Monday, April 4, 2022

Era kebangkitan ASIA

 





Tahun 2018, sahabat saya dari dari Fidelity Investment berkunjung ke Hong Kong. Dia minta traveling secara bebas. Berdua saja dengan saya. “ syaratnya kita lepaskan semua protokol standar hidup kita. Kita membaur dengan msyarakat tanpa palladium di dompet. Mau? Kata saya.


“ Siapa takut. Ok “ Katanya. Kami bersahabat lebih dari 10 tahun. Dia mengawali karir sebagai analis dan selama itu dia jarang sekali keluar dari Boston. Kalaupun ke luar negeri. Hanya datang, lihat dan pulang. Rambutnya pendek. Jadi dengan celana pendek dan ransel, tinggi, dada kecil. Sekilas dia pria yang rupawan. Selama 4 hari jalan jalan ke Guangzhou dan Shanghai. Menyelusuri kehidupan kelas menengah bawah. Berada di tempat tempat yang jarang dibayangkan. Dia terpesona.


“ Mereka memang berubah. Kami tertinggal lebih dari 1 abad dari China. Sulit untuk mengejarnya. Walaupun kami berlari.” Katanya. Padahal, abad 18 lahir revolusi Perancis. Abad 19 lahir revolusi industri inggris. Abad 20 AS menjadi pemenang perang. Selama 300 tahun Perancis memimpin perubahan budaya dunia, Inggris memimpin perubahan industri dan AS menguasai dunia. Masuk abad 21, China, Rusia dan India mulai bergerak. “Lanjutnya dengan jujur.


“ Hal ini tidak disadari oleh Eropa dan AS. Malah, dicibirkan oleh AS, Eropa? apa pasal? Karena China, Rusia dan India menolak standar AS dan Eropa dalam membangun demokrasi, ekonomi dan sains. “ Kata saya.


“ Kami tidak pernah percaya bahwa China, Rusia, India akan mampu mengatasi masalah sosial dan politik, apalagi dengan jumlah penduduk besar. Cara mereka berpikir sangat terbelakang.  Budaya mereka tidak bisa beradabtasi dengan masyakat modern. Tidak punya standar ilmiah. “ Katanya waktu diskusi dengan saya di Financial Club.


Namun berlalunya waktu,  kami tidak habis pikir. Bagaimana bangsa yang tidak pernah bisa bersih toiletnya, sulit diatur antri, tidak menghargai HAM dan demokrasi. Tidak menghargai akreditas akademis. Ternyata tiba tiba bangkit. Mengejutkan kami. IBM korporat kebanggaan AS diakuisisi oleh Lenovo China. Bank of America Asia diakuisisi oleh China Contruction Bank. Kemudian, China sudah pemegang saham pengendali HSBC bank kebanggaran Inggris.


Bagaimana mungkin USSR yang tahun 1991 dimana idiologi komunis bangkrut, ternyata kini telah menjadi negara industri yang tangguh dan industri jasa yang berkembang pesat. Rusia telah menjadi pengendali harga baja , gandum dunia, menguasai tekhnologi explorasi Gas dan Minyak. Mengalahkan AS dan Eropa dalam hal riset alat tempur canggih. Berkali kali krisis tetapi selalu cepat recovery, Itu karena sektor agronya sangat kuat dan lentur.


Bagaimana mungkin India, negara yang hidup bergantung kepada agriculture, kini telah menjelma menjadi negara jasa. Telah menggeser AS dan Eropa dalam hal kemampuan menjadi supply chain global industry dibidang industri digital. Tingkat penyerapan angkata kerja yang lebih besar dibanding revolusi inggris negara yang pernah menjajahnya. Riset inovasi yang bersaing dengan AS, dan unggul dalam design teknologi Digitai. Mengapa ? Katanya.


“ Yang patut kamu perhatikan dari kebangkitan China, India , Rusia bahwa mereka tidak percaya dengan standar AS dan Eropa. Memang mereka belajar banyak dari Eropa dan AS tetapi mereka terapkan dengan standar mereka sendiri. Dan itu terbukti lebih baik. Ketika AS dan ERopa menerapkan standar pendidikan nasional. India, China dan Rusia memberikan indedepensi sekolah dan kampus menentukan standar sendiri sendiri. Ketika AS dan Eropa menerapkan standar kesehatan nasional. India, China dan Rusia punya standar sendiri yang lebih utamakan kearifan lokal.


Hebatnya, Baik China, India, Rusia, lambat laun semakin maju ekonominya semakin mereka membangkitkan budaya lokal dan meninggalkan budaya sesuai standar Eropa dan AS. Kebebasan sosial media dikendalikan lewat tekhnologi yang mereka kuasai. Walau rakyat memiliki kebebasan, tetapi tekhnologi membatasi mereka, dan harus patuh kepada standar moral lokal. Pasar domestik untuk consumer goods mereka semakin kokoh. Karena produksi dalam negeri. Beda dengan AS dan Eropa yang tergantung impor.


