Friday, August 18, 2017

Pasar menyusut...?


Kemarin di Singapore waktu makan siang dengan banker, dia sempat bilang bahwa pasar eceran domestik Singapore bukan hanya jatuh tapi mendekati ajal. Dulu Mall banyak di bangun karena singapore sebagai kota surga belanja. Sejak tahun 2013 terjadi perubahan yang sangat cepat sekali. Penjualan eceran drop mencapai titik terendah. Dampaknya menekan harga jual dan sewa property. Menurutnya penyebabnya adalah Ekonomi regional memang lagi lesu. Ditambah lagi Warga Singapura merupakan pembelanja paling tech savvy di Asia, dengan jumlah pembelanja online lebih banyak dibanding konsumen di Hong Kong dan Malaysia.

Menurut saya bahwa perubahan pasar yang ada sekarang tidak terjadi dengan begitu saja tapi sudah berproses sejak tahun 80an, dan belanja online bukanlah penyebab utama pasar menyusut tapi hanya perubahan cara orang belanja saja. Yang terjadi sesungguhnya adalah market adjustment atau terjadinyaproses permintaan dan penawaran menuju titik keseimbangan baru. Mengapa ? Sejak tahun 80an telah terjadi penambahan kapasitas produksi yang tiada henti. Pada akhir 1990-an angka-angka indikator tampak sangat mencolok. Industri komputer di AS meningkat 40% per tahun, jauh di atas proyeksi demand tahunannya. Sektor eceran juga mengalami hal yang sama. Raksasa-raksasa eceran seperti K-Mart dan Wal-Mart mengalami kekurangan tempat untuk barang-barang mereka. Ketika  produksi tidak lagi bisa di serap pasar, orang bukannya menghentikan investasi tapi terus memacu produksi. Terjadilah suatu fenomena, ‘kelebihan pasokan’ hampir di semua hal.

Tahun 90an terjadi deregulasi pasar finansial besar-besaran, lengkap dengan dihilangkannya batas-batas perpindahan kapital antar negara dan antar sektor usaha. Salah satu contohnya adalah dihapuskannya peraturan Glass-Steagal AS yang melarang lembaga keuangan terlibat langsung dalam kegiatan perbankan investasi dan perbankan komersial. Dampaknya terjadi kreatifitas produk investasi. Pada tahun 1980-an dan 1990-an muncullah bentuk-bentuk instrumen finansial yang lebih canggih, seperti futures, swap, dan option-derivatives. itu semua demi mendorong pasar uang berperan membiayai produksi yang terus melimpah dan pasar semakin sesak oleh barang. Juga mendorong orang berbelanja dengan kredit konsumsi yang longgar. Proses ini tidak ada yang menghentikan. Bahkan Pemerintah sengaja membiarkan dengan alasan neoliberal. Akibatnya kegiatan bisnis bukan lagi atas dasar rasional tapi emosional karena sifat rakus.

Pada akhirnya, ekonomi ilusi ada batasnya. Alam nyata menunjukkan kegagahannya dan mengintervensi dunia usaha pada tahun 1998 terjadi gelombang krisis di ASIA. Indonesia terkena dampak parah. Tahun 2000 mengakibatkan koreksi dan hilangnya kekayaan investor sebesar 4,6 trilyun dollar AS di Wall Street. Jumlah ini, menurut Business Week adalah separuh dari Produk Domestik bruto AS, dan 4 kali jumlah kehilangan pada crash tahun 1987. Dengan di perparah oleh wabah dot.com, maka ekonomi AS mengalami resesi akut pada tahun 2001. Tahun 2008 kembali terjadi goncangan moneter dengan jatuhnya Lehman brothers yang menyeret terjadinya krisis financial di AS. Dua tahun kemudian atau tahun 2010 dunia memasuk krisis global dengan ditandai banyak negara yang tergabung dalam Uni Eropa mengalami kesulitan membayar hutang. Jepang masuk dalam putara spiral krisis, karena terjadinya deplasi. Korea, Taiwan sebagai satelit AS juga tumbang. Krisis berlanjut dengan melambungnya harga pangan yang berdampak terjadinya gelombang demokratisasi di Timur Tengah. Bukan hanya sistem kapitalis yang terpuruk, negara yang menerapkan sosialis juga oleng seperti kasus hancurnya mata uang Venezueala dan penutupan ribuan pabrik di China.

