Saturday, September 20, 2008

Krismon AS ?

Kejatuhan pasar uang AS adalah ulah dari system kapitalisme. Dimanapun negara yang loyal dengan kapitalisme akan tumbang seperti itu. Modus operandinya adalah salalu sama. Diawali oleh tingginya liquiditas, terjadinya bubble asset. Kemudian konsumsi meningkat tajam. Spekulasi meningkat. Ibarat karet. Semakin kencang ditarik maka semakin keras pula arus baliknya kalau dilepas. Indonesia mengalaminya ketika krisis 1998. Kini juga diraksakan oleh AS, dan gejala krisi ini sudah dirasakan beberapa tahun lalu. Tapi bagaimana mungkin ini terjadi di AS yang diakui sebagai terminal kekuatan modal dunia. Inikah akhir dari imperium AS ? Kalau bicara tentang akhir dari imperium AS maka dapat dikatakan terlalu premature. Yang pasti memang kini AS limbung karena berhadapan dengan crisis credit. Ini akan memakan waktu cukup lama bagi AS untuk melakukan recovery.

Tapi kalau bicara imperium modal , jawabanya adalah tidak. Sejarah keberadaan system financial AS tidak bisa dilepaskan dari
keberadaan the Fed sendiri. Segelintir orang telah menempatkan AS sebagai landasan bagi tumbuh sumburnya kekuatan modal untuk menguasai semua sendi kehidupan. Menjadikan manusia di planet bumi ini untuk menghamba bagi kekuatan mata uang. Dalam sejarahnya the Fed berperan penting menciptakan krisis keuangan global dan mendulang hasil dari krisis itu sendiri. The fed sendiri mempunya system dua kamar untuk pasar uangnnya. Satu registered dan satu lagi non registered. Atau yang non registered ini disebut dengan 144 A Sec. Yang non registered ini digerakan oleh DTCC di NY dan clearstream di Luxemborg dan Euroclear di London.

The fed system ini mempunyai kapitalisasi sangat raksasa. Lebih besar dari GNP AS maupun GNP British. Seperti halnya dalam kasus subpreme. Kerugian subpreme mencapai lebih USD 14 triliun atau hanya 3% dari total Asset the fe system --yang berjumlah lebih dari USD 300 tiliun. Tapi public tidak pernah tahu bagaimana kerugian itu terbentuk. Karena subpreme liquidtasnya digerakan oleh pasar CDOs. Siapakah pemegang CDOs itu dan siapakah investornya ? yang pasti berdasarkan 144 A SEC pembelinya adalah asing atau bukan investor local di AS. Mereka adalah qualified institutional purchasers ( QIPs). Dalam prakteknya transaksi dalam 144 A atau disebut dengan private placement adalah non disclosure. Public tidak akan pernah tahu. Benarkah ada kerugian sebesar itu ?

Apabila kerugian subpreme sebesar itu , lantas berapakah kerugian preme sendiri ? Mengapa AS hanya mem bailout untuk subpreme saja ? Kalau dipaksakan maka dari manakah dana diperoleh ? Apakah dari pajak ? Kalau pajak maka ini akan memukul perekonomian AS. Padahal sector real AS sedang kedodoran melawan kekuatan ekspansi pasar dari China, India, Korea, Jepang. Jalan keluar yang akan ditempuh adalah dengan memperkuat keberadaan system 144 A untuk semakin memudahkan AS melakukan raising fund lewat penerbitan TBill yang di SWAP dengan global Bond dari holding financial Corporation yang tergabung dalam 144 A. Dan membatas ruang gerak market yang registered. Maka jelaslah , kerugian ini akan di tutupi dari system yang tidak transfanrance atau lebih tepatnya printed money dengan cara yang culas.

Dari krisis ini apa yang sebetulnya terjadi ? Tidak lebih adalah cara cara kekuatan hidden fund yang tergabung dalam the fed system untuk semakin membuat bangsa AS menjadi tak berdaya terhadap elite penguasa mata uang AS. Bangsa AS haruslah tetap menghamba untuk patuh terhadap kehendak strategis dari kekuatan
hidden fund raksasa ini. Sikap pemerintah AS untuk me reform system pasar uang adalah sinyal jelas untuk semakin memperbesar access 144 A mengontrol ekonomi AS. AS tidak lagi sebagai satu satunya terminal dari kekuatan hidden fund ini. Kekuatan akan terdistribusi kenegara lain, seperti halnya China dan Dubai serta Hong Kong. Dari krisis ini kita disadarkan bahwa setiap krisis terjadi karena memang di create untuk tujuan strategis dari kekuatan modal. Makanya, kita tidak bisa berharap banyak untuk terciptanya keadilan system moneter global bagi kesejahteraan dan perdamian yang universal.

No comments:

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...