Wednesday, June 12, 2024

Mengapa investor lebih memilih Malaysia

 




Kalau Apple, Google, Microsoft, ByteDance (TikTok) menentukan satu negara sebagai tempat mereka berinvestasi maka negara itu sudah diakui dunia sustainable investment yang memenuhi semua kriteria investment grade untuk FDI, seperti standar Environment Sosial Governance, humanitarian capitalism, dan komitmen Paris terhadap Zero Emisi Carbon.  Mengapa ? karena mereka  mendapatkan dana investasi dari pasar uang global lewat sophisticated investor, yang sangat peduli kepada standar etika dan moral.


Mengapa Apple, Google dan Microsoft lebih memilih Malaysia daripada Indonesia untuk berinvestasi pengembangan bisnis mereka? itu karena struktur industri hightech Malaysia sudah berkelas dunia. Ekosistem nya sudah established. Produsen Semikonduktor , periferal komputer , dan elektronik konsumen, yang ada di Taiwan, Singapura, dan Amerika Serikat, China menjadikan Malaysia sebagai bagian dari global supply chain untuk end product integration. 1/3 ekspor non migas Malaysia berasal dari Industri hightech bernilai tambah tinggi itu.


Mungkin anda tahu PT. Telkom adalah BUMN Indonesia. Tahun 2015, melalui anak perusahaannya, Telin Singapore, pembangunan fasilitas data center dan hub telekomunikasi di Jurong, Singapura. Mengapa tidak di Indonesia. Itu juga karena alasan ekosistem industri semikonduktor Malaysia sebagai pemasok utilitas Data Center di Singapore. PT  Telkom sudah listed di Bursa Wall street NY. Standar kepatuhan investasi di Singapore itu comply dengan global supply chain. Indonesia tidak comply.


Elon Musk dengan tegas mengatakan saat berkunjung ke Bali bahwa dia tidak akan investasi di Indonesia. Itu karena SpaceX dan Tesla sumber dananya berasal dari investor sophisticated yang patuh kepada ESG. Indonesia tidak patuh terhadap ESG.  Ya indonesia hanya dijadikan pasar saja oleh Elon Musk, seperti hal nya APPLE, Google dan Microsoft yang juga jadikan indonesia sebagai pasar saja.


Untuk menjadikan Industri Malaysia berkelas dunia itu tidak mudah. Ini bukan mengandalkan SDA tetapi SDM. SDM pun bukan hanya lulusan perguruan tinggi, tetapi SDM yang qualified dan high productivity dalam bidang industri hightech. Didukung oleh  standar budaya korporat yang akuntabel. Sistem politik yang kondusif dan kepastian hukum yang terjamin. Buktinya Malaysia bisa menjadikan mantan PM sebagai pesakitan dan menyita harta korupsinya. Itu hampir tidak mungkin terjadi di Indonesia atau Amerika Latin.


Indonesia sudah sangat tertinggal dalam hal industri hightech. Walau kita sudah punya UU Cipta Kerja namun problem utama soal ketidakpastian hukum belum bisa kita atasi. Jangankan UU dan PP yang mudah diatur dan diakali untuk dilanggar, konstitusi saja kita langgar yang puncaknya dipertontonkan oleh MA dan MK.  Silahkan saja anda membela sikap Indonesia, tetapi pasar dan investor engga bego untuk tahu, bahwa pemerintah Indonesia tidak kredibel. Kalaupun investor masuk ke Indonesia, itu hanya investor untuk menguras SDA tanpa sustainable..  Ambil dan kuras SDA nya dan setelah itu pergi.  Lingkungan rusak, EGP aja.



No comments:

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...