Friday, April 29, 2011

Rezim Hutang

Kehebatan negara modern dengan kemajuan sains ternyata menyimpan masalah yang serius dari waktu kewaktu yaitu masalah ketidakstabilan ekonomi ( imbalance economic ). Masalah itu selalu berputar kepada tiga hal yaitu inflasi , pengangguran dan ketimpangan neraca pembayaran. Sejak awalnya masalah inflasi menjadi musuh nomor satu bagi negara manapun. Keberadaan Bank Central yang didukung oleh para ahli ekonomi bekerja siang dan malam mengendalikan inflasi itu. Inflasi tak lain adalah seni negara merampok rakyat lewat pencetakan uang dengan jaminan masa depan diatas asumsi asumsi ideal . Bila asumsi tidak tercapai maka uang itu terbang melayang ditengah masyarakat tanpa ada jaminan apapun. Makanya orang pintar terutama para produsen dan pedagang yang tahu ulah culas pemerintah ini menyikapinya dengan menaikan harga barang. Tentu yang korban adalah konsumen. Terjadi gelombang krisis ekonomi dari masa kemasa tak lain dimana inflasi terakumulasi sedemikian besarnya akibat asumsi asumsi ideal tidak pernah tercapai.

Walau semua negara dengan para ahli ekonomi tahu bahwa inflasi adalah musuh kemakmuran namun mereka tidak pernah mampu melakukan solving problem langsung kepada akar masalah. Ibarat tubuh sakit maka yang diobati rasa sakit bukan penyebab sakit itu. Akibatnya tidak pernah pernah bisa lari dari penyakit. Lantas apa akar masalahnya ? Lebih kepada konspirasi antara orang kaya dengan penguasa. Ini yang tak bisa disentuh untuk oleh negara. Karena mungkin kekuasaan itu ada karena bertautnya paham feodal. Bila dulu pemerintah mencetak uang secara langsung dan kemudian ditebar kerakyat lewat barang dan jasa. Namun lama lama orang kaya melihat penguasa dengan seenaknya mencetak uang sementara mereka bekerja keras untuk mendapatkan uang. Makanya terjadi konsesus antara orang kaya dan penguasa. Yaitu pemeritah boleh cetak uang tapi orang kaya juga harus mendapatkan bagian. Toh yang ditampok kan rakyat., Ya harus sama sama lah menikmatinya.

Lantas bagaimana caranya konspirasi ini dapat terjadi ? caranya adalah pemerintah menerbitkan Obligasi ( Bond ) dan dijual kepada orang kaya. Obligasi ini tidak 100% diserap oleh orang kaya. Ya hanya sebatas kemampuan orang kaya yang ada saja. Sisanya atau sebagian besar dibeli oleh Bank Central. Nah dari mana Bank Cental dapatkan uang untuk beli Obligasi ini ? Ya dari cetak uang. Loh kan inflasi ? Tidak usah kawatir, para ahli ekonomi sudah menghitung dengan baik berdasarkan tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh Pemerintah. Darimana pemerintah dapatkan uang untuk bayar hutang dan bunga? Ya, Dari pajak. Apa jadinya bila asumsi pendapatan pajak tidak tercapai hingga tidak mampu bayar hutang dan bunga ? Oh, tidak usah kawatir, pemerintah akan terbitkan bond lagi untuk berhutang dan pasar akan meyerapnya. Begitulah seterusnya. Hingga jadilah rezim hutang. Semakin maju negara semakin canggih rezim hutang meng cretate system berhutang. Kini rezim itu sudah menglobal.

Akumulasi hutang ini tentu adalah cermin dari keculasan rezim. Yang berdampak pada tingkat harga kebutuhan yang terus merangkak sampai pada tahap dimana tingkat pendapatan rakyat tidak mampu lagi mengejarnya. Membuat orang miskin semakin miskin dan kelompok menengah menjadi miskin. Namun tidak bagi orang kaya yang sudah kaya. Karena setiap proses pencetakan uang dan inflasi , mereka dilibatkan untuk mendapatkan rente lewat pasar uang yang sengaja di create oleh penguasa. Juga mereka dilibatkan pemerintah dalam ekspansi kredit lewat sistem perbankan. ' Mereka dibutuhkan oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi Penganguran melalui kegiatan produksi. Dari kegiatan produksi ini diharapkan akan menghasilkan laba untuk akhirnya membayar pajak kepada negara. Maka neraca pembayaran negara dapat terjaga." demikian alasan pemerintah. Namun target dan asumsi mengatasi pengangguran dan keseimbangan neraca pembayaran tidak pernah terjadi. Justru yang terjadi adalah krisis demi krisis yang tak pernah tuntas diselesaikan, dengan semakin besarnya jurang sikaya dengan simiskin.

