Saturday, December 17, 2016

Belajar dari Suriah, Aleppo


Sejak bulan Agustus lalu , Pasukan pemerintah Suriah bersama koalisi ( Rusia , Iran, Libanon)  dengan dukungan milisi sipil pro pemerintah melakukan pengepungan terhadap Aleppo Timur. Teman saya sempat bertanya kepada saya " ada apa sebenarya ? Mengapa harus ada pengepungan? Saya analogikan seperti kalau terjadi di Indonesia. Misal, sekelompok orang mengaku pejuang Jihad membawa bendera Islam hendak menjatuhkan Presiden Jokowi. Mereka menguasai salah satu wilayah di Indonesia. Apakah ini dibenarkan? Tentu tidak. Apalagi kekuatan kelompok pemegang kunci sorga jihadis ini mendapat dukungan dana dan senjata dari Asing. Ini jelas tindakan makar. Negara manapun yang berdaulat akan melawan gerakan semacam ini. Bagaimana dengan dukungan asing kepada rezim Assad. Kata teman saya. Itu atas permintaan resmi pemerintah yang syah dalam konteks hubungan bilateral, yang negara manapun akan melakukan hal yang sama seperti rezim Assad bila pihak negara lain ada dibalik para pemberontak. Tahun 1958 di Indonesia pernah terjadi pemberontakan PRRI yang di motori oleh politisi Masyumi ( Islam ) dan  mendapat dukungan senjata dari AS. Pemerintah Soekarno mendapat dukungan senjata dari Uni Soviet ( USSR) untuk melumpuhkan PRRI. 

Selama pengepungan itu seluruh jalan keluar dan masuk ke wilayah timur Aleppo terputus sehingga sebanyak 250.000 warga sipil dan sekitar 8.000 orang pemberontak terkepung. Kawasan sekitar menuju Aleppo diserang total untuk memotong jalur logistik kepada kelompok pemberontak. Dampaknya mengerikan bagi warga Aleppo. Barang kebutuhan umum menjadi langka dan harga melambung tak terhingga. Aleppo terancam kekurangan pangan. Sementara itu selama pengepungan itu ratusan rudal Rusia di lemparkan ke Aleppo. Tentu tidak sedikit korban rakyat sipil dan milisi berjatuhan. Turki bersama AS dan Eropa yang selama ini mendukung secara tidak langsung para militan Islam tidak berbuat banyak untuk membantu. Karena tidak menyangka sama sekali Rusia akan ambil bagian dalam konflik Suriah ini. Inggeris dan Francis bersama PBB menekan Rusia agar menghentikan bantuan kepada rezim Suriah agar pengepungan dapat segera di akhiri. Tentu alasan yang di kemukakan adalah faktor kemanusiaan dan menghormati gencatan senjata yang telah di sepakati dalam perjajian di Muenchen yang sesuai dengan hukum internasional. Rusia tidak peduli. Terus melanjutkan serangan udaranya. 

Tanggal 14 desember kemarin, pemberontak militan Islam mundur dari Aleppo. Ini menandai kemenangan besar bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama empat tahun itu. Mundurnya Militan Islam ini berkat keterlibatan dari Turki yang tak ingin kehilangan muka dalam konflik Suriah. Turki menyerukan gencatan senjata yang di setujui oleh pemberontak milintan Islam, dan rezim  Assad. Para pemberontak militan Islam di beri kebebasan keluar dari Aleppo dan pemerintah Suriah akan memberikan amnesty. Media Barat menciptakan kampanye hitam atas proses evakuasi para militan Islam ini dengan berita pembantaian warga sipil oleh Militer Suriah di Aleppo. Padahal kenyataannya sebagian besar warga sangat senang dengan terbebasnya Aleppo dari kepungan karena mereka bisa kembali hidup secara normal. Dan terusirnya pemberontak Militan Islam dari Aleppo semakin memberikan harapan untuk masa depan mereka. Kekalahan Pemberontak Militan Islam di medan tempur merupakan indikasi bahwa penyelesaian konflik di Suriah akan segera terjelma.  Hari hari mendatang rezim Suriah akan focus melakukan rekonsiliasi nasional dengan mengajak semua pihak di Suriah untuk duduk bersama membicarakan masa depan Suriah.

Apa yang dapat di simak dari konplik Suriah ini ? Kekalahan militan Islam  di Suriah merupakan fenomena dalam politik International di kawasan Timur Tengah. Hubungan yang sangat erat antara Cina dan Rusia semakin teruji dalam menekan hegemoni AS dan Eropa. China telah dengan tegas mengatakan bahwa akan selalu mendukung Rusia dalam issue issue global khususnya berkaitan dengan Suriah dan Afganistan. Bukan hanya dukungan politik international, China juga mengirim 5000 pasukan elite nya untuk membantu Suriah melawan ISIS.  AS dan Eropa tidak bisa berbuat banyak menekan Suriah di forum DK-PBB. Karena selalu di veto oleh Rusia dan China. Disamping itu dalam forum perundingan penyelesaian Utang dan bantuan finansial kepada AS dan Eropa, pihak China selalu mempermasalahkan keterlibatan AS dan Eropa di Suriah dan ini tentu di kait kaitkan dengan dukungan China dalam penyelesaian krisis moneter di zona eropa dan AS.  Sementara itu, China melalui lobi jalur sutra berhasil menarik Turki berada di balik aksi Rusia secara tidak langsung dengan tidak memberikan bantuan signifikan terhadap pemberotan militan Islam. China juga berkomitment memberikan bantuan dana sedikitnya USD 30 miliar ( Rp. 400 Triliun) untuk anggaran rekontruksi perang dan recovery ekonomi Suriah paska konplik. 

Setelah konflik ini maka semua pihak harus keluar dari Suriah. Semua pihak asing harus memberikan kebebasan kepada Pemerintah Suriah. Penyelesaian Suriah adalah urusan dalam negeri Suriah. Tidak ada agama atau mahzab yang di perjuangkan dalam konflik Suriah. Semua karena faktor ekonomi dan sumber daya yang di perebutkan oleh kekuatan Asing. Semoga kita rakyat Indonesia, dapat belajar dari konflik Suriah ini. Jangan pernah mau terprovokasi oleh pihak yang meniupkan issue percahan dengan jargon jihad, anti komunis, anti liberal, anti kapitalis.  Negara kita sudah ada Pancasila dengan  UUD 45 sebagai penjaga NKRI dan itu sampai sekarang tidak pernah berubah. TIdak ada sesungguh nya issue yang bisa di usung untuk menjadikan Indonesia seperti Suriah, kecuali oleh orang sakit jiwa dan bodoh.

Monday, December 12, 2016

Issue seputar China...?


Ketika ekonomi Jerman terseok seok paska perang dunia pertama, tampilah seorang pria yang bukan siapa siapa di panggung politik. Dia tampil dengan jargon bahwa perbaikan ekonomi Jerman hanya mungkin apabila Ras Yahudi di enyahkan dari Jerman. Karena ras Yahudi sebagai penyebab ekonomi Jerman hanya di kuasai oleh segelintir orang dan membuat negara lemah secara sistematis. Dengan jargon di hadapan rakyat kalah dan miskin itu , HItler memancing emosi secara kolektif dengan menciptakan musuh bersama agar rakyat berada dalam barisan yang sama mendukungnya.  Untuk memperkuat ikatan itu, Hitler menanamkan sifat sombong dan bangga kepada rakyat bahwa bangsa Jerman adalah ras ARIA, ras terbaik di dunia. Tahun 1933 dia terpilih sebagai Kanselir Jerman. Tahun 1934 Furhrer ( Pemimpin ) jerman meninggal. Hitler mengangkat dirinya sebagai Führer (Pemimpin) (Reich ketiga). Setelah itu , ia menjadi diktator Jerman. Ia menyatukan jabatan kanselir dan presiden menjadi Führer sekaligus dan menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Demokrasi di hapus.

Bagaimana dengan perbaikan ekonomi? tidak ada solusi yang kontruktif dan sistematis. HItler terus menyalahkan Yahudi sebagai biang memburuknya ekonomi Jerman. Juga negara tetangga yang menjadi tempat Yahudi hidup senang. Karena itu HItler tidak sulit memobilisasi rakyat untuk jadi militer dalam perang kolosal yang di ciptakannya. Perang dunia kedua terjadi dengan ambisi dan alasan yang sulit diterima dengan akal sehat. Tapi rakyat yang dungu dan tidak rasional memang membuat pemimpin bisa berbuat apa saja, termasuk menjadi monster perang yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Ini belum termasuk pembantaian etnis yahudi (Holocaust ) di perkirakan lebih dari 11 juta orang laki-laki, perempuan, anak-anak telah dibunuh dengan cara mengerikan.  Apa hasilnya ? HItler kalah. Tak ada mimpi menjadi kenyataan sesuai dengan dokrin yang dulu. Bahkan Hitler sukses menjadikan Jerman sebagai negara pecundang. Bangsa Aria yag di banggakan hanya jadi kupulan orang kalah dan menderita akibat perang yang sia sia. Sombong dan bangga diri telah membuat Tuhan menghukum Jerman dan menjadi pelajaran bagi sejarah dunia bahwa kekuasaan di dirikan dengan sifat sombong sebetulnya melawan Tuhan, apalagi demi tujuan itu harus membunuh dan membantai orang tidak berdosa. Tuhan menciptakan Yahudi dan tidak melegitimasi kita membunuhnya kecuali menjadikan pelajaran agar jangan meniru sifat mereka. Perbaiki sifat mereka dengan akhlak baik..

Cara HItler merebut kekuasaan menjadi inspirasi oleh sekelonpok orang yang masih percaya rakyat bodoh bisa di tipu. Mereka berusaha menyalahkan keadaan ekonomi karena etnis CHina dan berusaha membangun emosi rakyat untuk menjadikan apapun yang berbau china adalah ancaman kemakmuran. Mengapa bukan etnis lain atau bangsa lain seperti jepang dan eropa yang telah lama menguasai ekonomi Indonesia dari hulu sampai hilir? Ya karena Jepang dan Eropa , AS percaya kepada Tuhan. Alasan ekonomi kurang efekfit untuk memusuhi asing di luar China. Tapi kalau China di samping alasan ekonomi juga bisa dengan mudah menggiring orang fanatik untuk bersatu dalam barisan dengan tujuan melawan etnis dan negara yang anti Tuhan. 

