Sunday, February 24, 2019

Intervensi politik AS.

Waktu saya masih SD, Ibu saya cerita bahwa kejatuhan Soekarno karena ulah Amerika. Setelah remaja saya membaca buku putih tentang operasi CIA selama Soekarno berkuasa termasuk ada dibalik pemberontakan PRRI. Juga terlibat secara langsung dalam operasi inteligent menjatuhkan Soekarno. Saya mulai percaya. Namun yang namanya teori konspirasi sama dengan kentut. Baunya ada tetapi buktinya sulit didapat. Karena orang kentut didepan orang ramai jarang mau ngaku. Benarkah AS punya agenda ingin menguasai negara lain ? tidak. AS itu penggagas konvensi PBB tentang HAM. Jadi secara hukum, AS tidak dibolehkan melakukan intevensi politik ke negara lain kecuali dalam kuridor PBB. Tetapi mengapa AS terus melakukan itu ? Bisa saja anda menolak itu. Alasan tetap apa yang dilakukan AS adalah sebagai polisi dunia dibawah PBB.

Tetapi dari mulut Wesley Clark yang pernah jadi Panglima Nato dan pejabat tinggi di Pentagon. Pernah jadi Direktur perencanaan strategis dan kebijakan Kepala Staf Gabungan AS, dengan tanggung jawab untuk perencanaan strategis militer AS di seluruh dunia. Kita bisa mendengar fakta. Bukan rumor. Bahwa AS adalah otak dan pelaku dibalik konflik Suriah, Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman. Apakah Clark hanya sedekar tahusoal itu ?  Bisa saja dia juga terlibat dalam operasi inteligent. Mengingat koneksinya luas di kalangan elite politik AS dan juga bisnisnya sebagai konsultant setelah pensiun. Proses itu tidak terjadi begitu saja. AS butuh legalitas atas campur tangannya di negara tersebut. Caranya AS menggunakan proxy nya yang ada dinegara target untuk menciptakan deligitimasi dan distrust terhadap rezim yang berkuasa. Contoh di Syuriah, setiap tahun USD 1 miliar uang ditebar kepada para proxy  untuk aksi perlawanan atas nama demokrasi. Begitu juga di negara lain. 

Para proxy sengaja memprovokasi rezim agar timbul kepanikan dan amarah. Biasanya lewat aksi demontrasi besar besaran. Saat itulah biasanya rezim terpancing untuk melakukan kekerasan. Nah saat kekerasan terjadi oleh rezim, saat itulah AS dan sekutunya menggunakan jargon HAM untuk ikut campur. Kemudian para proxy dengan atas nama rakyat mengajukan surat resmi ke PBB untuk mendapatkan perlindungan. Sehingga AS dan sekutunya punya ticket untuk mengirim pasukannya ke negara tersebut. Alasanya demi kemanusiaan. Apa yang terjadi ? Lihatlah faktanya Libia setelah Khadapi di jatuhkan. Jadi negara gagal. Lihatlah faktanya Irak yang terseok dan lebih miskin dibandingkan era Sadam. Lihatlah Bosnia yang semakin rusak karena KKN.

Lantas apa tujuan AS meng-intervensi negara lain ? Sudah saya katakan bahwa ini bukan politik secara formal. Ini hanya bisnis. Umumnya pengusaha mendekati para mantan Pati militer yang bekerja sebagai konsultan militer dan punya koneksi dengan elite politik. Seperti halnya Wesley K Clark. Mengapa ? dia punya informasi luas. Bahkan informasi rahasia dia punya. Dia punya jaringan inteligent dengan proxy yang tersebar di seluruh dunia. Tentu dia bisa deal dengan CIA secara rahasia untuk mendesign kejatuhan rezim. CIA itu bekerja penuh rahasia dalam melakukan operasinya. Tentu pembiayaan tidak dari negara tetapi dari pengusaha juga.

Tugas orang yang punya bisnis semacam Wesley K Clark & Associates itu hanya menyediakan pemicu agar pemerintah AS punya legitimasi melakukan intervensi. Setelah AS intevensi, tujuan tercapai. AS akan pergi. Selanjutnya para proxy dan pengusaha yang mengongkosi operasi inteligent itu menjarah SDA. Engga ada urusan dengan program kemakmuran rakyat. Kehadiran Clark ke Jakarta untuk bertemu dengan Prabowo, bukanlah karena hanya di undang dalam acara di Rumah Prabowo tetapi itu sudah terjalin hubungan panjang sebelumnya. Maklum Prabowo punya hubungan dekat dengan keluarga Rothschild yang sebelumnya adalah pengendali dari Freeport Mcmorant melalui Rio Tinto. Rothchild juga masuk 10 pengendali the Fed. Itu sebabnya para proxy AS selalu menentang divestasi saham Freeport Indonesia dengan alasan omong kosong. Mereka bagian dari perang proxy untuk menjatuhkan Jokowi agar KK kembali di terapkan terhadap Freeport.

Kedatangan Clark ke Indonesia semakin mengukuhkan bahwa kalau Jokowi jatuh maka konpirasi itu memang ada. Proxy atas nama agama dan keadilan SDA itu memang ada. Dan mereka hanya berpikir untuk kepentingan pribadinya. Untuk harta dan kekuasaan. Saya capek mengingatkan soal ini. Padahal saya tidak ada kepentingan bisnis dan poltik. Saya hanya ingin indonesia lebih baik. Jokowi adalah pilihan moral. Kita ingin memberikan yang terbaik untuk cucu kita, untuk indonesia.

Sunday, February 17, 2019

Kemandirian kaum terpelajar



Liu Chuanzhi ketika tahun 1976, dipaksa keluar dari kantornya Chinese Academy Of Sciences karena pemerintah tidak punya anggaran untuk membiayai. Pemerintah akan focus membangun infrastrutkur. Demikian kebjjakan Deng dalam reformasi ekonomi. Liu datang kepada Menteri menanyakan nasipnya sebagai ketua lembaga Penelitian. 
“Sudah cukup kamu terlelap dalam tidur panjang dengan mimpi idealisme mu. Saatnya sekarang kamu bangun dan berbuat. “ Kata Menteri.
“Bagaimana caranya berbuat bila tidak ada anggaran”
“ Bertanyalah kepada rakyat di pedesaan yang tak punya anggaran namun dapat memastikan perutmu diisi oleh nasi sepanjang tahun. Harusnya pertanyaan itu tidak datang dari orang terdidik. Kamu harus malu!.”

Liu Chuanzhi tidak marah dengan sikap pemerintah itu. Bahkan dia benar benar merasakan terbangun dari tidur panjangnya. Selama ini teamnya menghabiskan anggaran untuk Militer dan melakukan penelitian dasar yang memuaskan egonya sebagai peneliti. Tetapi tidak ada yang bisa di implementasikan bagi kemakmuran rakyat. Tidak. “ Kamu harus malu!” kata kata itu memukul intelektual dan spiritualnya. Dia harus bangkit. Bagaimana berbuat terbaik tanpa harus tergantung lagi dana dari Pemerintah.

Selanjutanya para peneliti di bolehkan menggunakan kantor dan fasilitas Penelitian milik pemerintah tetapi mereka harus bayar biaya sewa kepada pemerintah. Dari kebijakan itu, China bisa menghemat anggaran untuk ekspansi pembangunan infrastruktur. Saat itulah China masuk ke sistem pengelolaan pegawai secara modern yang berorientasi kepada produktifitas. Namun pemerintah memberikan proyek penelitian pertanian, permesinan dan lain lain kepada Peneliti China Academy of Science. Mereka hanya akan dibayar apabila sukses. Namun darimana anggaran operasional? itu urusan dari Peneliti itu sendiri. Bayangkan betapa berat awalnya ketika China membangun. Namun para peneliti tidak punya pilihan. Mereka tidak mau di cap tidak punya malu.