Apakah pertumbuhan ekonomi dan investasi karena laba yang terus meningkat ? tidak juga. 500 perusahaan fortune global termasuk konglomerat Indonesia , mereka tidak kaya dari laba tapi karena seni berhutang baik melalui perbankan mapun pasar uang. Penjualan rumah dan apartemen meningkat bukan karena orang berlebih uang tapi karena hutang. 90% barang konsumsi rumah tangga dibiayai oleh hutang. Peningkatan kapasitas industri dan ekonomi di CHina, Korea, Taiwan, Eropa , AS bukan karena akumulasi laba real tapi karena kegiatan berhutang. Jadi selama ini negara maupun korporate memang menciptakan pertumbuhan ekonomi palsu atau fake. Hasilnya ya paradox dalam bentuk economic bubble. Ketika krisis baru semua melihat fakta bahwa yang katanya kaya dan hebat itu ternyata memang hampa.

Tapi apa yang menarik dari krisis global sekarang ini adalah tidak adalagi ruang solusi yang too good to be true. Mengapa ? Rasio hutang negara maju sudah diatas pagu kesehatan financial. Menambah hutang jelas bukan solusi bahkan akan menumbangkan rezim kapitalisme secara struktural. Jadi apa solusinya ? Harus menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi sekian decade belakangan ini memang over capacity, dan itu dipicu oleh longgarnya pasar uang. Tidak bisa lagi mengandalkan kekuatan financial untuk mengatasinya, tapi lebih kepada perubahan mental. Saat sekarang yang terbaik bagi pelaku dunia usaha adalah bertindak realistis. Tidak usah berharap pasar akan meningkat tapi berusahalah menyesuaikan kapasitas produksi dan bisnis sesuai pasar yang ada. Disamping itu gaya hidup juga harus diubah untuk hidup sederhana. Earth provides enough to satisfy every man's needs, but not every man's greed.

Wednesday, August 16, 2017

Kematian Johannes Marliem



Seorang lawyer pernah berkata kepada saya bahwa setiap kasus korupsi besar yang sudah masuk mega scandal, itu pasti berhubungan dengan sindikat tanpa ujud ( invisible). Contoh, kasus century , Hambalang, e-KTP. Mengapa di sebut dengan sindikat? Karena tindak korupsi itu direncanakan dengan baik, dari sejak menentukan target yang akan di korup, membentuk Invisible Team, sampai menentukan siapa yang akan di korbankan, bagaimana distribusi hasil korupsi dan bagaimana menyembunyikan. Semua itu di organisir dengan cara hebat dan teliti. Kalau sampai kasus terbongkar, maka uang negara yang bisa diselematkan sangat tidak ada artinya dibandingkan dengan yang hilang ditelan hantu.

Kalau sampai ada yang masuk penjara maka itu bukanlah aktor intelektual tapi orang yang sudah di desain dari awal untuk di jebak. Biasanya yang bisa dan mudah dijebak itu adalah karena dia lugu dan niat baik. Dan ketika akhirnya menjadi skandal korupsi dia dengan cepat bicara dengan aparat hukum dan tanpa berbuat banyak ketika jadi tersangka. Bagi mereka yang dijebak namun tetap bisa lolos dari kejaran aparat dan berusaha ingin membongkar jaringan sindikat maka biasanya berakhir dengan kematian.

Dalam kasus Century Gate, Sity Chalimah Fadjriah meninggal karena stroke di saat kehadirannya sangat diperlukan sebagai saksi kunci pengucuran dana ke bank century. Ketika itu jabatannya sebagai deputi BI Bidang pengawasan Bank Umum dan Bank Syariah. Dalam kasus Hambalang, ada empat orang saksi kunci yang meninggal saat proses penyidikan yaitu, Muchayat ( Deputi Meneg BUMN ). Asep Wibowo ( Direktur operasional PT. Methapora), Ikuten Sinulingga ( Direktur operasi Wika ) yang tewas jatuh dari jembatan penyeberangan di cawang dan Arif Gunawan. Kasus IT PEMILU dimana Nasrudin saksi kunci ditembak dalam perjalanan pulang kerumah. Dan terakhir kasus EKTP , Johannes Marliem yang meninggal bunuh diri (?) di AS.