Karena stikma komunis anti Tuhan melekat di otak yang buta ilmu pengetahuan. Demi agama dan Tuhan mereka mudah di giring jadi militant dan bahkan jadi mesin pembunuh kepada yang berbeda. Kebencian terhadap China terus di tiupkan oleh berbagai pihak. Ada yang bilang bahwa china akan menguasai pesisir pantai Indonesia. Padahal itu tidak mungkin terjadi karena pada tahun 2014, lahir UU Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil. UU Nomor 1 Tahun 2014 menyampaikan bahwa Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau lebih ketat dan koordinir secara centralistik. Ada yang bilang bahwa Buruh China menguasai pekerjaan di Indonesia. Padahal sudah ada UU Ketenaga kerjaan di mana ada pembatasan bagi pekerja asing yang boleh bekerja di Indonesia, kecuali bagi proyek yang mensyarakatkan turn key atau B2B dengan skema non recourse loan dari  luar negeri. Di mana pihak lender harus memastikan proyek selesai di bangun sesuai jadwal dan karena itu mereka membawa sendiri tenaga akhli untuk membangun proyek.

Baru baru ini ada issue yang sengaja di gelembungkan ke publik tentang adanya bibit cabe yang di tanam oleh warga China yang tidak punya izin bisnis masuk ke Indonesia dan tidak punya izin memasukan bibit tanamam ke Indonesia. Bagi saya ini tindakan kriminal tanpa ada maksud terlalu jauh dan tugas BIN dan aparat untuk mengusut kasus ini agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. Karena kalau niatnya menebar bakteri dengan tujuan merusak ketahanan pangan Indonesia, itu jelas engga mungkin. Mengapa ? Karena di lakukan secara ilegal. Lain halnya seperti yang di lakukan seperti pabrik susu Formula yang ternyata ada yang mengandung bakteri Sakazakii yang jelas terbukti dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Pabrik susu itu di dirikan dengan izin dari pemerintah sejak puluhan tahun lalu. Pemerintah tetap tidak melarang susu yang terindikasi ada bakteri itu karena alasannya tidak terbukti. Mengapa ini tidak di permasalahkan? Apakah karena tekhnologinya dari Amerika dan Eropa? Apakah karena bisnis ini  di kuasai kartel yang banyak memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri? atau karena mereka bukan China?  Sementara perlakuan pemerintah terhadap investasi China sama dengan Negara lain sesuai dengan UU PMA, yang sampai kini belum diubah. Tapi mereka yang meniupkan kebencian itu tidak melihat aspek legalitas keberadaan investasi china. Kita wajib waspada, bukan hanya kepada China tapi seluruh pihak asing, dan karena itulah UU di buat sebagai pagar agar NKRI tetap utuh dan berdaulat dari segala infiltrasi asing.

Untuk di ketahuai bahwa saat sekarang negara yang paling kuat sumber daya keuangannnya adalah CHina. Bila China di curigai buta dan di kecam dengan analisa buta, tentu bisa di tebak maksud dibalik itu semua. Ini kritik politik. Mengapa? Coba perhatikan kemana arahnya tujuan mereka : Mereka menolak China membantu pemerintah agar Jokowi kehilangan akses mendapatkan financial resource memacu investasi dalam negeri. Bila tidak ada investasi maka tidak ada pertumbuhan ekonomi. Mata uang akan jatuh dan hutang akan gagal bayar, ekonomi akan collapse. Dan chaos pasti terjadi. Saat itulah mereka tampil merebut kekuasaan bak pahlawan kesiangan. Dan kalaupun mereka berkuasa maka yang terjadi adalah penghapusan demokrasi dan menangkapi siapa saja yang berbeda , juga membunuh... Tapi taktik berpolitik seperti itu terbelakang secara intelektual. Dengan era globalisasi saat sekarang ini , cara itu tidak laku lagi. Rakyat Indonesia sekarang tidak sebodoh rakyat Jerman di tahun 1932. Kalaupun ada yang bodoh tidak lebih 10% dari populasi rakyat dan selalu gagal membangun koalisi di antara mereka karena dasar dan niatnya memang tidak di ridhoi Tuhan.

Monday, December 5, 2016

Catatan tentang Ahok.


Saya bukan penduduk Jakarta. Saya penduduk Banten atau tepatnya Kotamadya Tangerang. Apa urusannya dengan Pilkada DKI. Toh siapapun yang terpilih tidak ada hubungannya dengan perbaikan kota saya. Di samping itu bisnis saya tidak ada kaitannya dengan proyek Pemda, atau tidak memerlukan izin dari Pemda seperti buka restoran, atau cafe atau tempat hiburan atau property. Namun teman saya banyak yang bersinggungan dengan Pemrof DKI. Mereka umumnya adalah pengusaha property, tempat hiburan, restoran. Ketika Ahok di calonkan sebagai Wagub berpasangan dengan Jokowi, mereka sangat antusias memberikan dukungan kepada Ahok. Alasannya lebih kepada kesamaan etnis dan Ahok di kenal sebagai pengusaha. Tentu harapan mereka, Ahok  akan lebih flexible untuk melancarkan bisnis mereka di DKI. Tentu dukungan mereka di terima dengan senang hati oleh Ahok. Saya pernah di undang oleh teman untuk hadir dalam suatu acara di sebuah restoran di daerah jakarta Utara. Acara itu di gagas oleh etnis keturunan berasal dari satu salah kota di sumatera. Nampak sekali mereka bersemangat memberikan dukungan kepada Ahok. Tapi sebagai pebisnis, saya perhatikan wajah Ahok bukan tipe orang yang mudah di taklukan. Walau senyumnya terkesan ringan namun raut wajahnya tidak menyiratkan hatinya lemah. Nampak bagi saya dia adalah tipe orang yang realistis dan rasional. 

“ Lue engga bisa berharap terlalu banyak dari Ahok. “ itu kata saya kepada teman yang tak pernah saya lupa. Namun teman itu begitu yakinnya bahwa kemenangan Ahok adalah peluang bagi masa depannya. Berlalunya waktu, teman saya sudah jarang sekali bicara tentang Ahok. Apalagi restoran yang tadinya berdiri di lahan Pemrof terpaksa di tutup setelah habis waktunya. Karena Pemrof tidak ingin memperpanjang sesuai dengan kontrak gubernur sebelumnya. Ahok ingin kontrak di rubah untuk semakin besar keuntungan bagi Pemrof.  Ketika teman saya meminta ahok mempertimbangkan, dengan enteng Ahok, bilang “ Lue teman gua, seharusnya lue bantu gua gimana Pemrof dapat PAD sebanyak mungkin untuk membiayai program sosial. Kalau lue pengen untung sendiri ya gua engga bisa.”  Teman itu sangat kecewa dan tentu dia memutuskan keluar dari lingkaran persahabatan dengan Ahok. 

Keluhan teman itu juga di rasakan oleh teman lain yang bergerak di bidang property. Ahok tidak akan keluarkan izin peruntukan lahan ( SP3L) sebelum membayar jaminan untuk fasum. Mengapa ? Pengalaman gubernur sebelumnya ternyata dari 2000 surat izin penunjukan penggunaan tanah (SIPPT) yang dikeluarkan tahun 2013, hanya 14 persen pengembang yang sudah memenuhi fasos-fasum. Sisanya yang 86 persen belum di bayar alias nunggak, yang pada tahun 2010 saja, siap di tagih senilai Rp 80 trilyun dari 28 Pengembang. Sementara, Pemprov DKI tidak pernah melakukan penagihan secara masif sehingga kewajiban pengembang itu makin lama makin menggunung. Karena memang  berdasarkan peraturan pemerintah tidak ada sanksi yang tegas bagi penunggak. Itu sebabnya soal kewajiban membayar ini menjadi lahan empuk bagi Gubernur sebelum Jokowi dan Ahok untuk memenuhi pundi partai.

Namun di era Ahok, upaya penagihan itu di lakukan dengan  segala cara. Cara yang di tempuhnya adalah tidak akan memberikan izin kepada para pengembang yang masih menunggak kewajiban fasos fasum pada proyek sebelumnya. Tentu ini mendulang protes dari 28 pengembang raksasa  yang sebagian besar adalah pendukungnya tadi waktu Pilkada. Tapi Ahok tetap konsisten. Bahkan Bakrieland milik ketua dewan pembina Golkar di ancam cabut izinnya karena tidak mampu bayar tagihan fasum fasos. Dia sadar bahwa setiap kebijakan tentu tidak bisa memuaskan semua pihak. Dari kebijakan keras inilah Ahok mendapatkan PAD yang besar untuk melancarkan program pembangunan rumah susun bagi warga yang terkena relokasi. Selama dia menjabat telah lebih dari 20.000 unit Rusun di bangunnya. Tahun 2017 di rencanakan akan membangun 50,000 unit. Ini tidak pernah terjadi pada gubernur sebelumnya.

