rusia untuk menarik keluar pasukannya dari Crimea ( Ukraina)? Pastinya tidak akan berhasil.Walaupun Amerika dan uni Eropa berniat memberikan sangsi ekonomi  dengan mengeluarkan Rusia dari keanggotaan G8. Itu akan dianggap angin lalu oleh Rusia. Mungkin untuk Iran berhasil tapi tidak untuk Rusia. Karena ketika ancaman embagro dikeluarkan oleh Washington, yang pertama kali bereaksi adalah German dan Italia karena  kedua negara ini 100% suplai minyaknya berasal dari Rusia. Dan hampir sebagian besar kebutuhan minyak Uni Eropa berasal dari Rusia, dan ini melintasi Ukraina supplai nya, dan karena itu Rusia mempertahankan pangkalan militernya di Ukraina.

Sebelumnya Amerika Serikat tak  pernah merasa tenang dengan kehadiran pangkalan militer Rusia di Ukraina. Tetapi Washington juga tidak punya alasan kuat untuk mengusir. Karena Ukraina merupakan sebuah negara berdaulat. Itu sebabnya Amerika dan Uni Eropa berada dibalik kejatuhan President  Yanukovych dan menempatkan Olexander Turchynov sebagai presiden. Dengan system demorkasi Amerika berharap bisa melegitimasi kekuasaan yang Anti Rusia di Ukraina.  Munculnya krisis Ukraina dimana Rusia melakukan invasi ke negara tetangga itu diluar perhitungan Amerika. Namun ini bisa dijadikan alasan Amerika Serikat untuk terlibat dalam konplik. Sama dengan yang dilakukan Amerika Serikat di Kuwait, ketika pasukan Saddan Husein, Irak menginvasi negeri liliput tersebut.  Oleh sebab itu kekhawatiran munculnya perang baru antara Rusia dan Amerika Serikat, masuk akal. Lokasinya, yah di Ukraina. Kalau itu terjadi, kawasan yang paling cepat terimbas, seluruh wilayah Eropa. Sekali sebuah perang meletus di Eropa. imbasnya akan ke seluruh dunia. Umat manusia kembali berada dalam ancaman peperangan, perang dunia baru, sebuah perang dahsyat yang sejatinya - pada awal mula hanya dipicu oleh pertentangan elit politik. Mungkinkah ini terjadi ? atau  bisakah Amerika dan Rusia duduk bersama membicarakan perdamaian untuk kepentingan Ukraina? sepertinya jauh panggang dari api, seperti Syiria...

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...