Akar masalah ini sudah diperingatkan oleh Allah “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila...”. (QS. Al Baqarah: 275). Anda bias bayangkan bagaimana bentuk manusia yang kemasukan setan dan gila ? Begitulah permisalan yang diberikan Allah kepada penguasa atau negara yang mencetak uang lewat mekanisme penerbitan surat hutang berbunga ( riba ) dan mereka orang kaya yang menikmati bunga itu. Kenapa mereka sampai begitu kelakuannya padahal mereka tahu akibatnya. Tololkah mereka ? “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (QS. Thaha: 124). Ya karena mereka berpaling dari Allah. Islam mereka musuhi dan bila perlu diciptakan bad image bahwa Islam itu adalah teroris dan tak pantas mengatur sebuah negara. Makanya walau mereka bergelimang kekuasaan dan harta namun penghidupan mereka sempit. Krisis akan terus terjadi dan akan semakin membesar dan terus membesar.

Tuesday, April 26, 2011

Budaya ?

Apa sih yang dimaksud dengan budaya?. Demkian tanya teman saya ketika terjadi pembicaraan soal maraknya budaya asing masuk ke Indonesia. Bagi saya budaya adalah prilaku manusia untuk bersikap dan berbuat terhadap segala asek kehidupan dimana dia tinggal, yang diperoleh lewat belajar. Belajar ini tidak harus dari bangku sekolah tapi bisa dari mana saja.. Orang minang berkata ” alam takambang jadi guru.” . Ketika Allah menciptkan bumi dan makhluk bernama manusia maka Allah pun menciptakan system pembelajaran budaya untuk hidup dibumi.. Ingat kisah waktu qabil putra adam usai membunuh Habil, dia melihat dua burung bertikai dan salah satunya mati. Burung yang hidup mengais ngais tanah. Setelah itu menarik buruk yang mati itu kedalam tanah yang sudah digali. Itulah yang dicontoh oleh Qabil untuk menguburkan Habil. Artinya alam mengajarkan manusia untuk berbudaya.

Seorang Arkeologh Belanda bernama Dr. Jan Laurens Andries Brandes pernah menulis hasil penelitiannya bahwa terdapat 10 jenis unsur kebudayaan asli Jawa (Indonesia) sebelum ada pengaruh dari bangsa asing, yaitu: teknik bercocok-tanam dengan sistem irigasi, pelayaran, astronomi/ ilmu perbintangan, organisasi sosial/ sistem pemerintahan yang teratur, wayang, gamelan, batik, metrum, pengecoran logam, sistem transaksi dengan menggunakan mata uang logam. Artinya jauh sebelum tekhnologi modern ada , orang jawa sudah berbudaya. Begitupula suku lainnya. Siapa yang mengajarinya? Ya Allah, dengan menyediakan alam lingkungan sebagai pembelajaran bagi manusia untuk hidup dibumi. Karena proses pembelajaran itu bersumber dari Alam maka budaya itu menghidupi masyarakat untuk bertahan terhadap pengaruh alam itu sendiri. Bahkan manusia dapat memakmurkan dirinya dari segala keterbatas phisik yang dimilikinya. Manusia survive dilingkungannya karena lingkungannya mengajarkan untuk itu.