Teman pengusaha Restoran dan tempat hiburan juga mulai gerah dengan kebijakan Ahok yang menerapkan pajak secara online dengan menggandeng bank pemilik sistem IDC. Dengan sistem ini maka ribuan restoran dan tempat hiburan terhubung secara online setiap transaksi yang mereka lakukan dengan konsumen. Jadi tidak bisa lagi pemilik  restoran atau tempat hiburan berkelit atau kong kalikong dengan petugas pajak dengan manbayar pajak yang “diatur’ agar tidak sesuai dengan kenyataan. Kini orang kaya di DKI semakin di peras oleh Ahok, kata teman saya. Mengapa ?Ahok menetapkan pajak progresif atas kepemilikan kendaraan. Artinya semakin banyak kendaraan pribadi semakin besar pajaknya. Ahok juga melakukan penyesuaian nilai Zona Nilai Tanah (ZNT) dan pemuktahiran basis data Pajak Bumi Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2). Artinya semakin elite dan mahal tempat atau lokasi semakin mahal PBB nya. Namun bagi pemilik rumah dan tanah di bawah ketentuan nilai NJOP di bebaskan pajak. Di sini nampak Ahok menerapkan unsur keadilan.

itu sebabnya sejak tahun 2013 PAD DKI sebesar Rp. 26,6 Triliun, lalu tahun 2014 menjadi 39,5 Triliiun, Tahun 2015 mencapai Rp. 44,20 Triliun. Artinya terus meningkat. Walau target penerimaan PAD di bawah realisasi, namun dari tahun ke tahun Ahok terus meninggikan target PAD. Mengapa tetap tinggi?. Ini adalah bagian dari politik anggaran. Jadi estimasi pajak yang tinggi itu karena dasarnya adalah upaya serius pemrof secara politik memperluas basis pemajakan dan mengadopsi kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan. Kombinasi dari kedua kebijakan tersebut akan meningkatkan persepsi masyarakat terhadap keadilan dalam struktur pajak, mengurangi polarisasi, dan memperbaiki kapasitas.  Kalaupun tidak tercapai target maka bukan berarti itu salah. Kebijakan harus konsisten dengan tetap meninggikan estimasi pajak agar DPRD  membuat PERDA yang bertumpu kepada pengurangan ketimpangan penghasilan di masyarakat dengan memperluas basis pemajakan. Juga memaksa Ahok harus memperbaiki kinerja PNS DKI. Karena dia sadar sebagian besar pembiayaan pembangunan DKI dari pajak rakyat. Dan dia harus membangun trust di hadapan rakyat dengan memberikan kinerja terbaik bagi rakyat. 

Karena sumber pendapatan asli daerah terus meningkat maka berbagai program sosial dan program unggulan membenahi jakarta sebagai kota modern yang religius dapat di laksanakan. Mungkin karena kebijakannya itulah mengapa dia punya musuh dimana mana dan teman yang tadi mendukung memilih menjaga jarak dengannya. " Engga ada untungnya temanan dengan Ahok. Semakin berteman semakin dia gencet kita. Capek lah" Demikian kata teman saya tentang Ahok. Bahkan Anggota DPRD dan pejabat SKPD tidak punya ruang untuk berkolusi dengan pengusaha untuk mendapatkan kemudahan dan keuntungan dari APBD. Ahok sangat keras dan tidak bisa di ajak kompromi soal itu. Makanya brangkas partai semakin kering karena sikap Ahok itu. Jadi sungguh lucu dan aneh kalau ada orang bilang Ahok di dukung taipan 9 naga atau proxy aseng. Justru  di pengadilan di mana AHok sebagai Saksi kasus Sanusi terbukti kebijakan Ahok merugikan pengembang dan menguntungkan pemrof DKI di mana mendapatkan dana di luar APBD untuk membiayai program pembangunan Giant Sea Wall.

Seorang teman konsultan perkotaan saya tanya apa sebetulnya kelebihan Ahok? Ini penting saya ketahui. Karena program yang telah dia lakukan itu dananya bersumber dari APBN dan  siapapun bisa melakukannya. Mengapa Ahok dapat melakukan hal yang berbeda di bandingkan gubernur sebelumnya?. Dan terkesan pembangunan di DKI tidak pernah henti dan ini di rasakan oleh penduduk DKI. Menurut teman saya bahwa kelebihan Ahok ada pada keberaniannya melakukan kreatifitas untuk mendapatkan solusi dari keterbatasan APBD. Keberanian ini tidak semua Kepala Daerah punya. Ahok punya keberanian karena dia jujur dan selalu transfarance. Sehingga siapapun bisa mengawasinya. Dia tidak perlu takut selagi apa yang dia lakukan tidak untuk kepentingan pribadi dan semua karena untuk rakyat DKI. 

Apa dasar hukum Ahok melakukan kreatifitas itu? menurut teman saya itu diatur dalam UU Administrasi Pemerintah Nomor 30 Tahun 2014. Sehingga, Sebagai Gubernur, Ahok mempunyai hak diskrisi untuk mengeluarkan kebijakan di luar aturan yang ada selagi itu untuk kepentingan Pemrof. Makanya kreatifitas Ahok tinggi sekali mendapatkan sumber dana mengatasi stagnan program pembangunan karena APBD yang terbatas. Dari dana itulah  program pengerukan sungai , program reklamasi, penyediaan fasilitas terbuka untuk publik, dan lain sebagainya di biayai. Ahok juga punya hak memperluas rincian mata anggaran agar tidak mudah di korup oleh SKPD. Dampaknya dia bisa menghemat anggaran triliunan dana APBD. Walau karena itu realisasi anggaran menjadi rendah. Itu lebih baik daripada tinggi tapi di korup. Sisa anggaran bisa di gunakan untuk tahun anggaran berikutnya. Tapi dengan realisasi anggaran yang rendah itu , kinerjanya lebih baik di bandingkan dengan Gubernur sebelumnya yang tingkat realisasi anggaran diatas 90%. Silahkan nilai sendiri , kemana anggaran yang di realisasikan itu.

Sebagai pengusaha saya hanya melihat dari sisi financial solution. Apapun organisasi,  selagi dia mampu mengelola dengan baik sumber sumber yang terbatas untuk mendatangkan penghasilan agar cash flow terjaga sesuai dengan rencana dan program yang ada maka organisasi itu akan tumbuh sehat dan perubahan kearah yang lebih baik dapat di raih. Itulah kelebihan Ahok.  Walau Ahok tidak sempurna namun dia memberikan warna tersendiri dalam tata kelola pemerintahan daerah. Karena sebagian besar Gubernur atau kepala Daerah di Indonesia terjebak dengan cara cara normatif. Padahal sehebat apapun program kerja namun apabila pemimpin tidak mampu mengelola sumber daya yang terbatas karena kreatifitas yang rendah dan tidak bersifat solutif maka akan menimbulkan frustrasi bagi anggota organisasi. Apalagi hanya mengandalkan APBD dengan kontribusi APBN dan mengelolanya dengan cara normatif . Memang cara ini tidak beresiko namun tidak banyak yang bisa di lakukan untuk perubahan yang lebih baik. Itulah yang saya kawatirkan bila bukan Ahok yang jadi Gubernur DKI.

Dengan tulisan ini saya harap warga Jakarta  dapat memahami bahwa semakin di benci seseorang karena kebijakannya itu tandanya dia orang yang berbuat untuk perubahan yang lebih baik. Karena merubah status quo itu engga mudah , apalagi memaksa orang keluar dari comfort zone juga tidak mudah. Jangan ragu dengan orang yang di benci karena dia kontroversial, lain halnya bila dia terbukti korup. Hidup adalah pilihan dan semua orang berhak menentukan pilihannya. Saya sendiri tidak bisa menjamin Ahok lebih baik di bandingkan calon lannya. Silahkan bersikap, wahai warga DKI. Di tangan andalah masa depan Jakarta.

Saturday, December 3, 2016

Belajar dari Kasus Permadi..


Di era Soeharto, dalam sebuah acara di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.  Permadi mengatakan, undang-undang dasar memungkinkan presiden menjadi diktator secara konstitusional. “Soekarno diktator, Soeharto diktator. Di tengah diskusi itu, Permadi masih ingat betul, ada seorang peserta diskusi menyatakan sepakat dengan pernyataannya tentang diktator. “Rafly Harun, yang sekarang profesor tata negara, dulu masih mahasiswa. Dia bilang bahwa hanya ada satu diktator di dunia ini yang baik, yakni Nabi Muhammad. Karena bukan untuk kepentingan pribadi dan golongannya tapi untuk umatnya. Saya pun langsung bilang, saya sependapat dengan anda, Nabi Muhammad adalah diktator yang baik seperti yang anda katakan,” kenang Permadi.

Permadi melanjutkan, acara diskusi itu ternyata direkam oleh sekretariat UGM. Kemudian dibagi-bagi. " Saya pun mendapatkan satu yang asli. Namun rekaman itu jatuh ke tangan Harmoko.Kemudian rekaman dipotong-potong, ucapan Rafly Harun tidak ada, yang ada hanya jawaban saya, Nabi Muhammad Diktator. Disebar luaskan ke umat Islam. Langsung ribuan umat Islam datang ke Kejaksaan Agung, lalu datang ke rumah saya sambil membawa poster, tangkap Permadi, gantung Permadi. darah Permadi halal. Saya langsung ditangkap dan dipenjara,” katanya.

Memasuki persidangan, Permadi membawa rekaman utuh kepada majelis hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta. “Hakim heran. Dia tahu karena ini rekayasa,”. Di persidangan, majelis hakim memvonis Permadi dengan hukuman tujuh bulan penjara. Namun entah bagaimana rekaman asli itu sampai ke tangan Presiden. Pak Harto marah dan malu karena Permadi di perlakukan tidak adil. Semua karena ulah Harmoko, Faisal Tanjung dan Din Samsudin * yang sehingga menjadikan dirinya terpidana dengan memotong motong rekaman asli. Akhirnya Pak Harto memerintahkan agar Permadi di bebaskan dari penjara. Dia hanya menjalani hukuman 1 bulan tanpa proses banding atau pembelaan secara hukum. Tapi tidak ada yang bisa membantah bahwa Permadi telah di perlakukan tidak adil selama proses peradilan terhadap dirinya.

Andaikan kasus Permadi itu di zaman Jokowi, Permadi tidak akan di penjara dengan tuduhan yang belum terbukti bersalah itu. Tapi di era Soeharto itu biasa saja. Andaikan kasus Permadi itu di era Jokowi, dia akan di bebaskan oleh Hakim karena bukti yang dia berikan tidak sama dengan bukti yang di jadikan jaksa sebagai dasar menuntutnya. Tapi di era Soeharto, itu biasa saja. Andaikan kasus Permadi itu di zaman Jokowi, maka Harmoko , Faisal Tanjung, Din Samsudin akan jadi tersangka karena merekayasa bukti yang tidak sama dengan aslinya. Tapi di era Soeharto, itu biasa saja.

