Wednesday, August 25, 2010

Islam, di Indonesia

Dalam buku Asia and western dominion , yang ditulis oleh KM Panikkar, disebutkan pidato dari seorang Panglima perang Purtugis ( 1511), Alfonso D ‘Albuquerque bahwa selagi pengaruh ajaran Muhammad dapat kita kikis di Malaka maka kita akan kuasai tanah Malaka ini. “ Ketika itu terjadi peperangan tak ada henti antara penjajah dengan Kerajaan Islam. Jadi perjuangan Indonesia bukanlah diawali pada tahun 1928 sumpah pemuda atau Budiotomo tahun 1908. tapi jauh sebelum itu para mujahid Islam tampil digaris depan melawan penjajah. Tercatat Sultan Ageng Tirtaya. Sultan Iskandar Muda, Sultan Agung, yang mencoba merebut Batavia. Sultan Hasanuddin dari Makasar, Raja Haji yang berasal dari bugis menjadi Raja Muda di Riau. Dan banyak lagi.

Tiga bulan setelah kemerdekaan RI, Surabaya mencekam. Pasukan sekutu berkekuatan penuh dengan dukungan militer terlatih dalam perang dunia kedua, telah mengeluarkan ancaman akan membumi hanguskan Surabaya. Secara meiliter ,menghadapi kekuatan ini adalah kekonyolan. Dalam keraguan dan dibawah ancaman itulah para Ulama mengeluarkan deklarasi Jihad dibulan oktober 1945 untuk menghadapi tentara sekutu. Merdeka atau mati. Alhuakbar menggema diseantero Surabaya melalui corong radio. Bong Tomo membakar semangat jihad pemuda Surabaya. Akhirnya perang tidak terelakan dan Surabaya menjadi lautan api. Darah menganak sungai dengan jumlah suhada tak terbilang. Peristiwa heroic ini diperingati sebagai hari Pahlawan Nasional.

Dua bulan kemudian setelah peristiwa berdarah di Surabaya , 15 desember 1945 , Dibawah pimpinan Kiyai , para santri tampi gagah berani menjemput sahid dalam pertempuran paling mengerikan di Ambarawa. Dalam perang itu pasukan sekutu dibawah pimpinan Mayjen Hawthron, Panglima Divisi India ke-23, pontang-panting dan terpaksa menarik mundur pasukannya kesemarang. Perisiwa heroic ini diperingati sebagai hari Infanteri. Perang Ambarawa juga akhinrya memunculkan tokoh tokoh perwira militer religius seperti Sudirman ( yang tadinya sebagai komandan Pasukan Hisbullah, guru sekolah Muhammadiyah ). Sejumlah tokoh juga naik namanya berkat Ambarawa yakni Ahmad Yani, Pranoto, dan Soeryosoempeno.

Kisah diatas adalah fakta sejarah bahwa perang mengusir penjajah adalah perang jihad. Jihad fisabilillah.Memasuki abad 19 , musuh Islam tidak lagi ngotot dengan kekuatan senjata tapi mereka masuk dalam budaya sekular yang akan merusak aqidah Islam.. Seperti ungkapan Gladstone pada abad 19 yang berteriak dihadapan parlemen Ingreris sambil memegang Al Quran “ Selagi kitab ini masih saja dibaca oleh umat islam, selama itupula mereka akan terus melawan. Makanya beri mereka kemerdekaan tapi jauhkan mereka dari ajaran islam untuk mengatur negara dan bangsa . Dengan demikian kita akan menguasai mereka dengan membeli jiwa mereka lewat kemerdekaan. “ Keadaan ini dibaca cermat oleh pejuang Melayu seperti Agus Salim, M Yamin, Sjahrir ketika mempersiapkan kemerdekaan. Piagam Jakarta adalah bentuk keyakinan bahwa kemerdekaan adalah tegaknya syariah islam dalam kehidupan politik, social. Tapi kekuatan asing begitu hebat hingga akhirnya piagam Jakarta masuk tong sampah.

Beberapa negara yang dengan gigih menjadikan Islam sebagai dasar negara berhadapan dengan kekuatan militer Barat. Michele Steinberg pernah mengatakan pada tanggal 28/10/2001: "But Iraq is just another stepping stone to turning the anti-terrorist 'war' into a full-blown 'clash of civilizations', where the Islamic religion would become the enemy image in a New Cold War". Setelah itu , terbukti Amerika menyerang Afganistan, Irak. Alasannya memerangi terorisme , sengaja diciptakan untuk membentuk opini publik melalui peristiwa penuh rekayasa seperti peristiwa WTC di New York. Dengan menempatkan jaringan Al Qaida sebagai pelaku. Yang diusung adalah export paham demokrasi melalui misi anti teror. Sementara bagi negara yang mau menerima konsep sekular , maka tidak akan ada serangan senjata tapi serangan pemikiran secular, budaya brengsek mengalir deras lewat TV, Internet , Gaya hidup dll yang tujuannya semakin membuat aqidah islam hancur dan syariah islam dijauhi.

Hari kini kita melihat kedepan. Disebuah negeri dimana kita berpijak. Kita menatap kesebelah rumah kita , ada Malaysia dengan dasar negara Islam yang makmur dan sejahtera. Ditempat lain ada Iran yang mampu mandiri disela bidang tanpa hutang luar negeri. Allah memperlihatkan kepada bangsa Indonesia yang merupakan populasi Islam terbesar di dunia bagaimana peradaban dibangun dengan tegaknya aqidah Islam dan syariah Islam. Kalau ada orang terus berjuang untuk tegaknya syariah Islam, kalau tak bisa membantu maka jangan dilecehkan dengan dalil ayat ala kadarnya, apalagi ikut menuduh mereka sebagai teroris. . Dukunglah dengan doa ..walau itu adalah selemah lemahnya iman. Itupun kalau kita inginkan ada perubahan kemakmuran bagi masa depan bangsa ini dibawah lindungan Allah...

Tapi kalau umat islam Indonesia mengganggap aqidah tidak perlu tegak dalam kehidupan kenegaraan maka pada saat itu islam sudah terhalau di bumi pertiwi ini… Seperti kata Kh Ahmad Dahlan di tahun 1912 “ Islam tidak akan hilang didunia ini, tetapi mungkin saja hilang dari Indonesia”. . Maka tunggulah azab Allah..

No comments:

Menyikapi keputusan MK...

  Pasar bersikap bukan soal kemenangan prabowo -gibran. Tetapi bersikap atas proses keputusan yang dibuat oleh MK. Pasar itu jelas cerdas, l...