Thursday, June 24, 2010

Vietnam

Saya sebetulnya engga begitu tertarik untuk berkunjung ke Hanoi, karena delapan tahun lalu saya pernah ke Saigon ( kini , Hồ Chí Minh ). Tapi karena teman yang kebetulan banker mengajak saya ikut rombongannya, sayapun sungkan untuk menolak. Apalagi ini hanya kunjungan sehari dan kembali pulang ke Hong Kong. Kami menggunakan private jet ringan. Ketika saya sampai di Hanoi, hari telah malam. Saya tidak bisa melihat kemajuan kota Hanoi dari atas pesawat. Pejabat yang menjemput kami di Bandara adalah sorang wanita, kebetulan ayahnya seorang Diplomat yang ditempatkan di Jakarta. Makanya dia senang sekali ketika mengetahui salah satu rombongan adalah saya dari Indonesia.Dari Bandara kami langsung ke Hotel dan tidur untuk istirahat karena besok pagi akan sibuk untuk rapat dan sorenya kembali ke Hong Kong

Apa yang menarik dari Vietnam ? Sebuah negeri yang pernah luluh lantak akibat komplik politik regional antara komunis yang didukung China dan Demokrasi yang didukung oleh AS. Vietnam Utara dan Selatan tercabik, Persaudaraan pecah menimbulkan luka yang parah. Namun berkat seorang pemimpin hebat Ho Chi Minh, Vietnam berhasil melewati masa masa sulit keutuhannya sebagai bangsa. Ketika berakhirnya perang vietnam tahun 1975, AS kehilangan prajurit yang gugur sebanyak 58.000 dan rakyat Vietnam yang tewas mencapai 3 juta orang. Walau perbedaan jumlah korban Vietnam lebih besar namun peperangan ini dimenangkan oleh Rakyat Vietnam dan AS mendapat malu sepanjang masa. Tapi hebatnya, tak ada dendam apapun dari rakyat Vietnam kepada bangsa AS. Tahun 1995 atau 20 tahun setelah usainya perang, setelah ekonomi negara membaik, vietnam dibawah rezim komunis kembali menjalin hubungan diplomatik dengan AS.

Ketika breakfast , pejabat Vietnam itu bercerita banyak kepada saya tentang kemajuan pembangunan Vietnam. Sejak reformasi Ekonomi tahun 1980, difisit anggaran diatas 7% . Namun inflasi melambung gila gilaan karena pemerintah membelanjakan devisa diatas difisit yang ada. Inflasi mencapai diatas 60 persen pertahun. Akibatnya harga barang melambung tak terkendali. Rakyat bekerja keras dipertanian namun ketika mereka menjual hasil produknya , harga kebutuhan umum sudah melambung tinggi. Para buruh terpenggal pendapatannya akibat inflasi itu. Tapi ekonomi tumbuh diatas 10% pertahun. Pemerintah sadar bahwa pertumbuhan ekonomi yang berbasis sektor riel memang memakan korban ditengah keterbatasan negara. Ini sebagai sebuah pilihan dari kebijakan reformasi ekonomi Vietnam.

Tapi kini semua pengorbanan rakyat dari tahun 1980 sampai 1993 telah membuahkan hasil. Difisit dapat ditekan sampai 3% dan inflasi sampai kini hanya satu digit. Dia membanggakan bahwa Intel yang merupakan kampiun business bidang High Tech dan processor, telah menjadikan Vietnam sebagai pusat risetnya dan sekaligus membangun industri chip senilai USD 1 billion. Teman ini patut berbangga karena liberalisasi perdagangan dan investasi , berpengaruh positive bagi kemajuan ekonomi vietnam. Para investor yang datang adalah memang player bukan broker yang doyan main harga saham dibursa. Jurong Industrial Park, BUMN Singapore, yang dikenal hebat membangun kawasan industri di China, Cape Town, juga ada di Ho chi Minh City. Tentu keberadaan Jurong Industrial Park sangat potensi mengundang relokasi industri dari Singapore, Eropa dan AS, Jepang, Taiwan, termasuk Indonesia yang PMA nya banyak hengkang ke Vietnam.

Vietnam memang menggantungkan pertumbuhan ekonominya dari Eksport, bahkan 70% PDB nya berorientasi eksport. Setelah krisis global, memang pertumbuhan ekonomi Vietnam melambat namun negara ini mempunyai basis ekonomi rakyat yang kuat dibidang Agriculture. Beras, Udang , Kopi, adalah produk unggulan yang digeluti oleh 70 % populasi di Vietnam. Krisis memang telah membuat laju eksport menurun namun tidak membuat rakyat menderita. Sistem komunis yang sangat hebat mendistribusikan alat produksi ( tanah, kredit, sarana ) kepada seluruh rakyat memang teruji efektif tahan dari segala pengaruh krisis global. Apalagi Vietnam memiliki sumber daya MIGAS yang cukup besar untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Yang membuat saya tertegun adalah ungkapan pejabat itu bahwa Hồ Chí Minh adalah bapak Vietnam dan dianggap setengah dewa bagi orang Vietnam. Namun ketika dia wapat, dia tidak punya istri resmi dan tentu dia juga tidak punya anak resmi. Dia ingin agar Rakyat Vietnam cukuplah melihat dia sebagai pribadi, jangan memujanya hingga juga memuja keturunannya. Siapapun rakyat Vietnam punya nilai dan pantas untuk menjadi pemimpin tanpa harus melihat keturunan. Ya, dari seorang pemimpin hebat yang meninggal tanpa harta namun mewariskan nilai nilai kepemimpinan yang membuat semua orang vietnam merasa malu bila mereka menyianyiakan umurnya untuk kepentingan pribadi semata. Itulah sebabnya teman saya berkata “ Memang sebagian besar rakyat masih miskin tapi mereka punya “hope” and "future" karena kepemimpinan yang rendah hati dan punya rasa malu.

No comments:

Masa depan IKN?

  Jokowi mengatakan bahwa IKN itu kehendak rakyat, bukan dirinya saja. Rakyat yang dimaksud adalah DPR sebagai wakil rakyat. Padahal itu ini...