Ahok bukanlah Permadi walau kasusnya tidak jauh beda dengan Permadi dimana di nyatakan bersalah karena sebuah " kata kata", dan Ahok bersyukur hidup di era reformasi, khususnya di kepemimpinan Jokowi di mana supremasi hukum diatas segala galanya, sehingga tidak harus di tahan sampai dia benar benar terbukti bersalah oleh keputusan Hakim. Jokowi bersikukuh memastikan supremasi hukum di tegakan agar tidak boleh ada lagi orang di penjara karena di rekayasa oleh sekelompok orang atas dasar suka tidak suka. Karena lewat supremasi hukum itulah semua warga negara yang plural ini bisa hidup nyaman dan punya harapan untuk masa depan yang lebih baik.  Banyak orang tidak menyadari bahwa era diktator telah lewat. Kini era reformasi. Hukum jadi panglima. Jangan sampai kita berhasil mengganti rezim diktator tapi prilaku kita sebagai rakyat justru melahirkan kediktatoran baru, dengan memaksakan kehendak atas nama agama atau apalah.

Saya berharap agar masalah Ahok di tempatkan pada kontek negara Hukum sebagai ujud kecintaan kepada bangsa dan negara. Mari kita bersikap bijak sebagai anak bangsa untuk menerima apapun keputusan terhadap Ahok. Apabila Ahok terbukti bersalah di pengadilan maka kepada pendukung Ahok khusus nya umat non muslim bisa menerima dan berdamai dengan kenyataan. Andaikan Ahok terbukti tidak bersalah dan di bebaskan oleh Hakim, maka kita umat islam harus menerima dengan lapang dada untuk berserah diri kepada Allah. Selanjutnya mari kembali bersama sama bergandengan tangan dalam perbedaan untuk negeri yang kita cintai ini...


Tuesday, November 15, 2016

Bom di Samarinda...


Ia tak gila. Atau ia bagian dari patologi yang tak tersendiri. Jo bin Muhammad Aceng Kurnia ( 32 tahun) , selama ini jarang berinteraksi dengan warga. Namun, rumah Jo sering didatangi orang-orang dari wilayah lain. Menurut Ketua RT, selama dia tinggal di kawasan ini, Juhanda jarang berinteraksi dengan warga. Bahkan, sangat tertutup sehingga dia sendiri tidak banyak tahu tentang Jo. Jo dengan darah dingin melemparkan bom molotov di halaman Gereja Oikumene Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa hari lalu. Seorang anak kecil meninggal karena luka bakar. Jo  ditangkap. Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Tengku Zulkarnain meminta masyarakat tidak terprovokasi isu di media sosial yang ramai membicarakan seolah-olah teror bom Samarinda terjadi karena demo 411. Menurutnya, isu tersebut mencuat karena ulah 'pengkhianat bangsa' yang ingin memanfaatkan situasi demi memecah-belah Indonesia.

Pada kesan pertama, orang Islam itu memang ganjil. Kekerasan dengan darah dingin di sebuah negeri yang maklumat kemerdekaannya di dasarkan berkat rahmat Alalh, dapat terjadi. Gerakan islam radikal? Begitu kuatkah gerakan itu di sebuah negeri yang pernah dianggap teladan sebagai bangsa yang ramah dan penuh senyum? Tapi zaman berubah. Keramah tamahan, dan bersama paham gotong royong semangat yang lebih toleran, tengah surut di negeri ini. Juga mungkin di seluruh Dunia. Ledakan Bom yang membunuh anak kecil itu berbareng dengan keruwetan jiwa yang setengah tersembunyi di sebagian masyarakat Indonesia. Sinting atau tidak, apa yang di lakukannya sebuah isyarat: kita tengah memasuki zaman kebakhilan. Dunialah yang memulainya, kata mereka. Kami hanya membalas sesuai dengan firman Allah. Memang ketika Firman ALlah di masukan dalam teori maka apapun bisa di cocok cocokan untuk membenarkan syahwatnya, termasuk membunuh. 

Jo tak sendirian, meskipun tak semua orang yang sepaham akan mau membunuhi anak kecil yang kesalahannya hanya karena terlahir dari orang tua yang kristiani. Bagi Jo, yang berbeda harus di habisi; penguasa sekarang inilah yang dengan mudah membiarkan asing, terutama yang Aseng, masuk ke Indonesia. Jo bergabung dengan kelompok Jemaah Ansyarut Tauhid (JAT) yang di dirikan Abubakar Baasyir, terpidana kasus terorisme yang sudah berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ketika dia mendekam di Nusakambangan. Pada 16 April 2016, pemilik Pesantren Ngruki, Sukoharjo, itu dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Tak jauh pandangannya dari sang pembantai, meskipun mungkin ABB, merasa sedih bahwa anggotanya bertindak demikian. Yang menegaskan bahwa Jo tak sendirian: kaum fundamentalime kini berada dalam posisi yang naik, setelah aksi damai 411 berlangsung sukses walau sedikit tercederai.

Banyak suara diam namun terdengar lantang di sosmed dan demo akbar bahwa gerakan apapun itu selagi menyebut Takbir “ Allahuakbar" maka itu artinya sedang “membela Islam”. Indonesia sedang terancam oleh sekularisme, kata mereka, Indonesia  sedang berubah jadi Sinosia….Kecemasan itu adalah ekspresi kebakhilan—yang membuat pandangan Islam kembali jadi antitesis Pancasila. Inti pandangan adalah eksklusivisme. Bagi mereka, pelbagai hal di dalam hidup—lapangan kerja, bantuan sosial, peradaban Islam—adalah milik eksklusif. Eksklusivisme atau kebakhilan menampik orang lain ikut dalam ruang dan waktu, di sebuah wilayah yang batasnya mereka tentukan dan tutup sepihak.

Batas itu mereka beri dasar agama; mereka menyebutnya Islam Kaffah, mereka anggap kebenaran dan Tuhan milik eksklusif mereka. Batas itu mereka beri wilayah: “halal haram” dengan fatwa masuk ke ranah muamalah. Dan waktu mereka adalah waktu yang “dulu”—artinya terbatas, bukan waktu yang berlanjut dan membawa perubahan. Itu sebabnya mereka konservatif. Konservatisme juga eksklusivisme. Bila pemikiran mereka hendak mengembalikan perempuan ke status yang lebih rendah ketimbang yang telah berlaku sejak akhir abad ke-20, itu juga menunjukkan bahwa konservatisme itu bergabung dengan kebakhilan: bagi mereka, hak-hak tertentu hanya hak kaum lelaki. Orang harus kembali seperti dulu, kata mereka. Yang tak mereka sebut, “dulu” itu adalah “dulu” dalam ingatan yang eksklusif. Ingatan pihak lain, misalnya ingatan kaum perempuan, tak boleh ikut.

Di bandingkan dengan itu semua, sebagian besar rakyat Indonesia punya tradisi anti-kebakhilan. Tradisi itu bisa ditarik ke gagasan para bapak pendiri negara ini. Bahwa negera harus di bangun atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Karenanya kebeningan hati  harus di utamakan agar adil dan beradab tercipta. Dengan demikian persatuan dapat terjelma untuk melahirkan sebuah republik degan tujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia menjadi rumah besar bagi semua. Indonesia bukanlah semata-mata milik eksklusif. UUD 45 menegaskan syah dan adilnya redistribusi sumber-sumber material dan intelektual. Dan untuk beberapa dasawarsa, Pancasila didengar, entah kini... Mengapa ? Tapi sejarah sosial dan ekonomi Indonesia tak membiarkan itu berlanjut dengan damai. Kini Pancasila yang ingin adil pada gilirannya di tuduh tak berlaku adil. Apa yang mereka inginkan  adalah membagikan dana yang ditakik, dalam bentuk pajak, dari hasil jerih payah orang. Hasil itu di bagikan kepada orang miskin, yang umumnya tak punya kerja dan sebab itu dianggap tak berjerih payah. Para pembayar pajak marah. Subsidi di hapus. Mereka mulai menentang agenda kapitalis itu. Tak mengherankan bila elite partai islam mampu merebut posisi di hati mereka. Kebakhilan bergema.

Yang paling mencolok mereka berteriak bukan saja untuk membatasi masuknya imigran dari China. Mereka juga berjuang agar orang berbahasa dan berbudaya setengah ke arab araban, sebagai “kaum” tersendiri, memisahkan diri dari islam nusantara. Tapi bukan soal bahasa dan budaya yang memicunya. Pada dasarnya yang diutarakan adalah sikap menolak Pancasila. Mereka tak mau SDA di PMA kan walau mereka sendiri tidak punya solusi konkrit bagaimana mengelola SDA tanpa uang. Dengan kata lain, persoalan yang dihadapi indonesia bukan soal bahasa dan budaya, melainkan NKRIndonsia harus di rubah jadi Negara Islam.

Tuesday, November 8, 2016

Adat dan Islam...


Bagi sebagian orang asing, Islam adalah sebagaimana di tampakkan kaum berjubah putih dan bersorban dalam pelbagai bentuk, berjanggut pula, dan jadi variasi lokal dari kaum Wahabi yang keras dan sewenang-sewenang di gurun pasir Arabia. Pandangannya tentang Islam tak ramah tapi dalam satu hal ia tak sepenuhnya salah. Kaum Wahabi yang menguasai Mekkah sejak 1806 sampai dengan 1812 mengumandangkan ajaran yang menampik tafsir apapun tentang Qur’an. Mereka dengan keras menuntut agar kaum muslimin kembali ke teks kitab suci dan Hadith, (seakan-akan sikap mereka sendiri bukan sebuah tafsir), dan di Hijaz mereka bakar kitab tafsir, mereka hancurkan kubur dan tempat ziarah, dan mereka habisi orang-orang yang tak sepaham. Tentang hal ini, ada kisah yang terjadi di Minang Kabau, dan  menjadi pelajaran berharga betapa sesuatu yang di anggap lurus tak bisa sepenuhnya tegak bila di lakukan dengan kekerasan. Tersebutlah tiga orang haji dari Minangkabau pulang dari pengembaraannya di Makkah. Mereka tak bisa lagi menerima kebudayaan Minangkabau yang matriarkat. Penampilan mereka radikal. Haji Miskin, salah seorang dari ketiga haji itu, mendirikan desa-desa yang di lingkari tembok, dengan pakaian berjubah putih dan bersorban dalam pelbagai bentuk, berjanggut pula. Ia menerapkan sejenis budaya Arab di wilayah pedalaman Sumatra Barat itu. 