Budaya itu menyatu dengan alam. Ini fakta. Seperti cara berpakaian , cara berbicara dan lain sebagainya tak bisa dipisahkan dengan geographis. Orang yang tinggal di daerah tropis berbeda pakaiannya dengan orang yang tinggal di subtropis. Orang yang tinggal didaerah pesisir, logat bahasanya berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pegunungan. Bandingkanlah logat bicara orang Sunda dengan orang cirebon. Atau bandingkan logat bicara orang Pariaman dengan orang Agam. Pasti berbeda. Yang satunya lembut bagaikan angin pegunungan yang sepoi sepoi dan satunya lagi keras seperti deru angin dan ombak dipinggir pantai. Bayangkanlah Sunda dan Cirebon hanya berjarak sejengkal ( masih jawa barat juga ). Pariaman dan Agam masih satu propinsi yaitu Sumatera Barat. Berbeda jarak sedikit saja , sudah begitu berbeda soal budaya apalagi jaraknya jauh. Artinya antara manusia dan alam tempat tinggalnya tidak bisa dipisahkan. Dia melekat seperti gelas dengan tatakan. Singkron sekali,. Begitulah Allah mendesign kehidupan ini.

Belakangan ini banyak orang berkata bahwa kemajuan Negara lain disebabkan oleh kebudayaan. Mereka menganggap kemunduran Indonesia karena budaya Indonesia sebagai penghambat kemajuan. Makanya tesis modern yang dijadikan rujukan pembangunan di Indonesia lebih banyak berasal dari luar Indonesia. Para cerdik pandai yang duduk di birokrasi dan parlemen semakin hari semakin tidak mengenal Indonesia.. Mereka lebih asyik memahami budaya asing lewat studi banding ke luar negeri, baca buku terbitan universitas Luar negeri. Dengan itulah UU dibuat, Program dibuat untuk sebuah negara bernama Indonesia. Dan bila program itu tidak jalan, mereka menyalahkan rakyat , menyalahkan budaya Indonesia yang tidak sama seperti bangsa lain. Bahkan kemajuan China dan Eropa, Amerika dijadikan pembanding. Ini jelas ke blinger. Bagaimana mungkin budaya orang yang tinggal disubtropis , dipaksakan untuk diterapkan di Indonesia yang tropis? Ini jelas antara cangkir dan tatakan tidak singkron.

Yang membuat Indonesia mundur dan terkesan kalah bersaing dengan dunia luar lebih disebabkan karena kebijakan nasional tidak lagi membumi. Karakter bangsa telah terkikis lewat pencerahan budaya dari luar yang notabene tidak sesuai dengan manusia Indonesia. Mungkin sebagian orang menuduh kesimpulan saya ini picik. Apalagi dikaitkan kemajuan IPTEK negara lain. Saya katakan bahwa IPTEK juga adalah proses budaya tapi tidak bisa digeneralkan IPTEK cocok bagi semua orang yang berbeda wilayah.. Contoh. Obat kimia , kemajuan IPTEK dibidang Pharmasi di Barat memang lahir akibat geographisnya miskin flora fauna hayati, tapi tidak untuk Indonesia yang kaya akan sumber tanaman obat alami. Demokrasi di AS , memang paling cocok untuk AS yang pluralis dan penduduknya sebagian besar berasal dari banyak bangsa dengan geographis berbeda. Tapi tidak cocok untuk indonesia yang walau berbeda suku namun tetap berasal dari satu wilayah dibawah khatulistiwa. .

Contoh lain , seperti kebijakan petumbuhan ekonomi nasional sebagai cara untuk mendistribusikan pemerataan ekonomi. Apa yang terjadi,? Justru melepaskan rakyat dengan lingkungannya. Hutan ditebang, kayunya dijual, tanahnya di gerus untuk tambang dan dirubah ekosistemnya dengan tumbuhan komersial berjenis sama ( Sawit dll ). Tapi pada waktu bersamaan masyarakat yang tinggal dilokasi itu ikut tersingkir dari alamnya. Kalau mereka tidak bisa bersaing dengan pendatang soal memanfaatkan alamnya , ini memang beda chemistry nya. Bagi orang Indonesia , kekayaan alam yang luar biasa itu disikapi dengan biasa. Karena itu sudah menjadi bagian dari mereka. Tapi bagi orang yang tinggal didaerah yang tidak sekaya Indonesia alamnya , melihat Indonesia seperti serigala lapar.