Saksi atau tersangka meninggal disaat keberadaan mereka sangat diperlukan untuk mengungkapkan mega skandal. Mengapa mereka meninggal? Tidak bisa dibuktikan secara hukum itu adalah pembunuhan dan lagi tidak ada investigasi soal kematian itu. Jadi benar benar gaya kerjanya sudah seperti Mafia , destroy and Clean up. Mafia itu cerdas. Mereka tidak mengenal ancam atau cederai target. Dingin tanpa suara dan gerak namun targetnya dihabisi tanpa terlacak. Benar benar profesional. Mengapa mereka untouchable? Mereka para kriminal yang bertahan hidup dari aparat hukum yang korup….Sesama penjahat saling melindungi




Saturday, August 12, 2017

Kasus NB...?




Maaf bagi yang tidak berkenan kalau saya sampai menulis soal NB. Setelah saya pikirkan maka tidak ada salahnya saya menulis tanpa melibatkan prasangka kecuali menempatkan persoalan secara objectif. Dengan cara ini saya berharap kita bisa bersikap adil dalam pikiran maupun sikap. Ini sangat penting untuk tetap membuat kita dijalur perjuangan moral. Kita cinta KPK tapi kita tidak mau KPK di isi oleh orang yang salah. Atau kita juga tidak mau karena jaket KPK maka orang itu seperti malaikat. Kita cinta POLRI tapi kita tidak mau Polisi diisi oleh orang yang salah. Siapapun yang salah maka itu bukan institusi tapi oknum nya. Kita wajib secara bersama sama mempercayai institusi karena mereka dibiayai dari pajak rakyat dan tugasnya menjaga kehidupan bernegara untuk tertip dan aman atas dasar Hukum dan UU. Penganiayaan terhadap NB dengan menyiram air keras ke wajahnya telah membuat kita marah. Tentu marah. Karena kalaulah karena jabatannya sebagai penyidik KPK sehingga dia harus cacat maka memanglah mahal harga memerangi korupsi. Dan kita harus memberikan dukungan moral kepada NB agar semua penyidik KPK tidak perlu takut melaksanakan tugasnya. Yakinkan mereka bahwa rakyat bersama KPK agar perang terhadap korupsi harus dimenangkan. 

Benarkah petugas KPK itu terancam hidupnya? tanya saya kepada teman. Menurut teman bahwa KPK itu sebuah sistem , dan keputusan terhadap target penyidikan juga atas dasar keputusan kolektif komisioner KPK. Sprindik tidak boleh di tanda tangani oleh ketua KPK tanpa persetujuan penuh semua anggota komisioner KPK. Proses menentukan seseorang patut di jadikan tersangka tidak tergantung pada satu orang tapi team. Jadi semua orang tahu bahwa petugas penyidik KPK bekerja atas dasar SOP yang ketat. Bahkan ruang penyidikan ada CCTV dan setiap anggota komisioner KPK mengawasi jalan pemeriksaan. Dengan demikin praktis setiap penyidik bukan ancaman. Yang menjadi ancaman bagi pelaku koruptor adalah sistem dari KPK itu sendiri. Jadi kalau menjadikan petugas KPK sebagai target agar terhindar dari penyidikan itu jelas tidak masuk akal. Koruptor engga bego amat. Useless. Ada ratusan petugas penyidik KPK, semua aman saja. “ Tapi mengapa dengan NB ? Tanya saya lagi. Teman itu hanya terdiam.

Hingga lebih dari 100 hari, penyerang Novel Baswedan belum ditemukan. Padahal kepolisian sudah memeriksa 56 saksi, membuat sketsa terduga pelaku, hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi. Sketsa pelaku penyerang Novel Baswedan yang ditunjukkan Kapolri usai bertemu dengan Presiden Jokowi pada Senin, 31 Juli menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting, dan badan cukup ramping. Namun photo yang lebih mendekati asli adalah hasil laboratorium dari Kepolisian Australia yang akan mempertebal resolusi photo CCTV. Ini hasilnya masih di tunggu. Semoga laboratorium digital image ini dapat dengan jelas menentukan wajah dari pelaku. Nah pertanyaannya adalah, andaikan photo telah diketahui dengan jelas apakah ada jaminan siapa orangnya? Ini masih spekulasi.