Dua puluh lima tahun setelah itu. Dua puluh lima tahun terpanjang dan terberat dalam menggapai peluang dan kesempatan ditengah kelangkaan dukungan pemerintah. Liu bersama teman temannya telah berhasil menciptakan perubahan sangat hebat di China. Mereka digaris depan membawa china unggul dalam persaingan tekhnologi tinggi. Dibawah bendera , Lenovo, Liu berhasil mengambil alih perusahaan paling dibanggakan di AS, yaitu IBM. Sebagian besar industri high tech china kini boss nya adalah alumi dari China Academy of Science.
***
Seorang insinyur muda datang dengan pakaian sederhana menemui Angel investor di kantornya di Shangahai. Anak muda itu menyerahkan Feasibility Study untuk membangun Industri MRI ( Magnetic Resonance Imaging ). Sebagai pemain Private Equity punya akses dana di Amerika dan Eropa, dan berpengalaman dalam project assessment ,angel investor itu meliat anak muda ini hanya punya impian yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan di China.

Mengapa? Alat ini merupakan tekhnologi paling maju dan paling mahal karena merupakan keajaiban tekhnologi yang dapat menangkap gambar gambar jaringan lunak dengan rinci dalam tubuh manusia. Proses membuat MRI memerlukan keahlian terbaik dari beberapa bidang yang sangat bersifat tekhnis. Industri ini akan melibatkan ahli ahli fisika yang memiliki pengetahuan mutakhir tentang resonansi nuklir dan kemampuan superkonduksi. Hal ini akan membutuhkan ahli programmer dan tekhnisi yang dapat menangani design bidang magnetic tiga dimenasi dengan processor super high speed.

Ada kendala serius yang bisa menghambat impian anak muda ini yaitu adanya kartel tekhnology dari Industri alat kesehatan yang sudah ada seperti Philips, General electric , Siemens , dll. Mereka akan memboikot tekhnoloy dengan melarang industri supply chain untuk mendukung impian anak muda ini. Bukan rahasia lagi bahwa bisnis alat kesehatan adalah bisnis triliunan dengan tingkat laba yang memeras ala kapitalis. Namun anak muda ini terus meyakinkan dengan penuh semangat bahwa dia bersama teamnya akan menghadapi semua kendala tersebut.

Bagi china tidak ada yang tidak mungkin. Setelah melalui berkali kali pertemuan dengan melibatkan team Ahli , Sang Angel punya keyakinan untuk mendukung anak muda ini. Apalagi anak muda ini sangat mengetahui kelebihan dari bisnisnya yang dapat menghasilkan MRI yang harganya 50% lebih murah dari produk yang sudah ada di pasar. Sang Angel, akhirnya menyetujui unntuk memberikan commitment financing project ini ,apalagi pemerintah China memberikan commitment akan membeli MRI ini untuk keperluan Rumah sakit diseluruh China. Ini demand market raksasa yang mungkin mengalahkan pasar Eropad dan Amerika.

Namun , permasalahan muncul ketika menyangkut chip computer untuk menggerakan system MRI itu, yang membutuhkan prosesor sehebat Intel. Sementara Intel menolak menjadi Supply chain untuk proyek ini. Anak muda ini melapor kepada pemerintah tentang adanya penolakan dari Intel. Ini disikapi oleh pemerintah china. Pemerintah memberikan penugasan kepada China academy of Science. Kalau berhasil menemukan prosesor melebihi kehebatan Intel pemerintah akan bayar biaya riset itu.

Melalui perjuangan panjang dan rumit akhirnya para peneliti dari Chinese Academy of Science, mereka berhasil menemukan suatu chip yang disebut Godson 3. Untuk meningkatkan kemampuan dari chip tersebut, mereka mengambil alih Advance Miro Device ( AMD),yang juga pesaing utama Intel di Amerika. Sehingga impian membuat MRI buatan China dapat menjadi kenyataan. Kini China menjadi pemain yang diperhitungkan dipasar microchip, yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh Negara manapun dalam waktu sesingkat yang dapat dilakukan china. Selanjutnya , akan menjadikan china sebagai pesaing utama dbidang peralatan kedokteran didunia. Miliaran dollar pangsa pasar dalam negari china berhasil dikuasai oleh tekhnologi china sendiri dan sebagian menembus pasar eksport ke AS , Eropa dan Negara lainnya.

Kita dapat menarik pelajaran berharga dari cerita tersebut diatas bahwa Sumber Daya Manusia adalah kata kunci untuk meraih akumulasi modal. China memiliki 17 juta mahasiswa , yang mayoritas mengambil bidang sains dan tekhnic. Setiap tahun china menghasilkan tidak kurang dari 325,000 insinyur. SDM China bukan SDM yang menadahkan tangan kepada pemerintah. Kebebasan dari Negara itu adalah kekuatan mereka untuk mandiri. Setidaknya USD 60 miliar dana riset di belanjakan setiap tahun, hanya 5% saja keluar dari kantong pemerintah. Selebihnya di biayai Swasta yang di motori oleh China Academy of Science. Pemerintah China memberikan motivasi kepada para insinyur untuk berada digaris depan dalam pertarungan kompetisi global dibidang tekhnology dan bisnis. Semangat kemandirian dan rasa tanggung jawab sebagai orang terpelajar ditanamkan kepada seluruh insinyur China agar mereka punya rasa malu. Kalau mereka punya rasa malu maka seharusnya tidak punya alasan hanya akan berbuat kalau pemerintah sediakan dana riset melimpah. 

***

CEO bukalapak menyampaikan dalam Tweet nya dia mengkritik pendanaan riset untuk industri 4.0 di Indonesia yang hanya mencapai US$2 miliar. Zaky menyatakan dana itu jauh lebih rendah dibandingkan negara lain macam Singapura dan Malaysia masing-masing US$10 miliar, atau AS yang mencapai US$511 miliar. Saya tidak tahu dari mana datanya. Menurut R&D Magazine Survey, dana untuk penelitian di Indonesia pada 2018 diperkirakan sekitar USD 10,23 miliar atau 0,91 persen dari PDB. Memang harus diakui bahwa kalau dilihat dari sisi rasio terhadap PDB, porsi dana penelitian itu masih relatif kecil. Namun focus dan masalah Indonesia tidak seperti negara maju dimana pendidikan sudah established. Sementara Indonesia masih berjuang untuk meningkatkan SDM. Dan ketertinggalan dibidang infrastruktur ekonomi dan masalah jaminan sosial. Kalau menyudutkan Jokowi dengan membandingkan kepada negara maju tentu tidak tepat. Setidaknya secara budget R&D menempatkan Indonesia pada peringkat 28 dari 116 negara. Itu termasuk bagus.

