Saturday, December 11, 2010

Wikileaks

Alangkah beruntungnya penguasa yang rakyatnya tidak berpikir “ Itu ungkapan Hitler yang terkenal. Sebagai analogi agar rakyat barada didalam tenda besar bersama sama para badut dan orang aneh dalam sebuah pertunjukan sirkus. Semua tahu bahwa sirkus hanyalah sebuah pertunjukan dari kebohongan yang terlatih. Membuat kagum sebuah pertunjukan. Tak lebih. Orang ramai yang menonton malas berpikir tentang kebohongan itu. Bahkan dalam era modern saat ini, sebuah filem akan laku besar bila proses pembuatan filem itu di sebar luaskan lewat media. Bagaimana trick kamera bekerja, bagaiman visual efect dibuat. Bagaimana tekhnologi digital bekerja menggabungkan semua itu menjadi sebuah tontotan yang menarik. Menjadikan kebohongan menjadi bahan komersial untuk orang membayar. Begitupula dengan rahasia sulap yang dibuka kepada publik menjadi tontonan yang menarik tanpa menghilangkan niat orang untuk terus menonton sulap.

Henry Louis Meneken pernah berkata bahwa sebuah kampanye politik nasional lebih baik daripada pertunjukan sirkus manapun yang pernah ada. Bagaimana kebohongan dibangun ditebar kepada orang ramai untuk dipercaya dan diakui sebagai kebenaran. Tapi belakangan , ini tidak cukup. Sistem demokrasi dan seni propaganda berlaku seperti iklan Rokok, yang mengingatkan orang untuk tidak merokok. Yang membiarkan informasi mengalir deras tentang bahaya merokok. Tapi pada waktu bersamaan pemerintah tetap mengizinkan pabrik rokok berdiri dan mendulang pajak dari para perokok. Sebuah cara yang smart untuk mendapatkan manfaat dari publik yang membeli dari kebohongan dan kebenaran yang dijejalkan, dan mereka memang malas berpikir. Akhirnya kita kehilangan rasa untuk mencari tahu . Seni propaganda telah melemahkan jiwa dan daya kritis kita, dikeseharian kita untuk berpijak pada sisi kebenaran sejati.

Ketika pemerintah bicara anti korupsi tapi pada waktu bersamaan berita kebobrokan hukum terus disebar luaskan. Bagaimanna PNS golongan 3A menjadi kaya raya karena suap. Bagaimana polisi dan jaksa serta hakim menerima sua dari itu semua. Lembaga purity sebagai alat gerakan anti korupsi juga tak lepas dijadikan pesakitan dan dilemahkan. Lembaga HAM yang dibanggakan sebagai alat demokrasi , juga ditertawakan lewat kasus Munir yang tak tuntas. Kapitalisme yang menakutkan diberitakan tiada henti lewat kebobrokan usaha penambangan hingga membuat prahara bagi penduduk Jawa timur soal Lumpur Lapindo, soal Freeport yang menyengsarakan rakyat papua. Dari semua propaganda idealisme nilai dan kebobrokan itu , kita sampai pada satu titik dimana kita tidak lagi berpikir soal mana yang benar dan mana yang salah. Kita malas berpikir. Hilang daya kritis dan tentu hilang pula daya berontak.

Hillary Clinton ketika terpilih sebagai Menlu, penah berkata dengan konsep cemerlangnya untuk membuat kebijakan hard power menjadi smart power. Kalau dulu citra AS sebagai polisi dunia dengan hard powernya namun kini era Obama citra harus dibangun lewat cara cara yang smart. Apa yang menjadi mitos tentang kebohongan AS tak ada salahnya untuk membiarkan orang ramai mendapatkan fakta. Membiarkan orang ramai mengetahui kebenaran. Wikileaks yang membuka file super rahasia dari brangkas rahasia AS kepada publik, tak lain hanyalah cara smart AS untuk orang malas berpikir lagi tentang kebohongan. Menjadikan kebohongan suatu yang permisif sepeti layaknya pelacuran. Sesuatu yang permisif adalah buah karya gemilang dari sebuah seni propaganda untuk masyarakat yang malas berpikir dan malas berpihak kepada kebenaran.

Kini cara wikileaks juga dipakai oleh kita lewat Indoleaks. Setelah kita mengetahui semua kebohongan. Puas membaca segala informasi yang ada, kita hanya menjadi seperti perokok yang membaca segala fakta tentang bahaya merokok tapi tak bisa berhenti membeli rokok. Dalam kontek politik kita berada didalam tenda besar, yang kita terjebak pada satu adegan ” kita telah merdeka ”. Orang miskin tetap miskin, yang kaya bertambah kaya. Itulah yang terjadi dan setiap kita menonton itu dan puas. Dalam Matrix Revolution itu dikenal seperti “ anda membuat pilihan kemudian memberi pembenaran atas pilihan anda tersebut”. Ya sebuah pilihan karena smart revolution yang menjadikan kebohongan sebuah kebenaran.

No comments:

Putin memenangkan Pilpres Rusia.

  Pemilu Rusia, memilih empat calon presiden, yaitu Putin, Leonid Slutsky, Nikolai Kharitonov, dan Vladislav Davankov. Hasilnya ?  Komisi Pe...