Sikap radikal itu membuka jalan kekerasan. Dalam cerita yang hidup di ranah minang bagaimana Tuanku nan Renceh membunuh bibinya sendiri, hanya karena perbedaan paham. Jihad pun dimaklumkan terhadap lapisan sosial yang matriarkal, rumah-rumah gadang dibu mihanguskan dan para pemimpin adat di bunuh. Pada 1815, dengan pura-pura mengundang berunding, kaum Padri membinasakan keluarga kerajaan Pagaruyung di dekat Batusangkar.  Apa sebenarnya yang didapat? Kerusakan, tentu, tapi juga satu titik, ketika orang menyadari bahwa tiap tatanan sosial di bentuk oleh kekurangannya sendiri. Kaum Padri bisa mengatakan bahwa Islam adalah sebuah jalan lurus. Tapi jalan yang paling lurus sekali pun tetap sebuah jalan: tempat orang datang dari penjuru yang jauh dan dekat, berpapasan, tak menetap. Yang menentukan pada akhirnya bukanlah bentuk jalan itu, melainkan orang-orang yang menempuhnya, akhlak orang perorang yang menentramkan. Islam jalan lurus, tapi Minangkabau akhirnya tak seperti yang di kehendaki kaum Padri.

Orang yang cukup arif untuk menerima ketidak-sempurnaan itu adalah Tuanku Imam Bonjol. Imam Bonjol bukanlah tokoh paling agresif dalam gerakan Padri. Tapi sudah sejak awal 1800-an ia ikut membentuk sebuah bentang Padri di Alahan Panjang. Kemudian ia pindah ke Bonjol, yang jadi pusat yang kaya karena berhasil mengumpulkan hasil jarahan perang. Dari sini ia mengatur pembakaran di Koto Gadang dan peng-Islam-an masyarakat Batak di Tapanuli Selatan. Imam Bonjol ulung dalam pertempuran, juga ketika menghadapi pasukan Belanda, karena ia menguasai sumber padi dan tambang emas yang menjamin suplai yang tetap bagi pasukannya. Tapi ia bukan seorang yang membabi buta dalam soal ajaran. Namun pada suatu hari ia bimbang: benarkah yang di jalankannya sesuai dengan Qur’an? Selama delapan hari ia merenung dan akhirnya ia mengirim empat utusan ke Mekkah. Pada 1832 utusan itu kembali dengan kabar: kaum Wahabi telah jatuh dan ajaran yang di bawa Haji Miskin dinyatakan tak sahih. Maka Imam Bonjol pun berubah. Ia mengundang rapat akbar para tuanku, hakim, dan penghulu. Ia mengumumkan perdamaian. Ia kembalikan semua hasil jarahan perang. Ia berjanji tak akan mengganggu kerja para kepala adat. Sebuah kompromi besar berlaku. Di tahun 1837, masyarakat Minang Kabau menerima formula yang lahir dari keputusan Imam Bonjol itu: “Adat barsandi Sarak dan Sarak barsandi Adat”. Adat harus sesuai dengan syariat, dan Syariat harus sesuai dengan Adat. Kaum adat memaklumi mereka merubah adat yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Namun ke islaman itu tidak merubah adat sehingga harus seperti penampilan kaum Arab di sana.  

Adat Minang Kabau tentang budi di restruktur ulang dengan menanamkan keindahanan Akhlak AL Quran. Maka apa yang kemudian yang jadi pegangan bagi masyarakat Minang adalah Islam yang indah dan damai. Islam mengajarkan setiap orang menghidupkan dakwah tapi tidak mencari hidup dari dakwah. Islam tidak mengajarkan orang cari hidup dari Politik tapi menghidupkan politik untuk cinta bagi semua  Islam tidak mendidik orang jadi pendendam. Islam itu penuh maaf, penuh prasangka baik dan menjauhkan diri dari keributan. Walau perdamaian itu pahit maka harus di terima karena Allah. islam itu agama Tauhid yang punya kekuatan spirituall yang bagaikan elang terbang menembus langit namun membumi bagaikan Induk ayam yang mampu mengikuti sunatullah dengan berani dan unggul dalam putaran waktu. Islam itu mengajarkan agar yang jauh mendekat dan yang dekat merapat.Karena ia mengajarkan cinta dan kasih sayang untuk mencapai keharmonian dalam perbedaan. Islam itu tidak memaksa orang untuk beriman namun mendoakan siapapun agar hidayah dan keselamatan bagi semua. Islam mengajarkan agar setiap orang menggunakan akalnya dan menghindari taklik buta. Karenanya Al Quran bukan monopoli satu golongan saja tapi ia bisa di pelajari oleh siapa saja dan di bahas  dengan bebas. Dari perbedaan itu , dengan cinta dan niat baik maka Islam akan semakin mempunyai tempat memakmurkan bumi, hidayah pun terbuka bagi siapa saja. Di Minang terjadi rekontruksi adat , begitupula daerah lain. Islam di Indonesia punya bentuk yang tak menawarkan radikalisme tapi kedamaian dan keharmonian...

Tuesday, October 18, 2016

Dua tahun Jokowi..?


Kemarin teman dari Tokyo dan Hong Kong datang ke Jakarta. Dia sempat bilang bahwa setelah sekian puluh tahun Indonesia merdeka, akhirnya rakyat Indonesia bisa mendapatkan pemimpin yang benar benar bekerja untuk rakyat. Walau kondisi ekonomi dunia tidak mendukung tekad besarnya namun setiap hari pergerakan jelas. Mengapa? Menurutnya ada tiga hal yang sulit di lakukan oleh Jokowi ketika duduk sebagai presiden. Pertama, ruang fiskal yang kecil sehingga sulit melakukan eskpansi pembangunan, khususnya pembangunan insfrastruktur. Sementara tanpa insfrastruktur hampir sulit memenangkan kompetisi global. Maklum Indonesia termasuk negara dengan tingkat ongkos logistik yang tertinggi, dan semua itu akibat dari insfrastruktur ekonomi tidak memadai. Kedua, parlemen di kuasai oleh lawan politiknya sehingga sulit baginya mendapatkan dukungan untuk melancarkan agendanya. Maklum hampir semua kebijakan nasional tanpa persetujuan DPR hampir tidak mungkin bisa jalan. Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang berorientasi konsumsi. Ini harus di rubah menjadi produksi. Tanpa reformasi anggaran dan pajak hampir tidak mungkin bisa lolos dari jebakan anggaran dan penerimaan negara yang sudah terbukti membuat Indonesia renta dengan faktor eksternal. Tapi hanya dalam dua tahun, Jokowi berhasil mengatasi ketiga kendala sekaligus. Dan sekarang dia terus bergerak tanpa terbendung oleh faktor apapun untuk melancarkan agendannya. Hebat! 
Benarkah ? Dengan perbaikan ruang fiskal melalui efisiensi APBN khususnya belanja rutin, ruang fiskal agak melebar sehingga dapat di alokasikan untuk pembangunan insfrastruktur. Di samping reformasi anggaran , pajakpun di reformasi terus agar semakin luas potensi pajak masuk ke kas negara, yang berikutnya berhasil menggolkan UU Tax Amnesty. Dalam hal infrastruktur ekonomi, Jokowi berhasil meningkatkan anggaran. Pada 2015, alokasi anggaran infrastruktur mencapai Rp290 triliun atau melonjak 63 persen di bandingkan di tahun 2014 yang merupakan penghujung pemerintahan SBY. Tahun 2016 anggaran infrastruktur melonjak menjadi Rp.314 triliun dengan rasio 3,3% dari PDB. Walau awal awal kekuasaanya realisasi anggaran melambat karena adanya perubahan nomenklatur kementrian. Namun selanjutnya pembangun di percepat. Realisasi proyek terjadi di mana mana. Yang mankrak di selesaikan. Yang  sudah di rencanakan era SBY di eksekusi. Makanya jangan kaget BUMN di bidang kontruksi kebanjiran pekerjaan dan nilai saham mereka di bursa semakin anyar. Walau keadaan ekonomi melesu , namun likuiditas nasional meningkat akibat adanya dana repatriasi dari adanya Tax Amnesty. Ini bisa jadi fuel bagi pertumbuhan sektor real di masa mendatang.
Kalau tadinya DPR di kuasai oleh KMP namun berlalunya waktu, dengan kesabaran , kecerdasaan berselancar dalam perbedaan, konsisten dengan agendanya, Jokowi berhasil menarik lawan politiknya berada di barisannya. Kini diatas 50% suara DPR ada di barisannya. Sehingga tidak sulit bagi Jokowi untuk melancarkan agendanya. UU Tax Amnesty yang sempat tertunda di DPR, akhirnya di syahkan. Revisi UU Minerba dan lain lain bisa di lakukan sesuai agendanya, yang pro rakyat dan pro pertumbuhan. Reformasi Migas dan Pendidikan yang merupakan hal yang sangat vital dapat segera di laksanakan. Karena keduanya merupakan agenda nasional Jokowi untuk mengamankan penerimaan negara di bidang SDA yang selama ini di kuasai oleh oligarki dan memastikan program pendidikan nasioanl sesuai dengan agenda revolusi mentalnya. Agar di masa depan Indonesia punya kemandirian , bukan hanya platform penguasaan SDA yang adil tapi juga SDM indonesia di design atas dasar kemandirian. Ini akan terus berproses. 
Dengan suksesnya Jokowi mengatasi dua hal tersebut, maka agenda reformasi APBN yang merukan kebijakan nasional dapat terus di laksanakan. Dari reformasi APBN ini memaksa pengguna anggaran harus professional. TIdak ada lagi pos anggaran hanya menumpuk di bank karena realisasi rendah dengan banyak alasan. Beberapa PEMDA yang menempatkan dana di Bank karena belum tersalurkan, di tarik ke pusat. Alokasi dana pendidikan yang belum sesuai dengan peruntukan dan standar kepatuhan, di tunda penggunaannya. Melalui pendekatan tarif komoditas utama seperti CPO , Mineral dan lainnya di kenakan pajak ekspor agar pengusaha terpacu untuk membangun industri pengolahan dan downstream. Pada waktu bersamaan pajak impor di tingkatkan agar Curent account tidak terlalu besar defisit. Teman saya orang Jepang sempat nyeletuk soal ini, bahwa inilah yang sesungguhnya revolusi mental. Merubah mindset elite politik yang hidup di comfort zone untuk mau berubah demi rakyat dengan cara memaksa siapapun harus mau kerja keras dan smart serta efisien. Makanya benturan satu sama lain terus terjadi, ketika parlemen di kuasai, ektra parlemen muncul semakin intens merongrong ke wibawaan dan kebijakannya. Itu di hadapi dengan tenang. 
Jokowi tidak akan bisa di hentikan kecuali dia terbukti melakukan korupsi. Soal ini Jokowi sangat keras terhadap dirinya, bahkan kepada keluarganya sendiri , dia menjauhkan mereka dari kekuasaannya. Kadang demi prinsipnya, ia berani berseberangan dengan elite partai pendukungnya. Tapi justru keteguhan hatinya jauh dari korupsi itulah membuat dia di lindungi Tuhan dalam melancarkan agendanya, walau karena itu tidak sepi dari serangan lawan politiknya. Karena Tuhan bersamanya, yang jauh mendekat, yang dekat merapat, tantangan menjadi peluang dan kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik di mudahkan Tuhan. 