Di era Jokowi dana penelitian terus meningkat. Kalau era sebelumnya dana penelitian hanya Rp 28 T tetapi sekarang meningkat diatas Rp 100 T. Bukan itu saja, APBN juga meningkatkan alokasi dana abadi ( endowment fund). Dan abadi ini akan terus tersedia setiap tahun dalam APBN. Total dana abadi ini sekarang mencapai Rp. 40 T. Dana abadi ini dikelola secara profesional untuk mendukung biaya penelitian seperti bea siswa pendidikan, bantuan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam, bantuan dana riset, dan sebagainya. Setiap tahun sekitar 20 proposal sudah dibiayai melalui dana abadi ini. Umumnya riset yang disetujui pendanaannya adalah riset yang bersifat komersial dan implementatif. Pemerintah Jokowi sangat besar dorongannya bagi kemampuan iptek khusus nya IT. Bahkan walau banyak dikecam bisnis online mengakibatkan pasar retail sepi namun dia meng endorse kehadiran bisnis online seperti bukalapak yang sekarang omzetnya mencapai USD 4 miliar setahun. Itu suatu kemajuan yang luar biasa. Ini peluang besar bagi pemerintah dan swasta untuk meningkatkan dana R& D dimasa yang akan datang. Karena kehadiran tekhnologi IT membantu meningkatkan penyerapan lapangan kerja. Kritik boleh tetapi gunakan dengan cara terpelajar. Agar menjadi kritik membangun. Semoga bisa dipahami



Friday, February 8, 2019

MLA ( Mutual Legal Asisstance )



Kalau mengacu kepada Tax Justice Network’s new Financial Secrecy Index , diperkirakan dana haram yang tersembunyi di negara bebas pajak atau Tax haven mencapai USD 32 triliun. Itu lebih besar dari seluruh PDB negara ASEAN plus China. Lebih besar dari PDB negara inggeris. Dahsyat kan. Hampir dua pertiga urang beredar ini dikuasai oleh pemain uang haram. Nah dimana saja uang itu ditempatkan? mari kita lihat datanya FSI tahun 2018.

Nomor 1 : Swiss.
28% uang haram itu ditempakan di SWISS. Diperkirakan mencapai USD 6,5 triliun. Daya tariknya adalah basis pajak yang rendah dan sistem perbankan yang canggih. Sistem perbankan mereka terhubung dengan payment gateway seperti TARGET2, SEPA, EX4CASH yang peer to peer secara wide cross border. Makanya Swiss dikenal dengan kakek negara bebas pajak dan terdepan dalam mengelola dana haram lintas benua.

Nomor 2 : Amerika Serikat
Antara 2015 dan 2018, terjadi peningkatan dana haram masuk ke AS yang berasal dari berbagai negara. Delaware, Nevada dan Wyoming adalah negara bebas pajak yang paling agresif. AS juga punya layanan sistem perbankan yang terhubung dengan bursa untuk pencucian uang. AS kini lebih canggih dari London yang sempat beberapa dasawarwa memimpin soal kecanggihan sistem keuangan haram. Total dana haram yang ada di AS di perkirakan mencapai 22% dari total dana haram secara global.

Nomor 3 : Kepulauan Cayman
Tempat ketiga sorga bagi pemilik dana haram adalah Cayman. Yang saat ini mengelola aset $ 1,4 triliun. Di kelola melalui 200 bank. Dengan lebih dari 95.000 perusahaan terdaftar. Cayman adalah tempat yang banyak digunakan untuk pencucian uang haram untuk tujuan investasi di pasar global. Kini jauh lebih berkelas dibandingkan dulu hanya sebagai hotspot untuk pencucian uang narkoba dan pelacuran. Sekarang ini sebagian besar dana terhubung dengan beberapa bank, perusahaan MNC, dan pemain hedge fund berkelas dunia.

Nomor 4 :Hong Kong
Posisi ke empat adalah Hongkong yang tercatat mengelola dana haram mecanapi USD 2,1 triliun. Hongkong sama dengan AS yang punya sistem perbankan yang terhubung dengan bursa hangseng untuk tujuan pencucian uang. Diperkirakan pemain uang haram mencapai 100.000 orang. Hong kong memang bukan negara bebas pajak. Namun Hong Kong tidak memungut pajak atas uang yang ada di negaranya sepanjang perusahaan tidak ber investasi di Hong Kong. Selagi hanya menempakan dana di rekening, itu tidak dikenakan pajak. Bebas transfer kemana saja asalkan ada underlying transaction.

Nomor 5 : Singapura
Singapore menjadi tempat favorit bagi warga negara ASEAN dan China , Asia utara untuk tempat menyimpang uang haram. Pada akhir 2015, Singapura diperkirakan memiliki aset haram yang dikelola senilai $ 1,8 triliun. Bayangkan PDB kita hanya USD 1 triliun.

Itulah lima besar negara menjadi sorga bagi pengelola uang haram. Peringkat ke 6 adalah Luksemburg. Peringkat 7 adalah Jerman. Ke 8 adalah Taiwan. Ke 9 adalah Dubai, yang masing masing total nilai kelola uang haramnya dibawah USD 1 triliun. Sejak tahun 2015 setiap negara asal uang haram sedang berbenah memperbaiki prangkat hukumnya sesuai kesepakatan G20 di Rusia dan kesepakatan negara maju dalam OECD yang berkaitan dengan Automatic Exchange of Information (AEOI).

***
Indonesia dan SWISS sudah melakukan penanda tanganan MLA ( Mutual Legal Asisstance ) dalam rangka melakukan penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi, pencucian uang, dan pidana perpajakan yang selama ini sulit dilakukan karena kendala keterbatasan akses dan daya jangkau. MLA ini akan memungkinkan bantuan pelacakan, perampasan, dan pengembalian aset hasil tindak pidana yang disimpan di Swiss. Apakah ini efektif sebagai upaya menarik pulang atas dugaan dana haram orang indonesia yang ada di Swiss ? Menurut saya efektifitas nya tergantung dari kehebatan petugas dalam melakukan audit forensik jejak transaksi keuangan pada setiap rekening. Mengapa ? Baiknya saya uraikan secara tekhnis cara penempatan dana di negara tax haven seperti swiss itu.

Yang harus di sadari bahwa orang yang menempatkan dananya di negara bebas pajak, pasti niatnya sudah salah. Karena itu dia sudah persiapkan dengan baik bagaimana menyembunyikan rekeningnya. Penyembunyian itu terstruktur dengan rumit. Untuk mudah memahaminya, saya akan analogikan sebagai berikut.

PERTAMA, anda mendirikan perusahaan cangkang di negara bebas pajak. Susunan pemegang saham tidak ada nama anda. Yang ada nama proxy alias nominnee alias boneka. Namun hak kendali tetap pada anda. Kemudian melalui transaksi lepas pantai, perusahaan cangkang itu melakukan penawaran program investasi kepada investor. Siapa investor itu ? ya anda sendiri. Apa dasar legal anda transfer ? ada perjanjian investasi yang sesuai dengan standar international. Pemerintah tidak bisa melarang orang melakukan investasi dimanapun sepanjang ada alasan legal ( underlying transaction ).
KEDUA, maka pindahlah dana itu ke rekening perusahaan cangkang. Kelebihan dari negara bebas pajak semacam Swiss, waktu dana sampai di bank penerima, pemerintah SWISS tidak akan pertanyakan asal usul uang itu.

KETIGA, setelah dana pindah ke rekening cangkang, dana itu di belanjakan asset berupa obligasi atau mutual fund berbasis emas.

KE EMPAT. Agar mudah di mobile untuk tujuan likuiditas maka asset itu ditempatkan di rekening pengelolaan asset di perusahaan sekuritas. Kepemilikan asset itu tetap atas nama perusahaan cangkang. Dan anda tetap pengendali utama sesuai Proxy Agreement.

