Thursday, June 7, 2012

Kekuatan AS

Anda masih ingat ketika ribut ribut soal rencana penghapusan subsidi karena harga minyak melambung tinggi dipasar international. DPR pun bersibuk mencari sensasi di senayan. Ada yang ingin subsidi dihapus dengan alasan ekonomi akan jebol. Ada juga yang tak ingin subsidi dihapus alasan demi rakyat kecil. Ketika itu harga minyak international bergerak naik dibursa utama dunia. Rasa kawatir datang dan panikpun muncul. Tapi tahukah anda, ketika dunia sedang rebut soal kenaikan harga minyak yang dipicu oleh komplik selat hurmuz Iran –Israel, saya mendapatkan berita singkat di Euroclear tentang komentar Bernaken ( chairman the FED) yang mengkawatirkan index manufacture AS turun dalam kwartal pertama tahun 2012. Saya perhatikan berita singkat itu membuat terjadi pergeseran portfolio investasi dibursa. Para pemain mulai melepas portfolio surat hutang bermata uang dollar.  Saya meliat indikasi fundamental AS akan mengakibat bola salju terhadap berbagai portfolio investasi bermata uang dollar.

Mengapa begitu ? bila index manufacture AS turun ini pertanda produksi tidak bisa lagi diserap oleh pasar karena sector financial /perbankan kehilangan darah untuk memonpa konsumsi. Pada waktu bersamaan Negara exporter utama ke AS seperti China , Jepang, Korea, Taiwan, Eropa akan terkena dampak buruk bagi peningkatan produksinya. Bila Index manufacture turun tentu akan mengurangi jam kerja mereka. Konsekwensinya kebutuhan energy akan berkurang. Saya melihat ketika itu, para trader sudah mulai melakukan aksi cut loss atas kontrak forward mereka. Para banker kebanjiran call dari para trader untuk menutup resiko kontrak. Sebulan setelah itu bursa London sudah mulai panic dan diikuti oleh bursa Chicago sebagai market place minyak. Sebulan setelah itu ( bulan Maret ) laporan index Manufacture As direlease dan bersamaan itu index Manufacture China dan eropa juga direlease. Semuanya jatuh. Dentang alarm aksi lepas posisi terjadi dimana mana.

Harga minyak jatuh dan terus jatuh dalam posisi menyedihkan. Tapi harga emas juga ikut turun namun hanya sebentar. Ketika harga emas jatuh Soros melakukan aksi beli besar besaran dibursa. Ketika itu saya sempat bingung. Berita dari media massa juga mengabarkan hal yang berbau populis bahwa Soros ingin menjaga harga emas tetap stabil. Tapi , saya dan juga trader ASIA yang suda makan asam garam dengan ulah Soros, tidak bisa begitu saja percaya dengan pernyataan populis itu. Pasti ada alasan kuat dibalik itu. Maklum Sorros punya akses kuat ke ring satu di White House. Ternyata ada kaitannya dengan berita Bloomberg mengindikasikan kekacauan moneter di Eropa karena dikawatirkan beberapa kepala Negara ( Yunani dan italia) terpilih adalah dari partai sosialis. Mereka pasti akan mengharamkan bail out terhadap bank yang terkena imbas akibat kerugian gigatik atas default surat hutang Negara. Melalui IMF , AS menegaskan tidak akan membiarkan eropa jatuh berkeping keeping. Karena semua tahu bahwa Eropa adalah part of the fed system yang terkoneksi dalam combine collateral treaty 1932 .

Bila sinyal IMF itu adalah benar maka dari mana AS akan melakukan dukungan terhadap situasi Eropa? Kas AS dalam keadaan minus. Program anggaran baru sudah tidak mungkin , apalagi menambah hutang generic lewat bursa. Adalah tidak mungkin. Citra Obama semakin menurun karena program sosialis dan populisnya tidak efektif melakukan recovery. Terbukti dana stimulus tidak mampu menaikkan index fiscal. Pada moment ini , para trader tahu bahwa hanya masalah waktu AS akan kembali mengeluarkan QE ( quantitative Easy ). Itu artinya the FED akan mencetak uang lewat system QE. Dollar akan membanjiri pasar. Maka saatnya bursa Hong Kong bergerak cepat untuk melakukan aksi beli besar besaran terhadap emas. Diikuti oleh bursa utama lainnya. Harga emas kembali terkerek keatas dan pada waktu bersamaan harga minyak turun.

Apa yang terjadi berikutnya ? mata dan telinga para trader kembali diarahkan kenegara yang menggantungkan devisa terbesarnya dalam mata uang dollar. Maka seperti  rupiah dan mata uang lainnya ikut jatuh dipasar uang. Kebijakan QE belum dilaksanakan namun tingkat kepercayaan public terhadap Dollar AS semakin menurun. Orang ramai kembali melihat emas. Namun ketika harga emas melambung tinggi akibat public semakin kehilangan trust maka pada waktu itulah value devisa AS yang sebagian besar berupa emas akan naik. Jadi apapun yang terjadi terhadap ekonomi global, baik atau buruk, bandul kemenangan selalu ke AS. Itulah system. Itulah kehebatan system. Yang tidak hanya bicara tentang hal mikro tapi makro berskala global dan menjadi tuan dari kebodohan orang yang selalu menghamba kepada uang….

1 comment:

Unknown said...

"The Power of System", baca ginian langsung merinding saya hihi..

Cara China mengelola BUMN.

  Tahun 80an China melakukan reformasi ekonomi. Tantangan yang dihadapi China adalah terbatasnya sumber daya manusia yang terpelajar. Anggar...