Tuesday, September 13, 2011

Xi Jinping

Siapakah Xi Jinping (56)?. Mungkin kita semua tahu bagaimana suksesnya Olimpiade Beijing tahun 2008. Bahkan sepanjang sejarah Olimpiade sampai kini belum ada Negara didunia yang mampu melakukan persiapan dan penyelenggaran Olimpiade sebaik China. Dibalik suksesnya Olimpiade yang spektakuler itu yang mengantarkan China sebagai juara umum, ada tokoh kunci . dialah Xi Jinping yang dikenal sebagai pribadi rendah hati. Kini dia menjabat sebagai Wakil President China , juga menjadi anggota tetap Kelompok 9 (Zhongnanhai) Biro Politik Partai Komunis. Diperkirakan tahun depan dia akan menggantikan HU Jintao sebagai President China, negara dengan populasi terbesar didunia dan kekuatan ekonomi nomor dua didunia. Suksesnya meniti tangga karir sampai kepuncak tidaklah semudah membalik telapak tangan.

Sebagai putra dari Xi Zhongxun, pahlawan revolusioner Komunis dan mantan wakil perdana menteri, Jinping Xi tetap rendah hati dalam meniti karirnya. Betapa tidak, dalam usia 16 tahun Ia dikirim oleh ayahnya ke sebuah desa pegunungan terpencil di provinsi barat laut Shaanxi. Ia menghabiskan enam tahun di sana, memotong jerami, menuai gandum dan menggembalakan ternak di siang hari, dan membaca buku di temaram cahaya lampu minyak tanah dan tidur diartas kasur yang berkutu. Didesa itu dia terpilih sebagai sekretaris Cabang Partai . Dia berhasil meningkatkan moral rakyat desa untuk antusias bekerja keras. Keberhasilannya di desa memungkinkan dia mendapat rekomendasi untuk masuk universitas Qinghua. Setelah lulus dari Teknik Kimia Universitas Qinghua pada tahun 1979, ia menjadi sekretaris Geng Biao, wakil perdana menteri dan menteri pertahanan nasional.Tapi tiga tahun kemudian, dia memutuskan untuk meniggalkan kenyamanan hidup di Beijing dan kembali ke akar rumput untuk mengembangkan diri.

Dalam dua dekade berikutnya, Xi diawali karirnya sebagai wakil sekretaris Komite Partai di Zhengding di Provinsi Hebei, dan selanjutnya memperoleh pengalaman kerja lebih banyak di daerah pesisir pantai, termasuk Fujian dan provinsi Zhejiang dan Kota Shanghai. Tentu pejabat di Fuzhou ibu kota Fujian masih ingat akan gaya kepempimpina Xi di tahun 1990a ketika dia menjabat sebagai sekretaris Komite Partai di kota itu. Xi menekankan istilah “lakukan Sekarang”. Xi berusaha merubah budaya local yang suka bertele tele mengambil keputusan dan bermusyawarah menjadi budaya yang mampu merespons dengan cepat atas permasalahan yang timbul dengan kerjas keras dan efisien. Selama 17 tahun dia berkerja di Fujian, budaya responsip itu telah menjadi bagian dari kota itu untuk mampu bersaing dalam putaran waktu dengan provinsi lainnya. Dia meniti karir dari Waki Wali Kota Xiamen pertengah tahun 80an dan kemudian menjabat Gubernur diawal tahun 2000an. Selama masa jabatannya, Xi mendedikasikan dirinya untuk membangun layanan public yang cepat dan murah , melestarikan lingkungan dan mempromosikan kerjasama dengan Taiwan.

Tahun 2002 posisinya sebagai Sekretaris Komite Partai tingkat provinsi Zhenjiang. Dia mendapatkan tugas yang pelik karena ketika itu Zhejiang tumbuh begitu pesat namun juga menimbulkan masalah social yang tidak kecil. Dikawatirkan dalam jangka panjang pertumbuhan Zhenjiang akan stuck. Setelah melakukan penelitian yang seksama, Xi memerintahkan otoritas local merestruktur Zhenjiang secara keseluruhan (kebayang engga dikita bila Jakarta atau Bandung atau Surabaya di restruktur ). Ini pekerjaan yang sulit dan beresiko karena sebagian besar industry di Zhenjiang sudah berskala International dan perkembangan zona industry yang pesat serta di jejali pemukiman padat perkotaan. Tapi berkat kecerdasannya dan sikapnya yang rendah hati mampu meyakinkan semua pihak untuk mendukung keputusannya dan terbukti berhasil menjadikan Zhenjiang mampu menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan.

Ketika Xi diterjukan ke Shanghai sebagai sekretaris Komite Partai, dia harus menyelesaikan krisis politik yang dipicu oleh skandal keuangan dana pensium terburuk di China. Maklum saja, hampir semua kader partai yang menduduki pos di Shanghai adalah orang pilihan yang terbaik diantara yagn terbaik di China. Namun , Xi mampu mengelola komplik itu dengan sempurna dan membersihkan elite partai yang terlibat dalam skandal termasuk menjatuhkan ketua Partai Kota. Dia menekankan kepada semua elite politik di Shanghai juga kepada pejabat local untuk lebih keras kepada diri sendiri kalau ingin pengabdian kepada rakyat akan berbuah baik. Setelah tujuh bulan bekerja keras, Xi berhasil mempertahankan stabilitas tidak hanya di Shanghai tetapi juga memoles citra ternoda dengan membawa angin segar pembaharuan. Sekarang shanghai menjadi kota lebih terbuka,harmonis dan dinamis. Dengan prestasi itu tahun 2008 mengantarkan suami Peng Liyuan itu ke Beijing untuk duduk dalam anggota 9 komite tetap Partai Komunis,

Demikianlah bagaimana China melahirkan pemimpin berkelas dunia namun ditempa oleh pengabdian dan pendidikan lokal. Mereka tumbuh dan berkembang dari tantangan tugas di daerah dan wilayah, bukan di Pusat kekuasaan yang bergelimang kemewahan. Setiap phase para kader Partai menunjukan pengabdian terbaiknya dan setiap waktu pula secara system mereka akan dinilai. Ada yang tersingkir karena korup , culas, adapula yang stuck karena lambat dan malas , ada juga melesat bagaikan roket karena cerdas dengan daya responsip tinggi. Hanya yang terbaik yang berhak duduk dipiramida puncak kepemimpinan di China. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah dedikasi tinggi memegang amanah kekuasaan untuk yang terbaik bagi china kini dan besok.

Apa yang terjadi di China tidak mungkin terjadi di Indonesia yang menerapkan system demokrasi langsung. Kepemimpinan di Indonesia lahir lewat pencitraan dan bukan prestasi yang berakar dari proses panjang pengabdian ditengah masyarakat. Maka jangan kaget bila pemimpin kita sibuk membangun citra diatas budaya korup dan dusta dihadapan rakyat.

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...