Kasus ini berkembang menjadi rumit dan politis karena NB menyebutkan bahwa ada keterlibatan seorang jenderal yang dicurigainya. Dan itu disampaikannya bukan hanya kepada media lokal tapi media international termasuk TIME. Kalaulah yang dicurigai itu orang biasa mungkin tidak sulit polisi langsung beraksi. Tapi karena yang dicurigai adalah seorang polisi yang juga PATI tentu tidak semudah itu. Apalagi baru sebatas curiga. Salah sikap , bisa bisa penyidik akan dituntut balik. Dan bisa juga menjatuhkan moral PATI yang renta dikriminalkan atas dasar curiga. Apalagi pelaku utama belum tertangkap. Namun kerjasama dari NB selaku korban sangat diperlukan agar proses penyidikan dapat berlangsung cepat. Tapi sekarang belum ada kesediaan NB untuk menyampaikan kecurigaannya itu secara resmi lewat BAP. Sementara lewat media massa , NB terus mengatakan adanya keterlibatan seorang jenderal.

Namun hanya masalah waktu NB pasti akan diperiksa polisi untuk didengar kesaksiannya. Apalagi Tim gabungan KPK dan POLRI telah dibentuk tanpa menghilangkan hak KUHAP Polisi sebagai penyidikan kasus kejahatan umum. Kalau ada yang tidak mempercayai tim gabungan ini dan lebih mempercayai TPF maka itu tidak juga menjamin akan mudah. Karena dasarnya tidak percaya tetap saja kalau hasilnya tidak sesuai dengan persepsi awal akan dituduh TPF tidak jujur. Dan lagi bagaimana menentukan orang yang ada di TPF? Apakah semua independent ? Kemudian, sejauh mana kita tahu orang itu independent. Dan dampaknya secara tidak langsung sudah melecehkan lembaga POLRI, padahal kasusnya bukan berkaitan dengan perang antar lembaga yang mengharuskan dibentuknya TPF. Ini berkaitan dengan pidana umum yang mana korbannya adalah penyidik KPK.

Pertanyaanya berikutnya adalah bagaimana seandainya sang jenderal yang dicurigai itu ternyata tidak terbukti? Atau kasusnya jadi berkembang lebih jauh yang menyangkut reputasi dari KPK maupun POLRI sebagai institusi. Karena adanya oknum kedua belah pihak terlibat perang yang sehingga jatuhnya korban luka dari NB. Contoh seperti di film film dimana dua orang penegak hukum bertarung karena yang satu ingin memeras target, dan yang satunya lagi ingin melindugi. Walau targetnya adalah pelaku kriminal namun keduanya punya motive “ bad cop “, yaitu mendapatkan uang dari pelaku kejahatan. Sudah bisa ditebak ini akan mengarah kepada lembaga Presiden. Karena baik KPK maupun POLRI penanggung jawab berdasarkan UU adalah Jokowi sebagai presiden. Tentu akan jadi kayu bakar yang efektif bagi lawan politik Jokowi untuk melemahkan KPK , atau mungkin membubarkan KPK. Dan perang terhadap korupsi tidak bisa lagi efektif. Walau Kapolri sudah menyiapkan Densus anti korupsi namun legitimasinya tidak akan sekuat KPK. Bagaimanapun kasus cederanya NB oleh pelaku yang belum diketahui adalah indikasi tentang ada sesuatu yang “ salah” dan harus di perbaiki oleh Jokowi. 

Kita akan lihat negarawan seorang Jokowi menyelesaikan masalah tanpa keluar dari kuridor hukum yang diakui oleh NKRI. Kita tunggu tim  Gabungan dari POLRI dan KPK  yang dibentuk untuk bekerja dalam proses penyelidikan penganiayaan terhadap NB. Karenanya kita juga berharap agar Tim segera bertindak cepat mengusut kasus penganiayaan terhadap NB. Mengapa harus cepat ? Karena kasus ini seksi sekali bagi media massa dan di goreng terus oleh lawan Politik Jokowi. Bahkan mundurnya Najwa dikait kaitkan dengan kasus ini. Tentu tujuannya adalah mendiskriditkan pemerintahan Jokowi.

Monday, August 7, 2017

Restruktur hutang...