KELIMA, Apabila anda butuh uang untuk investasi seperti akusisi perusahaan, atau beli property maka dia akan mengajukan pinjaman ke bank. Apa collateralnya ? ya asset atas nama perusahaan cangkang yang ada di rekening perusahaan pengelolaan asset. Apa dasar legal perusahaan cangkang menyerahkan asset sebagai collateral ? dalam dunia keuangan itu dikenal dengan istilah assignment collateral atau penyerahan collateral atas dasar good and faith. Kok bisa ? ya namanya perusahaan cangkang kan dasar hukumnya gereja. Ukurannya adalah baik dan beriman. Negara manapun tidak boleh mempertanyakan soal good and faith ini. Itu hak orang beragama. Yang hebatnya lagi perusahaan cangkang yang mengajukan pinjaman ke bank itu, pemegang saham tidak atas nama anda. Tetapi atas nama proxy. Makin tak terlacak. Saya tahu beberapa konglomerat muda di Indonesia yang menjadi proxy.

Nah apabila aparat hukum pemerintah sampai mengetahui aset itu pemiliknya adalah anda , orang yang dicurigai menggelapkan pajak, atau koruptor, itu juga tidak mudah menyitanya. Mengapa ? karena aset itu dalam posisi gadai, dan nama pemegang saham perusahaan yang pinjam uang ke bank itu tidak ada nama anda. Kalau negara paksakan sita maka bank akan rugi. Dan ini akan berdampak sistemik. Itu sebabnya tidak ada satupun Pengadilan yang mau mengalahkan tergugat pencucian uang. Selalu saja pihak tergugat menang. Pihak yang menggugat amsiong. Itulah yang terjadi selama ini. Mengapa dana obligor BLBI yang ada di luar negeri tidak bisa kembali. Mengapa dana kroni ORBA yang ada diluar negeri tidak bisa dikuasai negara. Mengapa dana century yang ada di SWISS tidak bisa dikuasai negara.

Jadi bagaimana mendapatkan kembali dana haram itu ? caranya sederhana saja. Collateral yang ada di bank di tahan oleh pengadilan. Rekening perusahaan yang pinjam uang juga dibekukan. Nah pihak pemilik collateral dan peminjam di haruskan membuktikan sendiri asal usul asset itu. Atau istilahnya pembuktian terbalik. Pasti mereka tidak akan mungkin mampu membuktikan asal usul dana itu. Mengapa ? karena mereka terikat perjanjian kerahasiaan dengan anda ( Non Disclosure agreement/NDA dan Confidential Agrement). Kalau dalam waktu yang ditentukan mereka tidak bisa membuktikan maka collateral dan rekening bank di kuasai pengadilan. Asset itu dicairkan. Hak bank di kembalikan. Sisanya menjadi hak negara yang melakukan gugatan. Itulah gunanya MLA.

Saya yakin setelah MLA ini akan banyak pengusaha yang mendadak sukses setelah reformasi akan masuk penjara dan perusahaannya disita negara. Banyak obligor BLBI yang sekarang aman aman saja akan kembali di seret ke pengadilan. Tentu tergantung mental dari petugas pajak dan pengacara negara ( Jaksa Agung, Kementrian Hukum dan HAM ) yang akan melakukan legal action. Kalau mereka amanah maka Rp. 7000 Triliun potensi uang negara yang di curi bisa kembali ke kas Negara. Makin banyak aja musuh Jokowi.

Thursday, February 7, 2019

Solusi anggaran Jokowi.



Kubu Bosan mengatakan bahwa berdasarkan data BPS tidak ada prestasi Jokowi membangun infrastrutkur karena jalan nasional non tol tidak bertambah panjangnya.  Mereka lupa bahwa keadaan jalan era sebelumnya, kini keadaannya sudah berbeda. Perbedaan dari segi kualitas maupun kapasitas efektifitas dan efisiennya di era Jokowi jauh meningkat. Ini bukan data diatas kertas namun fakta yang semua orang bisa merasakannya. Bahkan massive nya pembangun infrastruktur itu sampai disikapi negatif oleh oposisi. Kalau ada penambahan jalan tol itu dilakukan agar APBN kita tidak terjebak utang pembiayaan anggaran dan pembangunan tetap berlangsung tanpa stuck. Mempelajari data stastistk harus secara menyeluruh sehingga tahu mengapa data itu ada.  Dan paham bagaimana menyimpulkannya secara terpelajar.

Peningkatan anggaran untuk infrastruktur era Jokowi memang meningkat luar biasa (  lihat info graphis. ). Namun anggaran infrastruktur ini bukan digunakan menambah panjangnya jalan nasional non tol. Bukan menambah unit bandara. Bukan menambah jalur kereta. Bukan menambah pelabuhan. Bukan membuat program baru. Bukan. Jalan yang ada kualitasnya ditingkatkan. Disediakan jembatan yang bagus. Sehingga yang tadinya butuh waktu 10 jam untuk sampai di tujuan tapi kini cukup 2 jam. Karena jalan sudah mulus. Contoh pembangunan jalan di Papua. Jalurnya sudah dibuat oleh presiden sebelumnya. Namun kualitasnya ala kadarnya. Nah Jokowi meningkatkan kualias jalan itu sehingga layak di lalui kendaraan secara efisien. Bandara tadinya ala kadarnya. Namun di perbaiki sehingga berkelas international dan nyaman. Jalur kereta tadinya satu jalur, di tingkat jadi dua jalur. Jalur yang sudah mati di hidupkan lagi. Pelabuhan laut juga ditingkatkan kualitasnya sehingga bisa menampung kapal sampai 400.000 DWT untuk angkutan orang dan barang. Dari yang tadinya sudah direncanakan di era presiden sebelumnya, dilanjutkan jadi kenyataan. 

Mengapa Jokowi tidak menambah jalan yang ada dengan program yang baru ? Walau anggaran untuk infrastruktur besar namun masih sangat kurang untuk memacu pertumbuhan ekonomi diatas 7%. Di awal Jokowi berkuasa. PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia dengan dukungan riset dari Oxford Economics, memprediksi untuk lima tahun ke depan, akan terjadi peningkatan belanja sektor infrastruktur jika dibandingkan dengan periode lima tahun sebelumnya. Meski demikian, pengeluaran untuk lima tahun ke depan diperkirakan akan berada 19% di bawah target Pemerintah. Adapun pemerintah dalam RPJMN 2015-2019 menargetkan alokasi anggaran infrastrutkur mencapai Rp5.519 triliun. Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan/compound annual growth rate (CAGR) investasi sektor infrastruktur periode 2014-2019 diprediksi mencapai 9,5%. Faktanya sekarang kita tahu bahwa APBN tidak mampu memenuhi semua kebutuhan anggaran infrastruktur. Mengapa ? ada kewajiban UU. Pertama anggaran pendidikan harus minimal 20% dari APBN. Ini jumlahnya lebih besar dari anggaran infrastruktur. Andaikan ada pengalihan anggaran pendidikan untuk infrastruktur, itu lebih dari cukup bayar kekurangan anggaran infrastruktur. Kedua, anggaran perlindungan sosial yang mencapai setengah dari anggaran Infrastruktur. Kalau tidak ada perlindungan sosial tidak perlu kita utang untuk infrastruktur. Ketiga, defisit APBN tidak boleh diatas 3% dari PDB. Tetapi kita tidak bisa mengelak dari amanah UU itu. Kita harus moved forward.

