Friday, August 30, 2024

Karir politik Anies padam...





“ Anies kena kick out oleh arogansi kekuasaan. Setelah Pilpres gagal, kinipun Pilkada gagal sebelum bertarung.” Kata Teman. Saya tidak sependapat menyalahkan arogansi kekuasaan membuat Anies kena Kick out. Dia masuk  medan politik atas kemauan sendiri dan dia sangat paham sekali aturan main. Hanya saja dia sengaja menjadikan Politk itu melodrama. Pertarungan antara dia yang putih dan lawannya hitam. Ya hitam putih. 


Dalam agama, Iblis itu digambarkan sebagai makluk ciptaan Tuhan yang maha cerdas. Sifat cerdas yang melekat pada diri iblis disebut dengan setan. Kercerdasan  setan adalah dia sangat menguasai kelebihan dan kekurangan manusia. Bahwa manusia itu hidup diantara gelap dan terang. Diantara baik dan buruk.  Tidak pernah sebenarnya baik dan tentu tidak sebenarnya buruk. Itu karena manusia disolasi oleh ruang dan waktu. Tidak ada manusia yang bisa melewati batas ruang dan waktunya. Kebanyakan manusia tidak menyadari hal itu, atau  tidak cerdas hidup. Yang menyadari disebut orang berakal dan pasti cerdas.


Dari kecerdasan setan itu tidak sulit iblis memprovokasi manusia untuk menjauh dari Tuhan. Caranya sederhana. Apa itu? Sifat narsis. Yang merasa diri sangat baik dibandingkan orang lain. Dia bisa dengan mudah mengeluhkan apa saja untuk menyalahkan orang lain. Jangan harap dia kan menerima kritik atau nasehat, kecuali berharap orang lain terus memuji dan mau membantunya atau dimanfaatkannya. Sekali manusia terjangkit penyakit narsis, iblis tersenyum " kamu sudah masuk perangkap saya. Evil trap". Hanya masalah waktu manusia  akan jadi korban dirinya sendiri atau bisa juga dari orang lain.


Bagi orang narsis  hidup adalah melodrama. Idiologi disusun oleh orang narsis.  Yang berbeda dianggap lawan atau musuh. Padahal the real kehidupan, juga dalam politik praktis yang ada hanyalah tragedi. Anies tidak di kick out kekuasaan. Tetapi di kick out oleh sikap narsis nya sendiri. Udah tahu bahwa dunia politik itu grey area. Bukan hitam putih. Hukum kausalitas berlaku. Kalau partai menolak Anies jadi Bacagub dalam pilkada, karena dari dulu Anies memang sinis terhadap Partai dan tak pernah mau jadi kader partai. Makannya Megawati bertanya atas kesedian Anies jadi kader PDIP " Dari kemarin kemarin kemana saja? Megawati cerdas, tidak terlalu sulit  untuk tahu mana yang tulus dan mana yang terpaksa jadi kader.


Memang gagalnya Anies dalam Pilkada, itu artinya karir politiknya padam selama 5 tahun kedepan. Tragedi memang. Seharusnya momen tersebut menyadarkan Anies akan keberadaannya di alam ini. Manusia tidak hidup di ruang hampa. Manusia perlu melepas arogansi. Dia tidak sempurna dan berada di dunia yang dari sononya memang udah brengsek. Dia harus cerdas menggunakan akalnya. Misal kalau ingin memperbaiki system partai, dan tak ingin jadi kader partai lain, ya buat partai sendiri. Cobalah perbaiki diri sendiri dulu agar bisa memperbaiki yang lain. Semoga paham.

Monday, August 19, 2024

Kadrun dan cebong Bersatu.

 




PKS dan PKB merapat ke KIM. Itu biasa saja. Era Soekarno ada tiga kekuatan politik, Yaitu Agama, Komunis, Nasionalis. Komunis sudah mati. Kini dengan adanya KIM-Plus, konfigurasi tetap tiga. Hanya saja komunis berganti jadi Oportunis. Maka jadilah tiga kekuatan:  Agama, oportunis dan Nasionalis. KIM-Plus setidaknya sukses menghapus polarisasi Kadrun dan Cebong. Kini mereka sudah berada dalam satu habitat di bawah naungan YMP Prabowo Soebianto. 