Menjelang PEMILU 2014, PDIP telah mewacanakan untuk menghentikan pinjaman luar negeri. Menurut saya ini bukan hanya sekedar retorika dari PDIP tapi sudah menjadi bagian dari prinsip PDIP sesuai dengan idiology Marhaennya yaitu berdikari. Ketika Gus Dur jatuh dan digantikan oleh Megawati maka yang pertama dilakukannya adalah menghentikan program recovery economy dibawah IMF dan menetapkan kebijakan zero growth hutang atau tidak ada pertambahan hutang baru.Pada waktu bersamaan Megawati menghentikan operasional FREEPORT dengan alasan melanggar AMDAL , dan juga Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna dan Riau Daratan serta menolak penguasaan Blok Cepu oleh Exxon.

Hutang dan bagi hasil Tambang adalah dua sumber penghasilan yang menopang 80% penerimaan negara dalam APBN. Tapi kedua hal itu dikeluarkan oleh Megawati sebagai sumber penerimaan. Lantas bagaimana caranya menutupi APBN? Caranya adalah dengan mengurangi subsidi sehingga negara bisa menghemat 40% belanja rutin. Kemudian, Megawati menjual BUMN yang Public Service Obligation yang dibawah 50% seperti Indosat dll. Lawan politiknya menggunakan kebijakan pengurangan subsidi untuk membuat Megawati dijauhi oleh wong cilik. Pemilu 2004 Megawi kalah, dan digantikan oleh SBY, negara kembali berhutang, blok natuna dan Cepu dikuasai oleh Exxon dan Freeport kembali beroperasi.

Di awal Jokowi berkuasa, akumulasi utang ketika akhir masa kekuasaanya SBY atau pada kwartal juni 2014 menjadi sebesar US$ 276,3 Milyar ( kalau di kurs kan dalam rupiah = Rp.3.558 Triliun. Posisi hutang pada februari 2017 Rp. 3.589,12 Triliun. Artinya terjadi penambahan sebesar Rp. 31 triliun. Loh kok kecil sekali ? bukannya setiap tahun hutang rata rata rumbuh diatas 10%. Kenapa jadi begitu ? Perhatikan, hutang bertambah bukan untuk konsumsi atau spending. Tapi disebagian besar digunakan untuk restruktur utang. Apa itu restruktur ? Ya berhutang untuk bayar hutang. Saat sekarang dari Rp. 3.589,12 triliun utang pemerintah itu sebesar Rp2.085,35 triliun atau 60% dari total hutang adalah hutang kepada rakyat sendiri dalam bentuk SBN.

Diperkirakan dengan rating indonesia secara international berkualifikasi investment grade pada tahun ini maka dalam dua tahun kedepan atau diakhir masa jabatan Jokowi posisi hutang akan mencapai 90% berasal dari dalam negeri sendiri. Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin Jokowi bisa me restruktur utang tersebut? apa betul rakyat mampu mengambil alih utang luar negeri itu ? Perhatikan data ini: Tahun 2014 ada 140 juta rekening nasabah perbankan, dengan total dana nasabah sebesar Rp 3.392 triliun. Ini rekening dalam negeri, belum lagi rekening rakyat yang ada di luar negeri yang diperkirakan Rp. 6000 triliun. Dengan Tex Amnesti melalui repatriasi asset atau penempatan dana yang ada diluar negeri melaui SBN akan semakin ekfektif restruktur utang itu sendiri.

Nah, mengapa hutang harus di-restruktur ? ya agar semakin besar ketergantungan hutang kepada dalam negeri , bukan kepada pihak asing. Dengan demikian sebetulnya semakin besar hutang negara semakin besar kemandirian pembangunan dibiayai oleh rakyat sendiri. Makanya demokrasi itu sangat penting. Bahwa semakin besar utang negara akan semakin kecil totaliter negara terhadap rakyat. Engga bisa lagi orang berkuasa seenaknya dan ingin dihormati seperti raja duduk diatas pelana Kuda putih. Dia justru harus melayani rakyat karena krediturnya ya rakyat sendiri. Pada bagian ini Jokowi berhasil meng-implementasikan program nawacita , yaitu kemandirian dan bermartabat di mata asing***