Karena alasan itulah APBN di focuskan kepada perbaikan kualitas infrastruktur yang sudah ada agar lebih efektif untuk mendukung arus barang dan orang. Artinya pembangunan infrastruktur sebelumnya yang sudah tidak layak lagi digunakan , diperbaiki, ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya menjakau kawasan pinggiran dengan program indonesia centris. Program yang sudah di persiapkan dengan baik di era sebelumnya di eksekusi agar jadi kenyataan. Sementara penambahan infrastruktur ekonomi berupa jalan , pelabuhan, bandara, kereta api di bangun lewat skema PINA ( pembangunan Infrastruktur non anggaran ). Mengapa ? Kita tidak bisa stuck. Karena jumlah penduduk terus bertambah dan aktifitas logistik juga terus meningkat. Dampaknya kalau stuck akan menghancurkan investasi yang sudah dikeluarkan era sebelumnya. Walau dengan skema PINA memang mengharuskan orang membayar fee namun infrastruktur non bayar tersedia dengan kualitas baik. Jadi keadilan tetap ada.

Apalagi berdasarkan penilaian Logistic Performance Index (LPI) Indonesia berada di peringkat 63 dengan skor 2.98 berada dibawah Thailand peringkat 45 dengan skor 3.26, Malaysia peringkat 32 dengan skor 3.43, dan Singapura peringkat 5 dengan skor 4,14. Sedangkan berdasarkan penilaian Global Competitiveness Index, peringkat Indonesia cenderung menurun dari posisi 34 pada tahun 2014-2015 menjadi posisi 37 pada tahun 2015-2016 dengan skor 4.52. Rendahnya indeks infrastruktur berdampak pada tingginya biaya logistik yang bermuara pada ekonomi biaya tinggi dan mahalnya biaya barang dan jasa serta berdampak pula pada menurunnya tingkat persaingan di masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Bayangkan apa yang terjadi pada negara kita pada 5 tahun mendatang bila pembangunan insfrastruktur tidak dikebut dibangun? Yang pasti negara kita akan dikuasai oleh negara ASEAN, dan China. Maklum era MEA ( Masyarakat Ekonomi ASEAN ) berlaku desember 2015, ACFTA ( ASEAN CHINA FREE TRADE AREA telah berlaku 2010. Kita akan digilas oleh kekuatan regional kalah bersaing.

Artinya begitu hebatnya Jokowi memacu pembangunan insfrastruktur masih kalah hebat negara tetangga. Bahkan masih kalah jauh jika dibandingkan negara anggota G20. Sebagai contoh, India sejak tahun 2009 investasi infrastruktur sudah diatas 7% PDB, dan Tiongkok sejak tahun 2005 sudah mencapai 9-11% PDB. Sedangkan Indonesia sampai sekarang total investasi infrastruktur dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan swasta hanya mencapai sekitar 4,5% – 5% dari PDB. Mengapa ? Karena negara tetangga didukung penuh oleh elite politiknya dan rakyatnya antusias mendukung pemerintah membangun insfrastruktur dan mereka siap mengorbankan semua subsidi demi terbangunnya sistem logistik yang efisien. Semakin efisien logistik semakin competitive negara tersebut. 

Sunday, February 3, 2019

Sekitar masalah utang


Pengertian utang.
Banyak orang Indonesia menyebut utang itu adalah utang. Persepsinya sudah terbentuk bahwa utang itu adalah hina dan zolim. Karena pengalaman tradisinya memang orang berhutang itu orang kere dan terjepit Oleh Pak kumis melintang yang ancam sita anak gadis orang kalau utang engga dibayar seperti kisah Siti Nurbaya dan Datuk maringgih dalam novel “kasih tak sampai.”. Padahal era sekarang orang berutang itu tandanya orang sukses dan bonafid. Ya Lebih banyak orang sukses karena hutang daripada yang gagal. Mengapa? Zaman berubah. Makna hutang sudah berkembang tidak sebatas pengertian tradisional.

Apa itu loan? Loan adalah pinjaman Hipotik atau gadai. Contoh anda ajukan pinjaman untuk KPR nah itu loan. Bank hanya focus kepada asset yang menjadi collateral. Tidak ada value dari anda yang bank lihat. Biasanya anda harus bayar uang muka sebesar 30% dan pembiayaan KPR 70% . Rumah itu akan dikuasai bank 100% selama utang belum lunas. Atau bisa aja bank biayai dengan LTV 100% tetapi anda jaminkan fixed income anda seperti gaji bulanan anda. Atau anda pinjam uang untuk modal kerja dengan jaminan rumah atau bangunan atau tanah. Yang nilai jaminan nya 130% dari utang. Contoh dulu pak harto pinjam uang dengan jaminan produksi crude oil dalam bentuk trade in. Paham ya.

Nah sekarang apa itu Debt? Anda pinjam melalui pasar uang yang orang tidak selalu melihat collateral namun value. Biasanya utang diterima diatas aset yang ada. Tergantung value. Contoh, negara berhutang mengeluarkan Bond, nah itu Debt namanya, bukan loan. Mengapa ? Tidak ada yang digadaikan oleh negara atas utang itu. Lantas apa jaminannya? Ya cash flow negara. Itu tercermin dari postur APBN. Siapa yang bisa menjustifikasi APBN itu likuid? Ya lembaga underwriter yang ditunjuk pemerintah. Tentu underwriter yang punya rating tinggi TRUST nya. Merekalah jadi rujukan investor.

Contoh lain lagi dana pihak ketiga yang ditempatkan orang di bank. Mungkin 100% dana anda di bank dijamin oleh 12% saja dari total modal bank yang ada. Loh kok anda aman? Ya yang jamin ada lembaga tersendiri yaitu LPS. Siapa yang bayar premi resiko uang anda itu ? Ya anda sendiri. Hebat ya? Sama dengan Bond yang jamin adalah underwriter. Itulah yang dimaksud dengan Debt. Paham ya DDBer.

Nah sekarang apa itu obligasi? Obligasi adalah kata lain dari Bond namun dalam arti sempit. Obligasi lebih kepada utang Murni yang tidak bisa di swap dengan saham. Sementara Bond bisa di swap dengan saham. Contoh convertable Bond. Obligasi beda, contoh obligasi pemerintah kan engga mungkin bisa ditukar dengan saham negara kalau gagal bayar. Namun dalam hal bunga sama dengan bond. Sama sama menggunakan kupon dan diperdagangkan dengan adanya yield. Paham ya.

Nah apa bedanya yield dengan bunga? Bunga dibayar atas nominal hutang. Sifatnya bisa tetap, bisa juga mengambang. Sementara yield adalah imbal hasil yang merupakan gabungan pendapatan bunga plus discount rate obligasi/ Bond yang diukur dari nilai par obligasi. Jadi bunga dan yield itu terpisah. Tetapi selalu bunga lebih rendah dari yield. Tergentung discount rate yang jadi acuan ketika menerbitkan obligasi/ Bond. Paham ya.

Arbitrase
Ketika Lehman brother menyatakan gagal bayar, Wallstreet tumbang. Mahdof sang miliarder yang mendapatkan berkah dari pooling Fund dana Ponzi jamaah gereja yang kemudian dananya ditempatkan di Lehman juga ikut collapse. Utang Lehman kepada mahdof engga bisa bayar. Mahdof akhirnya di penjara. Sementara lehman yang terima pinjaman dari Mahdof aman saja tak tersentuh. Bahkan CEO Lehman masih dapat pesangon sebesar USD 150 juta. Trump mengeluarkan obligasi sebesar USD 10 miliar untuk proyek ambisinya “ tajmahal casino resort” dan gagal bayar. Trump tidak masuk penjara. Ia berlindung dari UU pailit AS. Dia tetap dapat proteksi dari kebangkrutan dengan reschedule utang selama 10 tahun.

