Saturday, October 2, 2010

Qualifikasi Pemimpin

Namanya Dai Xianglong, alumni dari Central University of Finance and economic di China. Setamat kuliah dia bekerja di Yunnan dibagian keuangan pada perusahaan Tambang batubara. Pada usia 29 tahun dia bergabung sebagai kader Partai Komunis dengan jabatan sebagai waki sekretaris Partai Komunis unit propaganda untuk kawasan khusus Industri di Yunnan. Setelah berhasil dalam jabatan ini, dia ditempatkan sebagai Account Officer pada Agricultural Bank of China Jiangsu Branch hingga menjadi wakil direktur untuk cabang Jiangsu. Kemudian karirnya terus naik menjadi Gubernur Agriculture Bank Of china wilayah Jiangsu. Dengan jabatannya itu dia berhasil membina petani miskin dalam mendistribusikan modal dan alat. Maklum Yunnan adalah daerah paling terbelakang di China.

Keberhasilannya meningkatkan peran serta petani dalam kegiatan real ekonomi telah membuat petinggi Partai di Beijing meliriknya. Dianpun di promosikan sebagai Gubernur Agriculture Bank OF China. Selama kepeminpinannya di Agriculture Bank OF china, dia berhasil mendorong produktifitas petani ketingkat tertinggi dalam sejarah dan berhasil meningkatkan porsi Petani dalam GNP. Dari keberhasilanya ini, Partai China mempromosikannya memegang posisi deputy People Banks Of china. Selama dalam posisi ini dia berhasil membuat skema pembiayaan bagi petani China secara nasional dan sangat sukses dalam implementasinya dilapangan. Tahun 1995 dalam usia 51 tahun dia dipercaya menduduki posisi sebagai Gubernur People Banks Of China.

Selama kepemimpinannya sebagai Gubernur bank central China, Dai dikenal sebagai governor who lowers the interest rate. Suku bunga bank tak pernah mampu naik. Akibatnya Industri dan dunia usaha china tumbuh pesat. Bank tidak bisa menikmati bunga dari bank sentral ( seperti kita SBI ) kecuali harus berlomba lomba memacu kredit untuk mendapatkan spread earning dari hasil pooling fundnya. Selama masa jabatannya sebagai gubernur bank sentral china, dia juga mengalami masa masa sulit ketika ASIA dilanda krisis tahun 1998. Pada masa itu tidak ada satupun bank di china yang di bail out dan tak ada satupun dunia usaha china yang collapse. Bahkan Hong Kong yang menjadi target operasi Hedge Fund George Sorros, berhasil diselamatkannya dengan fantatis hanya dua jam setelah Gelombang Hedge Fund masuk ke Hong Kong.

Tentang sosok Dai Xianglong , Fund Manager di Hong kong pernah berkata, tidak ada yang paling disegani oleh pejabat di Barat maupun di AS kecuali Gubernur Bank Central China. Tidak ada satupun pejabat World bank, IMF dan ADB bisa dengan mudah bicara dengan dia. Itulah keperkasaannya. Tahun 2002 diapun hijrah dari Gubernur Bank Central China untuk menempati pos baru sebagai Walikota Tianjin. Misinya adalah menjadikan Tianjin sebagai financial center kelas dunia. Kembali dia membuktikan kehebatannya memimpin selama 5 tahun. Tianjin telah menjelma sebagai Financial Center berkelas dunia dan menjadi Hub untuk arus investasi asing masuk ke China. Hampir seluruh lembaga keuangan kelas dunia hadir di Tianjin. Diapun menjadikan Asian Business School di Tianjin sebagai pusat pedidikan business dan keuangan berkelas dunia.

Keberhasilnya sebagai Walikota Tianjin, menempatkannya sebagai President Social security Fund China ( seperti TASPEN ) dengan pengelolaan Dana sebesar hampir USD 1 triliun. Misinya adalah mengawal dana Sosial Security Fund tidak disalah gunakan untuk kepentingan pasar modal maupun pasar uang. Dia harus mempu menjadikan kekuatan dana itu untuk meningkatkan pertumbuhan sector real dan meningkatkan kemampuan negara menyediakan jaminan social. Jabatannya kini juga merangkap sebagai anggota elite Partai Komunis dalam posisi kunci pada setiap kebijakan yang dibuat oleh committee Partai. Dia punya pesaing hebat yang mungkin lebih hebat dari dia yaitu mantan Wakil Walikota Bejing yang akhirnya dipenjara seumur hidup karena korupsi tidak lebih dari Rp. 2 miliar.

Bagaimana pandangan rakyat China terhadap Dai. Tanyalah kepada Rakyat di Yunnan, tidak ada satupun petani yang tidak mengenalnya. Dai adalah banker yang akrap dengan petani. Mereka tidak pernah bisa melupakan kelembutan hatinya dalam membina dan melindungi mereka. Tanyalah kepada Rakyat Tianjin, semua mereka tidak bisa melupakan kontribusinya bagi kemajuan Tianjin. Ketika dia menjabat waiikota , Tianjin lepas dari mimpi buruk akan kelangkaan air bersih. Dai, berhasil membangun water supply dengan mendestilasi air laut dan mampu memenuhi kebutuhan akan air bersih diseluruh Tianjin. Dia pula walikota yang membudayakan komunikasi dengan rakyat via email dan tak pernah tidak menjawab email yang dikirim oleh rakyatnya. Tanyalah kepada komunitas perbankan di CHina, semua mengenalnya sebagai sosok banker yang legendaris namun rendah hati. Pasih berbahasa inggeris dan francis. Piawai dalam diplomasi namun mampu berkomunikasi dengan petani dipelosok desa dengan bahasa petani pula.

Begitulah cara China menempatkan seseorang sebagai pemimpin. Integritas , capabilitas , dedikasi adalah ketiga hal yang harus dibuktikan dalam perjalanan karirnya sebagai pemimpin untuk pantas memimpin. Sedikit saja cacat maka mereka akan tersingkir. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana Gubernur terpilih bila jabatan walikota saja harus punya qualikasi seperti Dai Xianglong. Bagaimana qualifikasi Menteri dan bagaimana pula qualifikasi Perdana Menteri dan President di China !. Sementara di Negeri kita, Sri Mulyani kita nilai layak sebagai calon President…Saya rasa SMI hanya besar karena media local maupun asing. Belum ada prestasinya yang membuat petani makmur dengan kehebatannya menyusun APBN. Kita tempatkan Pak Budiono sebagai Wapres, kita tidak pernah melihat kemampuannya menekan suku bunga bank ketika dia menjadi Gubernur BI. Saya rasa kualifikasi mereka untuk sejajar degan Dai, masih sangat jauh dan itupun Dai hanya pantas menjadi Walikota di China.

Ya China besar bukan karena sumber daya alamnya. Bukan karena rakyatnya yang banyak tapi karena kepemimpinan yang qualified lahir batin. Bagaimana dengan kita ?

No comments:

Masa depan IKN?

  Jokowi mengatakan bahwa IKN itu kehendak rakyat, bukan dirinya saja. Rakyat yang dimaksud adalah DPR sebagai wakil rakyat. Padahal itu ini...