Saturday, June 24, 2017

LION AIR

Anda mungkin sering mendengar istilah KONDOTEL. Pihak developer menawarkan kondominium kepada anda sebagai wahana investasi. Apabila anda setuju invest maka pada waktu bersamaan kondominium itu anda serahkan kepada developer untuk dikelola sebagai Kondotel. Di samping itu anda bisa juga gunakan kondotel itu untuk berlibur dan bisa juga dapatkan income bila tidak sedang di gunakan. Berlalunya waktu anda mendapatkan revenue dari kondotel tersebut, sementara asset tetap atas nama anda sampai kapanpun. Kalau suatu saat anda butuh uang, anda berhak untuk menjualnya dengna harga pasar. Yang menarik adalah selalu harga beli selalu lebih murah dari harga pasar. Jadi bagaimanapun tetap untung. Jadi anda dapat revenue dari pengelolaan Kondotel dan juga dapat untung ketika di jual. Developer dapat apa ? Mereka dapat bagi hasil atas hak kelola kondotel dan juga dapat fee bila anda menjual kondotel.

Begitu juga dengan kasus pembiayaan pembelian pesawat yang di lakukan oleh LIon Air. Bagaimana skemanya?

1.Sebagai perusahaan pemilik izin operasi penerbangan, Lion menawarkan kerjsama investasi kepada investor. Investor itu bukan satu tapi beberapa investor. Yang ditawarkan oleh Lion adalah A. Harga pesawat lebih murah dibandingkan beli dari agent. Kok bisa ? ya karena Lion beli banyak tentu dengan harga pabrik dan belinya langsung ke prinsipal. B. Pada waktu bersamaan Lion juga tawarkan jasa kelola pesawat tersebut dengan kondisi yang disepakati bersama. Jadi semacam sales and leaseback. Bagaimana investor bisa percaya ? Lion memberikan akses kepada investor untuk mengetahui setiap waktu jumlah seat terjual atas pesawat yang dimiliki oleh investor. Jadi transfarance. C. Investor hanya akan bayar setelah pesawat diserahkan oleh pabrikan. Semua biaya dan proses sebelum delivery menjadi tanggung jawab Lion. Secure kan. Engga ada istilah investasi bodong. Bayar janji.

2. Setelah jumlah investor terkumpul sejumlah pesawat yang akan dibeli maka Lion mengajukan pinjaman ke bank. Pinjaman ini tentu tidak berhubungan dengan neraca perusahaan LION. Mengapa ? Secara akuntasi perusahaan sekelas LION engga qualified beli pesawat ratusan. Makanya diterapkan Non Recourse loan atas nama perusahaan cangkang. Artinya, hutang atas pembelian pesawat itu dijamin oleh Pesawat itu sendiri. Kok bank percaya ? Ya kan sudah ada jaminan dari para investor yang segera membayar setelah delivery. Jadi uang dari investor akan mengalir langsung ke rekening hutang lion di bank. Bank aman dan investor juga aman.

3. Namun masalahnya tidak sesederhana itu. Karena sesuai aturan bank tidak mungkin memberikan Non Recourse loan kalau belum ada sales and purchase agreement. Untuk teken akad sales and purchase agreement dimaksud , LION harus bayar uang muka yang diperkirakan berisar 20-50% dari nilai pesawat bersih. Dari mana DP itu ? Lagi lagi LION menggunakan skema back to back atas komitment dari para investor. Atas dasar itu Purchase agreement dengan ketentuan DP di biayai oleh Bank Export Import dimana pabrikasi pesawat itu dibuat. Kok mau ? Loh kan itu hanya bridging. Artinya setelah purchase agreement ditanda tangani, pihak bank akan memberikan Non recourse loan kepada LION. Dan lagi tugas negara dimanapun membantu pabrikan mendapatkan fasilitas pembiayaan atas kontrak penjualan berkaitan dengan Ekspor. Masalah DP selesai.

Dengan skema tersebut maka LION bisa terus mengembangkan usahanya. Dari mana pendapatan Lion? 
1. Profit sharing atas revenue setiap pesawat.
2. Management fee. ( termasuk semua biaya operasional di bebankan secara proporsional dengan jumlah pesawat yang di invest ).
3. Maintenance fee. Setiap maintenance pesawat di hangar yang di lakukan oleh vendor, Lion dapat fee. Termasuk pembelian spare part.

Kesimpulan:

Lantas apa business LION sesungguhnya ? ya service provider khusus management business air flight. Mereka punya fiture business sebagai wahana investasi yang aman dan menguntungkan bagi investor. Dan untuk itu neraca perusahaan terhindar dari hutang. Semua karena konsesi binis yang diberikan negara berupa izin maskapai penerbangan dalam dan luar negeri. They create money of nothing..

1 comment:

Unknown said...

Cerdas banget ya skemanya..... share lebih banyak cerita2 macam gini lagi Pak Erizali... Inspiring banget.

ERA Jokowi, dari 16 target yang tercapai hanya 2

  Realisasi kuartal III-2024, ekonomi nasional tumbuh 4,95%. Konsumsi rumah tangga sebagai pemberi andil terbesar hanya mampu tumbuh 4,91%. ...