Itu sedikit contoh bagaimana Debt itu tidak mengenal arbitrase atau proses penyelesaian melalui pengadilan niaga. Mengapa ? Pertama, Debt itu hanya boleh di lakukan oleh orang yang qualified. Artinya yang pinjam maupun yang minjamkan dianggap orang yang paham akan resiko dan manfaat atas hutang piutang. Kedua, transaksi itu dilakukan dengan sistem keterbukaan informasi publik. Si peminjam telanjang bugil dihadapan publik. Sama dengan PL di etalage KTV Pattaya. Artinya tidak ada yang disembunyikan. Mengapa ? Tidak boleh ada sesal setalah menentukan sikap. Ketiga, akad dibuat dengan prinsip suka sama suka (convenience deal).

Dengan prinsip tersebut diatas maka selagi akad tidak dilanggar dan akhirnya hutang tidak terbayar maka pihak invesfor dalam posisi harus memberi solusi ( solution provider ). Contoh gagal bayar obligasi dari MNC kepada investor institusi yang berujung solusi. Bond yang diterbitkan oleh Bakrie yang default semua dalam posisi solusi yang berujung “ entar bayar nya “ semua Happy. Mengapa ? Mereka memang menggunakan uang itu untuk bisnis sesuai dengan akad. Asset nya bertambah membuktikan itu. Para investor itu pemain. Mereka sadar bahwa memberikan kesempatan kepada debitur itu jauh lebih bijak daripada menyeret nya ke pengadilan. Dan mereka tidak hidup dari bunga tetapi dari peningkatan value debitur. Mereka paham sekali ketika bertindak sebagai investor.

Nah Debt itu bukanlah hutang karena yang satu lemah dan lainnya kuat. Tetapi keduanya melakukan sinergi saling menguntungkan dan menghadang resiko demi masadepan bersama. Makanya hidup investor itu tidak nampak mewah. Mereka rendah hati dan tahu makna uang, bahwa uang itu hukan hak tetapi liabilities untuk terjadinya peradaban yang lebih baik. Mengapa ? Apapun uang tidak akan ada arti kalau tidak ada produksi. Produksi tidak akan terjadi tanpa kreatifitas. Kreatifitas tidak akan terjadi tanpa passion. Passion tidak akan ada tanpa cinta. Cintalah yang membuat mereka menghindari arbitrase kalau debitur gagal bayar.

Contoh Venezuela gagal bayar utang. Apakah Venezuela di tuntut di pengadilan ? Yunani gagal bayar Bond, apakah Yunani di tuntut ke pengadilan? Kan engga. Investor menawarkan solusi. Apa solusi ? “ Reformasi anggaran dan ubah mindset, kita akan kasih lagi duit. “ Untuk apa? “ Agar anda bisa maju dan bayar utang. “ Indah kan. Nah Yunani setuju dengan reformasi anggaran. Mereka dapat uang solusi. Sementara Venezuela ngeyel seperti kampret ya di didiamkan aja. engga juga dituntut suruh bayar. Ya apa yang terjadi ? kelaparan.! Yang salah ya pemerintah Venezuela yang janjikan utopia kepada rakyat tanpa nyuruh rakyat produksi dan mengubah mindset. Dan dari itu penguasa bisa korup. Financial resource tertutup

Konsep hutang.
Bagi Anda yang memilih JAMIN tentu sudah tahu visinya. Yaitu terwujudnya Indonesia maju berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Gimana visi gotong royong yang dimaksud? Saya akan jelaskan dari sudut pandang saya sebagai praktisi bisnis. Anda tahu kan infrastruktur ekonomi ? Nah nggaran infrastruktur itu mencapai Rp. 5000 triliun dalam 5 tahun kekuasaan Jokowi. Tahu berapa uang yang tersedia di APBN? itu hanya 8,9% saja. Atau kurang dari Rp. 500 triliun, dan sebesar Rp. 500 triliun itu lebih di focuskan kepada wilayah pinggiran Indonesia yang tingkat komersialnya rendah. Tetapi punya future yang bagus. Gimana dengan sisanya? dari mana sumber duit menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp. 4500 triliun itu? Ya dari swasta atau BUMN.

Pemerintah melakukan stimulus ekonomi terukur. Mengapa ? karena ketika Jokowi berkuasa, situasi ekonomi Indonesia sedang dalam keadaan merah. Makanya perlu kebijakan stimulus. Namun karena duit tidak ada. Maka dibuatlah kebijakan moneter dengan tingkat suku bunga redah. Pada waktu bersamaan kebijaksanaan fiskal di keluarkan agar sektor real tumbuh. Tentu termasuk memangkas kebijakan yang distorsi terhadap sektor real seperti perizinan yang panjang, bisnis rente, dan perbaikan tarif dan insetif, pendalaman intrument keuangan. itu saja. Dengan kebijakan itu akan mendorong swasta memanfaatkan peluang investasi di bidang infrastruktur. Sekarang perhatikan bagaimana seni kebijakan itu bisa menghasilkan sistem gotong royong ?

BUMN mendapat penugasan membangun jalan tol, Pelabuhan, Bandara, PDAM, KEK, Jalur kereta. Pemerintah hanya memberikan konsesi kepada BUMN. Agar BUMN tidak terjebak dalam skema debt trap dan melanggar UU tentang kewajiban negara dalam program penjaminan utang, maka BUMN itu membentuk anak perusahaan yang khusus membangun infrastruktur. Setiap proyek satu anak perusahaan. Anak perusahaan ini secara akuntasi dan hukum terpisah dengan induk perusahaan. Jadi BUMN sendiri sebagai induk perusahaan aman dari resiko jebakan utang. Nah anak perusahaan itu yang melakukan perikatan hutang kepada konsorsium bank atau pasar uang. 
Apa collateralnya ? ya proyek itu sendiri. Kok bisa ? ya tentu bisa. Karena Negara punya BUMN kontruksi yang world class, yang bertindak sebagai EPC.

Setelah proyek selesai dibangun, maka Induk perusahaan memerintahkan anak perusahaan itu melakukan refinancing. Skemanya bisa melalui pelepasan saham di bursa atau menawarkan private placement melalui penawaran terbatas kepada investor, atau mengeluarkan reksadana berbasis proyek yang ditawarkan terbatas kepada investor. Hasil dari refinancing ini digunakan untuk bayar utang. Apabila utang lunas, maka anak perusahaan akan berhutang lagi untuk proyek lainnya. Begitu seterusnya. Secara tidak langsung BUMN itu telah berlaku sebagai boutique investment dengan menawarkan produk investasi di etalage. Seperti jalan tol, pelabuhan, bandara , KEK, Kereta api dll. Tentu investor yang membeli adalah investor istitusi, bukan broker sapi.