Hancurnya alam dan ekosistem tanpa memberikan kemakmuran bagi bangsa Indonesia tak lain adalah kesalahan dari segelintir orang yang merusak lewat kebijakan politik. Daya rusaknya sangat sistematis. Tercabutnya akar budaya, hilangnya karakter bangsa yang gemar bergotong royong untuk berproduksi, yang santun, cinta kasih dalam musyawarah mufakat. Kini tergantikan oleh individualisme, konsumerisme, berkompetisi untuk yang kuat menang. Akibatnya kita menjadi bangsa yang gagal menjadi dirinya sendiri. Kita tidak lagi berdiri diatas pijakan kita. Seharusnya kebijakan publik itu membumi dengan budaya lokal ( geopolitik ). Atau istilah romatisnya pembangunan yang berlandaskan kepada kearifan local namun tak terasing dengan dunia luar. Atau visi The world's local country. Membangun dengan budaya local namun berkelas dunia.

Sunday, April 17, 2011

Nasabah Prioritas

Kalau anda punya deposito di luar negeri , katakanlah di Hong Kong atau di Swiss, dan anda adalah nasabah “prioritas” di Citibank maka anda dapat menarik dana tunai sesuai kebutuhan anda di kantor cabang Citibank di Jakarta. Artinya anda tidak perlu mentrasfer dana anda diluar negeri itu ke rekening anda di Jakarta. Ada cara yang bsa dilakukan Citibank untuk mensiasati cross border transfer antar negara, yang memungkinkan dana disatu tempat namun dapat mobile tanpa harus dipusingkan dengan compliance pengiriman dana yang disyaratkan oleh Patriot Act. Ini merupakan salah satu layanan private banking untuk mereka yang berkelas “priority”. Karena namanya saja sudah “priority” atau di Indonesiakan namanya “prioritas” maka layanannyapun ya prioritas. Anda tidak diharuskan antri untuk mendapatkan layanan, Setiap nasabah Prioritas ditangani oleh bank officer yang ditunjuk sebagai penghubung. Segala kebutuhan layanan akan dilayani secara priabdi.

Layanan private banking memang sangat digemari oleh kalangan tertentu, utamanya mereka yang memiliki uang banyak namun tak ingin terdeteksi oleh otoritas hukum karena alasan tertentu. Menurut data Merrill Lynch & Capgemini dua tahun lalu bahwa jumlah mereka ini di Indonesia hanya 18,000, yang memiliki dana dibank diatas USD 1 juta. Mereka adalah para pribadi maupun perusahaan Mereka berlindung dari kehebatan system perbankan mengemas produk yang dijamin kerahasiaannya oleh UU. Dalam buku Passion, Profit and Power, Marshal Silver menyebutkan bahwa 1 orang didunia menguasai 50% uang beredar atau 5% orang didunia menguasai 85% uang beredar. Itu juga berlaku di Indonesia. Hebatnya walau AS mempunyai aturan ketat soal Money Loundry seperti Patriot Act namun tidak berlaku bagi nasabah “prioritas “ ini. Dan harap dicatat bahwa Citibank itu dimiliki mayoritas sahamnya oleh Pemerintah AS. Semua lembaga keuangan kelas dunia terhubung dengan the Fed system.

Sekali anda menjadi nasabah “prioritas”maka officer bank akan terus membujuk anda untuk masuk program investasi yang memberikan janji laba diatas rata rata bunga bank. Mereka akan menemui anda dengan kehebatan meyakinkan atas suatu produk investasi. Apa yang ditawarkan itu bukanlah produk bank mereka tapi produk dari manager investasi kelas dunia. Apabila anda tertarik, maka selanjutnya proses settlement diatur oleh pejabat bank itu sendiri. Anda tinggal isi Form maka laba akan mengalir kedalam rekening anda sesuai Perjanjian pengelolaan dana. Kadang skema investasi ini dibuat sangat rumit namun bisa membuat nasabah berpikir “to good to be true” Mengapa ? dana anda tetap dibank. Saldo anda tidak berkurang. Namun laba akan terus masuk menambah saldo anda. Percayakah anda ? tentu anda percaya karena yang bicara adalah pejabat bank yang tentu reputasi dan integritasnya tidak diragukan. Ya kan.