Thursday, October 6, 2016

Indonesia unggul.


Kemarin, dua hari lalu ketika di Beijing. Saya bertemu dengan teman saya. Dia tertarik untuk ikut tender pengambil alihan Pembangkit listri geothermal yang merupakan portfolio milik Cevron. Yang saya tahu ada dua konglomerat China yang sudah masuk list peserta tender. Dalam list itu masuk juga nama Pertamina, PLN dan Medco. Teman saya bertanya sejauh mana kemungkinan bisa menang. Saya hanya angkat bahu. Karena portfolio ini yang paling menguntungkan bagi CEVRON. IRR yang tinggi diatas rata rata. Belum lagi fuel yang di hasilkan oleh panas bumi yang ada di Indonesia dan Philipina sangat besar. Tentu akan banyak trilion dollar pemain yang mau ambil bagian. Namun tidak nampak TNC dari Amerika dan Eropa. Kemana mereka ? Ini bukannya mereka tidak tertarik tapi karena financial resource sudah mengering. Bank yang ada di Eropa dan AS termasuk papan atas sibuk mengatasi bleeding akibat dana menumpuk namun sulit di salurkan akibat aturan ketat OJK agar mereka lebih mengutamakan kesehatan NPL daripada melakukan ekspansi kredit. Dan lagi CEVRON melepas asset terbaiknya untuk menyelesaikan NPL nya di bank dan membayar uang pesangon untuk PHK massal demi merampingkan perusahaan.
Saya tidak membahas mengenai proses pelepasan asset terbaik milik Cenvro itu. Saya ingin menyampaikan bahwa betapa krisis global sekarang yang di picu oleh jatuhnya Lehman, dan kemudian berlanjut jatuhnya secara tajam harga komoditas dunia, termasuk Minyak. Petronas mencatat penurunan laba yang significant. Sekarang mengikuti langkah  Cevron yaitu melakukan restruktur business dan rasionalisasi asset agar cost bisa di tekan untuk bertahan di tengah harga minyak yang tak cukup memberikan laba. Ini bukan saja berdampak kepada business utama minyak tapi juga downstream dan supply chain serta usaha jasa pendukungnya. Satu demi satu rontok , ada yang berusaha bertahan dengan menggalang sinergi namun tak lebih hanya menunda ke bangkrutan. Arab Saudi yang merupakan eksportir minyak terbesar dunia, sekarang mengalami defisit anggaran 16% dari GDP. Memotong secara drastis anggaran kesehatan dan pendikan sampai 35%. Membatalkan proyek kemanusiaan untuk program rumah murah sebesar USD 20 miliar. Tahun tahun kedepan Defisit akan semakin membesar. Kecuali Arab mau melakukan restruktur APBN secara significant dan reorientasi revenue dari crude oil ke Industry. Venezuela yang tadinya membanggakan kepemimpinan sosialis yang pro rakyat , harga minyak , sudah lebih dulu tumbang dengan ratapan pemuja sosialisme. 
Likuiditas mengering. Daya beli yang di picu oleh semangat menumput stok sudah tidak ada lagi karena tidak ada lagi bank yang biayai stok. Aturan bursa komoditi semakin ketat sehingga tidak mungkin instrument sintetik dapat di pakai untuk membeli dan kemudian menjual untuk profit taking. Bukan hanya bisnis yang bertumpu kepada komoditas yang tumbang, juga banyak industri yang gulung tikar. Ada juga yang bertahan dengan melakukan penurunan kapasitas produksi dengan korban PHK yang tak bisa di elakan. Semua sedang berproses kepada tahap penyesuaian ( adjustment economic ) agar tercapai titik ke seimbangnan real. Mengapa ?  Pertumbuhan economy yang di capai negara maju dalam tiga dasawarsa sebelumnya di sebabkan oleh nafsu untuk meningkatkan pendapatan di luar daya serap pasar yang sebenarnya. Bukan hal yang aneh, banyak orang punya kendaraan lebih dari 1, rumah lebih dari 1, TV lebih dari satu di rumah, Gadget lebih dari satu, dan banyak lagi konsumsi terjadi bukan karena kebutuhan tapi karena keinginan yang tak terpuaskan. Semua itu tidak di bayar dari pendapatan real tapi dari berhutang. Karena negara memberikan peluang pertumbuhan lewat konsumsi dengan kemudahan berhutang.
Dari keadaan tersebut diatas, kita termasuk bersyukur karena BUMN sebagai tulang punggung negara dalam program stimulus ekonomi cepat di antisipasi dari proses kebangkrutan seperti halnya Cevnron, Petronas, dan banyak lainnya. Karena  pemerintah sejak 2015, 2016 cepat melakukan restruktur permodalan melaui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan cepat pula melakukan restruktur APBN dari konsumsi ke produksi. Sampai kini proses restruktur APBN terus berlangsung termasuk perluasan penerimaan pajak lewat program Tax Amnesty. Apa hasilnya? Pertamina mencatat laba signifiacant di bandingkan sebelumnya, bahkan dengan percaya diri untuk ambil alah porfolio milik Cevron, PLN juga mencatat laba dengan efisiensi hebat sehingga punya kemandirian untuk ambil alih pembangkit listrik swasta yang lesu darah, dan melakukan ekspansi membangun  25,000 MW untuk program 32,000 MW. Di tengah negara negara kesulitan likuiditas dengan cadangan devisa drop, devisa kita tetap bertahan ,  bahkan berpotensi meningkat akibat capital inflow dari adanya progra Tax Amnesty. Teman di Beijing bilang, Indonesia bisa bertahan bahkan berpotensi memenangkan persaingan global karena struktur biaya coporate memang rendah dan kapasitas nasional corporate juga rendah. Jadi gejolak pasar uang dan komoditi sebagai hantu menakutkan bagi corporate dan negara yang rakus tidak terjadi bagi Indonesia…

Tuesday, September 6, 2016

G 20 di Hangzhou, China.

Hangzhou merupakan ibukota terbesar di provinsi Zhejiang di pesisir timur RRT. Terletak di kepala Teluk Hangzhou di pantai China antara Shanghai dan Ningbo. Sebelum liberalisasi ekonomi CHINA, Zhejiang adalah contoh kemampuan pemerintah local melawan system komunis. Namun perlawanan ini tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah pusat karena letak daerah ini yang jauh dari pusat. Daerah ini sangat sedikit sekali mendapatkan anggaran dari Pusat dan hampir tidak mungkin untuk menciptakan pertumbuhan . Namun rakyat yang ada di Zhejiang bangkit dengan kemampuan kemandirian.Pembangunan dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan pendanaan dari budaya arisan. Kebiasaan masyarakat china yang suka berkelompok berdasarkan pertemanan serta hobi hidup hemat dan gemar menabung telah menjadikan system arisan ini mampu sebagai amunisi menuju kemakmuran. Ketika system arisan ini menunjukan keberhasilan maka disinilah yang patut kita contoh dimana mereka mampu berbuat jenius tanpa dukungan penasehat keuangan Wall street dan pengacara di London.

Larangan mendapatkan dana dari system perbankan telah mendorong terbentuknya system perusahaan keluarga kolektive ( koperasi ). Kemudian dengan melobi perusahaan Negara untuk menjadikan mereka sebagai anak angkat. Melalui perjanjian dengan manajemen perusahaan Negara tersebut , koperasi itu akan membungkus dirinya dengan nama, dokumen dokumen dan nomor rekening di bank dimana perusahaan Negara itu sebagai nasabah utama, Tentu terjadinya kolaborasi tersamar ini karena didukung adanya jaminan dari system arisan yang mampu memperkuan likuiditas bank. Langkah ini tidak hanya membuat usaha mereka halal menerima kredit bank, tetapi juga membebaskannya dari keharusan membayar pajak. Sementara para petanipun melalui system pertanian kolektive yang ditetapkan pemerintah berhasil mengelabui pemerintah dengan cara yang sama.Tentu cara ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan tidak langsung dari penguasa partai local dan intelektuak kaum muda yang tersadarkan oleh ambisi rakyat untuk mandiri. Namun melawan secara langsung kekuatan pusat adalah tidak mungkin. Maka tidak aneh bila banyak pemimpin usaha kolektiv tersebut ( koperasi ) itu dimotori oleh pejabat partai local yang gigih memberikan pendidikan untuk menimbulkan semangat kemandirian. Disamping itu para pemuda lulusan universitas Zhejiang secara diam diam melalui program kebudayaan pergi kepenjuru china untuk memasarkan produk dan juga melobi pedagang Hong Kong untuk menjadi perantara mereka masuk kepasar international.

