Sunday, October 3, 2010

Aidit ?

Pada pagi buta,, Jasir Hadibruto Komandan Brigade Infrantri IV membawa Aidit ke Bojolali seteleh berhasil ditangkap dalam operasi penggerebekan ditempat persembunyiannya di Solo. Di kabupaten inilah disuatu tempat Aidit di eksekusi mati tanpa proses pengadilan apapun. Dia hanya dapat perintah dari Panglima Kostrad ( Soeharto ) untuk membereskan Aidit. Ketika bertemu Soeharto pada tanggal 24 November 1965 di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta, dengan nada polos Jasir bertanya kepada Soeharto “ Apakah yang bapak maksudkan dengan perintah mem-bereskan memang seperti itu “. Soeharto tidak menjawab. Seperti biasa Soeharto hanya tersenyum. Ketika Aidit di eksekusi mati dia masih resmi menjabat sebagai Menko dan Wakil Ketua MPRS.

Aidit adalah tokoh kunci PKI. Dia adalah Ketua Umum PKI ketika itu. Yang merupakan partai nomor empat terbesar di Republik ini. Sepak terjangnya melawan penjajahan tidak perlu diragukan. Dia bersama Suroto Kuntho, Subadio Sastrosatomo dan Wikana adalah otak dibalik penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa memproklamirkan kemerdekaan setelah Jepang diketahui kalah dalam perang dunia kedua. Soekarno menolak namun keesokan harinya jam 10 Pagi Proklamasi dikumandangkan bersama para pemuda militan yang diantaranya adalah Aidit. Dua bulan setelah Proklamasi kemerdekaan di bulan September Aidit bersama Tan Malaka menjadi motor utama terjadinya rapat raksasa di lapangan IKADA. Ketika itu dilapangan Ikada dipagar betis oleh tentara Jepang dengan senjata terhunus kearah massa. Pada saat itulah meloncat keatas panggung dua orang pemuda yang memimpin massa untuk terus bergerak. Salah satunya adalah Aidit.

Hubungan kedekatan Soekarno dengan Aidit terjalin jauh sebelum kemerdekaan. Tahun 1944 Aidit bekerja di kantor keresidenan Djatinegara bersama sama MH Lukman. Aidit kemudian dipilih Bung Karno menjadi anggota Barisan Pelopor Istimewa. Sebuah kelompok khusus terdiri dari seratus orang pejuang paling dekat dan paling setia kepada Soekarno. Sejak itu mereka aktif dalam gerakan rahasia dengan kelompok militant revolusioner lainnya seperti Sjahrir, Tan Malaka. Mereka juga ikut program pendidikan politik dari para seniornya. Setelah kemerdekaan, meletus pembrontakan PKI dibawah pimpinan Muso tahun 1948, Aidit malarikan diri keluar negeri. Dia meloloskan diri saat Belanda melancarkan agresi Militer Kedua. TIdak ada yang tahu pasti kemana dia pergi. Apakah ke China atau Vietnam. Yang pasti dia terdampar di Singapora dan akhirnya kembali ke Indonesia tahun 1950.

Hanya tujuh tahun setelah perisitiwa Madiun , Pemilu tahun 1955 Aidit berhasil membangun kembali PKI dan menjadi Partai keempat terbesar di Indonesia. Keadaan ini sempat membuat tercengang semua kekuatan politik ketika itu, seperti masyumi , PSI dan lainnya. Artinya hanya lima tahun setelah dia pulang dari Luar negeri , dia mampu membangun kekuatan massa yang begitu dahsyat. Berakar sampai keseluruh pelosok Indonesia dan hampir semua kader PKI adalah orang orang yang militant. Karena dukungan PKI jugalah akhirnya Tahun 1959 Soekarno mempunyai kekuatan penuh untuk mengeluarkan dekrit agar kembali kepada UUD 45 dan Pancasila. Dengan demikian Soekarno berhasil menarik kembali UUD 45 secara murni setelah 14 tahun diselewengkan oleh system parlementer. Soekarno pun kembali menjadi President merangkap kepala pemerintahan. Pada saat itulah Soekarno merebut Irian Barat dari Belanda.

Hanya enam tahun setelah dekrit President itu, Soekarno dijatuhkan yang di picu oleh Gerakan 30 September ,dimana Aidit dituduh sebagai Pemrakasanya. Dan Soeharto tampil untuk berkuasa menggantikan Soekarno dan PKI pun dihancurkan sempai keakar akarnya. Banyak versi sejarah melatar belakangi perisitiwa 30 September 1965 itu. Tapi bila katanya Aidit sebagai dalang gerakan G30 S, sebagai ketua umum PKI , nyatanya tidak pernah diadili dan tidak pernah dijadikan saksi didepan pengadilan. Justru yang diadili adalah para bawahannya dan sebagian mati didepan regu tembak. Dari sosok Aidit yang kita kenal pembela kelas tertindas dan lapar, dia tidak disebut sebagai pahlawan dan memang sebaiknya mati tanpa diadili oleh republik yang dibelanya dengan jiwa dan raga.

Apakah Soekarno bersalah ? Tidak tahu. Karena Soekarno tidak pernah diadili didepan pengadilan dan tidak pernah dijadikan saksi dipengadilan. Belakangan kita bersama sama menjatuhkan Soeharto karena KKN tapi juga tanpa pernah diadili. Para mereka ,Soekarno, Soeharto, Aidit dan lainnya yang tercatat dalam sejarah Republik ini adalah pemimpin . Setiap pemimpin punya agenda. Masalahnya , niat dibalik agenda itu yang tahu hanya mereka dan Allah. Yang pasti setiap mereka akan diadili oleh Allah dengan seadil adilnya. Kepada mereka telah berlaku sunnattulah pada waktunya bunga mekar dan gugur sendiri. TIdak ada yang abadi, termasuk kekuasaan. Pelajaran berharga bagi pemimpin sekarang bahwa sehebat apapun agenda pada akhirnya Allah lah penentu dari semua itu. Maka perbaikilah niat untuk hanya beribadah kepada ALlah maka rahmat Allah akan sampai.

2 comments:

Indria Djamil said...

Kalau kita anggap rezim Soeharto dulu sengaja mengambinghitamkan PKI dan pengikutnya divonis tanpa proses peradilan apakah artinya dimasa reformasi ini PKI boleh berkembang lagi?

Erizeli Bandaro said...

Engga mungkin PKI bisa berkembang lagi karena tap MPRS tentang PKI partai/idiologi terlarang belum cabut. Hanya apa yang terjadi dengan masa lalu kita harus belajar bahwa setiap kesalahan haruslah diadili dengan seadil adilnya...dan tidak ada keadilan dalam kemarahan dan tidak ada keadilan atas dasar kebencian."janganlah karena kebencian kita pada satu golongan sehingga kita berlaku tidak adil" ( hadith).

Negara puritan tidak bisa jadi negara maju.

  Anggaran dana Research and Development ( R&D) Indonesia tahun   2021 sebesar 2 miliar dollar AS, naik menjadi 8,2 miliar dollar AS (20...