Tuesday, July 15, 2014

Gaza dan Hamas ?

Tahun lalu atau tepatnya bulan september 2013 ,Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, pada hearing  dengan para anggota Senat mengatakan bahwa negara-negara Arab telah menawarkan dana operasional jika Amerika Serikat memutuskan serangan ke Suriah.Mengapa ? Karena rezim Bashar al-Assad  didukung oleh Iran-Syiah. Pada tanggal 15 Juni yang lalu, As-Sisi, presiden kudeta di Mesir saat ini, juga telah merestui Israel untuk melakukan serangan ke Gaza dengan tujuan menghancurkan segala potensi militer, terutama yang dimiliki oleh Hamas. As-Sisi sangat bersemangat dalam hal ini karena Hamas tak lain adalah Ikhwanul Muslimin di Palestina, yang berada tak jauh dari mereka di dataran Sinai. Sikap  As-Sisi ini diamini oleh  Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Televisi channel 2 Israel memberitakan bahwa Emirat bersedia mendanai setiap serangan militer yang dilakukan Israel ke Hamas di Gaza. Salah seorang menteri Israel juga sudah berkunjung ke Dubai untuk membahas masalah ini. Oleh karena itu, tak mengherankan jika Simon Peres pernah mengatakan, “Dulu kita sendirian, saat ini kita tak lagi sendirian. Mengapa ? Mesir dan Arab beserta sekutunya memang tidak menginginkan Hamas memimpin pemerintah Palestina walau Hamas menang lewat pemilu Demokratis. Mereka lebih menginginkan Fatah yang memimpin Palestina karena lebih loyal kepada mereka dan sesuai dengan agenda Amerika. Namun Hamas didukung oleh Iran-Syiah,yang tentu dibelakang Iran ada China dan Rusia. 

Maka dengan bulat hati Israel melakukan agresi militernya, Selasa (8/7/2014), banyak warga yang tewas. Ini killing field. Sejak awal agresi Israel ke Jalur Gaza pada Selasa pagi (8/7), 111 orang Palestina telah tewas dan 780 orang cedera.dan ini terus bertambah. Memang, sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah Gaza. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan. Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006. Dan hingga 2014, blokade rapat itu masih dilakukan Israel.Nah, blokade itu jelas mendatangkan masalah besar bagi Gaza. Ekonomi mandek. Warga kelaparan. Dan yang jatuh sakit, akan makin kesakitan. Tapi apa yang terjadi? Penduduk Gaza ternyata tetap bertahan. Bahkan perlawanan Gaza terhadap Israel semakin menguat. Tak terhitung kalinya rudal dilemparkan kearah Israel namun dengan mudah di intercept oleh Iron Dome yang dimiliki Israel sementara Israel terus menghantam  Gaza dengan rudal. Dua hari setelah serangan israel terhadap Gaza, Iran memberikan ancaman kepada Israel bahwa Israel  akan menghadapi reaksi kelompok-kelompok perlawanan Palestina yang akan membuat Tel Aviv menyesal. Ini sinyal bahwa Iran akan masuk medan tempur.Ini sangat menakutkan apalagi pada tanggal 1 juli , Iran berhasil melakukan uji coba rudal yang bisa mengecoh Iron Dome dan mampu menjangkau kota kota di Israel.

Benarlah, setelah menghantam habis-habisan pemukiman sipil Palestina di Jalur Gaza, tanggal 13/7 gantian Ezz-Eddin Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, yang menembaki Tel Aviv dengan peluru kendalinya, roket J-80. Menurut laporan Rai al-Youm, harian Israel Yediot Aharonot menyatakan bahwa Iran telah menyelundupkan ke Hamas rudal dengan jarak tempuh yang belum pernah ada sebelumnya (dalam perang Palestina-Israel), yaitu mencapai 110 kilometer, dengan kecepatan 6,5 mach. Ada puluhan rudal dengan jenis yang sama dan berat 120 kg ditempatkan di Gaza.Roket-roket baru tersebut dinamai para syuhada yang telah gugur seperti Ahmad Al-Jaabari, seorang pemimpin Hamas yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel dua tahun lalu. Radio Israel mengakui bahwa roket-roket Palestina menghantam kota-kota pesisir tengah Herzliya dan Bat Yam serta Tel Aviv. Sirene peringatan dibunyikan di beberapa kota Israel, termasuk Tel Aviv, Netivot, Rishon Lezion, Ashdod, Sderot, Be'er Sheva, Merhavim, Ramat Gan, Bnei Brak, Petah Tikva, Gianyar, Rehovot, Yavne, Nes Tziona, Lod, Ramle, Kiryat Maleakhi dan Ashkelon, serta Yerusalem, Beit Shemesh, dan daerah Laut Mati. Tak kurang dari empat juta warga negara Zionis itu berhamburan keluar rumah dan terpaksa berlindung ke dalam ke tempat-tempat yang lebih aman, termasuk ke dalam bunker-bunker yang tersedia.

Melalui jejaring sosial seperti Facebook, saya melihat hampir setiap hari ada berita kekejaman Israel terhadap rakyat palestina. Foto vulgar korban akibat rudal itu diperlihatkan dengan jelas. Memang sangat ampuh membangkitkan amarah umat islam di Indonesia dan tentu mudah membuat umat islam memberikan donasi  kepada rakyat Palestina. Akankah sumbangan ini membantu rakyat Palestina? Tidak! Bantuan dana atau apalah, hanyalah seperti membuang  sabun kedalam bak mandi. Memang disisi Allah tetap ada nilai pahalanya apabila bantuan itu diberikan dengan ikhlas namun untuk tujuan perjuangan membuat rakyat palestina bebas dari serangan israel adalah sia sia. Mengapa ? Ini sebetulnya bukanlah perang antara Palestina dan Israel tapi perang antara  Iran dan israel yang dibiayai oleh Arab dan Emirat Arab. Banyak alasan yang bisa diperdebatkan mengapa harus ada perang dan akhirnya mengorbankan penduduk sipil namun satu hal yang tak bisa dibantah bahwa ini bukan perang antara suni dengan syiah, arab vs Israel tapi ini perang berhubungan dengan geostrategis Amerika untuk memperkuat posisi tawar dalam business multi trilion dollar dikawasan kaya minyak dan gas itu. Palestina tidak akan pernah merdeka seutuhnya sebelum negara Arab, Emirat Arab , Mesir dapat lebih dulu merdeka dari kendali Amerika. Itu hanya mungkin bila pemimpin Arab,Mesir, emirat dapat mengalahkan nafsu dunianya lebih dahulu...Mungkinkah?

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...