PDIP akan menepi dari gerombolan KIM-Plus. Tetap konsisten di jalur marhaen. Tidak juga salah dan kalah. Itulah politik. Ada saatnya berkuasa dan ada saatnya jadi oposisi. Walau kita tidak mengenal oposisi namun setidaknya berseberangan dengan pemerintah. Bisa menjadi alat control, yang walau tidak efektif karena suara terbatas, tetapi lumayan ada suara beda. Tandanya demokrasi masih eksis.


Yang berbahaya kedepan ini adalah politik menghabisi lawan. Seperti era Soeharto. Engga suka dengan Anies, KIM-Plus dan aturan presidential threshold  mengkandaskannya sebelum bertarung. Bisa jadi kelak, PDIP dikandaskan pula. Karena lebih 2/3 suara KIM-Plus di DPR bisa berbuat apa saja untuk melahirkan aturan yang memberikan kekuasaan kepada presiden membonsainya. Bahkan bisa mengamandemen UUD 45. 


Bagi saya pribadi, tidak ada masalah kalau koalisi kuat membackup presiden. Itu bagus aja untuk melahirkan kepemimpinan nasional yang efektif. Tetapi pastikan dalam setahun bisa mengatasi deficit APBN  yang semakin melebar dan debt service ratio bisa dibawah 20% terhadap pendapatan pajak atau ekspor. Pastikan pula, 9 juta pengangguran Gen Z bisa diatasi dengan cepat. Daya beli bisa diperbaiki. Itu aja. Kalau tidak bisa diatasi cepat, ya lawannya bukan PDIP tetap perut lapar dan orang orang frustrasi karena bokek.


Saran saya, YMP Prabowo gunakan kekuatan KIM-Plus itu untuk pangkas 40% APBN. Itu tidak akan ada pengaruhnya terhadap ekspansi fiskal dan sosial. Karena bukan rahasia umum kalau 40% APBN habis dikorup .Dengan pangkas 40%, APBN kita bisa surplus. Neraca sehat. High trust didapat. Nah ini pada gilirannya akan menarik investor dalam dan luar negeri untuk masuk,  bisa lewat SBN, bursa atau FDI. Yakinlah, saya udah hitung. Nilai investasi swasta yang akan masuk jauh lebih besar dari 40% APBN yang dipangkas. Trade off terhadap peningkatan lapangan kerja dan daya beli jauh lebih besar daripada mempertahankan 40% APBN. 


Pada waktu bersamaan gunakan kekuatan KIM-Plus untuk mensahkan UU pembuktian terbalik dan perampasan asset bagi koruptor maupun kejahatan korporat. Selanjutnya perkuat Lembaga demokrasi seperti KPK, MK, MA, MY,  BPK, PPATK dan lain lain. Engga usah lama. Setahun aja. Selesai masalah bangsa ini. YMP Prabowo akan dikenang dalam sejarah sebagai presiden paling sukses dan berani. Dua periode akan aman. 

Friday, August 16, 2024

Proklamasi, Merdeka ?

 



Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memutuskan menjatuhkan sanksi administratif berupa teguran tertulis kepada Program Siaran “Bizz Update” yang ditayangkan iNews TV. Acara itu menampilkan konten kehidupan selebritis yang memamerkan hedonisme. Kita tidak tahu pastinya. Apakah itu hanya acara, bukan yang sebenarnya. Namun dampak dari acara itu pengaruhnya sangat besar terhadap budaya hedonism masyarakat. Terutama kalangan keluaga pejabat dan politisi.


Kita yang mengerti nilai nilai Pancasila sebagai filosofi kemerdekaan Indonesia, tentu miris melihat kehidupan hedon itu. Sepertinya kita berhadapan dengan realita, Ideologi di persimpangan jalan. Saya tak tahu masih adakah generasi yang lahir diatas tahun 1999, yang paham makna Pancasila dan revolusi 45 yang bau amis darah, demi keadilan sosial. Tampaknya kini secara kejiwaan kita tak lagi merdeka. Karena terjerat akan uang dan sahwat. 


Data BPS, Jakarta pusat, dimana kecamatan Menteng tempat sebagian besar pemilik 135.000 rekening yang punya saldo diatas Rp. 5 miliar, PDB nya mencapai US$ 50.000. Level pendapatan per kapita itu telah melampaui batasan untuk status suatu negara sebagai negara maju versi Bank Dunia (World Bank). Dengan jumlah penduduk Indonesia 270 juta, dan melihat data segelintir orang yang hidup berkelimpahan dan tak merasa berdosa atau rikuh di negeri yang 79 tahun lalu diguncang Revolusi. Ini adalah ironi dari sebuah kemerdekaan.


