Saturday, April 2, 2022

Kita bukan bangsa merdeka

 





Bangsa ini boleh berbangga punya falsafah pancasila. Karena disaat republik ini berdiri kita tidak mengekor sistem atau isme negara lain yang berhaluan Kapitalisme, Sosialisme, komunisme, atau monarki. Kita tidak ada dimana mana tapi kita ada dimana mana. Kita ingin bangkit sebagai bangsa dengan akar budaya dan standar kita sendiri. Karakter building itu ada pada Pancasila yang dilahirkan oleh bapak bangsa kita. Karena itu kita bangkit bersama dengan apa saja melawan asing yang mau menjajah kita lagi. Kita tampil sebagai pemenang.


Walau usia 15 tahun merdeka. Kita tidak inferior di hadapan Asing. Kitalah bangsa yang berani berkata lantang ke pada presiden AS , Eisenhower, yang juga panglima perang dunia kedua. “ Go to Hell with your Aid”. Kita juga negara yang berani keluar dari PBB. Dan membuat Gerakan Non Blok, PBB tandingan. Kalaulah kita bangsa tempe dan pengecut mana mungkin kita bisa mencatat sejarah, sebagai bangsa pendobrak. Ini bangsa bukan bangsa kaleng kaleng. Bangsa yang paling banyak nisan pahlawan tidak dikenal.


Tapi setelah Soekarno, kita langsung berubah jadi negara kacung. Apapun tergantung AS. 90% SDA migas kita untuk AS. 100% tambang mineral kita di Papua di kuasai AS. Kebijakan luar negeri dan ekonomi kita tergantung kepada AS. Kita tidak lagi punya karakter bangsa pejuang. Rasa hormat kita terhalau. Kita jadi bangsa menundukan wajah di hadapan AS. Bahkan kepada alumni AS juga kita terpesona. Semua orang kaya tidak abdol kehormatannya kalau anaknya tidak kuliah AS. Semua menteri utama, adalah alumni universitas AS.


Jangan kaget kalau sistem pendidikan kita patuh kepada sistem OECD yang standarisasi nasional. Target pendidikan adalah neokolonial. Penyedia pekerja untuk mesin kapitalisme. Pendidikan dalam konteks manusia, terabaikan sudah. Pendidikan spirit inovasi dan kreatifitas. Sampai mati tidak pernah bisa berdiri tegak sejajar dengan Barat. Sistem kesehatan kita juga sama. Konsep modern globalisasi dalam standar perawatan kesehatan dan penelitian klinis adalah model neokolonialis bagi negara berkembang. Deklarasi Helsinki, digaungkan sebagai Pedoman internasional. Yang terjadi dalam sekian dekade adalah lahirnya TNC bidang pharmasi dan menjadi diktator bidang medis. Sampai mati kita tidak bisa mandiri.


Apabila bangsa sudah tidak mandiri dalam hal standar pendidikan dan kesehatan. Maka ekonomi bangsa itu sudah terjebak dalam sisten neokolonial. Mengapa ? mereka lebih dungu dari keledai. Kemederkaan bukan soal lepas dari kolonial asing tetapi kemerdekaan berpikir. Kolonialsme memang sudah tidak ada. Tetapi kelas menengah bangsa ini tidak punya kebebasan berpikir Bahkan keluar dari standar Helsinki dianggap haram alias sesat. Harus dipecat jadi dokter.


Kita kehilangan nilai luhur sebagai bangsa besar. Karena kita tidak lagi punya pemimpin dengan agenda besar. Semuanya setelah Soekarno, hanya pragmatis dan oportunis. Beruntung bangsa China, Rusia dan India yang tampil menjadi pemenang di abad 21 ini. Karena mereka tidak pernah mau masuk jebakan neokolonial. Mereka punya martabat sebagai bangsa. Beda dengan kita…


No comments:

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...