Lantas apa manfaat negara.?
Pertama, negara bisa menyediakan infrastruktur untuk mendukung sektor real agar bisa tumbuh. Menjaga ritme pertumbuhan ekonomi tetap terjadi ditengah krisis. 
Kedua, karena insfrastruktur itu dibangun melalui skema PPP atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) walau dikelola oleh swasta atau BUMN namun assetnya tetap milik negara. Akumulasi asset berupa jalan tol, kereta, bandara, pelabuhan , KEK, PDAM dan lain lain itu menjadi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) negara, yang sumbernya tidak dari APBN tapi dari luar APBN.
Ketiga, PMTB itu meningkatkan kapasitas ekonomi nasional untuk menarik dana dari sumber pasar uang melalui penerbitan SBN. Artinya walau utang bertambah itu karena asset juga bertambah. kalau engga mana mau investor beli SBN. Untuk apa utang itu ? Untuk pembiayaan fiskal membangun wilayah yang tingkat komersial nya rendah, investasi dibidang pendidikan dan infrastruktur umum yang tingkat pengembaliannya rendah. Ya semacam cross sharing. Siapa Yang akan membayar SBN itu? Ya orang kaya lewat pajak penghasilan atas laba yang meningkat akibat tersedianya infrastruktur yang membuat ekonomi jadi efisien.

Apa yang dapat disimpulkan dari uraian saya diatas? adalah orang kaya yang membiayai infrastruktur dan mereka juga yang menggunakan infrastruktur itu. Secara mutual simbiosis system mereka telah ikut berbagi kepada orang yang tidak mampu dan memberikan peluang membangun bagi wilayah lain yang nilai komersialnya rendah. Sehingga keadilan ekonomi terjadi lewat pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Begitulah makna gotong royong di era modern sekarang. Para insinyur, ekonom, ahli financial, bergotong royong membangun peradaban Indonesia yang maju berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

***
Uang VS Dana
Anda pasti tidak percaya, bila ada perusahaan shadow banking bisa akuisisi perusahaan perdagangan emas dan tambang emas yang berada di dua negara seharga 200 kali dari asset perusahaan yang ada. Itu semua dana berasal dari penerbitan global bond di London. Tapi kalau anda bisa memahami perbedaan uang dengan dana, mungkin adan bisa percaya. Dalam bahasa inggeris uang itu disebut dengan money. Dana disebut finance. Mindset ilmu ekonomi sebelum tahun 90an masih belum secara jelas menbedakan antara uang dengan dana. Dianggapnya sama aja. Bahkan di era sekarang masih ada kampus yang mengajarkan prinsip ekonomi jadul itu.

Lantas apa bedanya money dengan finance ? sejak ada ilmu financial engineering , perbedaan pengertian money dan finance semakin lebar. Money dasarnya adalah kebijakan moneter ekonomi. Contoh uang yang ada pegang itu lahir dari kebijakan moneter. Karena uang berasal dari kebijakan negara maka cara mensuplai uang pun diatur oleh negara. Gimana caranya ? Lewat project program. Lewat program inilah swasta atau BUMN pinjam ke bank. Gimana kalau bank tidak cukup uang? ya negara pinjam uang ke Negara lain atau lembaga multilateral. Gimana kalau engga cukup juga ? Ya pemerintah cetak uang, yang berdampak kepada jatuhnya nilai uang. Kemudian uang itu ditempatkan di Bank Sentral. Kemudian bank sentral menyalurkannya ke perbankan lewat kredit program dan kredit likuiditas.

Makanya di era Soeharto, swasta yang bisa kaya raya hanya pengusaha yang punya koneksi kuat dengan kekuasaan. Dia hanya cari proyek yang sesuai dengan program GBHN. Kemudian dia tinggal datangi bank untuk minta kredit. Kalau sulit, dia akan datangi Bank Indonesia atau Departemen terkait atas program itu. Maka keluarlah surat rekomendasi. Jadilah uang dalam bentuk kredit investasi dan modal kerja. Apakah cara ini bagus ? Yang jelas hasilnya meningkatkan rasio GINI. Ketimpangan antara mereka yang kaya dengan mereka yang miskin sangat lebar. Mengapa? karena hanya segelintir orang yang punya akses kepada uang. Sementara dimanapun kekuasaan itu cenderung korup dan uang lah penyebab ketidak adilan terjadi.

Dengan adanya financial engineering yang berkembang di tahun 90an dan mencapai puncaknya tahun tahun 2000an, khususnya setelah adanya lberalisasi pasar uang dan investasi dalam kuridor WTO, maka munculah istilah finance. Apa itu finance ? Dana di create dan di supply bukan karena kebijakan moneter tapi oleh prinsip ekonomi. Apa itu? Dana itu berhubungan dengan tingkat pengembalian investasi dan tingkat resiko. Ada hitungan dengan standar yang ketat untuk mengetahui itu. Negara tidak bisa lagi menentukan program apa yang dibuat. GBHN udah engga laku lagi. Ukurannya sudah pasar. Jadi tugas negara apa ? tugas negara menciptakan kebijakan agar dana bisa mengalir kedalam bisnis. Kebijakan itu bisa dari segi perizinan , penyediaan infrastruktur ekonomi maupun keuangan. Tujuannya agar terjadi Demand and supply. Market equilibrium.

Dari kebiijakan itulah akan lahir kreatifitas bisnis. Kreatifitas bisnis itulah value atau disebut dengan finance atau dana. Value ditentukan oleh aspek tekhnologi, bahan baku, pasar, SDM dan dukungan stakeholder. Bagaimana kalau anda tidak ada modal untuk memulai kreatifitas bisnis dan menghasilkan value ? Engga usah kawatir. Karena ada jembatan untuk melewati itu. Apa itu ? Lembaga venture capital. Kalau sulit deal dengan ventur capital, anda bisa deal dengan angel investor, yang lebih mengutamakan pendekatan pribadi. Nah kalau sudah bisa melewati itu. Maka anda bisa mengakses sumber kuangan. Di pasar uang, bisa dengan menarik pinjaman dari bank dan lembaga keuangan non bank dengan berbagai skema. Bisa juga melalui pasar modal lewat penerbitan saham atau menjual obligasi.

Jadi era sekarang itu tidak ada lagi istilah uang atau money dimana pemerintah sebagai creator dan presiden perutnya buncit. Tidak. Tetapi era sekarang yang berlaku adalah dana atau finance, dimana dana itu adalah value. Value itu dalam bentuk kreatifitas bisnis yang melahirkan tekhnologi , bahan baku yang terjamin, produk yang kompetitif dan SDM yang punya passion tinggi dan perusahaan/ negara yang punya komitmen kepada pemangku kepentingan ( stakeholder ). Contoh Apple asset nya hanya USD 366 juta. Namun valuenya sebesar USD 1 triliun pada tahun lalu. Hitung berapa valuenya?. Itu hampir sama dengan 250 kali. Artinya leverage asset nya mencapai 250 kali dari asetnya. Jadi kalau dia berhutang 10 kali dari asset realnya masih dibeli orang obligasinya. Inalum dengan TO Freeport Indonesia. Padahal asset inalum holding hanya US$ 469,7 tetapi bisa menerbitkan global bond unsecure sebesar USD 3,8 miliar. Itu artinya leverage sebesar 7 kali dari asset.


Masalah di kita sekarang banyak orang berpikir uang adalah money bukan dana atau finance. Berhutang berarti memindahkan ( gadaikan) asset dengan cash 70% dari harga pasar. Artinya kalau anda pinjam uang ke bank 100 harus punya colateral 130%. Makanya hutang jadi hantu menakutkan. Hutang jadi paranoid. Sarjana takut bisnis. Ya karena mindset tidak berubah. Padahal dunia sudah berubah.