79 tahun yang lalu itu para generasi revolusioner yang militan tidak ragu menyerang konvoi  pasukan sekutu yang hendak kembali menjajah Indonesia. Panglima Aubertin Walter Sothern Mallaby sendiri tewas dalam peristiwa baku tembak 30 Oktober di Surabaya dan memicu keluarnya ultimatum Inggris dan meledaknya Pertempuran 10 November yang menimbulkan korban gugur para pejuang militant tidak sedikit. Kisah lama itu tidak pernah memberikan inspirasi betapa mahal ongkos rakyat untuk mempertahankan proklamasi 17 agustus. Keadilan tidak akan pernah ada tanpa diperjuangkan, walau nyawa sebagai taruhannya.


Berangsur angsur karena waktu kita menjauh dari nilai nilai kemerdekaan bagi semua, seiring semakin melebarnya GINI rasio. Indeks Gini, yang menunjukkan ketimpangan itu, pada tahun 2024  angkanya sekitar 37,9. Tak meratanya pembagian kekayaan di Indonesia bahkan kurang-lebih sama dengan keadaan di negeri kapitalis yang paling timpang, yakni Amerika Serikat, dan jauh lebih buruk ketimbang Inggris, yang mencatat koefisien Gini 35,7.


Marx menganggap milik privat sebagai sumber keterasingan manusia. Tapi di Indonesia Marxisme di fatwa haram oleh ulama, dan terlarang oleh Tap MPR. Kalau mau jujur kalaulah 1% dari populasi yang financial freedom, sebenarnya hanya 1 % yang terasing. Ya, terasing dari 99% populasi lautan buih rakyat yang harus berjuang setiap waktu untuk survival  Sebab, mereka gagal mengkases sumber daya ekonomi. Tidak punya apa apa. Tinggal punya penis atau vagina saja. Semua karena  kerakusan oleh 1% itu.


Kita tahu, para elite kita menganggap penting segelintir orang itu sebagaimana teori Rostow dalam bukunya the Stages Of Economic Growth: A Non Communist Manifesto. Tanpa segelintir orang tidak akan pernah ada kemakmuran bagi banyak orang terutama kalangan bawah. Karena rakyat bawah itu, kalau istilah Marx sebagai kedunguan dusun yang memang tidak bisa diharapkan mereka untuk jadi lokomotif ekonomi. Kecuali jadi penumpang lokomotif, menanti terjadinya trickle-down effect, dalam bentuk BLT atau bansos.


Akhirnya beginilah kita. Oligarki telah menjadi kolonialisme baru dalam bentuk HGU, HGB, IUP, KPBU. Karena kekuasaan oligarki,  etos keadilan sosial telah mengabur.  Ternyata kemerdekaan bukan untuk mayoritas rakyat tetapi untuk segelintir orang saja. Dan Karena itu harus dirayakan dengan megah, dengan anggaran untuk sehari mencapai Rp. 87 miliar.!


Friday, August 9, 2024

Penguasa, Megalomania.




Sejak dulu cadangan devisa naik karena adanya penambahan hutang. Bukan karena tabungan dari hasil ekspor.  Pada 7 agustus Rupiah menguat karena adanya laporan dari BI bahwa Cadev meningkat. Pada waktu bersamaan ada sentimen negatif sekitar 35% kemungkinannya AS resesi. USD melemah terhadap mata uang Asia termasuk IDR. Saya akan mencoba menganalisa Foreign Direct investment terhadap SDA. Karena andalan ekspor kita sebagian besar berasal dari SDA. Analisa ini guna menjawab mengapa SDA besar dan Ekspor juga tinggi, tetapi devisa kita masih bergantung dari utang.


Sebelum saya berpendapat. Mari kita bongkar praktek hilirisasi Nikel. Demi mendorong program hilirisasi itu diminati oleh investor Asing yang bisa mendatangkan FDI. Pemerintah buat aturan yang exciting. Ekspor nikel yang sudah di smelting akan dapat fasilitas bebas pajak dan tax holiday serta dapat fasilitas subsidi fuel batubara dengan harga DMO. Pemerintah juga mengatur harga pembelian Ore kepada penambang pemilik IUP. Disparitas harga Ore antara China dan Indonesia, gede. Bedanya USD 30 lebih murah di Indonesia.