Keberhasilan Zhejiang telah menyadarkan Pemerintah Pusat . Deng menjadikan ini sebagai momentum yang tepat melakukan reformasi ekonomi. Zhejiang pun dijadikan model pembangunan bagi seluruh provinsi. Partai Komunis mulai bersedia memperbaiki kesalahan idiologi radikal pada masa lalu, termasuk kesalahan Mao dan kelompok Empat Maois, perubahan ini menandakan era kepemimpian yang lebih praktis.Dibawah komando Deng , reformasi ekonomi dipantau dari dekat oleh Partai Komunis dan pemberatasan korupsipun dilakukan dengan cara praktis dan sistematis sebagai bagian tak terpisahkan dalam system pengawasan era reformasi. Hasilnya, hampir 40 ribu industri milik Negara yang tidak efisien telah ditutup. Sejak tahun 1996 sampai dengan 2001 sebanyak 53 juta orang yang bekerja di sector pemerintahan diberhentikan. Jumlah ini sama saja dengan seperempat penduduk Indonesia. Kini provinsi Zhejiang telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi dengan melahap sebagian besar lahan pertanian menjadi pusat industri dari segala jenis produk. Di provinsi Zhejiang , 90 persen usaha dan penyediaan infrastructure ( tenaga listrik, jalan toll dll) adalah dikelola oleh masyarakat/swasta. Suatu persentase yang tertinggi dibanding provinsi lainnya. Perjalanan dari bandara kepusat kota , terlihat jelas iklan berbagai produk seperti kamera digital, telephone genggam dan berbagai alat permesinan. Semua itu adalah produk local yang dibanjiri oleh pedagang besar dari eropa dan amerika untuk berbelanja.

Yang pasti masyarakat Zhejiang dan begitupula dihampir semua provinsi di china telah menjadi momok yang menakutkan bagi pencinta paham kapitalis tentang teori penguasaan modal ,yang ternyata telah dijungkir balikan oleh kekuatan system komunitas yang bergerak bagaikan roket dan hampir tidak bisa ditemukan dalam teori ekonomi kepitalis (yang menempatkan kekuatan konglomerasi sebagai pendorong pertumbuhan).Salah satu pejabat china berkata pada saya bahwa “ pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat dan pencapaian kemakmuran disemua kota dan desa adalah sangat mengejutkan kami. Tak pernah terbayangkan sebelumnya. Ini bukanlah hasil kerja dari pemerintah pusat, Semuanya datang dari antusias masyarakat yang sadar untuk memperjuangkan kehormatan keluarga dan negaranya, berdasarkan cara cara yang kami yakini dan bukan meniru cara Amerika , eropa atau Negara lainnya.” Dari teman saya yang pernah bekerja di Credit Suisse dan sekarang memimpin satu perusahaan securitas mengatakan bahwa “ Munculnya perlawanan system di provinsi Zhejiang sebetulnya karena tekanan kemiskinan dan rendahnya dukungan anggaran dari Pemerintah. Apa yang mereka lakukan adalah revolusi system tanpa melalui revolusi phisik dengan cara menggerakan semangat kebersamaan untuk melawan ketidak adilan dbibidang ekonomi dan politik. Keliatannya, Xijinping memilh kota Hangzhou sebagai tempat pertemuan G20 sekarang, sebagai satire kepada negara maju lainnya untuk jangan rapat kalau hanya ngeluh soal krisis global tapi buat tindakan konkrit, realistis, dan solusi nya hanya ada pada kemandirian rakyat. Itu aja

***
Saya dapat email dari sahabat saya di China. Dia seorang analis investasi. Untuk apa G20 di adakan. Ini hanya buang buang waktu. Dari sejak krisis global 2008, sepertinya anggota G20 tidak punya persepsi yang sama untuk mengatasi dampak dari crisis global. Saat sekarang Negara anggota yang masih menikmati pertumbuhan ekonomi adalah China dan Indonesia. Selebihnya masih belum mampu keluar dari jebakan structural akibat pasar yang menyusut dan kelebihan produksi. Benar benar masa depan yang suram. Saya hanya tersenyum baca email tersebut. Karena persoalan mendasar dari kekacauan Ekonomi dunia saat ini adalah di picu oleh konsep utopia Globalisasi investasi sehingga dunia usaha tidak lagi melihat bangsa dan idiologi dimana dia harus mengembangkan usahanya. Ukurannya adalah kemudahan mendapatkan akses barang modal, bahan baku , tenaga kerja dan uang. Itu semua berkaitan dengan sumber daya bisnis yang bisa menjamin pertumbuhan usaha dengan mencetak laba. Sampai dengan tahun 2015 total invetasi asing di China mencapai USD 3,8 Triliun. China memang piawai memanfaatkan Globalisasi , dimana asing di manjakan melakukan investasi dengan jaminan segala kemudahan namun uang sendiri di kerangkeng agar hanya berputar di China untuk terus memberikan dampak berganda kepada rakyat. Inilah yang membuat China bisa melakukan lompatan jauh kedepan meninggalkan Negara maju lainnya.

Kota Hangzhou, China tempat pertemuan G20
Awal reformasi Deng di canangkan sampai dengan tahun 2005, pertumbuhan Invetasi asing di china setiap tahunnya diatas 34 %. Terjadi fenomena invetasi dunia. Ratusan perusahaan yang terdaftar di China berhasll menarik dana ratusan miliar dollar dari pasar modal  di luar negeri. Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal China menganut idiologi komunis yang anti demokrasi ? kata kuncinya adalah kecerdasan pemerintah menyediakan subsidi terselubung melalui tersedianya industry hulu yang menghasilkan produk murah, seperti industry baja, Industri kimia dasar, Industri pengolahan hasil tambang, Industri dasar lainnya sehingga invetasi asing untuk industry hilir mengalir deras memanfaatkan produk hulu yang murah ini. Di samping itu Pemerintah china juga memberikan subsidi terselubung berupa logistic system yang luas dan murah. China merakayasa agar mata uangnya melemah sehingga produknya semakin kompetitiv di pasar international. China juga memberikan subsidi Bunga dan biaya riset bagi pengembangan UKM agar menjadi supply chain  bagi industry yang terus tumbuh di seluruh China. Dari dukungan UKM ini saja, dalam 20 tahun China berhasil melahirkan 90 juta wirausaha baru dengan daya serap angkatan kerja mencapai 900 juta orang atau lebih dari separuh angkatan kerja nasional. Orang terkaya dunia memang tidak di pegang China tapi jumlah populasi orang kaya dan kelompok menengah ada di China.

Untuk memperkuat akses dalam negeri terhadap modal asing, sampai dengan akhir tahun 2005 ada total 71 bank Asing dari 20 negara maju membuka cabang di China, termasuk Bank Mandiri yang berdiri di Shanghai. Sementara bank BUMN China berusaha membuka cabang di luar negeri dan berperan sebagai gateway untuk mengalirnya dana asing masuk ke China. Semua cara di lakukan China agar arus investasi asing masuk ke china. Apakah ini melahirkan kemakmuran? Itu relative. Namun setidaknya hampir 1 miliar orang China yang tadinya hidup bergantung dari hasil pertanian dan buruh dengan penghasilan USD 2 perhari, kini penghasilan telah melonjak berpuluh kali lipat. China memang nampak hebat dengan menempatkan dirinya sebagai kekuatan ekonomi kedua dunia. Semua itu tidak didapat dari gratis. Tak terbilang derita rakyat akibat  proyek besar membangun insfrastruktur harus menggusur tempat tinggal mereka , dan menempatkan mereka sebagai buruh dengan penghasilan 10 % dari upah pekerja yang ada di Eropa dan Amerika. Tak terbilang aktifis kemanusiaan yang di bunuh sehingga tidak ada lagi orang yang berani berbeda pendapat dengan rezim komunis China. Berpuluh tahun pembangunan tiada henti terjadi di semua wilayah , yang di pandang bisu orang ratusan juta rakyat.

Setidanya kemajuan China Selama ini menimbulkan budaya baru di Eropa dan AS, orang malas produksi karena mereka bisa mendapatkan barang murah dari China. Akibatnya banyak Industri menengah yang gulung tikar da ada juga yang hengkang ke China agar bisa lebih efisien dari segi upah buruh dan supply chain. Akibat index Manufacture yang melorot, Negara maju menjadikan konsumsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi sebagian besar konsumsi itu tidak didapat dari kemampuan financial real tapi melalui berhutang. Generasi muda dari kaum terpelajar di kota kota besar adalah generasi bokek. Mereka hidup dalam kebebasan berkonsumsi untuk memenuhi imajinasi orang sukses ,namun semua di dapat dari berhutang. Sehingga memanggal lebih dari separuh gajinya. Mereka kehilanga keatifitas untuk menjadi pionir  karena biaya hidup yang sudah terlanjur mahal dan cicilan hutang yang membuat stress. Di satu sisi, pemerintah tidak menyadari peradaban modern yang di simbolkan dengan subway, mall raksasa, gedung pencakar langit, kampus yang sesak dengan biaya selangit, menggiring orang semakin tergantung kepada pemerintah. Para petualang politik mulai melirik sosialis untuk membujuk orang malas yang kaya mimpi untuk menjadi pemilih, dan tentu pada akhirnya di bodohi.

