Sejak berdirinya 6 desember 1987 oleh Syeikh Ahmad Yasin, HAMAS memang mempunyai ciri khas dalam berjuang dimana Agama Islam sebagai rujukan. HAMAS tidak melihat adanya keyakinan jalur perundingan yang dilakukan PLO dengan Israel akan menghasilkan kesepakatan dan biasanya kalaupun ada kesepakatan selalu diinkari sendiri oleh Israel. Makanya sejak awal berdirinya HAMAS telah melakukan perlawanan secara massal didaerah pendudukan melalui gerakan Intifadhah. Intifadhah ini suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan social untuk bangkit melawan segala bentuk ketidak adilan dari keberadaan Israel. Gerakan ini lambat namun pasti semakin luas pengaruhnya dikalangan rakyat palestina.
Ketika Pemilu ditahun 2006 dilaksanakan, HAMAS mencapai kemenangan mutlak dengan mengalahkan Fatah dan menguasai sebagian besar Parlemen Palestina dan Sejak itu bendera HAMAS berkibar di gedung perlemen Palestina di Ramallah. Kemenangan ini tak lain kerena rakyat palestina meyadari bahwa keberadaan Al Fatah tak lebih kepanjangan tangan dari Yahudi. Karena sejarah Al – Fatah tak lain adalah Yaser Arafat dengan PLO nya yang lebih memilih jalur damai dengan mengakui keberadaan Israel asalkan mendapatkan daerah otonom. Perjanjian PLO dan Israel ini dukung penuh Saudi Arabia , Mesir, Emirat tentu semuanya digagas oleh AS, Barat. Itulah sebabnya walau kemenangan HAMAS melalui pemilu yang sangat demokratis namun tidak dapat diterima oleh Israel dan pihak Barat /AS. Juga membuat gerah para negara negara Arab karena melihat HAMAS sebagai suatu gerakan yang berpotensi mengganggu status quo mereka yang dimanja oleh AS /Barat dengan paham kapitalismenya.
Sejak terpilihnya HAMAS mengontrol pemerintahan di GAZA , dibawah pemimpin tokoh muda Ismael Haniya, telah berhasil menciptakan pemerintah yang bersih akibat warisan AL Fatah ( PLO) dan sekaligus melakukan konsolidasi. Pembaharuan berlangsung efektif. Keamanan didukung oleh para militer terlatih serta organisasi kepolisian yang rapi berhasil meredam konplik antar faksi. Kedamaian tercipta. Namun hal ini tetap tidak diinginkan oleh pihak Israel , Barat dan AS , juga kelompok Arab. Itulah sebabnya terjadi konpirasi diatara mereka untuk menjatuhkan HAMAS. Mereka memberikan dukungan kepada Al Fatah untuk melawan HAMAS akibatnya terjadi komplik senjata antara HAMAS dan AL Fatah. Namun ini dimenangkan oleh HAMAS. Bahkan berhasil mengambil seluruh wilayah Gaza . Al fatah terpaksa meninggalkan Gaza dan pindah ke Tepi Barat.
Selanjutnya perkembangan di Gaza semakin solidnya kekuatan politik dan militer HAMAS. Hal ini menimbulkan kekawatiran Israel, Barat /AS serta negara arab lainnya. Apalagi laporan intelligent Israel menyatakan bahwa HAMAS didukung oleh Iran dan indikasi semakin dekatnya hubungan pemimpin HAMAS dengan Taheran adalah bukti kuat bahwa HAMAS adalah kelompok islam radikal yang mepunyai satu tujuan untuk mengusir Israel dan menghidupkan reformasi keadilan dinegara negara arab yang sudah dipengaruhi oleh AS/Barat. .
Pertemuan para pemimpin Arab dengan Menlu Condoleeza Rice, waktu ia melakukan lawatan ke Timur Tengah sebelumnya, dan bertemu dengan sejumlah pemimpin Arab di Cairo, dan Riyad, serta kunjungannya ke Yerusalem dan Ramallah, tak lain adalah mengambil langkah untuk menyudahi Hamas. Langkah terakhir, sebelum hari ‘H’ penyerbuan, nampaknya sudah disampaikan kepada Presiden Mesir, Hosni Mubarak di Cairo, ketika Menlu Israel, Tzipi Livni berkunjung ke negara Piramid itu. Tentu, Barat (Amerika dan Uni Eropa), tak menginginkan tumbuhnya kekuatan radikal sekecil apapun, karena dapat menganggu stabilitas di kawasan itu, bagi kepentingan Barat di Timur Tengah, terutama minyak.
Kini kita menyaksikan bagaimana negara Islam di Timur tengah seperti Saudi Arabia , Mesir, Emirat bersama sama dengan Uni Eropa dan AS melakukan sebuah konspirasi untuk membenarkan Israel melakukan program penjatuhan pemerintah yang terpilih secara demokratis dan membiarkan semua itu berakibat kepada jatuhnya korban manusia tak terbilang. Bagi HAMAS , serangan Israel sudah diperhitungkan sedari awal. Lambat atau cepat Israel pasti akan menyerang mereka. Kini genderang perang telah ditabuh. Karenanya seluruh rakyat palestina berada dibelakang HAMAS. Mereka akan berlomba lomba menjeput sahid demi meninggikan kalimat Allah, untuk kebenaran , kebaikan dan keadilan.