Sekarang mari kita lihat manfaat bagi Indonesia terhadap kebijakan hilirisasi tersebut. 75% produksi smelter berupa NPI ( Nickel  Pig Iron) dan ferro nickel (FeNi). Itu tidak 100% Nikel. NPI mengandung Nikel sekitar 1,5%-25%. Ferro nickel (FeNi) pada umumnya mengandung 20 – 40 % Ni. Makanya pabrik panci, sendok, pipa galvanis, interior stainless untuk rumah tidak banyak di Indonesia atau tidak berkembang. Kalaupun ada, mereka impor   bahan baku dari China juga. Mengapa ? Produk NPI ( Nickel  Pig Iron) dan ferro nikel itu semua dikapalkan ke China. 


Sampai di China diolah lagi dengan ditambahkan unsur krom (Cr) dan mangan (Mn), bahkan molibdenum (Mo) dan niobium (Nb). Material katode (contoh NMC- 811) merupakan produk olahan berbasis nikel yang paling mahal. Kandungan nikel pada produk ini adalah 48,3%, dan dihargai sekitar 315% LME (harga NMC-811 sekitar US$ 29.000/ton). Produk asli turunan nikel yang paling mahal saat ini adalah serbuk nikel nano (nickel nanopowder), bahan dasar industri microchip dan telp selular. Jadi yang dapat nilai tambah berlipat ya China.


Sekarang apakah ekspor produk hilirisasi nikel itu mendatangkan devisa (DHE)?. Perhatikan skema berikut. Perusahaan yang dapat izin smelter dan IUP, biasanya ada kerjasama dengan investor asing. Investor asing ini bertindak sebagai offtaker dan juga lender sekaligus. Hanya saja cara mereka disamarkan. Investor asing menggunakan SPC dengan menunjuk lembaga keuangan sebagai S/A ( special assignee) di luar negeri. SPC ini bertindak sebagai lender dengan skema non arbitrase. Artinya collateral nya adalah produk smelter itu sendiri. Tentu setiap ekspor duitnya sebagian besar masuk ke rekening SPC di luar negeri. Paham ya, mengapa ekspor SDA tinggi tetapi tetap kita harus berhutang untuk menambah devisa.


Perhatikan praktek lapangan tersebut diatas. Indonesia tidak mendapatkan nilai tambah significant. Tidak juga mendapatkan devisa secara signifikan. Sebagian besar duit balik ke investor asing di luar negeri dan nilai tambah berlipat ya mereka yang nikmati. Sementara kita harus menanggung ongkos kerusakan lingkungan. Mengapa ini terjadi? Apakah tidak ada orang pintar dan cerdas di Indonesia? Tidak. Justru Indonesia gudangnya orang cerdas. Lantas mengapa ? Menurut saya, umumnya penguasa terjangkit penyakit megalomania. Orang dengan megalomania merasa yakin bahwa dirinya memiliki kekuatan, kekuasaan, kecerdasan. Mereka  lack of knowledge and lack of spirituality. Karena tidak mau mendengar kritik secara intelektual. Ya anti intelektual. Doyan dipuji. Sehingga mudah di mangsa oleh komprador yang ada di ring kekuasaanya.



Tuesday, August 6, 2024

Rahasia di balik bursa saham

 



Pada bulan Juni, Marcap Nvidia  mencapai  US$3 triliun. Udah setara dengan gabungan Apple dan Microsoft. Pada pertengahan Juli, S&P 500, Nasdaq Composite, dan Nikkei telah naik ke titik tertinggi sepanjang masa. Pergerakan saham terutama saham teknologi terus naik value marcap nya. Keadaan ini karena didukung oleh Data fundamental ekonomi dimana trend pengendalian inflasi oleh bank central dinilai efektif, pertumbuhan ekonomi yang positif dan tumbuhnya industri baru di bidang AI.


Namun masuk agustus, confident market itu terusik. Apa pasal? Laporan kinerja ekonomi AS suram. Terjadi pelemahan pasar tenaga kerja di sektor manufaktur dan konstruksi. Apa artinya? Sebegitu besar investor mendorong harga bursa ke tingkat tertinggi, ternyata tidak mendorong perbaikan ekonomi AS. Investasi besar besaran pada AI tidak menghasilkan laba signifikan yang bisa memicu terjadinya ekspansi. investor mulai berhitung ulang. Ternyata Nvidia dan saham Big Tech lainnya dianggap terlalu mahal. Aksi koreksi pasar terjadi dengan cepat. 


