Wednesday, May 4, 2016

China non pribumi ?

Sebetulnya dalam catatan sejarah pada awalnya Nusantara ini tidak bertuan. Semua penduduk adalah pendatang. Pendatang pertama adalah  Homo erectus yang melakukan migrasi panjang dari Afrika sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Homo erectus inilah penduduk yang paling lama tinggal di Nusantara yaitu sekitar 1,5 - 1,7 juta tahun! Mereka awalnya bermukim di Nusa Tenggara Timur, tepatnya Pulau Flores. Pendatang kedua adalah Homo sapiens atau manusia modern juga berasal dari Afrika. Gelombang pertama berlangsung kira-kira 100 ribu tahun yang lalu, sedangkan gelombang kedua berlangsung kira-kira 50-70 ribu tahun yang lalu. Mereka dikenal dengan Suku Dani, Bauzi, Asmat, Amungme di Indonesia & Papua Nugini. Dari persebaran ini, diduga kuat bahwa hampir seluruh daerah Paparan Sunda dan Sahul (mencakup seluruh wilayah Indonesia) sempat dihuni oleh orang-orang berciri Melanosoid.

Pendatang ketiga adalah  Homo sapiens, yaitu kelompok melayu-austronesia. Rumpun Austronesia ini merupakan rumpun yang sangat besar, mencakup suku Melayu, Formosan (Taiwan), Polynesia (Hawaii, Selandia Baru, dsb). Dari mana asalnya ? Semenjak tahun 2.000 SM sampai dengan tahun 500 SM (dari zaman batu Neolithikum hingga zaman Perunggu) telah terjadi migrasi penduduk purba dari wilayah Yunan (China Selatan) ke daerah-daerah di Asia bagian Selatan termasuk daerah kepulauan Indonesia. Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran diperkirakan karena adanya suatu bencana alam hebat atau adanya perang antar suku bangsa. Orang-orang Melayu yang datang ke Nusantara juga secara umum bisa dibagi dua: Melayu yang mager  dan Melayu yang bukan meger. Melayu-melayu mager telah berhasil menciptakan masyarakat yang stabil sehingga sudah tidak diperlukan lagi mobilisasi penduduk. 

Keturunan Melayu golongan pertama ini bisa kita liat pada suku Nias di Pulau Nias dan suku Dayak di pedalaman Kalimantan, yang juga biasa disebut sebagai “Proto Melayu". Melayu yang bukan merger adalah  golongan melayu yang karena alasan tertentu (misalnya: kondisi geografis, iklim, bencana, dll) merasa perlu untuk terus berpindah tempat sekaligus berinteraksi dengan kelompok lain di sekitarnya, sehingga memungkinkan adanya percampuran budaya, bahasa, serta gen. Keturunan Melayu yang mobile ini salah satunya adalah yang berasal dari suku Minangkabau, Jawa,  Banjar, Bugis, Makassar, Bali, Lombok, Batak, Aceh, Madura, Minahasa, dan puluhan suku-suku lain yang kita kenal di Indonesia serta biasa disebut sebagai “Deutero Melayu” 

Pendatang keempat  adalah Sino-Tibetan, Dravidian, dan etnis Semitic. Dalam periode kurang lebih seribu tahun setelah kedatangan etnis Melayu di Nusantara, peradaban dan kebudayaan Austronesia berkembang semakin kompleks dan mulai melakukan interaksi perdagangan dengan kebudayaan lainnya. Ternyata, interaksi perdagangan sekelompok masyarakat Austronesia di Nusantara ini berkembang menjadi sangat ramai. Sampai akhirnya Nusantara ini mengundang kedatangan banyak pedagang dari peradaban luar. Ada tiga gelombang pendatang. Pertama  orang dravida (India) memulai perjalanannya lebih dulu ke daerah Nusantara untuk berdagang sejak abad 1 masehi. Sedangkan pendatang Sino-Tibetan ( China/Tionghoa) baru melakukan eksplorasi besar-besaran di perdagangan Nusantara sejak dinasti Han runtuh awal abad 3 masehi. Sementara itu orang Semit ( arab dan Yahudi ) mulai pertama kali berdatangan ke pulau Sumatera untuk berdagang dan menyebarkan agama pada abad 7 Masehi.

Kalau dilihat urutannya manusia modern di nusantara ini, pendatang pertama adalah suku melayu, Pendatang kedua adalah India, Pendatang ketiga adalah China ( Tibet) , Pendatang keempat adalah Arab dan Semit ( Yahudi ). Kan aneh aja kalau china yang datang lebih dulu di nusantara ini dan setelah 400 tahun kemudian barulah datang orang Arab , dibilang non pribumi. Bahkan kalau mau jujur nenek moyang kita orang melayu berasal dari Yunan ( China selatan). Itulah dasarnya mengapa para pendiri negara kita menetapkan Bhineka Tunggal Ika, karena tidak ada satupun kita berhak mengclaim kita pribumi. Karena kita semua adalah pendatang alias ngekos di Nusantara ini. Semoga kita sadar dan besikap rendah hati. Sesungguhnya bumi ini milik Allah dan tidak ada satupun berhak bilang " enyah kamu China". Semua manusia ciptaan Tuhan dan yang paling baik adalah paling banyak manfaatnya bagi orang orang lain...

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...