Pemerataan ekonomi bukan seperti AS dan Eroipa yang lewat bursa sistem spread ownership, tetapi lewat dukungan UMKM yang luas, memastikan peluang bagi semua. Konglomerasi dikendalikan negara untuk kemakmuran dan keadilan sosial bagi semua. Mata uang dikendalikan dengan kontrol ketat cross border transfer ke luar negeri kecuali dengan underlying properly. Bagi mereka uang bukan segala galanya, tetapi uang yang mengutamakan produksi dan berbagi dalam bentuk kolaborasi dan sinergi. “ Kata saya.


Dia terdiam lama. Dan akhirnya tersenyum.

“ 15 tahun lalu saya kenal kamu, saya masih sebagai analis. Dan kini saya sudah direktur, kamu tidak berubah. Penuh percaya diri dan bersemangat.  Tidak ada kesan inferior di hadapan saya. Walau kita hidup dengan standar berbeda. Tetapi pria Asia memang ngangenin. Penuh cinta dan respect.” Katanya senyum penuh arti. " Masa depan peradaban ada di ASIA


Saturday, April 2, 2022

Kita bukan bangsa merdeka

 





Bangsa ini boleh berbangga punya falsafah pancasila. Karena disaat republik ini berdiri kita tidak mengekor sistem atau isme negara lain yang berhaluan Kapitalisme, Sosialisme, komunisme, atau monarki. Kita tidak ada dimana mana tapi kita ada dimana mana. Kita ingin bangkit sebagai bangsa dengan akar budaya dan standar kita sendiri. Karakter building itu ada pada Pancasila yang dilahirkan oleh bapak bangsa kita. Karena itu kita bangkit bersama dengan apa saja melawan asing yang mau menjajah kita lagi. Kita tampil sebagai pemenang.


Walau usia 15 tahun merdeka. Kita tidak inferior di hadapan Asing. Kitalah bangsa yang berani berkata lantang ke pada presiden AS , Eisenhower, yang juga panglima perang dunia kedua. “ Go to Hell with your Aid”. Kita juga negara yang berani keluar dari PBB. Dan membuat Gerakan Non Blok, PBB tandingan. Kalaulah kita bangsa tempe dan pengecut mana mungkin kita bisa mencatat sejarah, sebagai bangsa pendobrak. Ini bangsa bukan bangsa kaleng kaleng. Bangsa yang paling banyak nisan pahlawan tidak dikenal.


Tapi setelah Soekarno, kita langsung berubah jadi negara kacung. Apapun tergantung AS. 90% SDA migas kita untuk AS. 100% tambang mineral kita di Papua di kuasai AS. Kebijakan luar negeri dan ekonomi kita tergantung kepada AS. Kita tidak lagi punya karakter bangsa pejuang. Rasa hormat kita terhalau. Kita jadi bangsa menundukan wajah di hadapan AS. Bahkan kepada alumni AS juga kita terpesona. Semua orang kaya tidak abdol kehormatannya kalau anaknya tidak kuliah AS. Semua menteri utama, adalah alumni universitas AS.


Jangan kaget kalau sistem pendidikan kita patuh kepada sistem OECD yang standarisasi nasional. Target pendidikan adalah neokolonial. Penyedia pekerja untuk mesin kapitalisme. Pendidikan dalam konteks manusia, terabaikan sudah. Pendidikan spirit inovasi dan kreatifitas. Sampai mati tidak pernah bisa berdiri tegak sejajar dengan Barat. Sistem kesehatan kita juga sama. Konsep modern globalisasi dalam standar perawatan kesehatan dan penelitian klinis adalah model neokolonialis bagi negara berkembang. Deklarasi Helsinki, digaungkan sebagai Pedoman internasional. Yang terjadi dalam sekian dekade adalah lahirnya TNC bidang pharmasi dan menjadi diktator bidang medis. Sampai mati kita tidak bisa mandiri.


Apabila bangsa sudah tidak mandiri dalam hal standar pendidikan dan kesehatan. Maka ekonomi bangsa itu sudah terjebak dalam sisten neokolonial. Mengapa ? mereka lebih dungu dari keledai. Kemederkaan bukan soal lepas dari kolonial asing tetapi kemerdekaan berpikir. Kolonialsme memang sudah tidak ada. Tetapi kelas menengah bangsa ini tidak punya kebebasan berpikir Bahkan keluar dari standar Helsinki dianggap haram alias sesat. Harus dipecat jadi dokter.


Kita kehilangan nilai luhur sebagai bangsa besar. Karena kita tidak lagi punya pemimpin dengan agenda besar. Semuanya setelah Soekarno, hanya pragmatis dan oportunis. Beruntung bangsa China, Rusia dan India yang tampil menjadi pemenang di abad 21 ini. Karena mereka tidak pernah mau masuk jebakan neokolonial. Mereka punya martabat sebagai bangsa. Beda dengan kita…


Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...