Sunday, October 20, 2013

China, demokrasi ?

Dari segi susunan kekuasaan tidak ada yang berbeda antara China dengan Barat. Di China dikenal dengan trias politika, dimana terjadi pemisahan tugas antara Executive, Legislative dan Yudikatif. Ketiga unsur kekuasaan ini berkerja berdasarkan UUD yang ditentukan berdasarkan suara Rakyat. Saat sekarang China menerapkan Pemerintah dengan system Parlementer dimana Kekuasaan Pemerintah dipegang oleh Perdana Menteri dan Kekuasaan Negara dipegang oleh Presiden. Namun sebagian besar kita akan berkata sambil mencibir bahwa china anti demokrasi. Tentu dengan alasan teori dasar  dimana demokrasi itu terdiri dari banyak Partai dan dipilih langsung oleh rakyat lewat bilik pemilu. Sementara China hanya ada satu partai, yaitu Partai Komunis. Tidak ada Pemilu. Ini Negara otoriter Partai. Kalau kita menggunakan teori Barat tentang demokrasi maka kesimpulan bahwa china tidak demokrasi adalah benar. Tapi bukan berarti China tidak menerapkan demokrasi. Ya tentu demokrasi ala china. Nah pertanyaannya adalah manakah yang benar ? Apakah cara China yang benar ataukah cara Barat ? 

Kekuasaan tertinggi di China adalah Kongres Rakyat Nasional (KRN) yang merupakan lembaga legislative. KRN terdiri dari wakil-wakil yang terpilih dari berbagai propinsi, daerah otonom, kota setingkat propinsi , daerah administrasi khusus dan tentara. KRN melaksanakan legislatif negara dan memutuskan masalah penting dalam kehidupan politik Negara, yang meliputi membuat UU dan mengamandemen UUD, mensyahkan APBN dan  menetapkan kebijakan strategis jangka pendek, menengah da panjang, seperti penentuan daerah otonom, daerah administrasi berserta aturan pendukung system pemerintahannya.  mengawasi tugas pemerintahan. KRN juga bertugas memilih Presiden dan Wakil President, memutuskan calon perdana menteri dan anggota-anggota lain Dewan Negara, memilih ketua Komisi  Militer Pusat dan memutuskan calon anggota-anggotanya, memilih Ketua Pengadilan Rakyat Tertinggi dan Ketua Kejaksaan Rakyat Tertinggi. Tentu KRN juga berhak memecat pejabat pejabat tersebut bila terbukti tidak bisa melaksanakan tugasnya.

Karena mereka adalah tokoh nasional yang tidak semua ahli maka mereka dibantu oleh para professional yang tergabung dalam  Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, Lembaga ini adalah lembaga di luar pemerintah yang dibentuk untuk memberi masukkan terkait dengan pembangunan China dalam berbagai sektor. Mereka membuat proposal baik secara individu maupun kelompok tentang berbagai hal seperti bagaimana kebijakan pemerintah tentang suatu pembangunan di daerah tertentu atau bidang tertentu untuk dibahas oleh Kongres Rakyat Nasional. Anggota lembaga ini terdiri dari unsur anggota partai politik, berbagai organisasi yang mewakili etnis dan masyarakat khusus, kalangan non partai dan profesional di bidang khusus. Mereka dipilih dan diusulkan dari partai politik level nasional dan daerah, pemerintah, organisasi sosial dan organisasi profesional. Lembaga ini semacam lembaga penasihat politik di tingkat nasional dan beranggotakan sekitar 2000 orang, di level daerah juga mempunyai lembaga serupa tetapi ruang lingkupnya juga sesuai dengan wilayahnya.  Mereka melaksanakan konferensi nasional tiap lima tahun.

