Monday, September 2, 2024

Teori konspirasi ?

 



Saya bertemu dengan teman. Dia bicara panjang lebar tentang teori konspirasi. Banyak sekali referensi dia. Semua buku yang dia baca tentu terkait dengan pembenaran teori konspirasi itu. Saya teringat kata orang bijak. Anda akan menemukan pembenaran kalau anda menginginkanya. Tetapi itu bukan kebenaran. Dari abad pertengahan sayap kanan politik menuduh kaum pemuja setan, iluminati sedang berusaha menguasi dunia. Sebenarnya hanyalah rasa kawatir semakin meluasnya pemikiran secular, yang anti gereja.


Tahun 80an paska perang dingin, ekonomi Eropa barat dan AS tumbuh pesat. Saat itu berkembang teori konspirasi keberadaan elite global yang ingin menguasai dunia dengan jargon New World Order. 90% negara yang kaya SDA dalam keadaan miskin. Sementara Eropa dan AS makmur melimpah karena penguasaan SDA negara miskin. Sampai tahun 2000an AS dan Eropa lead dalam hal financial, investment, trade, industry  and tourism. Namun tahun 2008 dipicu oleh skandal Lehman dan Krisis Subprime Mortgage. Wallstreet terguncang.Krisis terjadi di jantung kapitalisme. 


Sejak tahun 2008 krisis meluas sampai ke zona Eropa dan terus berlanjut ke ASIA. Krisis belum tuntas diatasi, muncul global imbalance akibat semakin membesarnya ekonomi China dan semakin tergantungnya Industry global terhadap supply chain dari China. Semakin membesarnya putaran uang di sektor moneter daripada sektor real. Semakin rentanya ekonomi suatu negara terhadap faktor eksternal. Kemudian berlanjut kepada krisis perang dagang antara China dan AS.  Belum tuntas diatasi, muncul Pandemi COVID 19.  


Pandemi berlalu, berganti dengan adanya goncangan moneter global akibat kebijakan taper tantrum the fed sebagai kelanjutan dari Quantitative easing. Era suku bunga tinggi berlaku. Dunia mengalami krisi likuiditas. Perang mata uang berlanjut. Terjadi krisis geopolitik. Perang Rusia-Ukraina. Dan sampai kini dunia terjebak dalam proses economic adjustment. Dari pasar bebas menjadi pasar protektif. Dari ekonomi pasar menjadi market regulated. Pertumbuhan ekonomi melambat dan pengangguran meningkat. Dunia suffering dan rakyat painful.


Pertanyaan sederhana dan logis adalah, kalaulah memang benar teori konspirasi itu, mengapa tidak bisa mengatasi krisis? Oh para elite global itu bukan elite politik. Mereka adalah group private yang mengendalikan pemerintah. Mereka sengaja menciptakan krisis agar mereka semakin kaya. Mau kaya gimana? Pasar menyusut dan nilai uang menyusut. Tentu yang rugi duluan adalah mereka. Tapi data menunjukan disaat krisis orang kaya semakin kaya. Yang kaya itu bukan private pengendali TNC dan MNC Holding, tetapi oligarki yang menikmati rente dari hasil state capture. 


Jadi kesimpulannya, teori konspirasi yang menyebut pihak anonymous sebagai mastermind dibalik terjadinya krisis dan ketidak adilan,  itu hanyalah ilusi. Terlalu jauh melihat. Padahal musuh sebenarnya sangat dekat. Mereka adalah elite politik yang mengatur hidup anda atas nama populisme dan pada waktu bersamaan membonsai spirit inovasi, kreatifitas dan akal sehat anda agar mau digiring ke bilik suara untuk memilih mereka berkuasa.  Nah di tengah ketidak pastian ekonomi itu, mereka menciptakan ilusi tentang masa depan dan kemiskinan pada hari ini. Pahami itu.

No comments:

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...