Tapi karena nasabah yang tergolong “prioritas” itu adalah mereka yang sudah kaya dan sangat kaya. Disamping itu , kebanyakan dana didapat dari usaha rente dan korup, maka mereka tidak begitu tergiur dengan iming iming produk investasi yang ditawarkan petugas bank. Kalaupun mereka tertarik , itupun jumlah penempatan dana atas produk investasi itu tidak begitu significant jumlahnya. Mereka sadar bahwa apapun itu ada resikonya. Namun karena jumlah nasabah prioritas yang terlibat cukup banyak maka secara keseluruhan totalnya menjadi besar. Hampir tidak pernah ada nasabah prioritas yang rugi akan melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Karena semua transaksi itu dilakukan dengan perjanjian yang ketat dan transfarace. Ada dalam fasal perjanjian tersebut menyebutkan tentang “ Non Disclosed “. Jadi memang dirancang untuk suatu deal penuh kerahasiaan dan bukan ruang bagi pengadilan / kepolisian untuk membukanya.

Setidaknya kasus Citibank dengan melibatkan MD, membuka mata publik bahwa ada dunia lain yang tak nampak dipermukaan namun mereka menguasai 90% uang beredar di republik ini. Mereka segelintir orang diruang “prioritas”, tersembunyi rapat dibawah perlindungan UU yang di create oleh Wakil Rakyat di DPR. Tentu mereka menikmati limpahan kemewahan hidup sambil menonton pentas para aparat pemerintah dan parlemen bicara tentang penuntasan kemiskinan , penyediaan lapangan kerja , penegakan hukum, anti korupsi, dan bla bla...

Saturday, April 9, 2011

Republik Rakyat

Ada cerita seorang pemuda tamatan SMU berhasil menjatuhkan seorang bupati. Itu terjadi di China. Karena ketika terjadi bencana longsor didaerahnya, pemuda itu melakukan riset melalalui website kementrian tentang berapa anggaran pemerintah yang diberikan kepada bupati untuk menjaga lingkungan hidup, bagaimana SOP nya dan bagaimana pengawasannya. Dia juga mempejari proses tender pembangunan jalan, irigasi dan lain lain. Hasil risetnya itu ditulisnya lewat blog ( QQ) yang membahas bagaimana pelanggaran yang dilakukan oleh bupati dalam mengelola lingkungan hidup. Tulisannya itu dilengkapi dengan data online yang dia dapat lewat database pemerintah. Elite Partai Komunis memberikan penghargaan kepada pemuda itu dan akhirnya dia diangkat sebagai ketua Badan Pengawas Lingkunga Hidup tingkat kabupaten. Semua itu berkat IT System yang diterapkan oleh pemerintah china dalam pengelolaan negara.

E-Government adalah suatu sistem IT yang berbasis IP yang memungkin publik dapat mengaksesnya dengan cepat, murah dan dimana saja. Kita sampai sekarang belum sampai pada tahap ini. Walau dunia IT sudah berkembang sampai kedalam saku celana orang ( Cellphone ) namun pemerintah masih sibuk berwacana dan sibuk kebakaran jenggot soal pornographi didunia maya yang diakses oleh anak remaja. Kita saat sekarang sangat tertinggal visi E-Government ini sebagai alat peningkatan ekonomi nasional. Utamanya dalam pengelolaan negara yang efisien dan efektif. Saya ingin memberikan gambaran soal bagaimana China membangun E Government. Karena kunci keberhasilan pembangunan china dewasa ini tak bisa dilepaskan oleh peran pemerintah yang otoriter memaksakan program IT berbasis IP diterapkan dalam system pengelolaan Negara.

Bagaimanakah China membangun E-Government ?. Dalam pembangun E- government ini tidak dilakukan dengan satu malam. Lewat proses yang terancana dan sistematis. Tahap pertama adalah menghubungkan 800-1000 kantor pemerintahan kedalam Internet. Tahap kedua adalah merubah sistem administrasi manual menjadi electronic based. Ketiga adalah merancang seluruh system administrasi dan pelayanan pemerintah menjadi ”paperless ” Itulah tiga tahap pembangunan E-Government di China yang diluncurkan pada tahun1999 dibawah bendera the Government Online Project. Project ini ditangani oleh China Telecom and the State Economic and Trade Commission ( SETC’s). Apakah program ini langsung bisa diterapakan? Tidak. Walau Partai Komunis berkuasa penuh namun mereka sadar sistem ini harus diterima dimasyarakat sebagai bentuk program emansipasi /partisipasi aktif publik dalam pembangunan dan juga turut mengawasi.