Satu hal yang dilupakan oleh Israel dan para pendukungnya bahwa Soldier of god never die. Rakyat yang bertarung karena kekuatan spiritual tak pernah terkalahkan, sampai kapanpun. Setiap nyawa melayang dimedan tempur akan mendorong mereka yang hidup untuk terus bangkit melawan dan melawan.
Ketika Pemilu ditahun 2006 dilaksanakan, HAMAS mencapai kemenangan mutlak dengan mengalahkan Fatah dan menguasai sebagian besar Parlemen Palestina dan Sejak itu bendera HAMAS berkibar di gedung perlemen Palestina di Ramallah. Kemenangan ini tak lain kerena rakyat palestina meyadari bahwa keberadaan Al Fatah tak lebih kepanjangan tangan dari Yahudi. Karena sejarah Al – Fatah tak lain adalah Yaser Arafat dengan PLO nya yang lebih memilih jalur damai dengan mengakui keberadaan Israel asalkan mendapatkan daerah otonom. Perjanjian PLO dan Israel ini dukung penuh Saudi Arabia , Mesir, Emirat tentu semuanya digagas oleh AS, Barat. Itulah sebabnya walau kemenangan HAMAS melalui pemilu yang sangat demokratis namun tidak dapat diterima oleh Israel dan pihak Barat /AS. Juga membuat gerah para negara negara Arab karena melihat HAMAS sebagai suatu gerakan yang berpotensi mengganggu status quo mereka yang dimanja oleh AS /Barat dengan paham kapitalismenya.
Sejak terpilihnya HAMAS mengontrol pemerintahan di GAZA , dibawah pemimpin tokoh muda Ismael Haniya, telah berhasil menciptakan pemerintah yang bersih akibat warisan AL Fatah ( PLO) dan sekaligus melakukan konsolidasi. Pembaharuan berlangsung efektif. Keamanan didukung oleh para militer terlatih serta organisasi kepolisian yang rapi berhasil meredam konplik antar faksi. Kedamaian tercipta. Namun hal ini tetap tidak diinginkan oleh pihak Israel , Barat dan AS , juga kelompok Arab. Itulah sebabnya terjadi konpirasi diatara mereka untuk menjatuhkan HAMAS. Mereka memberikan dukungan kepada Al Fatah untuk melawan HAMAS akibatnya terjadi komplik senjata antara HAMAS dan AL Fatah. Namun ini dimenangkan oleh HAMAS. Bahkan berhasil mengambil seluruh wilayah Gaza . Al fatah terpaksa meninggalkan Gaza dan pindah ke Tepi Barat.
Selanjutnya perkembangan di Gaza semakin solidnya kekuatan politik dan militer HAMAS. Hal ini menimbulkan kekawatiran Israel, Barat /AS serta negara arab lainnya. Apalagi laporan intelligent Israel menyatakan bahwa HAMAS didukung oleh Iran dan indikasi semakin dekatnya hubungan pemimpin HAMAS dengan Taheran adalah bukti kuat bahwa HAMAS adalah kelompok islam radikal yang mepunyai satu tujuan untuk mengusir Israel dan menghidupkan reformasi keadilan dinegara negara arab yang sudah dipengaruhi oleh AS/Barat. .
Pertemuan para pemimpin Arab dengan Menlu Condoleeza Rice, waktu ia melakukan lawatan ke Timur Tengah sebelumnya, dan bertemu dengan sejumlah pemimpin Arab di Cairo, dan Riyad, serta kunjungannya ke Yerusalem dan Ramallah, tak lain adalah mengambil langkah untuk menyudahi Hamas. Langkah terakhir, sebelum hari ‘H’ penyerbuan, nampaknya sudah disampaikan kepada Presiden Mesir, Hosni Mubarak di Cairo, ketika Menlu Israel, Tzipi Livni berkunjung ke negara Piramid itu. Tentu, Barat (Amerika dan Uni Eropa), tak menginginkan tumbuhnya kekuatan radikal sekecil apapun, karena dapat menganggu stabilitas di kawasan itu, bagi kepentingan Barat di Timur Tengah, terutama minyak.
Kini kita menyaksikan bagaimana negara Islam di Timur tengah seperti Saudi Arabia , Mesir, Emirat bersama sama dengan Uni Eropa dan AS melakukan sebuah konspirasi untuk membenarkan Israel melakukan program penjatuhan pemerintah yang terpilih secara demokratis dan membiarkan semua itu berakibat kepada jatuhnya korban manusia tak terbilang. Bagi HAMAS , serangan Israel sudah diperhitungkan sedari awal. Lambat atau cepat Israel pasti akan menyerang mereka. Kini genderang perang telah ditabuh. Karenanya seluruh rakyat palestina berada dibelakang HAMAS. Mereka akan berlomba lomba menjeput sahid demi meninggikan kalimat Allah, untuk kebenaran , kebaikan dan keadilan.
Satu hal yang dilupakan oleh Israel dan para pendukungnya bahwa Soldier of god never die. Rakyat yang bertarung karena kekuatan spiritual tak pernah terkalahkan, sampai kapanpun. Setiap nyawa melayang dimedan tempur akan mendorong mereka yang hidup untuk terus bangkit melawan dan melawan.
No comments:
Post a Comment