Monday, May 30, 2016

China 2025


Sampai dengan tahun 2025 Pemerintah China berbulat hati menciptakan wilayah baru yang bukan hanya mampu berproduksi dari lahan pertanian tapi juga punya kekuatan berkonsumsi.  Maklum saja bahwa ketika krisis global terjadi, pasar menyusut dan China terkena dampak yang sangat buruk. Banyak industry yang tutup dan gelombang PHK terjadi dimana mana. Untuk mengatasi ini maka pemerintah China tidak punya pilihan lain, yaitu harus menciptakan pertumbuhan baru di pedesaan. Solusinya , desa harus di tata kembali. Tida bisa lagi mengandalkan desa lama yang hanya memproduksi untuk sesuatu yang hanya cukup di makan tanpa menyisakan untuk berkonsumsi lebih. Karenanya Pemerintah China melakukan social engineering secara massive melalui penciptaan kota baru. Para penduduk desa akan di pindahkan kekota baru yang di lengkapi dengan fasilitas kesehatan, pendidikan , pusat komunitas baru yang memungkinkan tercipta peluang bisnis bagi rakyat pedesaan untuk meningkatkan nilai produksinya. Untuk mendorong relokasi industry dan bisnis ke kota kota baru ini, pemerintah memberikan insentif pajak dan beragam kemudahan. Dengan demikian akan menyerap angkatan kerja dan peluang usaha bagi penduduk desa yang tinggal di kota baru ini.

Tahukah anda berapa jumlah penduduk desa yang akan di pindahkan ke kota kota baru ini ?  sedikitnya 250 juta penduduk akan menjadi penghuni kota ini. Sedikitnya USD 600 miliar atau Rp.7000 triliun dana APBN di pompa ke mega proyek ini.  Saat sekarang pembangunan terus berlangsung. Namun dampaknya sangat terasa buruk. Setiap tahun ada ribuan protes petani karena tanah mereka di gusur. Ada banyak penduduk yang terpaksa bunuh diri akibat tanah dan rumahnya di gusur. Pemerintah tidak memberikan ganti rugi berupa uang tapi memberikan ganti rumah di kota baru yang di bangun, dengan luas dan ukuran yang sama.  Walau semua tanah milik Negara namun bagimanapun bagi penduduk desa, ikatan mereka dengan tanah yang telah mereka kelola beberapa generasi tidak mudah di pisahkan.  Padahal sebelumnya yang membuat stabilitas politik dan ekonomi terjadi di China, karena ikatan antara petani dengan tanahnya dapat di jaga oleh elite partai komunis. Di bawah Presiden Xi Jinping , prioritas politik bukan lagi pada hak tanah tapi bagaimana rakyat mampu mendapatkan penghasilan lebih tinggi lewat industrialiasasi, dan akhirnya mampu membayar barang dan jasa yang mereka konsumsi.

Dampak lain dari mega proyek ini adalah membantu menjaga pertumbuhan ekonomi China. Belanja pemerintah mampu men-stimulus perekonomian nasional , menghidupkan kembali bisnis yang lesu akibat krisis dan permintaan global yang menurun. Industri baja, bahan bangunan, dan lain lainnya tumbuh pesat karena kebanjiran order dari pemerintah. Tentu ini menimpulkan multiplier effect. Ada jutaan penduduk desa terlibat dalam proyek ini sebagai pekerja. Bila proyek ini selesai maka 70% penduduk china akan terintegrasi dalam system perkotaan yang terhubung dengan business network yang saling terikat dengan dukungan insfrastruktur kelas satu. Tahun 2025 hanya akan 30% rakyat China yang akan tinggal di pedesaan. Sehingga sebagian besar rakyat China tidak lagi beban Negara tapi jadi asset Negara.  Di  masa depan China akan lebih mudah melakukan transformasi menjadi Negara yang modern yang tidak lagi tergantung pasar luar negeri tapi pasar dalam negeri. Begitupula dari segi pembiayaan, pasar uang dalam negeri akan berkembang pesat dan likuid  untuk memastikan terjadi pertumbuhan berkelanjutan.

Dalam satu kesempatan saya bertanya kepada pejabat China  mengenai program ini. “Apakah tidak di pikirkan dampak inflasi dari proyek  ini?  Karena begitu besarnya dana APBN di gelontorkan ke proyek ini. Apakah tidak di pikirkan cara lain agar tidak menimbulkan dampak massive penggusuran lahan rakyat? Bukankah ini melanggar HAM. “ Dengan tersenyum pejabat China mengatakan kepada saya bahwa " Inflasi pasti terjadi namun dapat terukur dan terkendali. Yang harus di sadari bahwa Membiarkan rakyat terjebak dengan kemiskinan karena lingkungan buruk , yang tidak mendukung mereka berkembang secara manusiawi adalah pelanggaran HAM sesungguhnya. Anda tidak bisa membiarkan situasi dengan cara berpikir rakyat yang dominan atas dasar keyakinan bahwa miskin itu lebih baik daripada berubah. Tak akan ada perubahan tanpa pengorbanan. Kita tidak membangun community lagi tapi kita membangun society dimana semua orang punya kesempatan yang sama sesuai kemampuannya dan semua orang punya peluang memperjuangkan kemakmuran bagi dirinya sendiri, karena itulah pemerintah di perlukan untuk memimpin perubahan” 

Pembangunan di rencanakan dengan dasar study menyeluruh dan semua hal di pikirkan, bukan untuk hari ini saja tapi untuk hari esok. Rakyat harus mau berubah. Yang tidak suka, dan yang suka akan selalu ada. itu biasa. Yang penting jangan sampai karena segelintir orang yang protes dan terjebak dengan moralis, program terhenti. Mengapa ? Kemiskinan  telah berlangsung sejak lama. Jangan sampai rakyat skeptis dengan dirinya dan hidup bersandar kepada keyakinan agama dan budaya bahwa kemiskinan itu baik, padahal menyengsarakan dirinya sendiri hanya karena merasa lebih nyaman ditempatnya yang ada sekarang".  Demikian kata pejabat itu. Saya terdiam sambil membayangkan tahun 2025 akan berdiri kota kota baru setara  kota kota besar yang ada di Amerika dengan fasiltas modern.

No comments:

Cara China mengelola BUMN.

  Tahun 80an China melakukan reformasi ekonomi. Tantangan yang dihadapi China adalah terbatasnya sumber daya manusia yang terpelajar. Anggar...