Pusat Informasi Ekonomi ( Economic Information Center ) yang meliputi 40 Departement/ Kementrian di tingkat Pusat terhubung dengan seluruh propinsi /kabupaten/kecamatan/kota, terlibat aktif mempromosikan program ini agar mendapatkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Training SDM atas PNS berbasis IT ini dilakukan secara menyeluruh dan berjenjang dengan procedure yang ketat dibawah pengawasan kader partai diseluruh level. Juga pemerintah China menggelar pembangunan infrastruktur secara nasional dengan meningkatkan kapasitas backbone nasional berupa satelite, fiberoptic , menydiakan gateway berskala raksasa, dukungan software untuk semua aplikasi layanan public dan administrasi pemerintah termasuk e-commerce. Semua layanan publik seperti KTP, SIM, Passport, Perizinan usaha disemua bidang, Pengadaan barang pemerintah, Keimigrasian, perpajakan dilakukan secara data base online. Juga seluruh lembaga riset terhubung kedalam database onlie . Seluruh informasi tersebut menjadi web cintent ( tidak termasuk yang terkatagori rahasia negara ) yang dapat diakses oleh siapapun.

China menyebut project E-government ini sebagai Golden bridge ( jembatan emas.) Ya sebuah project yang mengantarkan china dari satu tempat yang serba gelap ketempat yang terang benderang. Tidak ada lagi the first hand information untuk exclusive person. Informasi menjadi hak rakyat untuk mengetahuai secara cepat dan murah. Tidak ada satupun perpindahan penduduk dari satu tempat ketempat lain tidak terdeteksi oleh pemerintah. Karena semua registrasi hotel, apartement, harus terhubung dengan database pemerintah. Tidak ada satupun saldo rekening bank perusahaan maupun pribadi yang tidak dapat diakses oleh pemerintah. Karena setiap registrasi banking, asuransi, pasar modal, terhubung dengan database nasional. Maka jangan kaget bila tindakan korupsi dapat diselesaikan oleh pengadilan dengan cepat tanpa orang bisa berkelit dengan banding yang membuat kasus menjadi kabur. Karena tidak ada satupun tindakan aparat pemerintah yang tidak terdeteksi oleh IT system.

Ini benar benar Republik Rakyat , yang memberikan akses kepada rakyat utuk mengetahui setiap hal yang menjadi haknya secara real time. Namun tetap memberikan hak bagi negara untuk memastikan agar Internet tidak disalah gunakan untuk media pornographi, penghasutan SARA, perjudian. Selebihnya memberikan kemudahan kepada rakyatnya mendapatkan pelayanan first class tanpa padang kelas. Makanya rumor atau propaganda sesat media massa tidak laku di China karena sistem informasi yang terbuka membuat mereka cerdas menilai mana informasi sampah dan mana informasi yang benar. Di Negara kita, E-government masih sebatas wacana, yang ada hanyalah meng komputerkan admnistrasi dan belum menjadi platform nasional yang berbasis IT secara terpadu. Walau reformasi dengan value demokrasi bicara tentang transfaranci pengelolaan negara namun pemerintah dan elite tidak siap mendesign birokrasi berbasis IT system untuk menjadi meritokrasi.

Sunday, April 3, 2011

Pemerintah dan Rakyat

Amerika berkali kali dilanda krisis tapi baru kali ini Amerika tidak gesit keluar dari krisis. Bahkan keliatan proses recovery yang dijalankan oleh team Obama tidak menghasilkan sesuatu yang significant. Kalau mendengar pendapat ahli ekonomi , pastilah jawabanya selalu penuh optimisme bahwa AS akan segera keluar dari Krisis sebagaimana sebelumnya. Tentu mereka melihat indikator pada pasar modal dan pasar uang. Sayapun cenderung berpikir seperti itu. Tapi kemarin setelah membaca laporan dari Lembaga Riset Investasi di Amerika, saya mempunyai sudut pandang lain tentang perkembangan ekonomi AS kedepan bila dikaitkan dengan ketahanan masyarakat sebagai pilar utama kekuatan bangsa AS.