Pada hari Jumat (waktu AS), indeks Nasdaq mengalami koreksi, yaitu penurunan 10% dari titik tertingginya. Pada hari Senin, indeks Nikkei anjlok lebih dari 12%, penurunan terburuk sejak 1987. Pada tengah hari di AS, indeks S&P 500 turun 2,2% dan indeks Dow Jones Industrial Average turun 2%. Harga minyak dan komoditas lainnya turun karena kekhawatiran ekonomi lesu akan mendorong belanja energi berkurang. Dalam situasi panik itu, pemain bursa berharap the Fed menurunkan suku bunganya  pada bulan September tahun ini. Namun sebenarnya kalau anda bermain di bursa. Semua tahulah. Sebagian besar likuiditas pasar modal itu karena adanya short selling.  Apa itu short selling?. Saya analogikan sederhana saja. 


Anda sebagai trader. Yakin bahwa saham PT. ABC, saat ini diperdagangkan pada harga Rp. 1000, akan turun harganya dalam tiga bulan ke depan.  Anda meminjam 100 saham  PT ABC dan menjualnya kepada investor lain.  Anda sekarang "short" 100 saham karena anda menjual sesuatu yang tidak anda  miliki tetapi pinjam.  Sebulan kemudian, PT. ABC melaporkan kinerja kuartalan yang suram, dan sahamnya turun menjadi Rp. 800. Anda menutup posisi short selling dan membeli 100 saham seharga Rp. 800 di bursa untuk mengganti saham yang dipinjam. Anda untung Rp. 200/saham.  


Hebat kan. Bisa jadi investor tanpa keluar modal 100%. Hanya main skema saja. Tentu laba itu gross, tidak termasuk komisi dan bunga pada akun margin. Tetapi kalau ceritanya harga saham naik, ya anda kena margin call. Syarat untuk bisa berdagang short selling, minimum saldo pada akun margin sebesar 25% dari nilai hutang atau LTV 75%. Kalau saldo berkurang anda harus TOPUP! Kalau nggak, akun dilikuidasi. Ya walau ada hitungan yang rumit menentukan harga short selling. Namun bagaimanapun itu tetap spekulasi.

Kembali kepada kejatuhan bursa.  Aksi jual besar besar pada saham blue chip karena trader udah terlalu besar menanggung rugi lewat skema short selling. Ini pertaruhan besar antar bandar yang dongkrak harga dan yang turunkan harga. Dalam kondisi likuiditas murah, tidak ada masalah. Tetapi disaat likuiditas ketat dan mahal, suku bunga acuan naik, bunga short selling juga naik , bahkan lebih tinggi dari bunga acuan. Dan nggak tahu kapan suku bunga akan turun. Ya mending likuidasi aja. Cut loss. Maka terjadilah aksi jual dan harga pun terkoreksi. 


Apa yang bisa dipahami dengan fenomena pasar? Pertama. Pihak yang optimis ekonomi akan booming. Para pedagang berusaha membeli saham high tech yang punya prospek masa depan dan punya daya leverage tinggi. Mereka belajar dari suksesnya Warren Buffet memegang saham Apple dan Microsoft. Beli disaat awal dan menjualnya kemudian dengan harga berlipat. Tetapi yang berpikir optimis lebih banyak daripada yang pesimis. Akibatnya harga jadi bubble. Maka yang optimis jadi pecundang. 


Kedua, pihak yang memanfaatkan antusias market. Saat lebih banyak yang beli karena optimis, ya mereka goreng terus lewat putaran transaksi jangka pendek. Volatile market terjadi terus menerus. Mereka dapat cuan dari premium CDS, bunga short selling dan tentu profit dari pergerakan harga. Makanya mereka terus tiupkan harapan suku bunga akan turun. Lucunya spekulasi kemungkinan suku bunga turun menjadi pemicu index saham naik/turun. Ya apapun yang terjadi mereka tetap won.


Nah apa yang bisa dipelajari dari situasi ini? Harga saham naik terlalu cepat, diatas harga buku ratusan kali lipat, itu patut dipertanyakan. Namun saat terjadi aksi jual besar besaran, itu  adalah koreksi terhadap harga saham ketingkat rasional. Mengapa? Ini ulah pemain besar. Mereka tahu bahwa ketika likuiditas ketat dan mahal, itu artinya negara sedang bokek. Karena pembayar pajak berkurang. Nggak ada lagi cukup uang.  Ya sebaiknya turunkan intensitas permainan, lewat pelepasan portfolio aset ke market seperti yang dilakukan oleh Warren Buffet   terhadap portfolio saham Apple. Ya mereka yang on/off market. Index jatuh. Pasar suffering dan negara painful. Pemain besar happy aja… nanti akan rebound lagi.  Begitu saja terus.

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...