Nah, yang menarik adalah bagaimana orang bisa duduk di KRN ? KRN tingkat nasional terdiri dari 34 delegasi yang mewakili dari propinsi, wilayah administrasi khusus, kota khusus, daerah otonomi dan komisi militer yang semuanya sekitar 3.000 anggota. Masing-masing delegasi tersebut mempunyai ketua, wakil ketua, dan anggota. Para anggota delegasi itu dipilih dari proses berjenjang dari lurah, camat, kabupaten dan propinsi. Mereka adalah elite terbaik China dari kalangan tokoh masyarakat, ketua asosiasi bisnis dan sosial, ketua LSM , Militer, pejabat , para professional, dan kader Partai. Untuk menjadi anggota delegasi tidaklah mudah. Mereka harus punya kualitas-kualitas tinggi dari segi moral dan karakter. Kualitas-kualitas, seperti visionary, empowering, authentic, resonant, heroic, transformational, dan lain lain. Hal itu adalah hasil tempaan yang lama dan penuh jerih payah melalui keterlibatan penuh pengabdian di dalam komunitasnya. Proses ini bukan sebentar , puluhan tahun bertekun, kadang harus bergerak melawan arus, dan tak jarang berkorban untuk para pengikut. Dari proses inilah lahir nature kepemimpinan  dengan  ide-ide dan perbuatan-perbuatan besar dan cinta besar yang membawa perubahan. Sehingga ia nampak berkilau ditengah komunitasnya sehingga menjadi harapan bagi banyak orang. Semua proses itu dikawal ketat oleh Para kader Partai Komunis yang ada disemua level.

Jadi tidak mungkin orang bisa langsung atau instant  menjadi elite politik di China. Ada  proses panjang yang harus dilaluinya. Sedikit saja cacat maka dia akan tersingkir oleh lingkungannya dan pasti gagal dalam nominasi masuk sebagai anggota delegasi. Tidak seperti dalam system demokrasi liberal dimana siapapun bisa menjadi pemimpin disemua level. Tidak perlu terkejut bila barisan pelawak dan artis jadi caleg karena restu partai. Tidak perlu terkejut putra putri pejabat partaipun jadi caleg karena restu partai. Tidak ada yang aneh. Ini sudah lazim dalam system demokrasi. Tokoh tidak lagi dilahirkan tapi diciptakan oleh marketing mix communication. Ditambah bumbu money politic maka jadilah orang itu elite politik, bisa dipartai, bisa pula dipemerintahan. Mereka seperti mie istant yang semua bumbunya adalah hasil rekayasa biotech bukan natural. Mereka naik terlalu cepat sebelum karakter dan kualitas moral mereka ditempa komunitas yang mereka pimpin. Dicangkokkan dari luar, mereka tidak berakar dalam komunitas itu. Seperti product “mie instant” ;. rasa soto tapi bukan soto, rasa ayam tanpa ayam, rasa pedas tanpa cabe. Makanya jangan kaget bila setelah mereka berkuasa tidak ada yang sesuai dengan janjinya. Karena semua palsu dan menipu.  

Mengapa Komunis di China bisa solid sementara di Negara lain seperti Uni Soviet justru komunisme bankrupt. China dari  dulu sampai sekarang secara sosiologis maupun antropologis tak mungkin menjadi materialis seperti yang dialami barat yang otomatis marxisme adalah turunannya. Masyarakat China adalah masyarakat yang selalu percaya akan adanaya kekuatan lain diluar dirinya yang menguasai alam serta isinya dan ini bersifat gaib. Ada berbagai kepercayaan di china seperti animisme, dinamisme, dan agama Hindu, Budha, Kristen, Islam juga yang bermunculan dan dianut oleh sebagian penduduk China. Teori revolusi Marx hanyalah sebagai metode bukan sebagai dogma. Oleh karena itu, Marxisme bagi china dipahami dalam kerangka teoritis dan penerapannya amat tergantung pada kondisi masyarakat dimana ia tinggal. Jadi yang penting dari Marxisme adalah penerapan metode Marx berpikir, bukan menjalankan hasilnya cara berpikir. China tetaplah China yang membumikan budaya dan agama dalam mengelola komunitasnya. Maka hasilnya selalu betujuan untuk kepentingan bersama , bukan individu atau golongan. Jadi untuk apa banyak partai dan banyak bendera, seperti paham demokrasi Liberal yang ada di Barat dan AS  bila kenyataanya hasilnya hanyalah untuk kepentingan pemodal dan Partai,sementara rakyat banyak terjajah by system

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...