Pada saat sekarang di AS, tingkat rasio ketergantungan rakyat terhadap Pemerintah mencapai 35%. Ini rasio tertinggi sepanjang sejarah AS. Tahun 2000 rasio ketergantungan rakyat hanya 21 % . Tahun 1960 ketika Amerika menghadapi krisis hebat, rasio tingkat ketergantungan rakyat hanya 10%. Menurut laporan riset itu , ternyata ada hubungan kuat antara rasio tingkat ketergantungan itu terhadap daya tahan ekonomi AS. Laporan itu menyebutkan bahwa upaya recovery economi periode sebelumnya tidak sehebat upaya sekarang tapi proses recovery itu berlangsung cepat sekali dan bahkan membuat AS bisa lebih kuat dari sebelum terjadi krisis. Artinya apa ? ketika masalah terjadi, bencana terjadi, kekuatan masyarakat sendiri yang melakukan perbaikan karena tingkat ketergantungan kepada pemerintah memang kecil.

Dari Indikasi data riset itu, jangan kaget bila rasio penduduk yang ikut memilih dalam pemilihan president, pemilihan gubernur, pemilihan anggota senat, kongres semakin tinggi pula. Mencapai puncaknya ketika Pemilu menempatkan Obama sebagai President. Ini merupakan indikator betapa semakin banyak rakyat AS yang berharap besar kepada pigur pemimpin untuk menyelesaikan masalah mereka. Apalagi kelompok menengah di AS sebagian besar adalah mereka yang hidup dari dukungan konsesi pemerintah dan mereka yang mendapatkan penghasilan dari pemerintah. Masyarakat seperti ini bukanlah aset tapi beban bagi pemerintah yang semakin lama semakin berkurang powernya menanggung beban yang notabene tidak memberikan kontribusi bagi upaya perbaikan menyeluruh.

China paham betul ketika mereka melakukan reformasi ekonomi, yang pertama mereka lakukan adalah melepaskan ketergantungan rakyat kepada pemerintah. Sebagian besar BUMN yang tidak ada hubungannya dengan Public Service Obligation ( PSO) di tutup. Sementara BUMN yang tingkat PSO nya dibawah 40% di privatisasi. Sisanya yang rasio PSO nya diatas 70% ditingkatkan dukungannya dan diperluas misinya untuk mengawal rakyat dari serangan kekuatan modal dan terkhnologi dalam berhadapan pasar bebas. Deng ketika mencanangkan reformasi menyebut kebijakannya sebagai bentuk lahirnya ”emansipasi ” rakyat kepada negara untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan. Pemerintah hanya memberikan kanal untuk tersalurnya emansipasi agar rakyat mampu mengorganisir dirinya sendiri ' untuk menyelesaikan masalahnya dan meraih kemakmuran.

Di Indonesia dari tahun ketahun , dari satu rezim ke rezim berikutnya , sifat ketergantungan rakyat kepada pemerintah memang di design semakin besar. Bahkan kita selalu berharap bergantinya rezim akan terjadi perubahan seperti mitos tentang ”satro paningit”. Makanya jangan kaget Pemilu menjadi pesta termahal didunia. Bahkan tak sepi dari keributan. Setelah itu , kembali ribut bila harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal Pemerintah bukanlah Tuhan yang bisa berkata kun faya kun, bukan pula dongeng lampu aladin yang bisa berkata "abrakadabra ". Pemerintah hanyalah kumpulan orang yang terdidik baik tapi tak siap mandiri. Lantas apakah pantas kita berharap kepada kumpulan orang seperti ini untuk menjadi undertaker dan provider kebutuhan kita ?

Kita harus merubah mindset ini , jangan lagi tergantung kepada pemerintah. Jangan!. Agar kita menjadi bangsa yang kuat, pilih pemimpin yang amanah , dan setelah dipilih ; jangan puji, jangan kultuskan, jangan berharap banyak. Bangunlah kebersamaan dari kalangan terdekat dan bergerak semakin melebar dalam lingkaran kokoh saling menolong, bergotong royong untuk jadi komunitas yang dirahmati Allah. Bukankah sebagian besar penduduk Indonesia, adalah komunitas Islam yang di design oleh Allah untuk berjamaah tanpa tergantung kepada manusia kecuali kepada Allah.

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...