Kegagala zona Eropa menstabilkan Ekonomi dan AS yang stuck, Jepang masuk krisis spirald, semua  menyalahkan China sebagai biang kerok semua kekacauan ekonimi global. Seorang eksekutif muda yang saya temui pada waktu seminar di Beijing, berkata kepada saya bahwa semangat Globalisasi yang di canangkan Barat dan AS dulu mendesak China masuk secara purna, dengan tujuan menciptakan peradaban dunia baru ( New world orde era ) , ternyata justru membuat dunia masuk dalam era gelap. Pertemuan G20 yang di adakan di China mengkonfirmasi bahwa keadaan ekonomi semakin memburuk dengan tidak ada perbaikannya harga komoditas ekspor.  China lebih dua kade berkorban dengan konsep new world orde era itu dan sampai kini belum menikmai kemakmuran yang di janjikan itu. Sementara dunia mulai menyalahkan China. Solusi nya adalah china tidak seharusnya merakayasa melemahkan mata uangnya. Meminta China membuka pasarnya lebih luas agar keseimbangan perdagangan dunia terjadi. Memaksa China memberikan kebebasan capital flow. Lebih peduli kepada konsep dampak buruk rumah kaca dan lingkungan hidup. Lebih menjamin demokrasi dan hak azazi manusia.

Saya tidak tahu di mana kami salah?  Demikain kata teman di Hong kong. Tidak ada pemerintah di dunia yang sempurna. Tidak ada tesis yang paling tepat untuk setiap Negara. Yang ada hanyalah soal pilihan. Dulu ketika Eropa dan Amerika sukses dalam ekonomi dan menikmati kemakmuran dari pertumbuhan ekonominya, kita di Asia dalam keadaan terpuruk. Kita tidak menyalahkan siapapun. Kita terus berbuat dan berkerja dengan pilihan kita. Ketika kita di ASIA mulai merasakan sedikit kemakmuran, Amerikadan Eropa terpuruk dan  mereka menyalahkan ASIA, khususnya China. Saya rasa ini bukan masalah system ekonomi tapi karena rusaknya budaya kreatifitas dan kemauan berbagi atas dasar gotong royong. Sifat rakus dan individualisme Itulah penyebabnya dan dunia kini mendulang prahara karena budaya tersebut. G 20 seharusnya membuat komunike tentang perlunya perbaikan akhlak dalam membuat kebijakan ekonomi dan social. Geopolitik dan Geostrategis seharusnya melahirkan perdamaian bagi semua orang, di belahan dunia manapun. Mungkinkah.?.


Friday, September 2, 2016

Venezuela seharusnya belajar dari Jokowi..


My dear, saya berharap kamu baik baik saja. Saya merindukan kebersamaan kita beberapa tahun lalu. Ingatkah kamu ketika kita habiskan malam di Caracas, Las Mercedes. Kota yang tak pernah tidur. Kita pergi ke restoran,  nonton film , pergi ke Bar dan berakhir ke night club. Mentertawakan pria China yang gagal menggoda wanita latin berbokong besar. Sepertinya sosialisme tidak applicable dalam hubungan asmara, ya kan. Kini kehidupan malam di Caracas telah berubah banyak. Kamu tidak akan menemukan keceriaan di semua tempat di Caracas. Pada malam hari, rasa takut merasuk. Setelah jam 8 malam, jalan-jalan sepi, seakan berlaku jam malam. Dan itu untuk alasan yang baik: Ada 3.946 kasus pembunuhan yang tercatat pada tahun 2015, mewakili tingkat 119,87 kematian per 100.000 penduduk. Caracas menjadi kota dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Wajah malam kelam karena listrik di jatah hidupnya. Wajah murung di ujung malam dalam antrian di depan apotik mengharapkan jatah obat yang terbatas, dan di depan swalayan yang malas melayani karena stok tidak tersedia cukup. Harga melambung sampai 7 kali lipat. Kehidupan sehari hari penuh curiga dan awas. Caracas tidak lagi menawarkan kesenangan dengan banyak pilihan. Semua karena pemerintah salah urus perekonomian.

Kamu ingat kan La Quinta Bar tempat kita menghabiskan malam dengan live music salsa, kini hanya buka tiga hari dalam seminggu. Pengunjung sepi kecuali orang China yang masih suka datang karena merindukan wanita berbokong besar. Kami merindukan semua yang hilang itu. Kemana janji kemakmuran sosialis?. Kemana janji Negara menguasai semua dan di distribusikan kepada rakyat?. Penguasa sosialis memanjakan rakyat dengan subsidi , menaikan gaji berlipat kepada pegawai. Rakyat terlena akan program kemakmuran palsu  ini. Mungkin tadinya kami tidak pernah berpikir akan jadi begini. Tapi sebetulnya sudah dapat di tebak karena mana mungkin kita mempercayakan kemakmuran dengan penguasaan sumber daya di tangan pemerintah. Saya ingat dulu kamu bilang bahwa kemakmuran itu harus datang dari upaya kemandirian rakyat. Pemerintah tidak boleh mengintervensi pasar hanya untuk mengendalikan harga. Sekali harga di kendalikan maka itu akan menimbulkan paradox, sehingga orang malas berkompetisi. Sekali semangat kompetisi menurun maka kreatifitas hilang dan kekuatan bangsa melemah. Benarlah adanya. Ingat dulu ketika  Hugo Chavez terpilih kembali pada tahun 2006, ia mengambil alih sektor peternakan, supermarket, bank, telekomunikasi, perusahaan listrik, perusahaan minyak dan layanan dan perusahaan manufaktur yang memproduksi botol, baja, semen, kopi, yoghurt, deterjen dan bahkan kaca. Produktivitas menurun tajam di semua sector.

Benar katamu my dear. Venezuela mendapatkan berkah kemelimpahan MIGAS dengan cadangan terbesar di dunia. Ini berkah tapi juga kutukan. Kami hidup dalam euphoria sosialisme. Semua serba mudah mengurus Negara karena Migas selalu ada untuk memanjakan rakyat. Tapi kemanjaan demi kemanjaan yang datang dari migas ini membuat kami menjadi lemah secara budaya dan ekonomi, dan sosialisme memberian ruang elite mengambil banyak dan memberi sedikit kepada rakyat. Kami terlena akan semua kepalsuan dari jargon bahwa tidak perlu bayar pajak, dan orang boleh kerja apa adanya dengan UMR perbulan sama dengan 3 bulan UMR Indonesia. Apa hasilnya kini? Ketika harga minyak jatuh yang tidak dapat lagi menutupi ongkos produksi, kami kelaparan di dalam lumbung padi. Negara yang telah menasionalisasi PMA tidak mampu lagi mencetak laba untuk mengongkosi rakyat yang tak pernah mandiri, dan hutang yang di gali untuk mempercepat kemakmuran tapi nyatanya menjebak kami gagal bayar. Kepercayaan keuangan international runtuh. Kami mulai kembali hidup keabad terbelakang dalam mengurus ekonomi : mencetak uang dan menjual cadangan emas. Apa yang terjadi? Nilai uang terjun bebas hingga 98%. Inflasi meningkat 700% dan masa  depan tidak ada harapan lagi.. Setidaknya ada satu hikmah betapa buruknya bergantung pada impor. Memang untuk mencapai tujuan sosial, lebih baik menggunakan pasar daripada menekannya. Maka, mematok harga komoditas pangan, bukan jalan keluar. Lebih penting mengelola harga pasar agar mendorong produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat. 

Kini dalam kesendirian di apartment kecil , dengan penerangan listrik yang dijatah. Aku merindukan kebersamaan dulu pernah kita alami. Oh ya aku ingat ketika suatu pagi kita berjalan ke pasar di kota kecil di China.  Aku melihat seorang ibu bersama bayinya di punggung mendorong kereta dagangannya di tengah cuaca winter. Wanita itu nampak lelah namun wajahnya ada harapan. Kamu bilang “ Wanita itu hidup dalam semangat sosialisme yang di koreksi dengan menggunakan budaya China , semangat kemandirian dan Negara menjaga passion itu lewat kebijakan pasar yang terbuka. Kompetisi terbangun dan Negara menjami keadilan dalam berkompetisi ". Sosialis komunis China belajar dari kegagalan revolusi kebudayaan, di mana semua orang di jamin dengan Negara menguasai sumber daya. Apa hasilnya?  puluhan juta orang mati kelaparan di lahan pertanian dan tambang. Pelajaran itu sangat mahal.  Tapi di china para elitenya dapat berdamai ketika harus berubah dengan mengkoreksi komunisme. Tapi My dear,  di sini ketika krisis terjadi, mereka bukannya bersatu mencari solusi malah para oposisi sibuk mencari kambing hitam dan memprovokasi terjadinya kakacauan. Penjarahan toko terjadi dengan wajah garang. Kemarahan tidak seharusnya terjadi karena kami cinta damai. Agama kami mengajarkan itu.

Rakyat bodoh karena mereka malas. Sangat mudah di provokasi dengan janji para oportunis politik,  namun tidak menawarkan sesuatu yang baru. Mereka hanya mengulang retorika sosialisme yang akan menjamin kemakmuran dengan sumber daya alam tanpa harus bayar pajak. Semua akan mudah dan setiap malam tetap bisa pesta dansa dansi di iringi  live music. Sayang sekali, banyak orang tidak menyadari bahwa pesta itu sudah usai! Kedepan, tidak akan ada kemakmuran karena MIGAS. Kami seharusnya seperti apa yang di canangkan oleh presiden kamu, berubah. Akankah ada pemimpin yang  berani bersikap seperti presiden kamu yang tidak takut kehilang citra karena memenggal anggaran dan subsidi serta mendorong terjadinya proses kemandirian lewat kebijakan yang revolusioner di bidang anggaran dan perpajakan? Yang di butuhkan Venezuela adalah keberanian elite pempimpin untuk berkata jujur kepada rakyat bahwa kemakmuran itu hanya mungkin terjadi bila rakyat mampu mandiri dengan political will pemerintah memberikan peluang dan kebebasan berkompetisi bagi semua orang, yang mau kerja keras…

Caracas
Amy


   

Bukan sistem yang salah tapi moral.

  Kita pertama kali mengadakan Pemilu tahun 1955. Kalaulah pemilu itu ongkosnya mahal. Mana pula kita negara baru berdiri bisa mengadakan pe...