***

FB ikut menanggapi pernyataan PS mengenai “ Menteri tukang utang “. Saya tidak kaget bila FB cenderung mendukung pernyataan PS. Karena saya masih ingat sebelum masa Kampanye teman saya banker mengatakan bahwa PS membentuk team pakar ekonomi untuk membangun opini menyalahkan kebijakan ekonomi Jokowi. Team ini di prakarsai oleh Amin Rais, yang punya banyak kolega dikalangan akademisi dan pengamat politik. Tentu ini semua ada anggarannya. Semua data yang disampaikan oleh FB tida ada yang salah, Itu semua valid. Saya hanya meluruskan opini yang terlalu miring, bahkan terlalu dipaksakan agar publik menilai buruk terhadap kinerja Jokowi.

Pertama, benar utang di era Jokowi meningkat drastis dibandingkan era SBY. Selama kurun waktu 2014-2018 utang pemerintah pusat naik 69 persen, dari Rp 2.605 triliun menjadi Rp 4.416 triliun. Peningkatan itu lebih tinggi ketimbang periode 2010-2014 sebesar 55 persen. Harusnya FB juga jujur menyampaikan data situasi dan kondisi yang diterima Jokowi dari SBY. Menurut data, sejak 2010 hingga 2011 tren pertumbuhan ekonomi selalu turun. Dari 2011, itu ada penurunan pertumbuhan 6,5% turun sampai 5,2%. Kalau dibiarkan terus turun maka hancur negara ini. Nah di era Jokowi tren nya naik lagi. Engga gampang itu. Buktinya hampir semua negara maju dan ASEAN belum mampu naik lagi. Jadi wajar saja kalau utang bertambah. Mengapa ? Namanya situasi down , utang itu jadi instrument untuk melakukan counter cyclical. Para pengusaha dan pejabat keuangan paham soal ini.

Kalau kurang paham, saya analogikan begini. Anda punya Pemasukan Rp. 8 juta. Pengeluaran Rp. 9 juta. Sementara cicilan utang Rp. 1 juta. Artinya disamping defisit , anda juga masih harus membayar utang. Begitulah kondisi ekonomi yang diwarisi Jokowi dari SBY. Gimana solusinya ? Dalam ilmu keuangan dikenal dengan teori counter cyclical. Apa itu ? suatu langkah kebijakan dengan menambah modal ( uang ) dengan tujuan meningkatkan kapasitas agar pertumbuhan terjadi sehingga kemampuan membayar lebih tinggi. Memang cara cepat melakukan counter cyclical adalah menambah utang. Bukan utang untuk belanja rutin yang tidak berdampak kepada peningkatan kapasitas. Tetapi untuk investasi meningkatkan kapasitas.

Apakah gampang menarik utang ditengah kondisi down atau shock ? Tidak. Coba aja anda bayangkan. Kalau dalam kondisi perusahaan atau rumah tangga sedang kesulitan keuangan, kan engga gampang menarik utang. Makanya selalu counter cyclical di ikuti dengan serangkaian kebijakan yang memastikan terjadinya pertumbuhan. Para kreditur memperhatikan tekad anda untuk berubah dalam mengatasi masalah financial. Nah apabila kebijakan ini sinkron dengan rencana ada berhutang maka kreditur akan percaya memberikan utang. Nah apa hasilnya ? utang memang bertambah namun kemampuan membayar utang juga meningkat. Terbukti semua cicilan utang bisa dibayar dan ekonomi tetap tumbuh diatas 5%.

Kedua, FB mengakui bahwa utang di era Jokowi masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Indikatornya adalah Debt to Ratio yang masih dibawah 30% dari PDB. Namun FB merendahkan prestasi Debt to Ratio ini dengan membandingkan kepada negara maju. Dia bandingkan dengan Jepang yang ratio utang terhadap PDB sebesar 250%. Alasanya, Jepang walau tinggi rasio utangnya namun Jepang memberikan pinjaman kepada negara lain. Jepang berhutang kepada rakyatnya sendiri. Jadi Dalil ini tidak ada kaitanya untuk menjustifikasi rasio utang seperti jepang itu lebih baik dari Indonesia. Mengapa ? rumus rasio utang itu berhubungan dengan kemampuan negara membayar utang yang dikaitkan dengan kapasitas ekonomi. Di era Jokowi utang memang bertambah namun rasio utang sebesar 30% atas PDB atau tetap dibawah pagu UU yang menentukan maksimum utang 60% dari PDB. 

Mengapa utang bertambah tetapi rasio utang tidak jauh beda dengan era SBY? karena rumus rasio utang itu berbanding terbalik dengan PDB. Artinya semakin besar utang selagi PDB juga meningkat, hasilnya tidak akan meningkatkan rasio utang. Sama dengan anda pinjam uang ke bank untuk investasi meningkakan produksi. Utang bertambah, tapi asset produksi juga meningkat. Rasio utang terhadap asset tidak akan meningkat Sementara kemampuan membayar juga meningkat. Lain hal utang untuk kawin lagi. Gimana? kalau utang 250% seperti Jepang? sementara kapasitas hanya 100%?. Engga perlu sekolah tinggi untuk menjawab itu. Faktanya Jepang suffering mengatasi beban utang itu. Pertumbuhan mendekati 0%, bahkan pernah minus. Hanya masalah waktu tabungan masyarakat tidak akan mampu lagi membayar ongkos yang terus meningkat akibat harga naik dan pertumbuhan ekonomi rendah.

Ketiga, pembangun infrastruktur hanya disediakan anggaran oleh pemerintah sebesar 9,8% saja dari Rp 5000 triliun. Sisanya menerapkan pembiayaan non APBN. Soal utang untuk pembiayaan infrastruktur yang dilakukan oleh BUMN dan Swasta itu urusan bisnis. Pemerintah hanya memberikan konsesi yang apabila jangka waktu habis, kembali ke negara tanpa negara keluar uang. FB seharusnya tidak perlu membahas utang bisnis. Karena utang BUMN atau Swasta itu tidak dijamin negara. Antara kreditur dan debitur ada hitungan bisnis yang ketat dalam proses memberikan pinjaman.

Keempat, FB mengatakan bahwa utang G2G lebih baik daripada utang ke pasar uang lewat SBN, dengan alasan suku bunga lebih rendah dan kalau gagal bayar lebih mudah dibicarakan. Itu juga alasan yang tidak terpelajar. Mengapa ? Utang G2, syarat ditentukan oleh negara krditur, yang umumnya menjajah. G2G tidak ada urusannya dengan kinerja negara. Yang penting presiden nya loyal. Bukti semua negara yang berhutang kepada negara lain tidak punya posisi tawar yang kuat dalam politik luar negeri. Kehormatan negara otomatis jatuh. Sementara utang SBN itu berkaitan dengan keterbukaan atau transparansi. Negara menentukan aturan sendiri soal syarat utang. Tingkat bunga SBN ditentukan oleh pasar dan ini tergantung kinerja pemerintah. Kalau makro ekonomi kita sehat dan korupsi rendah , bunga akan rendah dengan sendirinya. Buktinya suku bunga SBN kita atau actual rate tidak lebih tinggi dari bunga bank atau G2G. Kehormatan negara tetap tinggi.

Alangkah baiknya bila FB focus kepada keahliannya dibidang ekonomi dengan mengungkap data secara jujur. Cukup bicara dengan data apa adanya dan simpulkan data itu apa adanya. Contohlah Uda Dr. Muhammad Chatib Basri, S.E., M.Ec, yang pernah jadi Menteri Keuangan era SBY. Dia jujur bicara apa adanya. Dia memuji langkah kebijakan pemerintah Jokowi.

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...