Monday, April 1, 2013

Kemandirian

Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam bahwasanya Nabi bersabda; "Tangan di atas (memberi) lebih baik dari pada tangan di bawah (yang diberi), dan dahulukan orang yang menjadi tanggung jawabmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya." Muttafaq'alaihi, redaksi hadist ini ada dalam shahih Bukhari (1428).
***
Saya dan istri makan malam direstoran . Seusai makan, saya meminta bill kepada pelayan restoran. Sudah menjadi kebiasaan istri saya selalu memeriksa dengan teliti bill  tersebut sebelum saya membayar dengan credit card. Ketika didalam kendaraan menuju pulang dia bertanya mengapa pajak makan mahal sekali. Saya terkejut karena ini kali pertama dia bertanya soal pajak. Saya katakan itu pajak yang diatur oleh Jokowi. Dia  berkerut kening. Maklum dia termasuk orang yang nge-fan dengan JOKOWi. Bukan hanya makan , hampir semua aktifitas orang berduit di Jakarta akan berhubungan dengan pajak Jokowi. Pajak Hotel, parkir kendaraan STNK, Pajak Tontonan, PBB, dan lain sebagainya. Dari semua pendapatan pajak itulah JOKOWI gunakan untuk belanja bagi kebutuhan orang miskin,yang ingin sekolah gratis , berobat gratis. Jadi semua program populis jokowi itu uangnya berasal dari kita semua. Kata istri saya menyimpulkan.  Tapi tidak ada yang salah karena uang itu tidak dipakainya untuk pribadinya, tapi untuk rakyat, kata saya membela. Dia terdiam sejenak seakan berpikir. Akhirnya dia berkata bahwa seharusnya uang pajak itu dipakai oleh Jokowi agar orang miskin dapat mandiri. Memberi orang fasilitas gratis tidaklah mendidik. Apalagi secara terprogram. Tangan dibawah selalu tidak elok. Rasul bersabda bahwa sebaik baiknya adalah tangan diatas.

Tuhan memang mencitaptakan semua hal tapi Tuhan tidak pernah mengirim makanan kesarang burung, Tuhan tidak pernah mengirim uang ke rekening kita. Tapi Tuhan dengan KeMaha AdilanNya  memberikan semua burung sayap untuk terbang mintasi pulau dan benua mendapatkan makanan yang Allah tebarkan di bumi ini, Tuhan menciptakan Panca Indra bersama Otak agar manusia mampu  berpikir dan do something mengais rezeki diperut bumi, di Samudra luas, di Hutan belantara , di Gunung, bukit dan hamparan gurun pasir dan sabana dan di angkasa. Sunatullah dibumi memang berbeda dengan di akhirat. Manusia harus berkerja dibumi ini agar mampu menciptakan sorga untuk dirinya sendiri. Bahkan semakin bertaqwa seseorang dihadapan Allah semakin besar cobaan yang datang. “Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau imannya lemah dia diuji dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus menerus sehingga ia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Al Bukhari). Kualitas seseorang diukur sejauhmana dia melewati hambatan untuk menjadi something.

Ketika reformasi Deng di China, Partai Komunis tidak lagi sebagai penyedia sekolah gratis, makan gratis, pendidikan gratis. Semua harus bayar namun semua orang dijamin mendapatkan akses menghasilkan uang agar mampu membayar semua kebutuhan yang tidak gratis itu.  Kebijakan ini memang menghasikan penderitaan yang luar biasa bagi mereka yang lemah bersaing ditengah kompetisi kebebasan berproduksi. Namun berjalannya waktu, yang lemah dan yang kuat bersinergi untuk berproduksi karena begitulah manusia yang tak bisa hidup sendiri. Dalam sebuah komunitas manusia saling melengkapi dan tugas Negara menjamin  proses ini dengan adil agar tidak ada saling menzolimi. Anggara populis era Mao yang menjamin semua gratis sebagaimana  konsep komunis satu untuk semua, semua untuk satu, dialihkan untuk program pembangunan infrastruktur ekonomi agar system logistic nasional menjadi efisien untuk memastikan semua potensi wilayah dapat dioptimalkan memenuhi pasar dalam negeri maupun luar negeri. Terbukti Reformasi Deng berhasil menjadikan china tumbuh dan berkembang atas dasar kemandirian rakyatnya membiayai semua kebutuhan.

Apa yang dikatakan oleh istri saya ada benarnya. Manusia dirancang tidak sebagai penadah tangan untuk berpangku tangan. Manusia dirancang oleh Allah untuk ringan tangan , untuk bekerja apa saja yang halal agar mampu memberi, mampu menjadi khalifah dimuka bumi. Selalu tergantung dengan fasilitas kemudahan tidak akan pernah membuat orang bijak dan sampai mati tidak akan pernah dewasa. Tugas Negara atau pemerintah adalah menyediakan infrastruktur ekonomi yang memungkinkan siapa saja yang mau berikhtiar akan mempunyai akses untuk beproduksi dan mendapatkan hasil dari itu. Dari hasil ikhtiar itu akan membuat ia mampu membayar semua kebutuhannya. Bukan seberapa besar yang didapatnya tapi yang lebih penting adalah rasa hormat karena dia mendapatkannya dari kekuatan tangannya, bukan fasilitas gratisan.   Bagaimana dengan mereka yang telah berupaya namu tetap gagal mndapatkan hasil? Didalam masyarakat ada kekuatan lain yang lebih hebat dari kekuatan pemerintah yaitu kekuatan yang bersumber dari Agama berkata , budaya memakai, yaitu tolong menolong dalam semangat gotong royong .Kekuatan ini sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk sosial yang satu sama lain saling tergantung. Jangan remehkan komunitas.

Semua agama punya program charity untuk orang miskin. Dalam budaya, antar kerabat/keluarga, sahabat, tetangga saling tolong menolong dalam semangat kebersamaan. Tugas negara harus menjaga keutuhan kehidupan beragama dan budaya agar tidak terkontaminasi dengan budaya individualistis dari luar. Ya, tolong menolong itu seyogianya dari masyarakat untuk masyarakat yang tak ada hubungannya dengan politik. Tugas pemeritah harus by design dan terstruktur menyiapkan sarana dan prasana kemandirian bagi rakyat dan mengelola  amanah agar  setiap sen uang yang didapat dari pajak digunakan untuk memastikan dalam jangka panjang tak ada lagi orang menadahkan tangan, untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan karena kekuatan rakyat yang mandiri membayar kebutuhannya sendiri.  Ini hanya mungkin terlaksana bila negara mempunyai idiologi yang kuat untuk memastikan kebaikan dicari, kebenaran dibela, keadilan dijunjung.  

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...