Wednesday, August 2, 2017

Toll laut realisasinya


Mungkin tak pernah terbayangkan bagi penduduk Indonesia timur bila kini komoditas seperti beras, semen, bahan bangunan , terigu, minyak goreng , dengan harga turun sampai dengan 30%. Bahkan BBM bisa sama dengan harga di jawa. Mengapa bisa begitu ? Bila dulu ongkos angkut satu container ke Indonesia timur sekitar Rp 20 juta tapi sekarang ongkosnya hanya Rp 8 juta. Tentu bila ongkos angkut turun harga jual barang juga turun dan yang lebih penting adalah dengan terjaminnya logistik sistem maka kepastian stok barang juga terjamin. Sehingga terhindar dari ongkos penumpukan stok dan sekaligus mencegah pihak pihak tertentu yang ingin menimbun barang.

Berpuluh tahun sejak negeri ini merdeka , disparitas ( perbedaan) harga antara penduduk Indonesia barat dengan timur besar sekali. Maklum penduduk Indonesia barat yaitu Jawa dan Sumatera dekat dengan Pemerintah pusat yang didukung sistem logistik yang lengkap. Sementara Indonesia timur masih sangat kurang. Entah mengapa Presiden sebelumnya tidak punya perhatian terhadap Indonesia sentris. Padahal wawasan nusantara itu adalah soal keadilan distribusi pembangunan. Dan juga karena wawasan nusantara itulah makanya rakyat di Indonesia timur mau bersatu dibawah NKRI. Saya yakin bagi rakyat Indonesia Timur keberadaan Jokowi adalah berkah Tuhan setelah berpuluh tahun bersabar dari ketidak adilan rezim sebelumnya.

Ketika Jokowi terpilih sebagai Presiden maka salah satu program nawacitanya adalah membangun melalui metode Indonesia centris. Karena Indonesia itu sangat luas dan dipisahkan oleh lautan maka strategi yang digunakan untuk terjadinya Koneksitas antar wilayah adalah dengan membangun Toll Laut. Memasuki tahun ketiga pemerintahan Jokowi , pembangunan toll laut terus dikerjakan seakan berpacu dengan waktu, dari pengadaan kapal angkutan khusus ternak dan kapal barang, memperbanyak pelabuhan, revitalisasi pelabuhan yang ada dengan pengerukan agar kapal besar logistik bisa berlabuh, penambahan treyek baru ke pulau terluar dengan program PSO. “ Saya tinggal di Sorong Papua Barat, sangat merasakan dampak positif toll laut, selain harga barang juga mulai mendekati harga di Jawa (referensinya harga di Surabaya), transportasi kapal penumpamg juga makin baik pelayanannya.” Demikian kata salah satu nitizen di Forum DDB.

Puluhan triliun dana APBN di gelontorkan kedalam proyek ini. Walau belum semua rampung dikerjakan namun hasil sudah terasa nyata dengan tumbuhnya ekonomi dan investasi di Indonesia timur dan disparitas harga dengan daerah Indonesia barat semakin kecil. Secara tidak langsung memberikan rasa keadilan bagi penduduk Indonesia timur. Ya membangun itu harus by design yang bukan hanya direncanakan tapi dikerjakan dengan konsisten tanpa ragu sedikitpun atas dasar visi jauh kedepan untuk keadilan bagi semua.

Tuesday, August 1, 2017

Penurunan pasar?


Penjualan buku secara online diprakarsai oleh Amazone. Padat tahun 2004 omzet amazone hanya sebesar USD 6,92 miliar. Tahun 2016 meningkat menjadi USD 136 miliar. Artinya dalam 12 tahun terjadi peningkatan sebesar lebih dari 20 kali lipat. Alibaba sebagai perusahaan broker berbagai komoditi dan ecomerce , dengan layanan online, pada tahun 2010 omzet nya hanya sebesar USD 993 juta dan tahun 2017 ( april ) USD 24 miliar. Dalam 6 tahun meningkat 24 kali. Itu di China. Namun diseluruh dunia transaksi yang menggunakan platform Alibaba mencapai USD  463 miliar. Itu sama dengan separuh GNP Indonesia atau 4 kali dari APBN kita. Dahsyat!

Dari data tersebut membuktikan bahwa gairah belanja secara online itu peningkatannya luar biasa. Ini benar benar revolusi.  Makanya jangan kaget banyak toko pakaian dan elektronik di berbagai kota besar didunia kehilangan konsumen. Anda bisa bayangkan saja pangsa pasar tradisional yang berpindah ke alibaba mencapai Rp. 6.019 Triliun. Jadi benar bawah IT itu merupakan revolusi industri ke empat yang merubah tatanan peradaban dengan cepat. Itu baru Alibaba, belum lagi ada jutaan portal bisnis yang menggunakan beragam platform tersebar di internet. 

Bagaimana dengan Indonesia.?
Awalnya ketika belum ada internet secepat sekarang , transaksi melalui internet masih sedikit. Namun terjadi revolusi ketika jaringan internet dapat diakses melalui gadget. Saat itulah terjadi fenomena belanja di indonesia. Itu cepat sekali terjadi. Bayangkan, di Indonesia sekarang pelanggan Telkomsel saja mencapai 157 juta. Belum lagi indosat, XL , Indosat, Tri yan kalau digabung pelanggannya sebanyak 182 juta. Jadi totalnya mencapai 339 juta. Artinya jumlah pelanggan hp  lebih besar dari jumlah penduduk indonesia. Ini bisa saja terjadi karena ada saja orang yang punya HP lebih dari 1.

Dari jumlah pelanggan internet melalui HP itu, merupakan indikasi bahwa pangsa pasar beragam barang dan jasa melalui platform IT sangat besar peluangnya. Apalagi didukung oleh infrastruktur bisnis yang hebat seperti Jasa Pengiriman, jasa pembayaran melalui perbankan dengan sistem ATM , Credit card, Virtual account dll. Saat sekarang ada ribuan trader maupun reseller yang terhubung secara online kepada konsumennya dimana saja berada. Dengan adanya media sosial yang mewabah dinegeri ini, semakin luas pemasaran bertransaksi secara online. 
Data dari Kemenkom, tahun 2013 transaksi ecomerce di indonesia mencapai Rp. 130 triliun. Itu transksi termasuk belanja diluar negeri.Tapi tahun 2016 data belanja ke TOKO online tembus Rp. 68 triliun. Artinya ada senilai Rp. 68 triliun yang real pasar tradisional pindah ke sistem online. Gimana engga sepi mall dan pasar di seluruh Indonesia.

Disamping itu, karena krisis global terjadi fenomena spending. Kalau tadi orang belanja karena lebih banyak faktor keinginan dan bahkan belanja di jadikan wisata bagi kaum menengah atas, tapi sekarang dengan situasi krisis keuangan dunia dimana likuiditas berhutang sudah semakin ketat makanya orang lebih mengutamakan belanja karena kebutuhan.  Kalau tadinya setiap kamar ada TV, tapi sekarang tidak perlu. Kalaupun ada model baru TV muncul di pasar , orang engga mau ganti TV nya. Karena berita dan hiburan dapat diakses dengan mudah lewat smartphone.

Kesimpulan.
Dengan adanya kemajuan tekhnologi IT dengan kehebatan perangkat lunak yang menawarkan beragam aplikasi maka terbentuklah komunitas dunia maya. Komunitas ini bukanlah komunitas yang doyan beramai ramai seperti aksi 411 kemarin. Tapi komunitas yang dalam dunia nyata hidup dalam kesendirian dan kesunyian.. Kalaupun di mall , waktunya lebih banyak di cafe dan itu bukan untuk berinteraksi dengan orang lain secaca asyik tapi waktunya lebih banyak asyik dengan gadget nya. Di ruang tunggu pesawat, di kantor, ditempat keramaian sekalipun orang tidak bisa jauh dari gadget nya. 

Bertransaksi ke mall atau pasar memang terjadi penurunan dari segi kapasitas. Tapi bukan berarti orang berhenti berkonsumsi. Konsumsi tidak berhenti namun terjadi penyesuasain trend belanja, yang disebabkan oleh faktor tekhnologi dan juga economy adjustment. Anda tidak bisa mengutuk fenomena ini sehingga menyalahkan orang lain atau pemerintah. Lantas bagaimana menyikapi fenomena ini ? Kemampuan inovasi dan kreatifitas menghadapi perubahan zaman. Dan kuncinya anda harus mau berubah. Perubahan adalah keniscayaan dan satu satunya yang tidak berubah didunia  ini adalah perubahan itu sendiri.

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...